Bandara John F. Kennedy
Team life is time baru saja sampai di bandara. Mereka di antarkan oleh junior mereka. Riana meninggalkan mereka di depan pintu masuk bandara untuk menerima panggilan dari seseorang.
"Kalian yakin aku tidak perlu ikut ke indonesia? Ya paling tidak aku bisa membantu kalian untuk melacak keberadaannya dari sana agar lebih mudah" ucap Davin sambil memberikan koper Team life is time kepada Henry.
David,ia adalah junior Riana yang sekarang bekerja di bagian pusat cellular yang di pimpin oleh Sandra lee sahabat Riana.
"Tidak usah. Kau harus tetap disini captain Sandra sangat membutuhkan mu di sini" ucap Harry sambil menepuk pundak David.
David melemahkan bahunya karna dia tidak berhasil membujuk para senior hebatnya itu."Uncle,Berhentilah bersikap seperti anak kecil. Apa kau tidak malu dengan umur mu itu?" sahut Leon yang sedang memainkan handphonenya.
"Yak.. Kau ini benar-ben–Ah sudahlah percuma aku menasehati mu kalo aku saja selalu kalah berdebat dengan mu" ucap David sambil menunjuk Leon dengan jari telunjuknya.
Harry dan Henry hanya menggelengkan kepalanya, David sebenarnya dia itu tidak tau apa bagaimana kalo memang sifatnya itu seperti anak kecil.
David menghela nafasnya pelan lalu berkacak pinggang di depan Leon."Paling tidak pangeran Leon tolong sopanlah sedikit kepada orang yang lebih tua dari mu!" lanjut David yang melembut dengan di akhiri senyuman
Leon yang tadinya fokus ke Ipad nya,langsung menatap David sambil menaikan alisnya."Aku tidak merasa kau lebih tua dari ku, ya memang umur mu 2 kali lipat di bandingkan diriku tapi melihat sifat mu yang seperti anak kecil membuat ku berfikir 2 kali untuk bicara sopan dengan mu!" David menatap kepergian Leon dengan mulut terbuka lebar.
"Wahh... tidak heran jika dia adalah anak Detektif G melihat sifatnya seperti itu!" ucap David Sedangkan Henry dan Harry hanya bisa menahan tawanya lalu pergi mengikuti Leon yang sudah lebih dulu meninggalkan mereka.
Riana yang baru saja selesai menghubungi seseorang langsung berjalan kearah David yang masih terbengong di tempat.
"Hei kau kenapa!" ucap Riana yang menepuk bahu David hingga membuatnya tersadar dari lamunannya.
"Ah..tidak ada detektif" balas David cepat.
Riana menatap bingung kearah David yang terlihat canggung. "dasar aneh" batin Riana.
"Ah ya.. David aku mempunyai tugas untuk mu" ucap Riana sambil menggeledah sakunya dan mengeluarkan selembar foto.
"Tugas?" di angguki Riana.
Riana memberikan itu kepada David. Di lihatnya dengan seksama foto pria yang mungkin sudah hampir setengah abad itu."Tapi siapa dia?" tanya David menatap Riana.
"Maka dari itu aku mau kau cari tau orang yang ada di foto ini, tapi ingat ini Rahasia kita berdua jangan sampai yang lain tau! Mengerti?" ucap Riana di balas anggukan singkat oleh David.
"Bagus. Kalo begitu aku pergi,ingat jika kau sudah menemukan tentang pria tersebut jangan lupa beritau aku!" setelah memberikan perintah Riana pergi sambil menepuk bahu David.
\-**oOo**\-
Di dalam pesawat Riana duduk disamping Leon sedangkan Harry dan Henry tepat berada di belakang tempat duduknya. Dia baru saja bangun, tadi dirinya sempat tertidur sebentar.
'Sungguh melelahkan' batin Riana.
"Henry, Kira-kira pukul berapa kita sampai di Jakarta?" tanya Riana sambil menoleh kebelakang.
Henry dengan reflek melihat kearah jam tangannya."Pukul 9 Pagi jika mengikuti jam di sana"
"Oke. Thank you." balas Riana lalu menolehkan kepalanya ke samping dimana Leon sedang tertidur dengan mendengarkan musik lewat Headphone.
Riana beranjak dari kursinya untuk ke toilet sebentar. Saat Riana ingin masuk kedalam toilet seseorang wanita lebih dulu masuk membuat Riana menggeram di tempat.
Riana mengetuk pintu toilet itu dengan kencang karna sudah lama sekali dia menunggu di depan sana, kalo saja toilet di depannya tidak sedang di gunakan orang lain juga mungkin dia sudah memakainnya.
"Hei cepatlah nona! Kau sudah dengan seenaknya menyela seseorang dan kini kau membuat ku lama menunggu" teriak Riana dari depan toilet.
Orang yang di dalam toilet itu keluar sambil melirik sinis kearah Riana. Saat Riana ingin masuk ke dalam dirinya tidak sengaja menginjak sebuah lencana bintang.
Riana memungutnya dan membolak-balikan lencana bintang tersebut.'Bukannya ini lencana Team life is time,tapi punya ku ada. Lalu ini milik siapa?' batin Riana.
Setelah dari toilet,bukannya kembali ke kursinya, Riana justru membangunkan Harry dan Hanry.
"Ada apa detektif?." tanya Harry sambil mengucek mata bersamaan dengan Henry yang baru terbangun.
Riana menunjukan lencana tersebut kepada mereka."Apa ini milik kalian?" tanya Riana sambil menatap keduannya.
Henry dan Harry lantas menggeledah saku celananya dan memperlihatkan lencana yang sama kepada Riana."Tidak. Punya kami ada,lalu yang detektif pegang milik siapa?"
Bukannya menjawab pertanyaan Henry, Riana justru kembali ke kursinya.
"Lencana siapa yang di pegang detektif G sebenarnya?." tanya Harry kepada Henry dan di balas gelengan singkat kemudian melanjutkan tidurnya.
\-**oOo**\-
Bandara soekarno hatta
"Jack apa masih lama jadwal penerbangan kita?" tanya Regan yang sedang duduk sambil menunggu jadwal penerbangannya dia memaikan ponselnya.
Jack melihat ke jam di tangannya yang baru menunjukan pukul 09:45. Kemudian dia menghela nafas pelan.
"Sekitar 25 menit lagi." ucap Jack singkat.
"Ck.. Kenapa lama sekali!" kesal Regan. jika saja dia menggunakan pesawat pribadinya mungkin dia sudah sampai di New york tapi sayangnya entah kenapa dirinya ingin sekali-kali menggunan pesawat biasa.
"Bukannya anda sendiri yang ingin menggunakan pesawat biasa di bandingkan Private jet milik anda" ucap Jack dengan sedikit mengejek.
Regan menggelengkan kepalanya pelan mendengar ejekan dari sahabatnya itu."Memang apa salahnya kalo saya mau menggunakan pesawat biasa di banding Private jet."
Jack yang berada di sampingnya tersenyum manis."Anda tidak salah,saya yang salah di sini" balas Jack dengan senyum terpaksa.
"Dasar orang aneh" gumam Jack.
'Andriana! kau benar-benar harus di temukan kalo tidak otak suami mu ini akan semakin tidak beres' batin Jack.
"Andriana" ucap Regan lirih sambil menatap perempuan yang baru saja keluar dari bandara.
"Ya istrimu ku harap dia sege––"
"Andriana" ucap Regan kembali.
"Iya Andriana istrimu memang siapa la––"
"Bukan itu maksud ku Jack! Lihat Itu! itu Andriana Jack!?." ucapan Regan tersebut lantas membuat Jack mengikuti arah penglihatannya di mana seorang wanita baru saja memasuki mobil Luxury hitam.
"Oh tidak..tidak! Tidak Andriana tunggu!"teriak Regan panik kemudian berlari ke arah mobil tersebut, tapi sayang-nya mobil itu sudah lebih dulu melaju pergi.
Jack yang masih belum mencerna dengan baik dengan apa yang baru dia liatnya tadi masi terdiam,hingga suara teriakan frustasi Regan kembali terdengar. Dia merasa iba dengan sahabatnya itu dengan langkah pelan Jack menghampiri Regan yang sekarang menjadi pusat perhatian semua orang karna posisi Regan yang bisa di katakan seperti orang putus asa karna terduduk di lantai sambil menangis.
Jack mengusir orang-orang yang menonton mereka."Kau ini sudah seperti apa saja, bangun jangan buat aku malu sebagai sahabat mu!" ucap Jack sambil membantu Regan agar berdiri.
Regan berdiri dengan kaki lemas.
"J-Jack.. Andriana di-a––"
"Iya aku juga melihatnya, aku melihat Andriana" balas Jack cepat.
Jack tersentak saat tiba-tiba Regan menarik kerah Jass nya."Jack berikan kunci mobil ku!"
Jack mengerutkan dahinya."Untuk apa?"
"Cepat berikan kunci mobilnya! Aku harus mengejar Andriana bodoh!" bentak Regan.
Dengan pasrahnya Jack memberikan kunci mobil tersebut kepada Regan. "Batalkan penerbangan ku ke New york hari ini!" ucap Regan sebelum akhirnya pergi meninggalkan Jack yang menggeram emosi.
'kenapa nasib ku selalu sial jika bekerja dengannya! dan sekarang akupun di tinggal di sini. Sialan kau Regan nathaniel'
POV Andriana..
TBC.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments
queen
kita ikuti ajah apa maunya authorrr😂🤪
2023-03-03
0
Asmi Pandansari
Andriana Jagan mau kembali sama regan
2022-10-06
0
ㅤㅤㅤㅤ😻Kᵝ⃟ᴸ⸙ᵍᵏ نَيْ ㊍㊍🍒⃞⃟🦅😻
POV Andriana
trus TBC??
lah dikirain masih ada lanjutan dibawahnya🤦🏻♀️
2022-08-31
0