“Hidup untuk mati? Atau mati untuk hidup? Tidak berpengaruh dengan ku! Aku adalah kehidupan, dan aku juga kematian itu sendiri.”
†★†
Suara hujan yang deras dengan kilat yang sangat kuat, tak membuat pria tersebut berkedip ketika melihat lawan nya sudah hampir kehabisan darah di atas ranjang. Dirinya yang masih bugar tanpa ada sedikit darah disana sangat berbanding balik dengan lawan main nya saat ini.
"K-kau pria ke-kejam!" Ujar lawan main nya dengan nada lirih menahan sakit.
"Tentu? Itu aku! Kejam, salah satu sipat ku.." jawab pria tersebut dingin. Pria tersebut bangun dari ranjang dan memakai jubah tidur nya. Netra nya kembali menatap seorang wanita yang sudah terkapar lemas tidak bertenaga dengan banyak simbahan darah di sekeliling nya.
Pria tersebut tersenyum miring dan berdecih. "Sudah berapa lelaki yang memakai ****** seperti mu? Milikmu sangat longgar." Seru nya dingin.
"KAU PRIA IBLIS! TERKUTUK LAH KAU! DAN MASUK LAH KAU KE NERAKA!" Teriak wanita itu dengan sisa tenaga nya.
"Hahaha.." tawa pria tersebut kencang namun bukan seperti tawa kebahagiaan. "Aku? masuk neraka? Kau salah ****** sialan..!"
"Aku adalah neraka itu sendiri, dan manusia kotor seperti mu lah yang pantas masuk ke dalam neraka panas milikku!" Lanjut pria tersebut. Dengan secepat angin pria tersebut sudah berdiri di samping ranjang bekas pergulatan panas dia dan wanita tadi.
Terbaring lemah tidak berdaya perempuan itu hanya menatap pria tersebut dengan pandangan yang sulit diartikan. Badan nya yang tak berbusana dan bagian intimnya yang sangat perih membuat wanita itu tidak bisa bangun. Badannya pun berlumuran darah miliknya sendiri karna cakaran kuku tajam milik pria yang menggaulinya.
Luka cakaran itu sangat dalam, bahkan mulai meleleh dan menampakkan tulang miliknya. Dengan air mata yang berlinang ia bertanya. "Si-siapa kau se-sebenarnya?"
Pria itu lagi lagi tersenyum miring, sangat tampan dan menakutkan di waktu yang bersamaan. "Aku adalah kematian..dan aku disini untuk membawa mu ke neraka.."
"Selamat tinggal manusia!" Lanjut pria tersebut dan langsung menancapkan kuku panjangnya tepat di jantung wanita tersebut. Wanita itu pun mati dan pria tadi mulai membedah tubuh wanita tersebut untuk mengambil jantung nya.
"Setidaknya ada yang masih berharga di dalam dirimu manusia." Seru pria dingin tersebut yang telah memegang jantung wanita yang ia bunuh tadi.
Pria itu keluar dari kamar dengan sorot yang sangat datar dan kosong, ditangan kirinya terdapat jantung wanita yang baru ia bunuh sedang kan ditangan nya iya membawa botol berisi darah yang sangat pekat warna nya.
"Salam Baginda." Ucap seorang pria yang tak lain adalah Argon.
Pria tersebut hanya menyerah kan jantung yang ia pegang tanpa menjawab salam dari Argon. "Lain kali carilah wanita yang darah nya tidak bercampur dengan bangsa mana pun!" Seru pria itu dengan raut datar.
"Baik Baginda." Ucap Argon menunduk. Ketika pria itu hendak pergi dan kembali ke kamar aslinya suara seorang lelaki muda memanggil nya.
"Bagiamana ranjang mu? Apakah sangat panas? Lucifer Levi'd demon?" Tanya lelaki paru baya itu.
"Salam kakak tertua." Balas pria yang diketahui nama nya adalah Lucifer.
"Ah kau sangat formal adik ku! Kau tahu? Aku memiliki banyak hal yang ingin aku ceritakan ke dirimu ketika aku berada di daerah nikel." Lucifer hanya diam tanpa minat sedikit pun.
"Apakah itu penting.. Nathan?" Tanya Lucifer dengan datar. Pria paru baya yang merupakan kakak tertua Lucifer tertawa keras hingga air mata nya turun sangking keras nya.
"Kau memanggilku Nathan? Wah perubahan yang luar biasa adikku!"
"Kau biasa nya selalu memanggil ku dengan panggilan kakak tertua..hey apa aku setua itu ha?" Tanya Nathan yang sudah menghentikan gelak tawanya.
"Kau memang sudah tua Nathan..Bukankah wujud tua mu itu yang kau pakai di daerah nikel?" Ucap lucifer tenang.
"Ya ya ya kau benar..tapi kali ini aku benar benar beruntung datang ke sana adik, apa kau ingin tahu?" Tanya Nathan. Lucifer berbalik badan, dan berjalan maju.
"Tidak minat." Ucap lucifer dingin dengan terus berjalan menjauhi Nathan dan Argon.
"Hah dia itu, benar benar! Hei Argon, kenapa kau bisa tahan didekat nya?" Tanya Nathan ketika melihat Lucifer yang sudah jauh dari pandangan.
"Saya sudah terbiasa prince." Jawab Argon sopan. Nathan hanya mendengus dan ikut meninggal kan Argon sendirian.
"Kau seharusnya penasaran luci dengan apa yang aku temukan di daerah nikel.."
"Karna itu merupakan keberuntungan untuk mu." Lanjut Nathan dengan lirih.
Nathan merupakan kakak tertua dari tiga bersaudara, Nathan yang awal nya akan menjadi seorang kaisar memilih tetap menjadi prince karna tidak ingin terbebani dengan masalah masalah kerajaan. Oleh sebab itu yang mulia terdahulu memberikan jabatan nya kepada Lucifer.
Namun setelah sang ayah meninggal dan menyusul sang bunda, Lucifer mulai berkuasa dengan sistem bebas. Apa yang dia ingin kan pasti dia dapatkan! Jika tidak ada yang suka gaya kepemimpinan nya maka langsung dia bunuh dengan cara terganas.
†★†
Tidak terasa hujan yang begitu deras akhirnya berhenti dengan naik nya sang bulan ke atas langit. Cahaya nya yang terang mampu membuat hati seorang caroline tenang. Hal yang paling dia suka jika bersangkutan dengan semesta adalah bulan. Tidak ada alasan khusus, ia hanya suka memandangi nya saja.
"Caroline bisa kah kau membantuku membeli beberapa bahan dapur? Aku tidak bisa meninggalkan adonan kue ku." Ucap Cleo yang datang dari arah belakang caroline dengan penampilan yang penuh dengan tepung.
"Kau malam malam membuat kue Cleo? Kurang kerjaan sekali kau ini!" Cleo hanya mendengus mendengar ucapan caroline.
"Ibu yang menyuruh ku, soalnya besok dia akan pergi menjenguk ke tempat pamanku yang sakit."
"Baiklah akan aku belikan." Ucap caroline. Cleo tersenyum. "Terimakasih Carol, kau benar benar bisa diandalkan.." ucap Cleo.
"Ngomong ngomong kau berani kan?" Tanya Cleo. "Untuk apa aku takut? Yang benar saja.. aku ini wonder woman tahu." Jawab caroline. Cleo hanya tertawa seakan sudah terbiasa dengan kalimat kalimat aneh milik caroline, ya walaupun awal nya dia tidak paham.
"Baiklah baiklah, aku tahu..! Pergi lah dengan cepat agar pulang dengan cepat juga Carol! Aku khawatir."
"Oke!! Aku pergi...bye Cleo." Hah lagi dan lagi kalimat yang aneh, Cleo hanya membalas lambaian tangan caroline dan kembali ke dapur melanjutkan adonan kue milik nya.
Caroline berjalan dengan santai, sambil melihat ke kanan dan ke kiri. Tampak ia lihat masih ada beberapa warga desa yang beraktivitas, walaupun tidak banyak setidaknya caroline tidak merasa sendiri.
Sedangkan ditempat lain, lagi dan lagi berdiri dengan kokoh tubuh berbalut baju tidur sutra yang amat tipis dengan tiga kancing yang sengaja dibiarkan terbuka. Angin berhembus menerbangkan rambut milik pria tersebut.
Ya pria yang tidak lain dan tak bukan adalah, Lucifer. Lucifer menatap ke arah bulan dengan tatapan yang sangat sulit di artikan. Beberapa hari lagi mungkin bulan itu akan penuh dan menjadi bulan purnama yang sangat Lucifer ingin hindari.
Dalam lamunan nya ia teringat dengan perkataan kakak tertuanya, Nathan. Yang mengatakan ada hal yang menarik di daerah nikel. Pandangan yang awal nya menatap bulan beralih menatap ke arah pedesaan yang tampak dari jendela kamar nya. Pedesaan itu tampak kecil dari kamar milik Lucifer, karna kamar Lucifer tinggi dan kastil nya yang jauh dari pedesaan tersebut.
Tidak tahu angin dari mana, tapi rasa Lucifer untuk datang ke pedesaan itu sangat lah kuat. Dengan sekali kedipan mata Lucifer mulai membacakan mantra dan seketika tubuhnya hilang lenyap dari kamar nya.
Caroline yang baru selesai membeli bahan dapur berniat untuk pulang, hingga netra nya tanpa sengaja melihat ke arah ular kecil yang seperti nya familiar di mata nya sedang dikurung oleh pedagang.
"Ayo tuan dan nona, saya menjual hewan hewan dengan yang sangat langka, karna daging hewan hewan ini dapat untuk segala jenis penyakit.."
"Ayo ayo di beli di beli." Ujar sang penjual tersebut. Banyak orang yang berkumpul untuk sekedar bertanya dan membeli. Caroline yang kebetulan ada disana mendekat untuk melihat jelas ular yang dikurung itu.
"Astaga ini benar benar ular yang aku selamat kan." Kaget caroline dalam hati.
"Dasar sialan, aku dengan hati hati ingin membuat ular ini tetap hidup! Pria ini malah ingin menjual nya untuk bahan obat." Sarkas dalam hati Caroline menatap penjual tersebut.
Dari kejauhan, tanpa caroline sadari ada sepasang mata yang melihat nya dengan tangan yang di lipat kebelakang serta tatapan mata yang datar.
"Permisi pak saya ingin membeli ular ini." Seru caroline.
"Nona ingin ular ini? Berapa banyak uang yang nona punya? Ular ini sangat mahal." Ucap penjual tersebut dengan remeh menatap ke caroline.
Caroline yang merasa geram pun tidak dapat menahan tangan nya untuk memukul wajah pria sialan itu.
"Hah dasar!! Kau ini benar benar melakukan segala cara ya tuan untuk mendapatkan uang..?" Ucap caroline berani.
"Bahkan ular kecil seperti ini pun ingin kau jual! Kau ini benar benar manusia kan?" Lanjut caroline. Penjual itu tampak marah dan hendak menampar caroline. Eits tapi caroline bukan lah wanita lemah, ia wonder woman ingat!! Sebelum tangan pria itu sampai di pipinya ia langsung memelintir tangan tersebut kebelakang.
Penjual dan beberapa warga yang disana terpekik kaget, bahkan seseorang yang sedari tadi mengamati caroline pun kaget.
"Kau kira tangan kotor mu itu bisa menyentuh kulit licin ku ha? Mimpi saja sana!.. dasar lelaki kasar." Maki caroline lalu mendorong penjual itu kedepan hingga tersungkur.
Dengan gerakan cepat caroline mengambil ular yang masih berada didalam kandang tersebut dan berlari tanpa mendengar teriakan penjual tadi yang kesal dengan tindakan caroline.
"KEMBALIKAN BARANG DAGANGAN KU!! Dasar KAU ******!" Teriak penjual itu dengan murka. Sepasang mata yang dari tadi mengamati dari awal kejadian tadi menyerit tidak suka dengan omongan penjual tersebut. Ketika ia melihat penjual tersebut ingin lari mengejar gadis yang tidak dia ketahui namanya, ia langsung membuat pria itu terdiam kaku tidak bisa bergerak layaknya patung.
"Ada apa dengan tubuh ku? Siapa pun? Tolong aku? Tolong..!" Ucap pria tersebut berusaha melepaskan diri. Warga yang melihat itu mencoba membantu namun hasilnya nihil. Sedangkan sang pelaku yang membuat penjual itu tidak dapat bergerak hanya tersenyum miring dan menghilang.
†★†
Caroline yang merasa dirinya aman mulai berhenti dan menetralkan degupan jantung nya yang kelelahan akibat berlari. Ia terduduk di bawah pohon dan memejamkan matanya.
Setelah dirasa tenang, caroline menatap ke arah ular tersebut, dengan hati hati ia melepaskan nya dan melihat ular tersebut merayap menjauhi caroline.
"Hah apa yang kau harapkan dari seekor ular caroline, bahkan dia tidak bisa mengucapkan terimakasih." Seru caroline.
Carol bangun dan tatapan matanya bertabrakan dengan sorot mata tajam dan dingin milik seorang pria, yang mampu membuat jantung nya kembali berdetak kencang. Tidak dapat dia lihat wajah dengan jelas karna membelakangi cahaya, namun ia yakin bahwa pria ini pasti tampan.
Jangan salah kan feling pencinta pria tampan miliknya everybody.
"Hai tuan, kau menghalangi jalan ku.!" Ucap caroline. Pria tersebut hanya diam dan bergeser sedikit memberikan caroline jalan.
Caroline yang merasa pria ini agak aneh mulai takut, dan berjalan cepat melewati pria tersebut.
"Terimakasih." Satu kata yang mampu membuat caroline berhenti dari jalan nya. Dan berbalik menatap pria yang seperti nya mengucapkan kata itu untuk nya.
"Ha bagaimana?" Tanya caroline bingung. Pria tersebut berbalik dan tampak lah penampilan nya yang benar benar meleleh kan keimanan seorang caroline, pahatan wajah yang sangat tampan dan juga bentuk tubuh yang aaaaaa tidak dapat caroline bayangkan jika ia menyentuh badan itu.
"Terimakasih melepaskan ular itu." Ucap pria itu dengan dingin serta datar. Satu lagi yang caroline sukak sekarang, hei kenapa pria ini sangat tampan dan berbahaya secara bersamaan. Caroline tau dari tatapan mata pria tersebut tentu bukanlah orang biasa. Andai ada yang seperti ini satu didunai nya pasti bakalan menjadi model majalah yang terkenal.
"Ah tidak papa! Lagi pula aku hanya iseng itu.." jawab caroline. Pria tersebut menyerit heran namun tetap dengan wajah yang datar.
"Seiseng itu kah kamu hingga melepaskan ular, yang jelas jelas mungkin suatu hari nanti dapat membunuh mu dengan bisa nya?" Tanya pria tersebut.
"Mati itu adalah takdir tuan, dan niat ku baik untuk membantu ular itu! Mau bagaimana pun juga, ular adalah makhluk hidup.." balas caroline.
"Kalau begitu saya ijin pamit tuan! Permisi." Lanjut caroline lalu bergegas pergi pulang karna tahu waktu yang semakin larut meninggalkan pria tersebut sendiri yang menatap punggung nya hingga benar benar menghilang.
"Naif sekali." Ucap pria tersebut dengan dingin, lalu menghilang entah kemana.
Bersambung...
[On going]
BOOK STORY FANTASI 1
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments
Diva Rusydianti
Makin penasaran
2023-07-25
0
Phoenix Ikki
Mantap lah!
2023-07-25
0
ella ellie
Aku senyap-senyap datang ke rumah thor, tapi akhirnya pulang dengan tangan kosong karena belum ada update baru. Sedang bikin sedih, thor.
2023-07-25
1