Dinikahi Majikan

Dinikahi Majikan

Masa Depan yang Hancur

"Apakah aku hanyalah seorang pembantu sehingga kamu berlaku seenaknya padaku? Kamu membohongiku dan kamu sudah merenggut masa depanku."

"Seharusnya kamu sadar diri meski aku tidak mengatakannya dari awal. Mana mungkin aku memilih istri dari seorang anak pembantu jika aku tidak ada tujuan. Sekarang semuanya sudah terlanjur, kamu harus menanggung semua resikonya, karena aku telah memberikan apa yang Ayah mu mau."

"Kamu pembohong, kamu jahat, dan kamu tidak punya hati nurani." ucap wanita cantik itu seraya menangis.

****

Seorang wanita berparas cantik nan Ayu dengan balutan hijab berwarna hitam kini tengah duduk seraya menunduk. Raut wajahnya tampak terlihat sendu. Tangannya meremas kuat. Sampai-sampai tubuhnya ikut bergetar. Suara seorang pria paruh baya berhasil meruntuhkan jiwanya. Hari ini dan mulai detik ini. Semua impian dan harapan yang sudah ia susun  dengan apik kini sirna sudah.

"Azizah gak mau, Ayah. Umur Zizah masih 18 tahun. Masih sangat muda untuk menikah. Zizah ingin melanjutkan kuliah agar masa depan Zizah lebih baik,  Ayah. Biar Zizah bisa membuat bangga Ayah. Dan mengangkat derajat keluarga kita."

"Zizah, dari mana uangnya kamu ingin kuliah. Ayah sudah tidak sanggup membiayaimu. Sudahlah menikah saja dengan Tuan Arga. Dia pria baik. Ayah sudah mengenalnya selama berpuluh-puluh tahun. Sejak kamu masih kecil, Ayah sudah bekerja dengan keluarganya."

"Tapi, Ayah. Zizah tidak mau di jadikan yang kedua. Apalagi Tuan Arga sudah berumur 35 tahun. Zizah tidak mau, Ayah. Zizah masih kecil. Zizah janji tidak akan merepotkan Ayah. Zizah tak akan meminta uang sepeserpun dari Ayah. Tapi tolong jangan nikahkan aku dengannya, Ayah. Semua itu menyangkut masa depanku." Azizah berbicara dengan mata yang berkaca-kaca. Seraya menatap wajah keriput sang Ayah yang kini ada di sebelahnya. Saling berhadapan dengannya.

"Zizah, tolonglah Ayah. Adikmu kini sudah mulai besar. Rani sudah mulai masuk SMA. Sedangkan Fadil sudah mau SMP. Ayah sudah tidak sanggup membiayai adik-adikmu. Jika kamu menikah dengan Tuan Arga,  inshaallah semuanya sudah terpenuhi. Tuan Arga berjanji akan menyekolahkan adik-adik mu sampai beres. Serta akan menanggung semua kebutuhan hidupnya sampai mereka menikah. Tak hanya itu, Tuan Arga pun akan memberikan kita rumah. Kamu tahu sendiri selama ini kita sangat sulit bahkan untuk membayar kontrakan saja. Tolong Ayah, Nak." ucap sang Ayah seraya menatap putri sulungnya dengan penuh rasa iba. Tangannya mengulus mengusap puncak kepala gadis cantik itu.

Deg

Mendengar kata itu, Azizah terdiam. Hatinya sakit tak terkira. Air matanya meluncur dengan deras mewakili perasaannya. Kehidupan keluarganya memang sangat jauh dari kata mapan. Bahkan selalu kekurangan. Sang Ibu meninggal beberapa tahun yang lalu. Dan ia kini hanya tinggal bersama Ayah dan kedua adiknya saja.

Azizah menutup wajah dengan kedua tangannya. Ia menangis tersedu-sedu disana.

"Maaf jika Ayah membebanimu. Tapi inilah mungkin takdir kita. Ayah tidak tahu umur Ayah sampai kapan. Jika Ayah tiada. Bagaimana nasib kalian?"

"Ayah jangan bicara seperti itu!" Azizah akhirnya kini memeluk sang Ayah. Membayangkan sang Ayah tiada sudah membuat hatinya sangat sakit. Rasanya ia tak akan sanggup kehilangan sosok pria yang selama ini menjadi pelindung baginya.

"Jika kamu menikah dengan Tuan Arga. Ayah tenang, Nak. Kamu sudah pasti ada yang menanggung jawab. Juga kedua adikmu. Masa depan kalian pasti cerah. Tugasmu hanya memberikannya seorang anak saja dan menjadi istri yang baik baginya. Karena istrinya di vonis tak akan bisa memiliki anak. Maka dari itu Tuan Arga mencari wanita yang bisa di jadikan istri keduanya. Dan ia memilih kamu. Dengan alasan sudah tahu betul sifatmu. Karena Arga ingin anaknya terlahir dari wanita baik sepertimu."

"Tapi Ayah bagaimana dengan masa depanku?"

Azizah menatap sang Ayah yang kini sudah terlihat semakin tua. Kepalanya kini berada di dada bidang sang Ayah. Dengan air mata yang selalu saja menetes tak henti.

"Cinta bisa datang belakangan, Nak. Apalagi niatmu baik. Demi adik-adikmu. Inshaallah Allah akan hadirkan perasaan cinta untukmu pada Tuan Arga. Maaf, bukannya Ayak tak mengerti perasaan mu. Tapi semua ini Ayah lakukan tak lain untuk masa depanmu dan juga kedua adikmu. Ayah tahu betul Tuan Arga. Inshaallah dia akan menjadi suami yang baik untukmu. Dia berjanji pada Ayah akan menjaga dan mencintaimu seperti Ayah menjagamu dan menyayangimu."

Azizah mengangguk. Meski hatinya tercabik-cabik bagai di tusuk ribuan belati. Sungguh bukan ini yang ia  inginkan. Akhirnya Azizah kini memasuki kamar. Ia ingin menenangkan dirinya terlebih dahulu.

***

Dua minggu berlalu. Azizah kini hendak melaksanakan pernikahan dengan anak dari majikan sang Ayah. Pernikahan ini di gelar dengan sederhana yang hanya di lakukan di dalam rumah Arga saja. Hanya keluarga inti saja yang ikut serta menghadiri pernikahan ini. Termasuk kedua orang tua Arga Abraham.  Sedangkan sang istri pertama tak menghadiri pernikahan keduanya. Serta adik perempuannya pun tak bisa hadir karena sesang berada di luar negeri.

Azizah kini sudah cantik dengan balutan gaun berwarna putih yang sederhana dan elegan. Dengan kerudung berwarna putih yang menutupi rambut indahnya.

Wajahnya di rias dengan begitu elegan oleh MUA yang di siapkan Arga untuknya. Membuat wajahnya yang Ayu semakin terlihat cantik dan bercahaya bak rembulan di malam hari.

Namun raut wajahnya tak bisa di bohongi. Azizah terlihat bersedih dan murung. Ia tak banyak bicara pada orang lain. Hanya secukupnya saja hingga terkesan pendiam. Tubuhnya bergetar. Bagaiman tidak, hari ini ia  akan resmi menjadi seorang istri dari pria yang usianya jauh lebih tua darinya. Tak hanya itu, hidupnya pun akan berubah seutuhnya karena dia akan menjadi istri kedua.

"Sah!" ucapan Sah itu begitu terdengar jelas di telinga Azizah. Membuat hatinya begitu bergetar hebat. Tangannya begitu dingin.

"Mba, ayo kita keluar. Mempelai pria sudah menunggu."

Kini Azizha keluar dari kamar. Menuju ruangan yang di jadikan proses pernikahan. Dengan di Papah oleh adik perempuannya. Semua orang menatapnya. Ia hanya menunduk. Tak berani menatap pria yang kini sudah ada di depannya menunggunya.

Arga, pria berumur 35 tahun itu terlihat sangat gagah dengan balutan baju berwarna senada dengan Azizah. Wajahnya yang tampan dengan kulit yang putih bersih dan juga tubuh yang tinggi membuatnya terlihat bak pangeran arab. Meski umurnya sudah hampir mau kepala empat. Tapi ia terlihat sangat awet muda. Apalagi wajahnya yang nyaris sempurna.

Sang Ayah kini menatapnya dengan tersenyum. Bagaimanapun ia kini sudah tenang melihat putrinya sudah menikah dengan pria yang tepat menurutnya.

Kini Azizah sudah berada di dekat Arga. Keduanya saling berhadapan. Arga tak bisa melihat wajah Azizah karena wanita yang kini menjadi istri keduanya itu menunduk tanpa berani menatapnya.

"Mempelai wanita silahkan cium tangan suaminya." ujar seorang penghulu. Azizah pun menurut. Dengan tangan yang bergetar,vuntuk pertama kalinya ia menyentuh seorang pria. Arga mengernyitkan dahinya. Ia tertegun saat mendapai tangan istri keduanya itu begitu dingin.

"Sang suami silahkan mencium kening istrinya. Dan berdoa di ubun-ubunnya."

Arga pun melakukan apa yang di perintahkan. Ia sama sekali tak terlihat gugup. Entah sudah karena berpengalaman atau memang ia sudah mantap menikahi gadis berusia 18 tahun itu.

Azizah kini hanya bisa meneteskan air mata. Yang sejak tadi sudah di tahannya dengan mati-matian. Yang akhirnya meluncur juga membasahi pipi lembutnya.

Dadanya terasa sesak seperti di hantam besi. Tenggorokannya terasa ada yang mencekik sehingga ia  tak mampu berkata apapun.

Bruk

"Astagfriullahal Adzim."

Arga terkejut saat mendapati Azizah yang tiba-tiba jatuh tak sadarkan diri di pelukannya. Ia refleks menahan tubuh Azizah agar tak jatuh ke lantai. Semua orang panik. Terutama sang Ayah.

"Ya Allah, Nak." ujar sang Ayah seraya menghampiri putrinya yang kini sudah berada di pangkuan Arga.

"Cepat bawa ke kamar, Nak!" ujar sang Ibu yang terlihat Panik. Kini Arga pun membawa istrinya ke kamar. Lalu di baringkannya tubuh itu di atas kasur. Wajahnya terlihat pucat dengan mata yang sembab.

***

"Tubuh pasien begitu lemah. Sepertinya Ia mengalami banyak tekanan. Di tambah cairan di tubuhnya begitu kurang. Sudah di pastikan sepertinya tidak ada yang masuk ke perutnya selama beberapa hari." ujar seorang dokter yang menangani Azizah yang kini masih belum sadarkan diri.

Ayah Dani kini tampak bersedih. Mungkin ini semua karena Azizah benar-benar tak ingin di nikahkan. Hingga beberapa minggu setelah ia berkata seperti itu. Memang Azizah kerap sekali susah untuk makan.

Ayah Dani kini menggenggam erat tangan putrinya seraya meminta maaf dalam hati. Karena Ia tak berani bertingkah saat ada sang majikannya. Sedangkan Arga kini tampak menghela nafas. Dia tahu apa yang terjadi pada Azizah. Semua yang di lakukannya karena mungkin tak ingin Pernikahan ini terjadi.

"Lalu bagaimana? Apakah tidak apa-apa atau harus di rawat? Tolong lakukan yang terbaik saja. Yang penting istri saya bisa sembuh!" ujar Arga.

"Saya akan memberi cairan infus agar tubuhnya kembali fit. Hanya itu saja. Selainnya mungkin saya akan memberikan nya vitamin saja."

"Baiklah kalau begitu tolong tangani istri saya sampai sembuh!" ujar Arga dengan wibawanya yang selalu berhasil membuat orang merasa segan padanya.

"Baik, Tuan."

"Pak Dani boleh istirahat dulu. Azizah biar saya saja yang menunggu." ujar Arga.

"Ba-baiklah, Tuan Arga."

Akhirnya Ayah Dani pun kini keluar dari kamar. Meski khawatir namun Ia tak bisa menentang perintah sang majikan. Untungnya dia percaya pada Arga. Ia akan menjaga Azizah dengan baik.

Terpopuler

Comments

Wesal Mohmad

Wesal Mohmad

Nggak cuma bagus ceritanya, bahasa penyampaian dan tata bahasanya juga nggak kalah bagus. Keren banget! 💯

2023-07-25

0

Kama

Kama

Datang ke platform ini cuma buat satu cerita, tapi ternyata ketemu harta karun!

2023-07-25

0

namjoon_skyi

namjoon_skyi

Sampai bermimpi-mimpi indah tentang ceritanya🤩❤️

2023-07-25

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!