IMRAN

Emyr masih diam saja. Lalu Malik berbicara lagi membicarakan Shanum.

"Jika Anda sudah membuka ponsel mbak Shanum. Pasti Anda tahu apa maksud ucapan saya, Tuan."

Emyr tersenyum formal lagi. "Iya! Maafkan saya. Karena saya tidak sengaja melihat foto pernikahannya dengan suaminya."

"Mereka bukan suami istri lagi Tuan. Karena kakak saya memilih menceraikan mbak Shanum demi wanita lain."

Mendengar ucapan Dyah, ada rasa sesak di dalam dada. Emyr sebagai seorang laki-laki seperti Imran. Sangat tidak menyukai jika ada seorang laki-laki yang sampai berani menyakiti hati seorang perempuan. Terlebih lagi dia istrinya.

Sedang asik berbincang. Atensi mereka bertiga buyar ketika ponsel Emyr berdering sangat kencang sekali.

Emyr meminta ijin untuk mengangkat ponselnya sebentar. "Permisi sebentar."

Dyah dan Imran hanya tersenyum dan mengangguk saja. Setelahnya, Emyr pun sedikit menjauh untuk mengangkat sambungan teleponnya yang ternyata dari sekretarisnya.

Selesai menerima telepon tersebut. Emyr pun kembali lagi menemui Dyah dan Malik.

"Tuan, Nona. Sebelumnya maafkan saya yang sudah menganggu waktu kalian. Saya tidak bisa meneruskan perbincangan ini walau saya ingin. Saya harus segera kembali ke perusahaan, karena saya kedatangan tamu penting yang harus saya temui."

Malik dan Dyah sangat mengerti sekali. Sebab orang seperti Emyr pasti waktunya terbatas dan juga sangat sibuk.

"Kami mengerti Tuan. Kami juga meminta maaf karena sudah menganggu waktu Anda," ucap Malik.

"Maafkan saya juga Tuan. Karena semalam sudah menuduh Anda sebagai orang jahat."

Emyr tersenyum mendengar ucapan Malik dan Dyah. Mereka bertiga lalu berpamitan lagi sebelum mereka benar-benar berpisah.

Setelah berpamitan. Emyr segera menuju ke perusahaan. Sedangkan Malik dan Dyah segera kembali pulang ke rumah.

Meninggalkan mereka bertiga. Kita beralih kepada Imran dan Linda.

Semalam Linda dan Imran sudah menunaikan kewajiban mereka sebagai sepasang suami istri untuk pertama kalinya. Malam pertama yang sudah ditunggu-tunggu oleh Linda. Linda begitu sangat senang sekali, sebab Imran ternyata laki-laki perkasa seperti yang dia bayangkan.

Pagi harinya. Setiap Imran bangun tidur, biasanya sudah tersedia kopi atau teh untuknya. Namun kali ini sang istri masih asik tidur dengan nyaman dibalik selimutnya.

"Linda! Buatkan Mas kopi atau teh dong."

Linda menjawabnya dengan mata terpejam. "Aaah! Mas buat sendiri saja. Linda masih mengantuk. Semalam kita bergadang cukup larut."

Imran mencoba mengerti. Karena mereka semalam menghabiskan malam pertama hampir jam tiga dini hari.

Imran pun akhirnya berlalu pergi ke dalam dapur dan membuat minuman untuknya sendiri. Sambil mengaduk minumannya. Imran terbayang Shanum. Walau Shanum tidurnya sangat larut, tetap saja dia akan menyiapkan makanan serta minuman untuknya.

Tidak mau larut dengan pikirannya. Imran yang sudah selesai membuat kopi langsung segera berlalu ke ruang keluarga untuk menonton televisi.

Sedang asik menonton televisi. Imran mendengar suara sang ibu yang memanggil namanya dan nama Linda.

"Imran di sini Bu!" teriak Imran.

Ibu Mu'idah langsung masuk ke dalam ruang keluarga dan melihat Imran asik minum kopi sendirian sambil menonton televisi.

"Mana Linda? Dan kamu sudah sarapan belum? Ko sudah minum kopi."

"Linda masih tidur Bu. Imran belum sarapan."

Jika dulu ibu Mu'idah pasti akan mencela Shanum, walau Shanum sudah memberikan yang terbaik untuk Imran. Tapi sekarang, dia malah membiarkan saja Linda yang masih tidur.

"Biarkan dia tidur. Pasti dia sangat kecapekan."

Imran hanya diam saja dan memilih mengangguk pelan ucapan sang ibu.

"Ada apa Ibu ke mari? Apakah Ibu tidak membawa makanan untuk Imran?"

"Ibu ke sini justru mau meminta uang kepadamu dan Linda. Mana uang untuk Ibu. Ibu mau belanja dan membeli kebutuhan yang lainnya."

Imran hanya bisa pasrah ketika sang ibu meminta uang kepadanya. Imran pun lalu memberikan beberapa lembar uang seratus ribuan yang dia ambil dari dalam dompetnya untuk sang ibu.

"Terimakasih! Jika Linda belum mau bangun. Biarkan saja. Kalau kamu lapar belilah makanan sendiri untukmu dan Linda."

"Iya Ibu!" jawab Imran.

Setelah itu ibu Mu'idah pun berlalu pergi dari rumah Imran untuk segera belanja. Sedangkan Imran yang sudah tidak tahan dengan rasa laparnya memilih untuk membeli makanan di warung yang tidak jauh dari rumahnya.

Sesampainya di warung. Imran tidak sengaja bersama dengan beberapa tetangganya.

"Eh Mas Imran! Beli lauk juga Mas?"

"Iya Bu," jawab Imran.

"Istri barunya mana? Ko tumben beli lauk di sini?" tanya sang tetangga satunya.

"Masih tidur," jawab Imran jujur.

"Hah! Masih tidur! Ini sudah jam delapan pagi lho Mas?"

"Makanya! Punya istri sholehah, lembut, penurut dan selalu perhatian jangan di sia-siakan. Sekarang malah dapat ganti model yang pemalas seperti itu," sindir ibu yang satunya.

Imran hanya bisa menunjukkan wajah kakunya dan tidak bisa membalas ucapan ibu-ibu tersebut.

"Kurang apa coba mbak Shanum itu. Saya doakan, mbak Shanum suatu saat nanti dapat suami yang kaya raya, mertuanya baik, dan memiliki anak yang banyak," sindir dari ibu yang satunya.

Imran benar-benar tidak betah mendengar sindirian demi sindiran dari para ibu-ibu itu untuknya. Imran memilih langsung berlalu pergi, ketika dua nasi bungkus yang sudah dibelinya berada di tangannya.

Apa yang dikatakan oleh para ibu-ibu itu memang benar adanya. Selama Imran menikah dengan Shanum. Bisa dihitung dengan jari mereka membeli makanan di luar.

"Sayang Mas jika harus beli makanan di luar. Mending uangnya di tabung. Dan lagi pula membeli makanan di luar belum tentu sehat."

Imran tiba-tiba teringat dengan ucapan Shanum yang seperti itu.

Sesampainya di rumah. Imran langsung membuka pintu rumahnya dengan sangat kasar sekali. Dia langsung menuju ke dalam kamar untuk membangunkan Linda yang masih asik tidur.

"Bangun!"

Dengan mata yang masih mengantuk. Linda pun akhirnya berusaha bangun. "Apa sih Mas! Aku masih mengantuk tahu!"

"Kamu bukannya bangun sejak tadi. Dan membuatkan sarapan untuk Mas. Malah asik tidur. Lihat! Gara-gara kamu! Mas harus membeli sarapan di luar dan menjadi bahan omongan tetangga!"

Linda menjawab sambil menguncir rambutnya. "Biar sajalah Mas! Lagipula bukan mereka 'kan yang membayar makanan itu."

Seperti tanpa merasa bersalah sama sekali. Linda pun berlalu masuk ke dalam kamar mandi meninggalkan Imran yang masih marah kepadanya.

Singkat cerita. Saat ini Linda dan Imran sedang asik sarapan bersama.

"Mas! Nanti siang Linda mau ke toko."

"Untuk apa ke toko. Mas 'kan masih cuti untuk hari pernikahan kita."

Linda sedikit tidak terima dengan ucapan Imran. "Kalau Linda tidak ke toko, nanti untuk bisa memenuhi kebutuhan Linda dan rumah ini bagaimana?"

"Linda bukan Shanum yang harus selalu menurut dengan ucapan Mas!"

"Linda itu punya pekerjaan. Dan saya yakin, gaji Mas bahkan tidak lebih banyak dari penghasilan Linda."

Setelah mengatakan hal itu. Linda menjadi tidak naafsu makan lagi dan memilih masuk ke dalam kamar untuk bersiap-siap.

Baru sehari mereka menikah. Sudah bertengkar. Itulah menikah yang didasari nafsuu bukannya iman. Yang ada hanya duniawi saja yang mereka tempuh dan meninggalkan kewajiban sebenarnya sebagai sepasang suami istri.

Mencari rejeki itu termasuk ibadah. Tapi ada hal yang lebih penting daripada bekerja. Yaitu berkumpul dengan keluarga. Berbincang mesra dengan pasangan halal kita. Dan saling bertukar pikiran atau terbuka satu sama lainnya dengan pasangan kita.

Sepertinya semua itu tidak akan Imran dapatkan bersama Linda. Dan hukum karma sudah mulai berjalan perlahan untuknya.

...☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️...

...~TBC~...

Terpopuler

Comments

wil wil

wil wil

emang enak kamu Imran...buang berlian dapat batu kerikil 🤣🤭

2023-08-10

6

marlina djalis

marlina djalis

Emyr makin penarasan dg kehidupan Shanum smoga dipertemukan mrk Thor.....Nampaknya Imran sudah mulai nuai kezhalimannya dia ke Shanum dpt Istri maunya sendiri tanpa hargai suami ngerti peranhya sbg istri...lanjuuut Thor🙏🙏🙏

2023-08-10

2

Restu Ningsih

Restu Ningsih

penderitaan yang selama ini dirasakan shanum akan pindah ke imran....
membuang mutiara memungut kerikil itulah imran

2023-08-10

2

lihat semua
Episodes
1 SHANUM
2 UCAPAN IBU MU'IDAH
3 SIKAP IBU MU'IDAH
4 CERITA DI MULAI
5 KESEDIHAN SHANUM
6 MENGAWALI HARI
7 BELUM TERBIASA
8 DEBAT
9 SIAPA DIA?
10 EMYR SADDAM
11 EMYR - DYAH
12 IMRAN
13 SABAR SHANUM!
14 SEBUAH RENCANA
15 IMRAN KECELAKAAN
16 KEHIDUPAN BARU
17 SEDIKIT DEMI SEDIKIT
18 KONTRAKAN BARU
19 PERJODOHAN EMYR
20 KARMA IS REAL
21 UCAPAN PEDAS LAILA
22 MENATA HIDUP
23 LUAPAN EMOSINYA DYAH
24 KARMA
25 SEDIKIT DEMI SEDIKIT
26 KERISAUAN EMYR
27 SHANUM - EMYR
28 TIBA DI KAMPUNG
29 PERJUMPAAN KE DUA
30 TERPESONA
31 GETARAN ASMARA
32 CERITA DARI KAKEK IDRIS
33 Oh EMYR!
34 KEDATANGAN DYAH - MALIK
35 AKHIRNYA MENGETAHUI
36 MENGGODA
37 ULAH EMYR!
38 KEBAHAGIAAN MAMA MULAN
39 SAKIT
40 PERCAKAPAN DUO JOMBLO
41 KEJADIAN TIDAK TERDUGA
42 BERJUALAN
43 MEMENUHI JANJI
44 CERITA MAMA MULAN
45 RUMAH EMYR
46 ROMANTISNYA EMYR
47 MAKAN MALAM
48 SARAPAN BERSAMA
49 RUMAH SHANUM
50 AKTING EMYR - SHANUM
51 KEDATANGAN DYAH - MALIK
52 IMRAN MASIH CEMBURU
53 BERBINCANG
54 BERSENANG - SENANG
55 EMYR - SHANUM
56 PADA AKHRINYA
57 BAPER KAN JADINYA
58 BERBAHAGIA
59 SIANG PERTAMA
60 KEADAAN YANG BERBEDA
61 EMYR?
62 KEDATANGAN EMYR
63 FLASHBACK ON-OFF
64 KEBERSAMAAN SHANUM-EMYR
65 KEJADIAN YANG SERING TERJADI
66 TRAUMA PSIKOLOGIS
67 KEKHAWATIRAN EMYR
68 MENUJU KEBAHAGIAAN H Q_Q
69 MALAM YANG INDAH
70 PESTA RESEPSI
71 TINDAKAN BODOH
72 TAMU SPESIAL
73 RESEPSI KE DUA
74 MENERIMA HUKUMAN
75 KEMESRAAN EMYR - SHANUM
76 TURKI
77 LIBURAN
78 SICK
79 HMM SAKIT BENERAN ... ?
80 PENJELASAN
81 KUMPUL KELUARGA
82 AZOOSPERMIA
83 BERITA KEMATIAN
84 KEKECEWAAN DYAH
85 MENGIDAM
86 MASIH MENGIDAM
87 OPA NGRUMPI
88 HORMON KEHAMILAN
89 ASISTEN BARU
90 BERITA MENGEJUTKAN
91 RODA BERPUTAR
92 TAMAT
93 BONCHAP 1
94 BONCHAP 2
95 BONCHAP 3
96 BONCHAP 4
97 END
98 PENGUMUMAN
Episodes

Updated 98 Episodes

1
SHANUM
2
UCAPAN IBU MU'IDAH
3
SIKAP IBU MU'IDAH
4
CERITA DI MULAI
5
KESEDIHAN SHANUM
6
MENGAWALI HARI
7
BELUM TERBIASA
8
DEBAT
9
SIAPA DIA?
10
EMYR SADDAM
11
EMYR - DYAH
12
IMRAN
13
SABAR SHANUM!
14
SEBUAH RENCANA
15
IMRAN KECELAKAAN
16
KEHIDUPAN BARU
17
SEDIKIT DEMI SEDIKIT
18
KONTRAKAN BARU
19
PERJODOHAN EMYR
20
KARMA IS REAL
21
UCAPAN PEDAS LAILA
22
MENATA HIDUP
23
LUAPAN EMOSINYA DYAH
24
KARMA
25
SEDIKIT DEMI SEDIKIT
26
KERISAUAN EMYR
27
SHANUM - EMYR
28
TIBA DI KAMPUNG
29
PERJUMPAAN KE DUA
30
TERPESONA
31
GETARAN ASMARA
32
CERITA DARI KAKEK IDRIS
33
Oh EMYR!
34
KEDATANGAN DYAH - MALIK
35
AKHIRNYA MENGETAHUI
36
MENGGODA
37
ULAH EMYR!
38
KEBAHAGIAAN MAMA MULAN
39
SAKIT
40
PERCAKAPAN DUO JOMBLO
41
KEJADIAN TIDAK TERDUGA
42
BERJUALAN
43
MEMENUHI JANJI
44
CERITA MAMA MULAN
45
RUMAH EMYR
46
ROMANTISNYA EMYR
47
MAKAN MALAM
48
SARAPAN BERSAMA
49
RUMAH SHANUM
50
AKTING EMYR - SHANUM
51
KEDATANGAN DYAH - MALIK
52
IMRAN MASIH CEMBURU
53
BERBINCANG
54
BERSENANG - SENANG
55
EMYR - SHANUM
56
PADA AKHRINYA
57
BAPER KAN JADINYA
58
BERBAHAGIA
59
SIANG PERTAMA
60
KEADAAN YANG BERBEDA
61
EMYR?
62
KEDATANGAN EMYR
63
FLASHBACK ON-OFF
64
KEBERSAMAAN SHANUM-EMYR
65
KEJADIAN YANG SERING TERJADI
66
TRAUMA PSIKOLOGIS
67
KEKHAWATIRAN EMYR
68
MENUJU KEBAHAGIAAN H Q_Q
69
MALAM YANG INDAH
70
PESTA RESEPSI
71
TINDAKAN BODOH
72
TAMU SPESIAL
73
RESEPSI KE DUA
74
MENERIMA HUKUMAN
75
KEMESRAAN EMYR - SHANUM
76
TURKI
77
LIBURAN
78
SICK
79
HMM SAKIT BENERAN ... ?
80
PENJELASAN
81
KUMPUL KELUARGA
82
AZOOSPERMIA
83
BERITA KEMATIAN
84
KEKECEWAAN DYAH
85
MENGIDAM
86
MASIH MENGIDAM
87
OPA NGRUMPI
88
HORMON KEHAMILAN
89
ASISTEN BARU
90
BERITA MENGEJUTKAN
91
RODA BERPUTAR
92
TAMAT
93
BONCHAP 1
94
BONCHAP 2
95
BONCHAP 3
96
BONCHAP 4
97
END
98
PENGUMUMAN

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!