Malam yang indah dengan hiasan bintang kelap-kelip di dinding langit.
Angin yang begitu dingin sampai-sampai membawa Miranti ke alam bawah sadar.
Sambil melamun....
Bisa-bisanya gua kepikiran Mateo terus! Kalau sampai Uci tau pasti dia mikirnya aneh-aneh lagi tuh anak.
Gumam Miranti dalam hati.
"Coba aja dia gak sesingin itu sama cewek,mungkin saat ini gua udah kenal lebih deket kali ya sama tuh cowok."ucap lirih Miranti.
Sambil memainkan ponselnya,yang entah kepencet sampai mana ponsel itu.
Uci yang memerhatikan Miranti sempat curiga.
"Tuh anak kenapa ya?jarinya sibuk di hp tapi matanya melongo ke arah atap plapon."Ujar lirih Uci.
"Woii !! Ngapain sih lu,liat tuh hp mencet kemana-mana."ucap Uci sambi mendekat ke arah Miranti.
""Ngagetin mulu sih lu ci,kalu gua jantungan gimana coba! Ujar Miranti sedikit kesal karna kaget.
"Abis lu nya ngelamun Mir,kenapa sih? Ada yang lu pikirin?".Tanya Uci.
Yailah.. Uci ganggu mulu,orang lagi bayangin muka Mateo,jadi buyarkan nih !
Gerutu Miranti dalam hati.
Sedikit kesal karna kaget sekaligus buyar bayangan Mateo ketika sahabatnya itu mengagetinya.
"Gapapa ci,gak ada masalah kok,
cuman.......".Tidak ingin melanjutkan pembicaraannya.
Miranti mengalihkan pembicaraan.
"Kok lu belum tidur sih?laper ya lu?".ledek Miranti sambil mengalihkan pembicaraan mereka.
"Kok gak dilanjutin ngomongnya?cuman apa Mir?".tanya Uci yang di buat semakin penasaran.
Miranti yang ingin mengalihkan topik pembicaraan itu melangkahkan kakinya menuju balcon hotel dan berusaha mengajak Uci bicara dengan lain pembahasan.
Waktu menunjukkan pukul 19:15 malam,dimana biasanya mereka keluar mencari makan malam.
Namun Uci malam itu sedang tidak semangat beranjak dari tempat tidur.
Cuaca sangat dingin malam itu.
"Coba sini deh ci."Ajak Miranti sambil menganggukkan tangannya pada Uci.
"Kalau di lihat dari atas sini bagus banget ya jalanan bawah itu."Ucap Miranti sambil melihat ke arah jalanan bawah hotel.
Miranti dan sahabatnya itu menginap di lantai 5.
Cukup terlihat tinggi jika melihat kearah bawah.
Uci yang langsung saja melupakan rasa herannya pada Miranti tiba-tiba saja ikut larut dalam pandangan bawah hotel itu.
"Andai saja kita kerja dan tinggal di sini ya Mir."Ucap Uci.
"Pasti betah gak pengen pulang-pulang."Tambahnya dengan senyum ringan sambil membayangkan.
Uci yang bebarengan lulus dengan Miranti.
Ia tidak melanjutkan ke kuliah karna kasihan dengan orangtuanya.
Uci merasa nanti akan membebani orangtuanya lagi jika ia lanjut ke kuliah.
Miranti yang tujuannya kuliah di Bandung tentu bukan hanya untuk kuliah saja.
Ia nantinya ingin sambil kerja.
Kalau sudah masuk kuliah dan sudah berjalan beberapa bulan.
Kalau bisa malah setelah masuk berapa minggu niat Miranti ia akan mencari kerja.
Gadis mungil nan cekatan ini ingin hidup mandiri dan belajar untuk tanggung jawab atas keperluan dan kebutuhannya selama jauh dengan orangyuanya.
Walau kedua orangtuanya sudah pasti akan menanggung biayanya selama di Bandung,namun Miranti mempunyai keinginan seperti itu tadi.
Kuliah sambil bekerja.
Sekarang banyak muda-mudi yang kuliah di sambil kerja.
Karna jam kuliah beda dengan masa sekolah SMA yang masuk pasti di pagi hari dan pulang di siang hari.
Ada juga sebagian sampai sore namun jarang.
Tapi kalau kuliah kan beda,ada juga yang masuknya siang,sore bahkan sampai malam.
Namun Miranti harus mencari kerja yang bisa menerima nya dengan jam dan waktu yang tidak menentu.
Terkadang kuliah pun bisa di kerjakan di luar kampus.
Semisal Dosennya tidak hadir juga kadang tidak wajib masuk ke kampus.
Itu kenapa kuliah bisa di manfaatkan sambil bekerja.
Tidak sedikit anak jaman jaman sekarang yang masih kuliah namun ia juga bekerja.
Harus pandai-pandai saja mengatur waktunya.
Yang pasti harus bisa membagi waktu saja.
Banyak perusahaan yang bisa menerima mahasiswa dan mahasiswi yang masih kuliah bekerja di perusahaannya.
"Kayaknya gua nanti bakalan ikut sama lu aja deh Mir."ucap Uci yang sedari tadi seperti sedang merenung.
"Ikut gua gimana maksudnya ci?".Tanya Miranti.
"Ya nanti kan lu kuliah nih,dan gua nanti bakalan coba cari kerja disini juga.kita bisa ngekost atau cari kontrakan buat kita,jadi nanti kita barengan aja."Jelas Uci.
"Wah....Yang bener ci?".jawab Miranti dengan wajah penuh semangat.
Miranti dan Uci bersahabat sudah lama bahkan sejak masih duduk di bangku SMP.
Itu kenapa Uci dan Miranti terlihat akrab dan kemana-kemana selalu bersama.
Seperti berat untuk berpisah.
"Bakalan seru nanti ci,kalau lu beneran mau kerja di sini juga."ucap Miranti sambil memeluk sahabatnya itu.
"Kita bisa barengan terus kalau kemana-mana."tambahnya.
Malam semakin larut,namun Uci masih enggan diajak keluar untuk cari makanan.
"Kalau kita gak turun keluar kita gak makan dong ci ?".ucap Miranti.
"Dingin banget Mir,gua jadi gak laper-laper ini."Jawabnya.
Namun Miranti sudah kelaperan,dan ia ingin sekali minum-minuman dingin.
Di kulkas dalam kamar hotel ada air mineral dingin,tapi Miranti ingin es Teh.
"Yaudah deh gua turun sendiri ya?."Tanya Miranti pada Uci.
"Gua nitip aja ya,samain aja sama yang lu makan."jawab Uci.
Miranti pun mengambil jaket dan ber makup tipis.
Memberi olesan biar sedikit terlihat segar wajahnya.
Begitu ia keluar kamar hotel....
Mateo yang melihat Miranti keluar dari pintu kamarnya,
"Itu kan Miranti."Gumamnya.
Mateo sudah sedikit tertarik dengan gadis mungil itu mendekati arah Miranti.
Saat itu Miranti tidak menyadari ada Mateo di sisi sebelah kanan dari kamar hotel nya itu.
Mateo dan Hermawan memang masih menginap di hotel itu.
Bagaimana tidak,walaupun rumah Hermawan tidak terlalu jauh dari hotel itu,namun kapan pun kapan mu Hermawan ingin menginap di hotel itu tentu oke-oke saja.
Karna selain ia salah satu investor di hotel tersebut ia juga ingin merasakan suasana tidur yang berbeda dari biasanya.
Di hotel itu memang ia ada kepentingan dengan rekan bisnisnya yang dari luar kota.
"Mir, mau kemana?".Ujarnya membuat Miranti kaget.
Mateo tiba-tiba saja ingin ngobrol dengan Miranti saat itu.
Semenjak menolong Miranti yang terjatuh saat di warung wedang ronde waktu itu,Mateo seketika sudah sedikit tidak dingin kepada Miranti.
"Eh...kamu.Iya ini aku mau ke bawah cari makan."jawab sedikit gugup Miranti.
Hati nya tiba-tiba merasa deg deg an.Ketika Mateo menghampiri dan bertanya padanya.
Astaga!! Kenapa jantungku berdetak kenceng tidak seperti biasanya.
Gumam nya dalam hati dengan perasaan tak menentu.
Mateo yang masih sedikit canggung namun ingin terlihat cool di depan Miranti.
Berusaha mengkondisikan sikapnya di depan Miranti.
Sebenarnya Mateo tidak secuek yang Miranti pikirkan.
Hanya saja dia jarang berkomunikasi dengan cewek makannya seperti itu sikapnya.
Kemarin nih cowok dingin banget,sekarang tiba-tiba aja sok-sokan akrab gini.Tapi baguslah mungkin setelah kejadian kemarin dia jadi berubah begini.
Gumamnya dengan sesikit tersenyum.
Keluarnya Mateo dari kamar hotelnya tak lain juga ingin keluar mencari makanan.
Namun,ketika ia keluar dan mendapati Miranti juga kebetulan keluar dari kamar hotel,makannya Mateo menghampiri Miranti.
Karna memang sudah beberapa kali bertemu jadi tidak merasa canggung lagi.
"Kebetulan aku juga mau cari makan,mau bareng?".Ajak Mateo ke Miranti.
Haduh! Kenapa tiba-tiba ngajakin bareng dia sih. Gumam Mateo dalam hati.
"Emmmm.. Boleh."jawab singkat Miranti.
Entah apa yang membuat Miranti merasa tidak karuan saat itu.
Yang jelas senang kaget campur jadi satu.
Uci yang tidak bisa melihat langsung pertemuan sahabatnya dengan Mateo karna ia sedang berada di dalam kamar hotel.
Ia sedang meringkuk kedinginan.
Mateo dan Miranti berjalan bareng menuju lif hotel didepan arah pintu hotel mereka.
Di dalam lif seperti ada di dalam ruangan pendingin.
Tangan dan telapak kaki Miranti seperti membeku karna dingin.
Dingin bercampur deg-deg an karna bersampingan dengan Mateo cowok yang sempat membayangi pikirannya.
Mimpi apa aku semalem diajak cari makan bareng dengan cowok yang ku pikir cuek dan pendiam ini.
Gumamnya dalam hati masih tidak menyangka.
Sampailah di lantai dasar dan mereka pun keluar hotel.
"Kamu tunggu disini dulu ya,aku ambil motor dulu."ucap Mateo.
"E...e.. Iya aku tunggu disini."jawab Miranti masih setengah gugup.
"Ku pikir bakal jalan kaki kedepan,ternyata dia bawa motor to?".ucap lirih Miranti.
Berhentilah mobil mewah berwarna hitam gilap tepat di depan hadapan Miranti.
Ia melihat sosok pria paruhbaya.
Ya! Hermawan.
"Astaga ini mobilnya?keren banget."ucapnya bergeming.
"Nak Miranti,mau kemana?"tanya Hermawan.
"Pak Hermawan."sambil mengulurkan tangannya dan mencium tangan Hermanto.
"Ini pak......".
Belum selesai menjawab pertanyaan Hermawan.
Mateo datang.
Hermawan melihat kedatangan anak semata wayangnya itu.
"Mir,ayok!! "ajak Mateo.
"Kalian mau kemana?".tanya hermanto sedikit kepo.
"Ah... ini urusan anak muda pa!."jawab slow Mateo pada Hermawan.
Seketika sikap cueg dan dingin Mateo kemarin hilang di pikiran Miranti saat ini.
Mateo jadi terlihat santai dan tidak acuh lagi.
"Baiklah kalau begitu papa masuk dulu."Jawab Hermanto.
Miranti membalas dengan melempar senyum ramah pada Hermawan.
Setelah naik ke atas Moge Mateo.Miranti yang masih bingung berpegangan dimana.
"Jangan ragu-ragu,pegang pinggangku!."ucap Mateo.
Hah!! Yang bener ini?
Gumam Miranti sedikit ragu.
Mateo melajukan motornya dengan hati-hati.
Grenggg !!!!
Diperjalanan Mateo berusaha memulai obrolan.
"Kamu orang mana sih?".Tanya nya.
"E.ehh aku orang Jakarta."jawab Miranti.
"Terus disini kamu ngapain?kok nginep di hotel?".
Angin malam itu sesikit kencang membuat pendengaran Miranti sesikit terganggu karna Mateo mengendarai Mogenya dengan kecepatan sedikit tinggi.
Kondisi jalan yang sidikit mulai sepi membuat Mateo sedikit liar mengendari Moge nya itu.
"Apa ... Aku gak denger.Anginnya kenceng banget."jawab Miranti.
"Deketan dikit makannya,jangan jauh-jauh,pegangan nanti kamu jatuh loh."Ujar Mateo.
Miranti sedikit menggeser maju dan
Semakin erat berpegangan di pinggang Mateo.
Jatung Miranti semakin berdetak tidak beraturan.
"Kamu mau makan apa Mir?".Tanya Mateo.
"Aku ngikut aja deh."saut Miranti.
"Martabak legit di depan Expedisi sana mau gak?disana enak banget."ujar Mateo.
"Okelah!".
Sampai di tempat tujuan mereka.Mateo pangsung saja memesankan Martabak.
Mateo yang melihat Miranti seperti kebingungan sedang mencari sesuatu sambil memegang tenggorokannya.
"Kamu haus?". Tanya Mateo.
Miranti pun mengangguk.
Langsung saja Mateo dengan sigap melangkah ke pinggir jalan dan nyebrang.
Miranti yang melihat Mateo menuju ke arah penjual Teh poci.
Dia beliin aku teh? Gak nyangka gua dia se respeck itu ke cewek.
Gumamnya dalam hati sambil memandangi ke arah Mateo.
Miranti yang keingat dengan sahabatnya di hotel.
Bermaksud ingin makan di hotel saja dengan temannya.
"Martabaknya di bungkus aja ya Mas,temen ku di hotel sendirian disana belum makan juga."Pinta Miranti.
"Kok panggil mas,berasa kayak adik kakak kita."protes Mateo.
......................
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments