Mr And Mrs PERFECT

Mr And Mrs PERFECT

Sebuah Pilihan

Seorang pria berwajah tampan namun terkesan dingin turun dari mobil dengan kaca mata hitam yang bertengger di atas kepalanya. Rambutnya yang klimis dan terkesan rapi langsung tertiup angin laut yang berhembus kencang sore itu.

Tidak ada ekspresi berlebih dari wajah tampan yang dia dapatkan dari sang ayah. Dingin, datar dan terkesan angkuh. Siapapun jelas tidak akan berani untuk menyapa atau bahkan mengganggu pria ini.

Pria dengan kepribadian yang penuh dengan kesempurnaan. Pria ini adalah Albidzar Zevandra Dewantara. Pria tampan berusia 30 tahun, seorang pebisnis muda yang mewarisi perusahaan Dewantara dari sang ayah yang kini sudah memilih untuk di rumah dan menyerahkan seluruh urusan bisnis dan perusahaan padanya.

Zev, panggilan pria ini. Dia memandang wilayah pantai yang masih dalam tahap pembersihan untuk dia membangun beberapa resort disana. Resort yang akan dia persembahkan untuk sang mommy sebagai hadiah ulang tahunnya nanti.

Dalam beberapa minggu ini, Zev akan sering berada di kota ini untuk menyelesaikan semua yang di perlukan, terutama wilayah lahan yang masih bermasalah.

Lombok, Nusa Tenggara Barat. Cukup jauh dari ibukota Jakarta dan pastinya akan semakin membuat dia sibuk dengan jarak tempuh ini. Tapi itu bukan masalah untuk Zev. Demi untuk membahagiakan mommy nya, apapun akan dia lakukan.

"Zev, sepertinya ini akan sedikit rumit." Suara Issa membuat Zev menoleh kearahnya. Sepupu Zevandra sekaligus tangan kanannya selama mengurus tentang proyek mereka di sini.

"Apa info terbaru?" Tanya Zev. Dia mulai melangkahkan kakinya menuju sebuah bangunan kecil dimana terdapat tulisan panti asuhan di sana.

"Pihak panti sama sekali tidak ingin menjual lahan mereka. Mereka berkata jika tempat itu merupakan tanah wakaf dari pemilik sebelumnya." Jawab Issa.

"Bukankah kau sudah menemui pemilik sebelumnya?" Tanya Zev.

Issa mengangguk pelan.

"Hmm... tua bangka itu berkata jika tanah itu memang di berikan oleh kakeknya zaman dulu kala. Namun tanpa surat. Maka dari itu dia mau menjualnya pada kita." Ucap Issa sembari dia memperhatikan area di sekitar sana, yang masih ditumbuhi pepohonan bakau dan juga sedikit kotor. Sepertinya tidak ada yang melirik area ini untuk di jadikan tempat wisata, padahal cukup bagus jika dirawat.

"Terserah, yang terpenting bagaimanapun caranya aku mau tempat ini di jadikan resort." Kata Zev, tidak bisa di bantah. Dia menghentikan langkahnya dan memandang jijik pada tumpukan sampah yang menggunung di sekitar tepian pantai itu.

Apa mereka tidak tahu cara membersihkan tempat ini?

"Heh, kenapa berhenti. Ayo, kita harus membicarakan hal ini langsung pada pemilik panti," ajak Issa.

"Kau tidak lihat, disana sangat jorok." Sahut Zev terdengar ketus.

Issa menghela nafas jengah dan langsung memandang para pengawal mereka yang berbaris rapi di belakang.

"Kalian, lakukan sesuatu!" Ujar Issa pada mereka.

"Sudah aku bilang, biar aku saja yang mengurus. Kau lihat, kau hanya membuat aku susah disini." Gerutu Issa.

"Ck... ini rencanaku, aku ingin semua berjalan dengan sempurna." Sahut Zev tidak terima.

"Terserah padamu wahai tuan aneh, yang terpenting kau harus membantuku setelah ini. " Ucap Issa.

Zev hanya mendengus kesal dan langsung menoleh kearah pengawal pengawalnya yang dengan sigap menunduk dan menyemprotkan cairan anti kuman di sepatu dan celananya.

Issa menggeleng pelan memandang sepupunya ini. Setiap pergi bersama Zev, dia dan para pengawalnya memang harus menyiapkan mental. Karena Zev adalah tipe orang yang mencintai kebersihan dan tidak suka tempat yang kotor. Sejak kecil dia memang menggilai kebersihan karena Zev memang memiliki penyakit OCD atau gangguan obsesif kompulsif yang menjadi salah satu penyakit mental yang banyak dikenal orang.

Oleh sebab itu, Zev adalah orang yang sangat terorganisir dan teliti. Benar benar merepotkan semua orang.

Namun Issa tidak heran lagi dari mana Zev bisa mendapatkan penyakit ini, yang jelas ayah Zev juga seperti ini dulunya, bahkan lebih parah.

...

Sementara di Jakarta,

Di sebuah rumah mewah keluarga Adiputra, mereka benar benar pusing dengan kelakuan putri semata wayang mereka yang sedang menangis seperti anak kecil. Padahal usianya sudah menginjak 25 tahun saat ini, namun kelakuannya benar benar manja sekali.

"Zeze, jika kamu tidak berhenti menangis juga, daddy akan mengurung mu di villa!" Ancam Reynand, ayah Zeze.

Zevanya Adiputra, atau yang biasa di panggil Zeze itu langsung terdiam dan masih saja menyisakan isak tangis. Hidungnya memerah, namun bukan membuat dia terlihat jelek, tapi malah sebaliknya. Mewarisi gen dari orang tua yang tampan dan cantik, membuat Zeze tumbuh menjadi seorang gadis dengan perawakan yang cantik jelita bahkan nyaris sempurna di pandangan mata.

"Daddy, kenapa daddy jahat sekali? Zeze cuma ingin berlibur, dad. Zeze pusing bekerja terus." Sahut Zeze dengan wajah cemberutnya.

"Kamu itu baru bekerja lima bulan ini Zeze, kenapa sudah seperti bekerja lima tahun saja. Astaga." Reynand langsung memijat kepalanya yang terasa berat. Zeze, anak perempuannya ini selalu saja membuat dia naik darah. Tingkah Zeze yang manja, dan tidak pernah memikirkan masa depan membuat Reynand khawatir. Zeze hanya tahu bermain dan liburan ke luar negeri tanpa ingin bekerja. Bukan sayang uang, tapi Reynand ingin putrinya ini bisa mandiri dan sedikit berfikir kedepan. Selama ini dia selalu fokus pada putra nya saja, dan sekarang ternyata anak perempuannya yang selalu membuat ulah.

"Kamu mau berlibur kemana lagi, nak? Kasihan kakak bekerja sendiri di perusahaan." Ucap Nara, ibu Zeze. Wanita paruh baya yang masih terlihat cantik dan elegan itu duduk di samping Zeze dan memandangi putrinya dengan helaan nafas yang cukup panjang.

"Cuma ke Lombok, mommy. Dekat kok. Lagian Zeze cuma cuti aja. Nantikan Zeze kerja lagi. Masak iya seumur hidup harus bekerja terus. Capek dong." Sahut Zeze.

"Jika kamu tidak ingin lagi bekerja, lebih baik kamu menikah." Ujar Reynand yang sudah mulai lelah.

"No, daddy. Zeze masih muda, dan Zeze belum ingin menikah. Lagipula belum ada yang bisa membuat Zeze jatuh cinta." Kata Zeze dengan kesal.

"Tidak perlu cinta, jika kamu masih tidak bisa mengikuti perkataan daddy, maka daddy akan meminta Shaka untuk menikahi mu." Tegas Reynand.

Zeze langsung melebarkan matanya mendengar itu. Shaka, lelaki menyebalkan itu? Oh tidak.

"Mommy..." Zeze langsung merengek pada mommy nya.

"Maka itu turuti perintah daddy nak. Jangan lagi asik bermain." Ujar Nara

Zeze berdecak kesal, dia tertunduk menahan tangis. Namun tiba tiba suara seseorang membuat mereka semua menoleh ke arah pintu.

"Zeze... pasti kamu buat masalah lagi." Ucap Arya, uncle Zeze.

"Uncle... help me." Rengek Zeze yang langsung berlari dan memeluk Arya dengan manja. Membuat mata Reynand langsung mendelik tajam melihat itu.

"Ini semua gara gara kau yang selalu memanjakan dia. Lihat ulahnya yang hanya tahu bermain dan terus bermain." Gerutu Reynand. Wajahnya terlihat begitu kesal, apalagi sejak kecil Zeze memang lebih dekat dengan Arya dari pada dengannya.

Arya terkekeh kecil sembari mengusap pucuk kepala Zeze dengan lembut.

"Apa lagi yang kamu mau, bukannya sudah berjanji akan membantu kakakmu di perusahaan?" Tanya Arya yang membawa Zeze untuk duduk di sofa bersama kedua orang tuanya.

"Zeze cuma mau liburan sebentar. Zeze capek uncle. Cuma dua minggu doang." Rayu Zeze. mata nya memandang Arya dengan begitu mengiba membuat Arya menjadi tidak tega melihatnya.

Dia langsung menoleh pada Reynand yang wajahnya sudah sangat masam.

"Apa??? Tidak ada lagi berlibur. Kau jangan merayuku!" Sahut Reynand dengan cepat.

Nara benar benar pusing jika sudah seperti ini.

"Begini, kita buat kesepakatan saja." Tawar Arya.

"Kesepakatan apa lagi? Kau selalu saja berpihak dan membelanya. Kau lihat anak perempuan ini benar benar menjengkelkan." Gerutu Reynand.

Zeze langsung mengerucutkan bibirnya dengan kesal. Daddy nya ini memang pemarah sekali.

"Ini yang terakhir Zeze berlibur. Setelah pulang dari berlibur, dia bisa memilih. Terus bekerja, atau menikah. Bukankah Tuan Bima sudah membicarakan hal ini." Ujar Arya.

"Uncle, kenapa jadi membela daddy." Protes Zeze.

"Bukan membela sayang, tapi ini demi kebaikanmu. Tidak baik anak gadis terus berkeliaran tidak jelas." Sahut Arya.

"Benar nak, kamu anak perempuan kami satu satunya. Mommy tidak ingin sesuatu yang buruk terjadi padamu." Ucap Nara pula.

Zeze langsung menghela nafas kesal mendengar itu.

"Oke, ini yang terakhir. Tidak ada lagi waktu bermain. Kamu hanya tinggal memilih. Kamu tahu Shaka sudah menyukai mu sejak dulu." Kata Reynand.

"Bekerja atau menikah!"

Benar benar pilihan yang menjengkelkan.

Terpopuler

Comments

Dian Rahmawati

Dian Rahmawati

wah Zeze punya 2 pilihan nih hahha

2023-07-30

1

Farida Wahyuni

Farida Wahyuni

sekuel menyerah diantara cinta terabaikan dan hanya istri figuran, apakah zevandra dan zeze? wah bakaln seru nih

2023-07-29

1

Egy Erlangga

Egy Erlangga

mampir aku thorr... kyaknya seru ini .. sekali2 lah buat yg debat gak ada habisnya tapi lama2 cinta😁 gak tega klo drama terabaikan mulu🙈
tapi aku salfok sama covernya loh itu foto Chen Zheyuang&Zhao Lusi di drama hidden love🤗

2023-07-29

1

lihat semua
Episodes
1 Sebuah Pilihan
2 Drama Di Bandara
3 Masalah Panti Asuhan
4 Bertemu Anak Panti
5 Tuan Zev
6 Bertemu Tuan Zev
7 Berdebat
8 Serangan Telur
9 Tentang Hati Zev
10 Gugup
11 First Kiss
12 Demam
13 Ke Rumah Sakit
14 Zev Frustasi
15 Rencana Terselubung
16 Saling Menguntungkan
17 Senja Di Bukit Merese
18 Sikap Lembut Zev
19 Awas Jatuh Cinta
20 Wanita Asing
21 Kegundahan Zev dan Kebahagiaan Zeze
22 Om Baik Hati
23 Hari Terakhir Yang Membuat Emosi
24 Kekecewaan Zev
25 Zeze Panik
26 Kerjasama Dengan Perusahaan Dewantara
27 Permintaan Zev
28 Permintaan Gila Zev
29 Balas Dendam Yang Menguntungkan
30 Arshaka Bimantara
31 Niat Zevandra
32 Pesta Mewah
33 Wanita Dari Lombok
34 Perdebatan Dua Keluarga
35 Makan Siang Di Restauran Yang Sama
36 Saling Cemburu
37 Curahan Hati Azzalea
38 Bertemu Keluarga Zev
39 Serangan
40 Masuk Rumah Sakit
41 Nasehat Vanno
42 Sakit Hati Zeze
43 Aku Anggap Semua Mimpi Buruk
44 Bersama Uncle Aryo
45 Terlambat Menyadari Perasaan Sendiri
46 Berhadapan Dengan Tuan Reynand
47 Aku Mencintaimu, Zevanya!
48 Ketakutan Zeze
49 Cemas Dan Takut
50 Maaf Dari Daddy Reynand
51 Zevandra Sadar
52 Jatuh Cinta Untuk Yang Pertama Kali
53 Ulang Tahun Perusahaan Dewantara
54 Lamaran Romantis
55 Senja Yang Indah di Pulau Lombok
56 Rasa Sedih Zeze
57 Menikah
58 Ekstra Part (Kemana Vanno?)
59 Novel Zevanno
Episodes

Updated 59 Episodes

1
Sebuah Pilihan
2
Drama Di Bandara
3
Masalah Panti Asuhan
4
Bertemu Anak Panti
5
Tuan Zev
6
Bertemu Tuan Zev
7
Berdebat
8
Serangan Telur
9
Tentang Hati Zev
10
Gugup
11
First Kiss
12
Demam
13
Ke Rumah Sakit
14
Zev Frustasi
15
Rencana Terselubung
16
Saling Menguntungkan
17
Senja Di Bukit Merese
18
Sikap Lembut Zev
19
Awas Jatuh Cinta
20
Wanita Asing
21
Kegundahan Zev dan Kebahagiaan Zeze
22
Om Baik Hati
23
Hari Terakhir Yang Membuat Emosi
24
Kekecewaan Zev
25
Zeze Panik
26
Kerjasama Dengan Perusahaan Dewantara
27
Permintaan Zev
28
Permintaan Gila Zev
29
Balas Dendam Yang Menguntungkan
30
Arshaka Bimantara
31
Niat Zevandra
32
Pesta Mewah
33
Wanita Dari Lombok
34
Perdebatan Dua Keluarga
35
Makan Siang Di Restauran Yang Sama
36
Saling Cemburu
37
Curahan Hati Azzalea
38
Bertemu Keluarga Zev
39
Serangan
40
Masuk Rumah Sakit
41
Nasehat Vanno
42
Sakit Hati Zeze
43
Aku Anggap Semua Mimpi Buruk
44
Bersama Uncle Aryo
45
Terlambat Menyadari Perasaan Sendiri
46
Berhadapan Dengan Tuan Reynand
47
Aku Mencintaimu, Zevanya!
48
Ketakutan Zeze
49
Cemas Dan Takut
50
Maaf Dari Daddy Reynand
51
Zevandra Sadar
52
Jatuh Cinta Untuk Yang Pertama Kali
53
Ulang Tahun Perusahaan Dewantara
54
Lamaran Romantis
55
Senja Yang Indah di Pulau Lombok
56
Rasa Sedih Zeze
57
Menikah
58
Ekstra Part (Kemana Vanno?)
59
Novel Zevanno

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!