Menunggangi kuda besi berjenis BMW 4 Series Coup berwarna putih, Arsenio Wilson melintasi jalanan beraspal yang ramai oleh rombongan keluarga yang menghabiskan akhir pekan di luar rumah.
Mobil lama dan mewah yang menjadi hadiah ulang tahunnya yang ke-17 tahun itu masih setia ia simpan di rumah, dan ia gunakan ketika ia berada di tanah air. Sama seperti Clarice dan Naufal. Mereka juga masih menggunakan mobil yang menjadi hadiah ulang tahun mereka yang ke-17 tahun.
Apalagi mobil Arsen ini jarang sekali di gunakan karena ia berada di luar negeri selama bertahun-tahun. Hanya sesekali di gunakan oleh sang Kakak, Axelle Wilson yang kini sudah duduk di balik sebuah meja kerja di perusahaan batu bara milik sang Ayah sebagai CEO.
Jarak rumah Arsen yang memang lebih dekat menuju Kelapa Gading Mall, tentu membuatnya lebih cepat sampai ketika jalanan tengah lengah seperti ini.
Memasuki area parkir, jantung sang pemuda berdetak kencang dan tidak karuan. Entah, semua terasa sangat tidak biasa. Jauh lebih menegangkan dan membuatnya gugup, ketimbang saat berhadapan dengan kompetisi dunia.
Yang mana kala itu ia turun langsung sebagai presentator mewakili Amerika Serikat untuk menyampaikan hasil karya nya pad ribuan Audiens. Baik di lokasi maupun yang menonton melalui televisi yang menayangkan kompetisi tersebut.
Mobil Arsen melintasi area parkir bertuliskan A1 yang hanya di peruntukkan untuk kendaraan roda empat saja. Sebuah bucket bunga yang di isi bunga asli sudah tiduran dengan manis di jok penumpang sampingnya. Dan ia sempat meliriknya sekilas, ketika memasuki area parkir.
Lokasi parkir masih terlihat lengang saat ini. Belum banyak roda empat yang terparkir. Karena waktu pun masih menunjukkan pukul 10.45 WIB.
Karena tempat parkir A1 terhubung langsung ke lantai dasar, Arsen memilih parkiran atasnya, yang bisa menghubungkan dirinya pada lantai yang lebih tinggi. Untuk mempermudah dirinya menemukan Cla, jika di butuhkan.
Kemudian ia naik ke area parkir A2 yang ada di atasnya. Mobil Arsen melaju melintasi jalur parkir yang sudah di tentukan. Melewati beberapa mobil yang sudah terparkir.
Namun Arsen yang hanya fokus mencari lokasi titik parkir yang tepat untuk ia tempati, tanpa menyadari jika ia melewati Mini Cooper merah milik Clarice yang terparkir di sisi kanan.
Di mana di dalam Mini Cooper itu masih ada gadis yang kini berambut pirang yang duduk bersantai sembari menunggu teman-temannya. Sebuah ponsel ia utak-atik di atas kemudi bundar, dengan wajah cantik yang terlihat lesu.
Ketika mobil Arsen melintas di depan mobil Clarice, dan dengan kondisi Arsen yang fokus mengamati lahan kosong, membuat kejadian itu bagai sebuah gerakan slow motion di dalam sebuah film layar lebar.
Di mana kejadian itu selalu membuat para penonton selain deg degan, juga gemas karena dua pemeran utama yang seharusnya bertemu dengan mudah justru terlewati begitu saja. Dan seolah-olah sulit untuk bertemu.
Arsen memutari tikungan di lantai yang sama. Dan ketika ia menemukan lokasi yang tepat untuk memarkirkan mobil mewahnya, Arsen langsung masuk ke dalam garis putih yang di peruntukkan untuk satu mobil setiap kotaknya.
Cit!
Mobil berhenti dan Arsen mematikan mesin mobilnya, setelah membuka kaca jendela di samping kanannya. Menyandarkan punggung pada sandaran jok kemudi, sembari melepas sabuk pengamannya. Menoleh ke sisi kiri, di mana bucket bunga yang ia ambil sebelum tiba di area mall itu masih terlihat sangat cantik dan segar.
Tanpa memperhatikan sekitar, Arsen meregangkan tubuhnya, dan meraih ponsel yang ia letakkan di samping bucket. Kemudian dengan jemari lincah dan kecerdasan otaknya dalam dunia programming, ia mencari keberadaan posisi Cla, melalui sinyal ponsel Clarice.
Satu detik... dua detik...tiga detik... Hingga beberapa menit kemudian ia bisa menemukan sinyal ponsel Clarice.
Dahi sang pembalap berkerut, ketika melihat jarak antara sinyal ponsel Cla dan posisinya saat ini sungguh dekat. Sangat dekat.
"Apa dia masih di area parkir mobil?" gumamnya. "Lantai berapa?"
"Padahal dia sudah tiba sejak tadi seharusnya!"
Arsen fokus menatap layar ponsel yang ia sandarkan pada kemudi mobilnya, masih juga tak menyadari jika apa yang ia cari ada di depan sana. Bersebrangan dengan mobilnya. Hanya terhalang oleh tiang pembatas. Dan dua stan parkir mobil yang berhadapan.
Sampai akhirnya, ekor mata Arsen melihat sesuatu yang bergerak. Yaitu sebuah mobil yang memasuki area parkir yang sama dengan dirinya.
Tanpa sengaja, di tengah waktu ia menunggu titik pasti posisi Cla, ia mengikuti pergerakan mobil. Mobil itu melintas di depan mobil Clarice. Dan saat itulah, fokus Arsen mulai teralihkan dengan mobil merah yang sangat tidak asing di matanya.
Ia tau mobil merah ini sangat mirip dengan mobil siapa?
"Mobil Cla?" gumamnya mengamati body depan mobil, yang memperlihatkan kondisi di dalam tengah kosong, melalui kaca depan yang tak se-buram kaca samping kanan, kiri dan belakang mobil.
Menit berikutnya sesuatu di balik kemudi mobil Mini Cooper bergerak. Sesuatu itu tak lain adalah tubuh seorang gadis berambut pirang yang bergerak dari bawah dashboard dan kembali pada posisi semula. Yaitu duduk sembari menunduk dengan menatap layar ponsel.
Ponsel yang ia tatap itu kemudian di arahkan ke telinga kirinya, dan bibir terlihat berucap... Halo?
Arsen membeku melihat siapa gerangan yang ada di sana. Tubuhnya yang tegap bak pangeran Ken dari dunia boneka itu kini bagai bongkahan patung buatan manusia yang keras dan tak bernyawa.
Menatap lekat tanpa berkedip, Arsen di buat kehilangan kesadaran ketika melihat wajah cantik di sana seolah tengah mengomel pada siapa pun yang sedang tersambung dalam panggilan telepon itu.
"Cla..." lirihnya ketika secara perlahan kesadaran mulai menghampiri tubuhnya. Dan Cla terlihat benar-benar nyata.
Di sebrang sana, dengan posisi dua mobil mewah yang saling berhadapan, di mana salah satu mobil berisi Clarice yang tengah menghubungi Gwen dari saluran teleponnya.
Cla berbicara dengan sedikit kesal, karena sepasang kekasih itu tak kunjung datang. Sementara dirinya yang sudah menunggu sejak tadi untuk memenuhi undangan Victor, ragu untuk datang kembali ke Cafe itu seorang diri.
Sebelum ini, sebelum ada undangan Victor untuk mengajak Gwen datang ke Cafenya, tiga sahabat ini sudah janjian untuk nonton bareng di Mall yang sama. Dan undangan Victor di anggap sebagai kebetulan yang tepat waktu.
Obrolan dalam saluran telepon ...
"Kalian di mana, sih? Lama sekali!" gerutu Cla dengan wajah yang teramat cemberut. Ia sampai menghentak punggungnya kembali setelah mengambil kunci mobil yang jatuh di bawah dashboard.
"Iya! Iya! 10 menit lagi kami akan sampai... my baby Cla..." jawab Gwen dengan gemas.
"Hissh!" kesal Cla sembari menutup panggilan telepon itu.
Menghela nafas panjang, Cla kembali memasukkan ponselnya ke dalam tas kecil yang ia bawa. Tanpa menyadari jika ada yang sejak tadi mengawasi setiap gerak-geriknya di sebrang sana.
Tanpa ia tau, jika pemuda yang berhasil membuat dirinya memilih untuk mengubah warna rambut tengah menatapnya lekat dan penuh rindu dari dalam mobil yang dulu pernah ia naiki pula saat masih Senior High School.
Tanpa ia tau, jika ada bucket bunga yang indah sudah di siapkan khusus untuk dirinya.
Sampai akhirnya... Gadis itu mulai merasa jika tengah di lihat dan di awasi oleh seseorang, namun tak tau dari arah mana. Ia melihat sekitar, tapi tak ada satu orang pun yang terlihat.
"Yaa Tuhan... Jangan sampai ada hantu di siang bolong begini!" gerutunya melihat jam di pergelangan tangan kirinya.
***
Arsen yang membeku di balik kemudi mobilnya, kini sedikit demi sedikit telah kembali tersadar penuh. Meski mata masih tak percaya karena semudah ini menemukan Clarice.
Dan juga jantung yang terus saja berdetak dengan lebih kencang dari biasanya.
Bukankah memang seperti itu, reaksi jantung kita, ketika berhadapan dengan sesuatu yang luar biasa?
Arsen sudah mempersiapkan dirinya untuk hari ini sejak dua minggu yang lalu. New York dan Jakarta bukanlah jarak yang dekat untuk bisa di tempuh. Dan juga membutuhkan waktu yang panjang untuk bisa sampai dari satu tempat ke tempat lainnya.
Akan sangat rugi jika ia hanya bisa terpaku dan membeku di tempat ketika bertemu secara langsung seperti ini. Dan kesempatan seperti ini yang entah akan datang lagi atau tidak, menguap begitu saja.
"I'm come back, Cla!" gumam Arsen ketika hendak membuka pintu kemudi mobilnya.
...🪴 Bersambung ... 🪴...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments
dina
aduh,lama banget sih ketemu annya,jangan2 novel ini endingnya kalau arsen dan cla ketemuan, 😜
2023-08-09
0
Alya Marali
gantunggggg lagiii..... yaa Allah berasa berabad abad sih nunggu Arsen bisa ketemuan sm Cla, Pleaseeeee Thor....panjangin dong cerita bab nya jangan pendek2 bikin tmbh penasaran aja🙏😓
2023-08-09
1
Wiwin Nugroho
jng keduluan victor thor,dateng arsen dulu,baru victor,kasian klu arsen ma cla ngga saling sapa,sekian lama purnama br ketemu gagal😭😭😭
2023-08-09
1