Awal, Dimulai Dari Menikahi Presiden Wanita Gunung Es
Di sebuah kota metropolitan yang ramai, tinggallah seorang pemuda bernama Fadhil. Dia adalah pemuda biasa dengan wajah tampan dan hati yang lembut. Sayangnya, baru-baru ini, hatinya hancur karena putus cinta dengan kekasihnya, Rara. Cinta mereka yang dulu manis kini berubah menjadi kenangan pahit yang mengalahkannya setiap hari.
Fadhil berusaha keras untuk melupakan Rara, tapi setiap sudut kota yang dulu pernah mereka jelajahi, setiap lagu yang dulu pernah mereka nyanyikan bersama, semuanya masih terpatri jelas dalam ingatannya, mengingatkannya pada saat-saat indah yang telah berlalu. Perpisahan itu terasa seperti pisau yang merobek hati Fadhil, meninggalkan luka mendalam yang sulit disembuhkan.
Setiap malam, Fadhil duduk termenung di tepi jendela kamarnya, memandangi kerlip cahaya lampu kota yang kontras dengan kegelapan malam, seolah-olah ikut merayakan kebahagiaan orang lain. Sementara bagi dirinya, hanyalah malam sunyi nan panjang yang menyentuh kesepian di dalam dirinya.
Teman-temannya mencoba menghibur Fadhil dan membawanya ke berbagai tempat seru untuk mengalihkan perhatiannya, tapi rasa kehilangan mendalam itu sulit untuk diatasi. Dia merasa bagaikan puzzle yang kehilangan satu kepingan penting, kini tak lagi utuh dan lengkap seperti dulu.
Di tengah keterpurukan itu, tanpa diduga, takdir mempertemukan Fadhil dengan Presiden, seorang wanita berkharisma yang terkenal karena kekuasaan dan kecantikannya. Namun yang membuat Fadhil kaget adalah keteguhan dan ketenangan yang terpancar dari sosoknya yang begitu anggun dan berwibawa.
Meski Presiden memiliki daya tarik luar biasa, Fadhil masih belum bisa melupakan Rara. Setiap kali pandangannya bertemu dengan mata tajam Presiden, bayangan manis Rara selalu muncul dalam benaknya.
Hari demi hari berlalu, dan Fadhil berusaha mati-matian menahan gejolak perasaannya terhadap Presiden. Dia tidak ingin membiarkan hatinya terombang-ambing antara kenangan manis masa lalu dan getaran asing yang muncul tanpa diduga.
Namun, diluar dugaan, sebuah lelucon sepele yang Fadhil lontarkan tanpa maksud tertentu justru membuat pihak lain tertarik untuk mempersuntingnya. Kecerobohan itu kemudian melahirkan situasi pelik dan mengundang perhatian sistem aneh dari ponsel pintarnya yang menawarkan berbagai pilihan tak terduga yang bisa mengubah arah hidupnya.
Menghadapi pilihan-pilihan menantang tersebut, Fadhil dengan tegas menolak untuk terjebak dalam permainan sistem misterius itu. Baginya, kebahagiaan sejati tak bisa diraih dengan cara instan atau manipulasi semu.
Lantas bagaimana kelanjutan kisah hidup Fadhil setelah dengan tegas menampik tawaran sistem aneh itu? Dan apakah benang merah cinta sejatinya akan kembali menjalin ikatan? Semua pertanyaan itu masih menggantung tanpa jawaban pasti, menanti setiap langkah bijaksana yang akan diambil Fadhil dalam mengarungi hidup.
Seiring berjalannya waktu, Fadhil mencoba untuk bangkit dari keterpurukan akibat putus cintanya dengan Rara. Meski terasa berat, dia berupaya fokus pada pekerjaan dan mencari hobi baru yang bisa mengalihkan pikirannya dari masa lalu.
Suatu pagi di taman kota, saat Fadhil tengah menikmati udara segar sendirian, tiba-tiba matanya menangkap sosok anggun Presiden yang tengah berjalan tegap tak jauh darinya. Rambut hitam panjang berkibar ditiup angin, pancaran matanya yang tajam menusuk relung hati Fadhil, membuat jantungnya berdebar tak karuan.
Melihat Fadhil yang termenung sendirian, dengan penuh wibawa Presiden menghampiri dan bertanya lembut, "Apakah Anda baik-baik saja, Nak?"
Fadhil yang kaget diperhatikan sang Presiden hanya bisa terkesiap sejenak sebelum menjawab sopan, "Oh, saya baik-baik saja Nyonya Presiden. Terima kasih atas perhatiannya."
Namun Presiden tampak ingin menggali lebih dalam tentang pemuda di hadapannya itu. Dia pun mengajak Fadhil duduk di bangku taman dan mulai mengobrol akrab. Fadhil sedikit kecewa karena rasa penasarannya terhadap Presiden belum terjawab, namun dia juga merasa senang mendapat kesempatan langka ini.
Lewat percakapan itu, keyakinan Fadhil semakin kuat bahwa Presiden bukan sekadar sosok anggun dan berwibawa, tapi juga memiliki kepribadian hangat dan perhatian meski tersembunyi dibalik topeng ketegasan dan keangkuhan.
Mereka mengobrol tentang beragam topik, dari pekerjaan hingga hobi masing-masing, juga visi misi kepemimpinan sang Presiden. Fadhil kagum mendengar semangat membara dan tekad baja Presiden untuk membawa perubahan bagi negeri.
Setelah cukup lama mengobrol, Presiden pun undur diri dan meninggalkan Fadhil. Namun pertemuan singkat itu meninggalkan impresi mendalam bagi sang pemuda. Dia tak lagi bisa memungkiri, dirinya tertarik pada sosok Presiden meski Rara masih bertahta di hatinya.
Fadhil berupaya mati-matian mengenyahkan perasaan itu, meyakinkan diri bahwa kedekatan mereka hanya kebetulan semata. Namun setiap berpapasan atau mendengar nama Presiden disebut, hatinya kembali bergetar oleh perasaan asing yang tak terduga.
Hidup Fadhil kembali berputar dalam pusaran dilema cinta yang rumit. Di satu sisi dia terus mengingatkan diri untuk tak larut dalam pesona Presiden, sementara di sisi lain hatinya tak bisa memungkiri kenyamanan dan keterpukauan yang dirasakan saat bersama sosok itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments