Sharon menghela napas lega setibanya dia di depan gedung fakultas seni musik. Bisa dibilang, Sharon berangkat bersama Alaska tadi.
Terpaksa sebenarnya. Hingga keduanya sampai jauh dari gerbang pintu masuk, Sharon memilih untuk turun. Takut jika Sharon ikut sampai parkiran, maka sesuatu yang buruk seperti gosip baru akan menyebar luas. Mengingat seluruh mahasiswa dari mulai angkatan junior apalagi senior, memiliki mulut yang begitu tajam.
Ughh, mengerikan!
"Ekhem! Mau ke mana lo?" Sahutan mengagetkan dibarengi dengan tepukan pelan di bahu, mengejutkan Sharon sampai melatah. Raut wajahnya tampak pias untuk beberapa saat. Setelahnya, raut wajahnya berganti kesal saat mengetahui siapa yang baru saja mengejutkannya.
"Sialan, lo! Gue kira siapa." Seorang perempuan berpenampilan feminin tampak tertawa geli menanggapi ujaran ketus Sharon. Sebut saja namanya Keila. Sahabat Sharon dari zaman SMA.
"Eheiii, denger-denger dua hari yang lalu kakak lo nikah, ya? Gimana, lancar?" Pertanyaan Keila yang murni sekadar basa-basi belaka, disambut syok oleh Sharon. Sontak Keila mengerutkan kening seraya menyentuh dahi Sharon untuk memastikan sesuatu.
"Nggak panas. Lo kenapa sih? Aneh, deh." Tiba-tiba, Keila melotot saat netra tajamnya menangkap sebuah pemandangan tak biasa. Tatapan matanya berubah sangar ketika beralih tatap pada kedua mata Sharon.
"Shar!"
"Hah? I-iya. Kenap-"
"Jangan bilang lo habis skidipapap sama si Hengki!" Tuduhan Keila, berhasil membuat Sharon gelagapan. Bukan karena nama laki-laki yang disebutkan Keila, melainkan karena beberapa kata ambigunya.
"Kok, lo bisa tahu? Eeh, bentar! Kok, gue jadi jujur sama lo?" Bingung? Iya!
Jika boleh jujur tentang satu hal, Sharon memiliki sebuah kelemahan di mana ketika Sharon tengah berusaha untuk menutupi suatu hal, tetapi Keila selalu saja dapat dengan mudah menebaknya.
Dan parahnya, Sharon selalu berakhir keceplosan sehingga Sharon hampir tidak memiliki rahasia apa pun di depan Keila.
"LO BENERAN HABIS SKIDIPAPAP SAMA-" dengan cepat Sharon membekap mulut ember Keila, sebelum dengan ringannya Keila berucap hal yang bukan kenyataannya.
"ENGGAAKKK! Lo salah paham! I-ikut gue."
Oke, Sharon pasrah. Niat hati ingin menyembunyikan soal Sharon yang telah menikah dengan Alaska dan segala hal yang telah terjadi diantara mereka, sepertinya akan segera terbongkar.
Sial, sial, siallll!
...****...
"WHAT? Jadi, lo ... sama ...?" Tawa Keila mulai menggelegar hebat selepas mendengar seluruh cerita Sharon mengenai semuanya.
Diawali dengan gagalnya pernikahan antara Gibran dan Sherly yang berakhir menjadi pernikahan antara Sharon dan Alaska, lalu dilanjut ke adegan malam panas yang terjadi begitu brutal.
Mau disembunyikan pun rasanya sulit, mengingat di hadapan Sharon adalah Keila. Sharon semakin yakin jika Keila memiliki mata batin seperti seorang paranormal terkenal di televisi. Semacam ... Roy Kiyoshi?
Mau Sharon sedang diam ataupun berbicara, Keila selalu tahu semua hal yang mati-matian disembunyikan oleh Sharon. Entah karena Keila tipe orang yang sangat peka, atau Sharon sendiri yang begitu payah menyembunyikan rahasia.
Sharon menghela napas berat seraya menyembunyikan wajahnya dengan tas. "Udah tahu 'kan sekarang? Please, jangan bilang siapa-siapa!"
Keila menghentikan tawanya saat ucapan Sharon terdengar berbeda dari sebelumnya. "Sorry! Ketawa gue keterlaluan, ya? Tapi jujur aja, gue sempet kesel tadi. Gue kira lo gituan sama Si Hengki Gobl*k! Tahu-tahunya malah sama ..." Keila menghentikan ucapannya. Kedua alisnya naik-nurun menggoda Sharon.
Terdengar decakan sebal dari mulut Sharon saat Keila kembali mengungkit soal Hengki. Bisa dibilang, Hengki adalah mantan pacar Sharon. Keduanya baru putus sekitar satu minggu yang lalu. Alasannya sendiri tidak bisa dibilang simpel.
Hengki kedapatan tengah bercumbu di sebuah taman sepi dan Keila yang mendapati mereka berbuat mesum. Karena Keila adalah tipikal sahabat sejati, tanpa pikir panjang dia langsung menelepon Sharon untuk segera datang ke TKP. Dan sebelum itu, Keila telah menyempatkan diri memotret Hengki dan selingkuhannya sebagai barang bukti.
"Najis besar kalau iya gue gituan sama tuh cowok! Ewh, nggak banget!"
Keila menghela napas pelan seraya berpikir keras. "Mau nanya dong," ujarnya, mulai gatal.
"Nanya apaan?" Firasat Sharon tiba-tiba tidak nyaman, apalagi ketika tatapan Keila berubah tajam penuh selidik.
Jangan-jangan ...
"Gimana rasanya gituan sama cowok ganteng kayak Kak Alaska? Enak? Ih, gue jadi iri, deh. Kok, bisa sih lo dapet jackpot?" Tatapan mata Keila berubah berbinar dan penuh keingintahuan.
Saat itu juga, Sharon langsung menggeplak kepala Keila sampai dia mengaduh sehingga senyumannya dibuat luntur seketika.
"Gila lo, ya? Nanyain enak apa enggak!? Hm, not bad, sih. Sakit di awal doang. Eh, tapi dia udah punya pacar. Gue jadi nggak enak sama pacarnya, gimana dong?"
"Anj*ng, gue lupa! Iya, ya, dia udah punya pacar. Terus, kalian tetep bakal cerai?" Keila memukul dahinya ketika teringat akan fakta lain dari Alaska.
Sharon sempat terdiam beberapa saat. Helaan napas panjang kembali Sharon embuskan. "Kemaren sih dia ngusulin buat ..."
"Buat? Buat apa?"
"I-itu, apa sih namanya!?" Sharon mengetuk kepalanya beberapa kali. Tiba-tiba mulut dan otaknya susah untuk diajak kompromi.
"Apa!?"
"Katanya, gue mau nggak ngejalanin hubungan ini sama dia? Soal pacarnya, katanya itu masalah dia, mungkin butuh waktu."
Saat itu juga, Keila spontan bertepuk tangan beberapa kali. Mulutnya pun menganga lebar tak percaya. "Alaska 'kan? Okeh, gue tandain tuh cowok!"
"Buat apa?"
"Jarang-jarang, lho, ada cowok gentle kayak dia yang rela putusin pacarnya demi pertahanin pernikahannya sama cewek yang nggak dia cintai setelah apa yang udah terjadi di antara kalian? The Best Boyfriend, sih. Eh, nggak! The Best Husband. Ulalaa!" Keila cekikikan sendiri diakhir ucapannya. Sementara Sharon hanya menggeleng pelan atas tingkah Keila yang bukan lagi hal aneh.
"Eh, nanti samperin suami lo, yuk!"
"NGAPAIN?" Tatatan nyalang Sharon, tak sedikit pun membuat Keila urung. Perempuan itu malah tersenyum kegirangan. "Yaelah, dia harus salaman sama gue! Gue 'kan bestie lo, ya!?"
"Enggak! Yang ada gue jadi topik panas, tahu, nggak, kalau kecyduk nyamperin dia!? Bisa-bisa gue dicap sebagai junior kegatelan sama semua orang, enak aja!"
"Dia 'kan suami lo!" Goda Keila.
"Tapi 'kan yang lain nggak tahu!? Iiihh, lo mah! Pokoknya nggak, titik!"
...****...
Mata kuliah pertama telah usai. Jam istirahat pun telah di depan mata. Sebagai sahabat sejati yang telah mengikuti jejak dari bangku SMP, SMA bahkan sampai saat ini di perguruan tinggi, Vero dan Nathan menghampiri Alaska yang terlihat melamun dan melamun dari sejak pagi.
"Ngantin, yok!" Ajak Vero, sembari menarik salah satu kursi kosong di samping Alaska. Sedangkan Nathan, laki-laki itu memilih duduk di atas meja.
"Woi, Alaska! Lo kenapa? Lagi-"
"Tutorial putus, gimana?"
"HAH!?" Saat itu juga, Vero dan Nathan lantas berdiri tegak menghadap Alaska.
Mereka tidak salah dengar 'kan?
"Lo mau putus sama Alina?" Nathan mulai menjauhkan terlebih dahulu rasa keterkejutannya dengan memulai pertanyaan. Laki-laki dengan tinggi 178 cm itu memilih mencari kursi lain untuk menyamankan obrolan.
Begitupun dengan Vero yang mulai merapatkan posisi duduknya dengan Alaska. Tatapan matanya seolah dibuat terkunci pada wajah kaku Alaska.
Terdengar helaan napas panjang yang diakhiri anggukkan pelan dari Alaska. "Kenapa?" Tanya Vero.
"Gue mau jujur aja sama kalian. Sebenarnya, gue udah nikah dua hari yang lalu."
Tawa Vero dan juga Nathan mulai tercetak. Mati-matian keduanya menahan diri supaya dapat terus mendengarkan cerita konyol Alaska.
"Oke, terus?"
Alaska menatap kesal pada Vero dan Nathan yang seolah menganggap ucapannya sebagai bohongan belaka. "Gue serius!" Tekan Alaska, lalu mulai menatap sekitar sebelum akhirnya mulai melanjutkan kata-kata. "Gue nikah sama junior yang beda setahun sama gue, namanya Sharon. Dia di fakultas-"
"Maksud lo Sharon, si adek kelas paling kece, jago nyanyi, maen gitar sama jago bikin aransemen musik itu? Yang suka ngeband bareng band kampus? SHARON YANG ITU!?" Nathan dan Vero dibuat cengo oleh pengakuan Alaska. Begitupun dengan Alaska yang dengan polosnya baru mengetahui bahwa Sharon ternyata cukup populer juga dikalangan mahasiswa.
"Dia ... seterkenal itu?"
Vero menggebrak meja seraya semakin menggeser posisi duduknya. "Lo nggak tahu apa-apa! Waktu penerimaan mahasiswa baru tahun itu, lo tahu juga 'kan, Nath,"
"Beuh, lebih dari tahu! Hafal banget gue." Timpal Nathan, mengiyakan ucapan Vero.
"Emang ada apaan waktu itu?" Alaska jadi semakin kepo dengan Sharon. Bisa-bisanya Alaska tidak mengenal Sharon, padahal para sahabatnya saja pada mengenalnya.
"Gini, Al. Kalau gue nggak salah inget, waktu itu si Sharon dimarahin ketua kelompoknya gara-gara salah ngelakuin apalah, gue nggak terlalu inget. Sebagai hukuman, tuh anak disuruh nyanyi di depan semua orang. Dan yang paling parahnya, si ketuanya itu nyuruh si Sharon nyanyi lagu yang banyak banget nada tingginya!" Terang Vero, menggebu.
Nathan mengangguk cepat. "Bener! Nggak tanggung-tanggung emang tuh orang mau mempermaluin maba hari itu,"
"Semua orang udah simpati banget sama si Sharon. Udah dikasih hukuman nyanyi lagu yang hampir semua partnya nada tinggi, Western lagi. Tapi!" Vero menjeda ucapannya. Tatapan matanya berubah semakin serius, sehingga membuat Alaska, tak terkecuali Nathan yang sudah tahu ceritanya, dibuat terfokus pada raut wajah laki-laki itu.
"Seluruh mahasiswa dari para senior sampai maba, semuanya kaget pas si Sharon nyanyi lagu itu. Gila, suaranya keren banget! Nada tingginya pas, penjiwaannya juga mantep, dan yang lebih kerennya lagi. Tuh cewek nyanyi kek berasa bikin konser solo! Gila banget suaranya, Man! Si ketuanya yang sombong plus biadab itu dibuat sariawan tahu, nggak. Nggak ngomong apa-apa." Vero tertawa renyah ketika kembali membayangkan masa-masa itu.
"Pas ditanyain dari fakultas mana, eeh dia makin diem lagi. Tahu-tahunya dari fakultas seni musik. Hahaa, rasain!" Timpal Nathan, puas.
"Dia ... nyanyi lagu apa?"
"Apa, ya? Attack-attack gitu judulnya. Lo inget, gak, Nath?"
Nathan mengerutkan kening sok berpikir keras. "Heart attack?"
"Nah, Heart Attack! Keren banget, beuh! Penyanyi aslinya bisa-bisa dibuat insecure. Kali aja lo kepo, lo tinggal cari aja di chanel yutub kampus kita." Kata Vero, dibalas anggukkan mantap oleh Alaska
"Btw, lo beneran udah nikah sama si Sharon?" Tanya Nathan. Gara-gara membahas soal Sharon, ketiganya sampai lupa akan obrolan utama mereka.
"Hm." Balas Alaska, mulai jengah karena fokusnya beralih pada handphone.
"Udah dicoblos?" Tanya Vero, yang mendapat delikan tajam dari Alaska.
"Udah, makanya sekarang gue nanya sama lo berdua tutorial putus."
"Waduhh! Lo udah nggak cinta lagi sama Alina? Jahat banget lo nikah diem-diem, nggak ngundang kita lagi." Nathan berdecak sebal seraya melipat kedua lengannya di dada.
"Eeh, bentar! Lo bilang udah nikah sama Sharon dua hari yang lalu? Bukannya pernikahan abang lo juga harusnya dua hari yang lalu, ya?" Perhatian Vero dan juga Nathan lagi-lagi dibuat terkunci pada Alaska.
Alaska kembali menghela napas. "Itu dia masalahnya. Gue sama Sharon gantiin Si Gibran sama Kak Sherly yang kabur di hari pernikahan. Ibaratnya, kita dijadiin tumbal atas dosa mereka!"
^^^To be continued...^^^
...Alaska...
...Sharon...
...Vero...
...Nathan...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments
Istrinya Kim Mingyu
dikira partai kli y coblosss😆
2023-07-29
2
Istrinya Kim Mingyu
NOT BAD y Shar🤣
2023-07-29
1
Ghania-chan
cakep amat y suami org wakakakkk
2023-07-27
1