Air mata Alan, untuk putranya

Alan, kendalikan dirimu. Om akan melalukan tes ulang pada Alexix. Bisa saja diagnosa kami salah, walau kesalahannya hanya persenan kecil saja." Putus Hervan.

Alan akhirnya mengangguk, dia ingin segera menemui putranya saat ini. Dia tak sanggup memikirkan apapun lagi, selain kondisi putranya.

"Apa putraku sudah sadar?" Tanya Alan pada dokter tersebut.

"Sudah, putra anda sudah sadar dua jam yang lalu. Anda sudah bisa menemuinya, setelah ini kami juga akan memindahkannya ke ruang perawatannya."

"Berikan kelas VVIP." Pinta Alan. Dokter mengangguk, dia juga turut prihatin dengan apa yang terjadi pada pasiennya. Namun, dia sebagai dokter harus professional.

Alan beranjak dengan lemas, dia melangkah keluar menuju ruang ICU. Ternyata, brankar putranya akan di pindahkan menuju ruang rawatnya. Sehingga Alan bisa melihat jelas, putranya tengah tiduran setengah duduk sembari menatap lemas ke arah nya. Masker oksigennya terganti dengan selang oksigen yang menghiasi hidungnya.

"Alexix." Panggil Alan dengan siara lirih, dia turut mengikuti brankar Elouise hingga ke ruang rawatnya.

Brankar Elouise sampai diruang rawatnya, kelas perawatan yang sangat mewah. Beberapa suster kembali datang dan membawakan makanan untuk Elouise.

"Terima kasih." Ucap Alan ketika suster itu memberikan makanan untuk putranya.

Selepas para suter pergi, Alan duduk di tepi brankar. Matanya menatap putranya dengan tatapan lekat, sementara Elouise menatapnya dengan tatapan bingung.

"Napa papa liat-liat begitu? lapel? citu, makan." Celetuk Elouise.

Alan hanya diam, dia membuka plastik wrap yang membungkus nampan. Lalu, mengambil sendok dan berniat menyuapkan putranya. Dia melihat makanan itu dengan tatap sendu. Biasanya Alexix makan dengan enak. Tapi, kini anak itu harus memakan bubur rumah sakit.

"Papa benelan makan punya Lekci? lapel yah nundu Lekci? Kacian." Lirih Elouise.

Bukannya marah, Alan justru menitikkan air mata. Dia menyendokkan bubur campuran wortel dan jagung itu dan menyodorkannya pada mulut Elouise. Tangannya bahkan sampai bergetar, saat dirinya menyendokkan bubur itu.

"Buka mulutmu." Titah Alan.

Melihat Alan yang menangis, Elouise mengerutkan keningnya. Namun, mulutnya tetap terbuka menerima suapan sang papa. Ada perasaan aneh yang Elouise terima saat Alan menyuapinya makanan, perasaanya berbunga-bunga. Ini adalah kegiatan yang dia dambakan sejak dulu, di suapi oleh sang papa.

"Lexi, apa Papa boleh bertanya?" Tanya ALan dengan hati-hati.

"Tanya aja, nda ada yang lalang." Sahut Elouise sembari menikmati buburnya. Karena perutnya yang lapar, dia tak peduli dengan rasa bubur yang hambar itu.

"Apa Lexi pernah merasakan sakit perut? Bilang saja, jangan takut. Papa tidak akan marah. Papa hanya bertanya saja," ujar Alan mencoba menggali lebih dalam.

Karena Elouise merasa, dia hanya mengangguk polos. Dia sering mengalami sakit di perut nya, tetapi dia selalu bilang ke sang mama sebelumnya. Elouise tak lupa, jika Alan tak mengerti tentang kondisinya yang sakit. Dia ada bersama Alan, karena penyakitnya.

"Kenapa Lexi tidak bilang kalau sakit?" Tanya Alan dengan suara tertahan, sungguh dia tidak sanggup menghadapi persoalan sulit seperti ini.

"Papa cibuk, jadi Lekci halus bilang ciapa?" Asal Elouise.

Degh!!

Dada Alan seperti di hantam sebuah batu besar setelah mendengar penuturan putranya. Ya, selama ini dia sibuk. Dia jarang meluangkan waktu untuk putranya. Bahkan, dia tak pernah bertanya tentang apa yang putranya lakukan seharian selama dirinya tak ada di rumah. Dia berangkat bekerja saat Alexix masih tidur, dan dia pulang setelah Alexix tidur.

"Iya nda cih, Lekci kan bilangna Papa cibuk kan? Benel ci?" Batin Elouise dengan perasaan was-was. Dia takut kembali salah berucap.

Selesai menyuapkan Elouise, Alan menghubungi Kendrick. Dia meminta asistennya untuk baju milik Alexix dan juga dirinya.

"Ya, bawakan lima pakaian saja. Sama, jangan lupa dokumen kerja sama yang akan ku tandangani." Titah Alan.

Alan memutuskan sambungan telponnya, dia berbalik dan menatap Elouise yang sedang melamun. Dirinya pikir, Elouise bosan sehingga melamun seperti itu.

"Mau nonton?" Tanya Alan sembari duduk di sebelah putranya.

"Nonton?" Tanya Elouise dengan kening mengerut.

"Kamu biasanya suka liat marvel kan,"

Elouise yang tidak permah menonton justru bingung dengan apa yang Alan katakan. Jangankan nonton lewat ponsel, menonton TV pun terakhir kali saat dirinya berumur empat tahun sebelum sang mama menjual semua barang untuk pengobatannya.

Film pun di mulai, Elouise menatap takjub ke arah film yang ia tonton. Sepertinya, seleranya dengan Alexix sama. Marvel yang berbentuk kartun itu menarik perhatiannya. Sesekali Elouise tersenyum dan tertawa kecil, membuat Alan memperhatikan anaknya itu dengan lekat. Senyum Alan mengembang setiap kali mendengar tawa anaknya.

"Maafkan papa, bukan maksud papa tidak memperdulikanmu. Papa menyayangimu, sangat sayang. Papa tidak sadar jika kesibukan papa membuat papa melewatkan kesehatanmu." Batin Alan.

"Papa haus." Celetuk Elouise tanpa mengalihkan pandangannya dari ponsel.

Alan mengambil sebotol air yang tadi sudah terbuka, dia membukanya sebentar dan menyodorkannya pada Eloise. Elouise hanya minum sedikit, dia masih mengingat ketika dirinya tinggal dengan sang mama. Dia tidak boleh minum terlalu banyak.

"Sudah." Ucap Elouise sembari menjauhkan kepalanya.

"Sudah? Kamu minum sedikit sekali, hanya satu teguk. Ayo minum lagi, biar kamu gak dehidrasi." Titah Alan.

Elouise menggeleng, "Mau es batu aja, ada Papa?" Tanya Elouise, sembari mengalihkan pandangannya pada sang papa.

Alan semakin bingung, untuk apa es batu? Putranya lagi sakit, tapi kenapa harus memakan es batu?

"Lexi, kamu lagi sakit. Jangan aneh-aneh," ujar Alan.

"Yacudah kalau nda boleh." Jawab Elouise dengan enteng.

Alan terbengong, biasanya putranya akan mengamuk sampai keinginannya terpenuhi. Tapi, lihat sekarang? Tidak ada angin, tidak ada hujan. Putranya yang ia anggap sebagai Alexix, menyetujuinya dengan mudah tanpa membuat drama.

"Tumben gak ngamuk." Ucapnya dalam hati.

Alan kembali menaruh botol itu di atas nakas, dia kembali memperhatikan putranya yang lagi-lagi tertawa akibat apa yang ia tonton

Tok! Tok!

"Tuan! ini saya,"

"Masuklah!" Seru Alan ketika tahu siapa yang mengetuk.

"Pegang ponselnya, Papa temuin om Kendrick dulu." Elouise hanya menurut, dia memegang ponsel Alan dan kembali fokus dengan tontonannya.

Alan menghampiri Kendrick yang membawa paperbag dan juga tas laptopnya, dia lalu mengambilnya dan menaruhnya di atas brankar. Selanjutnya, Kendrick mendekat pada Elouise berniat akan menyapanya.

"Tuan kecil, semoga cepat sembuh biar jajan cilor lagi." Seru Kendrick.

Elouise menatap Kendrick dengan tatapan sinis, "Di bilangna nda cuka Cilol! cukana telol gulung kok ya!" Pekik Elouise.

"E-eh." Kendrick menatap Alan, meminta penjelasan.

Alan menaikkan bahunya acuh, pembahasan itu tidak penting menurutnya. Dia beralih duduk di sofa sembari membuka laptop yang Kendrick bawakan padanya. Dia harus mengecek keadaan kantornya, sebab dirinya tak bisa berangkat ke kantor untuk hari ini.

"Tuan, saya ingin memberikan informasi tentang Nona Azalea." Cetus Kendrick yang kini sudah berdiri di sisi Alan.

Mendengar nama sang ibu di sebut membuat Elouise mengalihkan tatapannya. Dia penasaran dengan apa yang akan mereka bicarakan nantinya.

Kendrick tidak berbisik lantaran dia tahunya jika Elouise adalah Alexix. Alexix tidak mengetahui nama Azalea, jadi menurut Kendrick akan aman-aman saja dia berbicara tentang Azalea di dekat Elouise.

Alan melirik sejenak ke arah putranya, dia sempat tertegun kala melihat Elouise yang menatap tajam pada Kendrick.

"Apa dia tahu nama ibunya, kenapa tatapannya seakan dia tak suka mengenai apa yang Kendrick katakan barusan?" Batin Alan.

"Aku melihat Alexix di kantin rumah sakit!"

Alan terdiam dengan tatapan kosong, dia kembali ter flashback dengan berbagai kejanggalan yang ada. Dari mulai penyakit putranya, sikap dan cerita Brandon. Dia seakan, bertemu dengan dua orang yang berbeda.

"Ini aneh, benar-benar aneh. Sikap Alexix, memang berbeda sejak dia hilang di rumah sakit." Ucap nya dalam hati, sembari matanya menangkap gelagat Elouise yang menurutnya sangat berbeda dari biasanya.

____

Triple up yah🥰🥰

Terpopuler

Comments

WIBU~NOLEP

WIBU~NOLEP

/Cry//Cry/

2024-03-29

0

Sugiharti Rusli

Sugiharti Rusli

wah gaswat nih kalo si Alan nanti mulai curiga,,,

2024-03-14

0

Lilis Ilham

Lilis Ilham

semoga beruntung si kembar

2024-02-06

1

lihat semua
Episodes
1 Hati yang berbeda
2 Kelahiran si Kembar dan Berakhirnya Kerja Sama
3 Merelakan untuk mempertahankan
4 Rumah sakit
5 Gagal Ginjal Kronis
6 El mau ketemu papa
7 Mama?
8 Bertukar tempat
9 Lekci juga anak mama kan?
10 Elouise jujur pada Bi Sari mengenai dirinya
11 Kambuh
12 Brandon bertemu Alexix
13 Kejanggalan
14 Air mata Alan, untuk putranya
15 Perasaan yang aneh
16 "Apa dia pikir, aku tidak akan mengetahuinya?"
17 ENAK BETUL MAU BAWA MAMA OLANG!
18 Peringatan Alan, untuk Azalea
19 Tentang cinta
20 Sikap aneh Alan.
21 Hati yang tersakiti
22 Antara mimpi dan kenyataan
23 Nasehat Reagan
24 Papa nda bahagia!
25 Kita bertemu lagi, Nona Azalea
26 Kalau mirip, katanya jodoh
27 Donor Ginjal
28 Malam kebahagiaan Reagan
29 Kenekatan Alexix
30 Ketahuan?
31 Elouise, dia juga putraku
32 Elouise putramu!!
33 Janji papa
34 Papa menyayangimu
35 Keputusan Alan
36 Perdebatan ayah dan anak
37 Titipan Elouise yang menguntungkan
38 Kaca mata mama
39 Baju dinas? Siapa yang membelinya?
40 Apa kau mencintainya?
41 Kecanggungan
42 Aku tidak bisa bersaing dengan papa dari anakmu
43 Operasi
44 Henti jantung
45 Penempatan janji
46 Aku tidak bisa mendapatkan wanita yang ku cintai
47 Keanehan Azalea
48 Tidur berdua
49 Istri Dokter Aryan
50 Hadiah untuk Dokter Aryan
51 Dia masih istri saya!
52 Beri aku kesempatan
53 Kesempatan untukmu
54 Kesabaran Reagan
55 Bisa kok! Bisa!
56 Jangan sia-siakan
57 Mau untung, malah buntung
58 Tingkah jail Alan
59 Kebahagiaan sementara?
60 Tragedi
61 Kita cerai saja!!
62 Melukai hati kedua putraku
63 Tragedi 24 tahun silam
64 Kamu putriku!
65 Jeritan Azalea
66 kakak ipar
67 Memaafkan
68 Ulah Lempeyek
69 Tingkah si kembar
70 Nda butuh di cayang, butuhna uang
71 Kepintaran si kembar
72 Kau mengenalnya, Alan?
73 Kenapa kau meminumnya?
74 Omelan Alan pada si kembar
75 Anak genius
76 Bertemu oma dan opa
77 Abang pamit
78 Bertemu kembali dengan mantan
79 Publish hubungan
80 Kehilangan?
81 Merindukannya
82 Bocah iseng
83 Wanita misterius
84 Penderitaan Kendrick
85 Insiden
86 Seberapa banyak yang anda tahu tentang suami saya?
87 Apakah nama ibu kamu, Arumi?
88 Anda ibu kandung suami saya kan?!
89 Benar, tapi kurang tepat
90 Kakak ipar VS adik ipar
91 Saya ibu kandungnya
92 Putraku
93 Berontak
94 Klien aneh
95 Modusnya Reagan
96 Kembali pulang
97 Gigitan Caramel
98 Kesedihan keluarga Arumi
99 Saran si kembar yang sangat cerdas
100 Pertemuan Airin dan Alan
101 Alan yang luluh
102 Perdebatan si kembar
103 Memaafkan masa lalu
104 Calon istri
105 Mantan VS Reagan
106 Kami sayang mama
107 Keberhasilan Azalea
108 Keadaan sang bayi
109 Pendekatan
110 Calandra Abrisham
111 Saya sudah lamar adek abang
112 SAH!
113 Pikiran aneh Reagan
114 Isi hati Alexix
115 Insiden copot gigi yang tak terduga
116 Satu sama
117 Pertemuan pertama Airin dan Calandra
118 Hak asuh Calandra
119 Calandra Abrisham Xaver, anak kita
120 Si cadel yang suka jajan
121 Calah apa aku lupana
122 Pria misterius
123 Bertemu dengan mantannya istri
124 Penyesalan yang tak berarti
125 Bu Lik
126 Keributan di kantor
127 Cala cayang bunda
128 Mual-mual
129 Hamil lagi?
130 Hamil kembar
131 Pertemuan pertama Lucian dan Calandra
132 Tamu spesial
133 Calah apa lagi aku lupana
134 Mengejar
135 Heboh karena jajan
136 Arley
137 Permintaan Jessica
138 Regan dan Alan, akhirnya bertemu Lucian
139 Terbongkarnya status Lucian
140 Titik terang
141 Suasana semakin panas
142 Janan tinggalin Cala
143 Surat pengadilan
144 Kamu adalah cahaya kami
145 Ada apa dengan Sherly?
146 Kekhawatiran Jessica
147 Calandra putraku?
148 Mendapat petunjuk dari gelang Caramel
149 "Apa yang tidak aku ketahui selama ini"
150 Kepanikan Jessica
151 Calandra adalah putraku!
152 Penyelamatan yang penuh drama
153 Kisah cinta Arley dan Sherly
154 Ici dompet citu nda bica bayal halga diliku
155 Kembali pulang
156 Cuting cinetlon pendelitaan ictli kah?
157 Ego kedua ibu
158 Perdamaian
159 Cala bantu dapatkan hatina mommy
160 Airin melahirkan dan kerempongan Reagan
161 Kesedihan Natasya
162 Kedewasaan Alexix
163 Duka
164 Cimalakama
165 Mansion Arley
166 Sepotekel
167 Kehebohan di hari kelahiran baby twins
168 KOK MENALA?!
169 Jodoh Kendrick
170 Selalu mencintaimu
171 Ekstra part
172 Ekstra part 2
173 Ektra part 3
174 Ektra part 4
175 Ekstra part terakhir
176 PENGUMUMAAANN
177 S2 Eps. 01
178 S2. Cinta yang goyah.
179 Aku sakit, tapi aku rindu
180 Sadar
181 Amnesia
182 Ponsel tersembunyi
183 Apakah Diva?
184 Kepingan ingatan
185 Arghi
186 Gedung tersembunyi
187 Terancam
188 Leader Black Hold
189 Penyerangan
190 Melamar
191 Apa kamu pria itu?
192 Hari H
193 Misi Penyelamatan
194 Kemunculan Chieko
195 Akhir dari Karel
196 Happy ending
197 KARYA BARU: ISTRI DADAKAN MR. GYNOPHOBIA
198 KARYA BARUUU
Episodes

Updated 198 Episodes

1
Hati yang berbeda
2
Kelahiran si Kembar dan Berakhirnya Kerja Sama
3
Merelakan untuk mempertahankan
4
Rumah sakit
5
Gagal Ginjal Kronis
6
El mau ketemu papa
7
Mama?
8
Bertukar tempat
9
Lekci juga anak mama kan?
10
Elouise jujur pada Bi Sari mengenai dirinya
11
Kambuh
12
Brandon bertemu Alexix
13
Kejanggalan
14
Air mata Alan, untuk putranya
15
Perasaan yang aneh
16
"Apa dia pikir, aku tidak akan mengetahuinya?"
17
ENAK BETUL MAU BAWA MAMA OLANG!
18
Peringatan Alan, untuk Azalea
19
Tentang cinta
20
Sikap aneh Alan.
21
Hati yang tersakiti
22
Antara mimpi dan kenyataan
23
Nasehat Reagan
24
Papa nda bahagia!
25
Kita bertemu lagi, Nona Azalea
26
Kalau mirip, katanya jodoh
27
Donor Ginjal
28
Malam kebahagiaan Reagan
29
Kenekatan Alexix
30
Ketahuan?
31
Elouise, dia juga putraku
32
Elouise putramu!!
33
Janji papa
34
Papa menyayangimu
35
Keputusan Alan
36
Perdebatan ayah dan anak
37
Titipan Elouise yang menguntungkan
38
Kaca mata mama
39
Baju dinas? Siapa yang membelinya?
40
Apa kau mencintainya?
41
Kecanggungan
42
Aku tidak bisa bersaing dengan papa dari anakmu
43
Operasi
44
Henti jantung
45
Penempatan janji
46
Aku tidak bisa mendapatkan wanita yang ku cintai
47
Keanehan Azalea
48
Tidur berdua
49
Istri Dokter Aryan
50
Hadiah untuk Dokter Aryan
51
Dia masih istri saya!
52
Beri aku kesempatan
53
Kesempatan untukmu
54
Kesabaran Reagan
55
Bisa kok! Bisa!
56
Jangan sia-siakan
57
Mau untung, malah buntung
58
Tingkah jail Alan
59
Kebahagiaan sementara?
60
Tragedi
61
Kita cerai saja!!
62
Melukai hati kedua putraku
63
Tragedi 24 tahun silam
64
Kamu putriku!
65
Jeritan Azalea
66
kakak ipar
67
Memaafkan
68
Ulah Lempeyek
69
Tingkah si kembar
70
Nda butuh di cayang, butuhna uang
71
Kepintaran si kembar
72
Kau mengenalnya, Alan?
73
Kenapa kau meminumnya?
74
Omelan Alan pada si kembar
75
Anak genius
76
Bertemu oma dan opa
77
Abang pamit
78
Bertemu kembali dengan mantan
79
Publish hubungan
80
Kehilangan?
81
Merindukannya
82
Bocah iseng
83
Wanita misterius
84
Penderitaan Kendrick
85
Insiden
86
Seberapa banyak yang anda tahu tentang suami saya?
87
Apakah nama ibu kamu, Arumi?
88
Anda ibu kandung suami saya kan?!
89
Benar, tapi kurang tepat
90
Kakak ipar VS adik ipar
91
Saya ibu kandungnya
92
Putraku
93
Berontak
94
Klien aneh
95
Modusnya Reagan
96
Kembali pulang
97
Gigitan Caramel
98
Kesedihan keluarga Arumi
99
Saran si kembar yang sangat cerdas
100
Pertemuan Airin dan Alan
101
Alan yang luluh
102
Perdebatan si kembar
103
Memaafkan masa lalu
104
Calon istri
105
Mantan VS Reagan
106
Kami sayang mama
107
Keberhasilan Azalea
108
Keadaan sang bayi
109
Pendekatan
110
Calandra Abrisham
111
Saya sudah lamar adek abang
112
SAH!
113
Pikiran aneh Reagan
114
Isi hati Alexix
115
Insiden copot gigi yang tak terduga
116
Satu sama
117
Pertemuan pertama Airin dan Calandra
118
Hak asuh Calandra
119
Calandra Abrisham Xaver, anak kita
120
Si cadel yang suka jajan
121
Calah apa aku lupana
122
Pria misterius
123
Bertemu dengan mantannya istri
124
Penyesalan yang tak berarti
125
Bu Lik
126
Keributan di kantor
127
Cala cayang bunda
128
Mual-mual
129
Hamil lagi?
130
Hamil kembar
131
Pertemuan pertama Lucian dan Calandra
132
Tamu spesial
133
Calah apa lagi aku lupana
134
Mengejar
135
Heboh karena jajan
136
Arley
137
Permintaan Jessica
138
Regan dan Alan, akhirnya bertemu Lucian
139
Terbongkarnya status Lucian
140
Titik terang
141
Suasana semakin panas
142
Janan tinggalin Cala
143
Surat pengadilan
144
Kamu adalah cahaya kami
145
Ada apa dengan Sherly?
146
Kekhawatiran Jessica
147
Calandra putraku?
148
Mendapat petunjuk dari gelang Caramel
149
"Apa yang tidak aku ketahui selama ini"
150
Kepanikan Jessica
151
Calandra adalah putraku!
152
Penyelamatan yang penuh drama
153
Kisah cinta Arley dan Sherly
154
Ici dompet citu nda bica bayal halga diliku
155
Kembali pulang
156
Cuting cinetlon pendelitaan ictli kah?
157
Ego kedua ibu
158
Perdamaian
159
Cala bantu dapatkan hatina mommy
160
Airin melahirkan dan kerempongan Reagan
161
Kesedihan Natasya
162
Kedewasaan Alexix
163
Duka
164
Cimalakama
165
Mansion Arley
166
Sepotekel
167
Kehebohan di hari kelahiran baby twins
168
KOK MENALA?!
169
Jodoh Kendrick
170
Selalu mencintaimu
171
Ekstra part
172
Ekstra part 2
173
Ektra part 3
174
Ektra part 4
175
Ekstra part terakhir
176
PENGUMUMAAANN
177
S2 Eps. 01
178
S2. Cinta yang goyah.
179
Aku sakit, tapi aku rindu
180
Sadar
181
Amnesia
182
Ponsel tersembunyi
183
Apakah Diva?
184
Kepingan ingatan
185
Arghi
186
Gedung tersembunyi
187
Terancam
188
Leader Black Hold
189
Penyerangan
190
Melamar
191
Apa kamu pria itu?
192
Hari H
193
Misi Penyelamatan
194
Kemunculan Chieko
195
Akhir dari Karel
196
Happy ending
197
KARYA BARU: ISTRI DADAKAN MR. GYNOPHOBIA
198
KARYA BARUUU

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!