DBSC 18

Jadi, surat itu sangat merugikan pak Helmi sehingga surat itu bisa meringankan hukuman pak Helmi karena dia melakukan penggelapan dalam keadaan terpaksa. Pak Helmi menceritakan beberapa kali pertemuan dengan pak Anggara ketika dia diajak oleh pak Herman. Pada saat itu tidak bisa merekam karena pertemuan itu diadakan di sebuah resort privat yang tidak memperbolehkan membawa masuk ponsel. Dikhawatirkan nanti akan disebar jika terdapat kesempatan untuk mengambil gambar. Maka dari itu, rekaman suara yang didapat lebih sedikit dari pertemuan yang dihadiri olehnya.

“Pak, apakah bapak bisa membantu saya untuk mencari di mana lagi bukti kecurangan mereka?” mencoba mengajak pak Helmi untuk bernegosiasi.

“Apakah Bapak sudah mengecek untuk aliran dana di rekening Perusahaan. Beliau sempat beberapa kali melakukan transfer ke rekening pribadi. Itu dilakukan sekitar 2 tahun yang lalu. Coba cek di situ dulu.”

“Baik, besok saya akan memeriksanya. Oh ya, saya ingin tanya, bagaimana bapak mendapatkan surat pernyataan itu? Harusnya kan itu disimpan oleh pak Herman.”

“Pada waktu saya tidak sengaja melihatnya meletakkan surat ini di tasnya ketika akan bertemu dengan pak Anggara. Ketika mereka sibuk dengan urusan mereka sendiri, saya memanfaatkan kesempatan untuk mengambil surat ini. Tidak sengaja juga saya melihat beberapa surat perjanjian tetapi saya tidak melihat dengan jelas jadi saya hanya fokus terhadap surat ini saja.”

“Terima kasih atas penjelasan Bapak. Nanti saya akan membantu masalah ini ke pak Arya.”

“Satu lagi, Pak. Coba Bapak cek email kantor yang digunakan pak Herman mungkin terdapat file atau email yang bisa dijadikan bukti.” Pak Helmi menambah daftar yang harus diperiksa Chris. “Terima kasih, Pak. Saya harus kembali karena takutnya suruhan pak Herman lapor dulu. Ini saya titipkan Pak Chris ya sebagai bukti saya tidak melakukan tindakan jahat ini kepada Perusahaan.”

“Baiklah, Pak. Lebih aman seperti ini. Jika bisa pun Bapak keluar kota juga tetapi jangan menyusul istri dan anak Bapak. Paling tidak pak Herman tidak bisa apa-apa.”

“Akan saya pikirkan.”

Setelah itu pak Helmi pergi dari rumah Chris. Chris segera menyimpan bukti itu di tempat kerjanya di rumahnya. Karena orang tidak akan bisa mencari tempat ini. Dia pun segera pergi dari rumahnya menuju kantor tetapi dia sepertinya lupa sesuatu.

Sesampainya dia di kantor, dia menuju ruangannya untuk melanjutkan pekerjaan dan memeriksa email Perusahaan yang digunakan Herman serta memeriksa adanya aliran dana dari rekening Perusahaan ke rekening pribadi Herman selain gaji. Dia baru saja duduk di kursinya dan menyalakan laptopnya, Jerry datang dengan kesalnya.

“Chris! Kamu itu ke mana sih. Ditelepon gak diangkat, katanya mau ketemu orang.”

“Eh, kenapa marah-marah sih.”

“Ya, kamu ditungguin dari makan siang tadi. Malah pergi entah ke mana.”

“Ya ampun, aku lupa mau mengajak kamu. Baru saja aku selesai dari bertemu orang itu.”

“Loh, jadi aku gak diajak? Terus kamu tidak apa-apa?”

“Iya, aku aman kok. Makanya, tadi aku seperti kelupaan sesuatu, ternyata lupa mengajak kamu. Hahaha ….”

“Terusin aja ketawa. Emang kamu itu ya. Menyebalkan!”

“Maafkan, soal tadi karena orang itu tiba-tiba minta bertemu dengan waktu yang sempit sehingga membuatku buru-buru dan tidak ingat untuk mengajakmu.”

“Lalu bagaimana?”

“Nanti saja di apart kuceritakan semua. Untuk saat ini tempat ini tidak aman bagiku.”

“Baiklah, sebentar lagi jam pulang juga. Tidak pulang sekarang?”

“Masih ada yang harus kuperiksa.”

“Ok, nanti ke rumah sakit dulu tidak?” Dijawab dengan anggukan kepala Chris.

Jerry meninggalkan Chris yang langsung fokus terhadap laptopnya. Saat ini dia sedang memeriksa data laporan keuangan di aplikasi Perusahaan sesuai petunjuk dari pak Helmi, yaitu dua tahun lalu. Setelah laporannya menunjukkan hasil yang dicari dan dia export ke spreadsheet agar dia bisa lebih mudah memeriksa dokumen tersebut saat di apartemen.

Selanjutnya dia masuk email Herman yang selama ini digunakan untuk bekerja. Dia akan memeriksa semua percakapan dalam email tersebut untuk memastikan tidak ada yang terlewat olehnya. Melihat arloji di tangannya membuatnya segera berdiri membereskan laptopnya untuk dibawa pulang. Dia menghampiri Melissa yang sepertinya terlihat sibuk dari tadi.

“Mel, kamu tidak pulang?”

“Ya ampun, Chris. Bikin aku kaget saja deh. Eh, sudah waktunya pulang ya?”

“Lha, kamu sendiri yang melamun. Kamu sedang mengerjakan apa? Sepertinya beberapa hari ini aku tidak memberimu tugas.”

“Oh, ini. Aku sedang mengerjakan presentasi untuk rapat besok jam 10 pagi. Meeting dengan FrozenLife Corp.”

“Ah, iya. Aku lupa. Baiklah, kalau begitu aku pamit dulu.”

Melissa melihat Chris hingga tidak terlihat karena berbelok ke ruangan Jerry. Dia kembali fokus menatap layar komputernya yang menampilkan spreadsheet data laporan keuangan yang berisi data lengkap bukti invoice yang telah hilang. Kemudian dia mengirim file tersebut ke sebuah email.

“Sudah kirim. Sekarang aku bisa pulang. Wah, semoga bisa segera selesai,” gumam Melissa pelan.

Setelah itu dia merapikan meja dan bersiap pulang. Melihat Chris dan Jerry yang baru saja keluar, dia mendekati mereka.

“Ayo, pulang bareng,” ajak Melissa.

Chris dan Jerry yang melihat itu hanya tersenyum karena sepertinya sudah lama mereka tidak keluar bersama. “Nanti saja setelah Alexa keluar dari rumah sakit. Kita mau ke sana dulu. Tidak apa-apa?” tanya Chris.

“Salam ya untuk Alexa, aku belum bisa ke sana. Aku lelah bekerja seharian dengan bos yang jarang di tempat sejak pacarnya masuk rumah sakit.”

“Ih, apaan sih!” protes Chris yang membuat Melissa dan Jerry tertawa.

Mereka bertiga berpisah di parkiran mobil, Chris dan Jerry memutuskan untuk mengendarai satu mobil saja daripada dua mobil. Menghindari macet sehingga lebih cepat ke rumah sakit. Chris juga tidak lupa memesan makanan online untuk diberikan Alexa sebagai tanda permintaan maaf dua harian ini tidak ada kabar pesan ataupun telepon. Disibukkan dengan urusan Perusahaan yang memang menyita waktu. Ketika dia datang, makanan yang dipesan pun datang sehingga tepat waktu dan membuatnya tidak perlu bolak-balik ke lobi.

Begitu di depan kamar Alexa, dia langsung membuka pintu itu untuk masuk ke dalam. Di sana Alexa terlihat sibuk di depan laptop dan ada Bianca yang menemaninya. Bianca sedang mengupas buah untuk mereka.

“Wah, wah. Sudah kerja saja ini baru beberapa hari sadar?” protes Chris melihat perilaku Alexa.

“Hehe, aku tidak betah diam saja. Jadi aku hanya mengerjakan sedikit dokumen yang membutuhkan persetujuanku saja.”

“Bi, kok kamu biarkan saja sih Alexa kerja.”

“Daripada aku yang dimarahi dan diteleponin tiap menit. Mending kubawa aja kerjaan ke sini. Udah diem deh dia.”

Jerry yang melihat itu hanya tertawa, Chris yang terlihat cerewet sekali menghadapi Alexa.

“Sudahlah, kalian apa makan malam?” Jerry gantian bertanya.

“Belumlah, kalian bawa apa itu?” Bianca yang lebih tertarik mendengar makan malam.

“Ini tadi pesan nasi goreng dan bakmie goreng. Silakan pilih.” Jerry menyodorkan empat kotak ke meja di ruangan itu agar para wanita memilih terlebih dahulu dan mereka akan memakan yang tersisa.

Mereka menikmati makan malam dengan bertukar cerita tentang hari ini tetapi Chris tidak ingin menceritakan dulu masalah pak Helmi kecuali dengan Jerry. Hari ini dia memilih untuk menemani Alexa di rumah sakit karena sudah berapa hari tidak menemani. Jerry pun memahami itu sehingga dia harus bersabar untuk menunggu sambungan cerita dari Chris.

Pukul 7 malam, Jerry dan Bianca berpamitan pulang karena mereka harus beristirahat dengan baik. Agar tetap bekerja seperti biasa karena banyak yang harus dikerjakan.

“Lex, bagaimana hari ini?” tanya Chris penasaran.

“Baik tapi sudah mulai bosan di sini. Kapan aku bisa pulang?”

“Mungkin lusa, tinggal pemeriksaan kakimu apakah aman untuk dibawa pulang ke rumah.” Chris sebenarnya ingin membahas masalah keluarga Alexa tetapi dia sungkan.

“Memang kenapa?”

“Kata Jerry kamu di sini sendirian, lalu nanti siapa yang akan membantu merawatmu?”

“Oh, tentang masalah itu aku sudah meminta tolong pada Bianca untuk mencari art selama aku sakit. Jadi aku ada teman di rumah.”

“Aku akan sering-sering datang menjengukmu.” Mengusap kepala Alexa.

Alexa yang diperlakukan seperti itu menjadi tegang karena baru kali ini Chris menyentuhnya seperti di masa lalu.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!