Pamer pasti banyak musuh

Intan merasa senang sekali, karena kedua orang tuanya mau bantuin Intan untuk siapin perlengkapan ospek.

“ Jangan ada yang ketinggalan yah Intan, supaya tidak dimarahin oleh kakak pengurus BEM selama acara.” ucap Tomi yang membuat tulisan nama Intan di karton.

“ Iya Papi, Intan tidak ingin dimarahin karena ada yang ketinggalan.” ucap Intan sambil membuat tas dari karung.

“ Intan ingat yah sayang, jika suatu saat temen-temen kamu tahu pekerjaan dan jabatan Intan jangan sampai sombong yah sayang karena sombong dan pamer itu tidak baik iya” ucap Anggun berharap, anaknya tetep menjadi pribadi yang baik dan tidak menjadi sombong karena sudah kerja.

“ Pasti Mami, karena kalo pamer pasti jadi banyak musuh dan dimanfaatkan, lebih baik dirahasikan saja seperti kakak Fika dan abang Dion yang berusaha merahasiakan pekerjaanya walaupun akhirnya ketahuan juga.” lanjut Intan yang ingat, cerita Fika saat temen-temennya pada tahu Fika seorang bos besar, membuat temen-temennya minta magang lebih cepat.

**

Dion setelah pulang kerja ajak Tasya jalan-jalan, sambil makan malam karena Dion masih ingin berduaan dengan Tasya walaupun sudah ketemu dari subuh.

“ Sayang aku ingin sekali, kita menikah sayang.”ucap Dion yang ingin sekali, punya istri diusia masih muda.

“ Apa menikah! Kenapa ajak menikah sekarang sayang? Kita saja masih semester tiga loh?” tanya Tasya kaget, mendengar Dion tiba-tiba ajak nikah.

“ Aku merasa waktu kita kurang lama bersama sayang, kalo kita menikah kan bisa ketemu dua puluh empat jam sayang dan aktifitas bersama juga kan. Dari kita kuliah, kerja, dan juga dirumah bisa bermesraan sampai waktunya tidur.” lanjut Dion yang merasa kesepian dirumah sendirian,membuat Dion ingin sekali ajak nikah supaya ada temennya selama ada dirumah.

“ Aku bahas dengan orang tua dulu yah sayang, jika mereka setuju yah kamu bisa melamar aku sayang, tapi jika mereka mengijinkan kita pacaran yah kita menikah setelah lulus kuliah yah.” lanjut Tasya mengerti, kalo Dion pasti merasa kesepian dirumah sendirian tanpa ada keluarga sama sekali.

Tasya jadi tidak tega, membiarkan Dion terlalu lama tingal sendirian dirumah walaupun setiap hari sabtu dan minggu ketemu.

**

Fika merasa bahagia sekali, karena Bakhtiar semakin memberikan perhatian ke Fika dan selalu sabar menunggu Fika sampai benar-benar tidak sibuk untuk bisa jalan bareng.

“ Sayang mau makan malam dimana?” tanya Bakhtiar sambil  menyalakan mobilnya, Bakhtiar merasa senang sekali karena Fika memberikan ijin untuk Bakhtiar bisa magang supaya pas pulang kerja bisa pulang bareng dan jalan malam bersama.

“ Makan di dekat danau yuk sayang, katanya disana sudah menjadi tempat tongkrongan bagus sekali sayang.” Ucap Fika yang ingin makan dipinggir danau,bersama Bakhtiar apa lagi pemandangan didanau sangat bagus dan

sangat romantic untuk dijadikan tempat makan romantic.

“ Hayo berangkat.” lanjut Bakhtiar yang setuju makan di pinggir danau, Baktiar melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang menuju danau yang Fika inginkan.

**

Yono dan Gea makan malam berdua, karena Fika makan bersama Bakhtiar setelah pulang kerja, membuat Gea tidak masak banyak.

“ Anak kita semenjak punya temen deket cowok, jadi sering keluar iya sayang, apa Bunda senang melihat Fika sudah punya pacar?” tanya Yono yang berharap, jika Fika dan Bakhtiar bisa menikah supaya rumah tidak sepi dengan kehadiran Bakhtiar.

“ Walaupun sedih karena anak kita jalan sendiri, tapi aku mulai memaklumi jika anak kita juga punya kehidupan sendiri untuk bisa deket dengan temennya, tidak harus selalu bersama kita terus kan, Bunda juga berharap

sih jika Fika bisa menikah dengan Bakhtiar supaya bisa lebih menjaga Fika selama anak kita ada diluar rumah.” ucap Gea yang mulai belajar, tidak menjadi orang tua yang banyak melarang anaknya beraktifitas diluar rumah.

Gea cuman berharap Fika selalu baik-baik saja selama ada diluar rumah dan Bakhtiar bisa menjaga Fika dengan baik.

**

Intan setelah selesai, mempersiapkan untuk ospek besok langsung buka laptop untuk periksa pekerjaan sebelum tidur.

“ Wow banyak sekali, email yang sudah dibalas oleh kak Pertiwi, sepertinya akhir bulan kak Pertiwi mendapatkan bonus jika proyek besar ini bisa berhasil didapatkan oleh kak Pertiwi.” ucap Intan sambil melihat email perusahaan, yang ternyata banyak sekali permintaan client yang sudah dibalas oleh Pertiwi.

Intan membalas email, yang belum sempat dibalas oleh Pertiwi sebelum tidur, Intan berusaha untuk tetep kerjain pekerjaan kantor walaupun sibuk dengan urusan kampus.

**

Tasya setelah sampai dirumah, ajak bicara kedua orang tuanya tentang Dion yang ingin ajak Tasya menikah dalam waktu dekat ini, walaupun masih kuliah dan semester tiga.

“ Ayah dan Bunda apa setuju, jika Tasya menikah dengan Dion dalam waktu dekat ini?” tanya Tasya yang langsung bahas keinginanya Dion yang ajak nikah cepat.

“ Apa alasannya Dion ajak nikah cepat? Pacaran kalian tidak bebas kan Tasya?” tanya Ayah menatap Tasya, yang mendadak minta menikah cepat dengan Dion.

“ Pacaran dengan baik-baik saja kok Ayah, Dion tidak pernah pegang Tasya selain tangan dan tidak pernah cium sama sekali. Alasan menikah cepat karena Dion merasa waktu bersama sedikit dan Dion kan tinggal sendirian

dirumah supaya ada yang temani Dion selama dua puluh empat jam, lagian Dion selama pacaran juga baik dan bukannya Dion calon menantu idaman yang membanggakan, jadi apa boleh menikah?” tanya Tasya yang juga ingin menikah cepat, karena Tasya juga merasakan waktu bersama Dion tidak banyak juga.

**

Dion telefon Tomi, Anggun, dan Intan. Untuk bahas pernikahannya bersama Tasya, membuat Intan ketawa mendengar Dion minta Tomi dan Anggun, untuk melamar Tasya karena Dion ingin menikah dengan Tasya supaya

banyak waktu bersama Tasya.

“ Abang buaya, apa tidak terlalu cepat ajak nikah kak Tasya? Kalian baru pacaran dan juga masih semester tiga loh dan apa alasan menikah cepat supaya ada yang temani dirumah karena merasa sendirian?” tanya Intan sambil ketawa, mendengar keinginannya Dion yang tiba-tiba mau ajak nikah Tasya.

“ Apa kamu siap, menanggung biaya hidupnya Tasya dan juga orang tuanya. Selain itu menikah harus punya tanggung jawab lebih loh Dion apa kamu sudah siap menikah diusia muda seperti sekarang?” tanya Tomi yang tidak keberatan, jika Dion bener-bener siap berumah tangga.

“ Insya allah siap segalanya Papi, karena Dion ingin sekali punya banyak waktu bersama Tasya karena cuman sampai jam delapan masih kurang rasanya dan benar dirumah Dion merasa kesepian dan sendirian. Kalo punya istri kan ada temen ngobrol dan berbagi dalam segala hal selama ada didalam rumah, insya allah dengan pekerjaan Dion sekarang mampu membiayai kebutuhan hidup Tasya dan juga memenuhi kebutuhan orang tuanya Tasya. Jadi apa boleh Dion menikah?” tanya Dion yang berharap diberikan ijin, untuk menikah cepat supaya bisa menghabiskan banyak waktu bersama Tasya.

“ Intan sih setuju saja, kasihan juga Abang buaya tinggal sendirian disana sampai lulus kuliah dan baru menikah dengan kak Tasya, asal semuanya berjalan dengan lancar setuju saja Intan asal Abang buaya bisa bahagia

dengan pilihannya sendiri.” lanjut Intan yang tidak keberetan Dion menikah dengan cepat.

“ Ya sudah Dion, hari sabtu dan minggu kita semua ke rumah kamu, akan bahas soal ini iya dan kita juga ajak Fika untuk ikut nginep di rumah kamu supaya semuanya bisa bahas bersama-sama untuk kapan waktu yang tepat

untuk kamu lamar Tasya.” ucap Anggun yang setuju Dion nikah cepat, karena takut Dion hilaf selama pacaran dengan Tasya dan tidak membuat masalah karena sering pergi bersama Tasya.

Dion merasa bahagia sekali, karena Tomi, Anggun, dan Intan. Setuju Dion menikah cepat karena tidak tega membiarkan Dion tinggal sendirian terus selama kuliah dan kerja yang harus jauh dari orang tua.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!