Akhirnya Clara selesai dengan ritual mandi nya dan kembali menuju kamar kost nya sepanjang perjalanan dia memperhatikan nomor kamar yang tertera di pintu kamar-kamar tersebut.
"15 16 17 21 lah kok loncat sih!! nomor yang lain pada kemana ya?" gumam Clara.
Sekarang Clara memperhatikan pintu kamar nya yang tidak ada nomornya.
"Lah ini lagi tidak ada nomor nya, ah besok saja tanya nya sama nenek," gumam Clara lagi.
⏭⏭
Ke esokan pagi nya, Clara menyetel alarm ponsel nya tepat pukul 5 pagi agar tidak terlambat bangun.
"Aah akhir nya aku yang di luan mandi, eh yang lain ternyata belum pada bangun ya." gumam Clara di selah perjalanan nya menuju kamar nya.
Setelah memakai baju nya Clara pun keluar menuju lantai satu, saat menuruni tangga dia melihat nenek yang sedang bersih bersih di ruangan itu.
"Nek Aida, pagi nek," sapa Clara.
"Pagi Clara, kamu kok pagi banget?" sahut Nek Aida.
"Oh iya nek, soalnya aku sudah harus ada di kantor sebelum pemilik kantor datang nek maklum aku kan Office nek," sahut Clara.
"Oooh gitu toh," balas Nek Aida.
"Oh ya nek aku mau tanya deh, kok nomor kamar di atas tidak sesuai urutan sih nek?" tanya Clara penasaran.
"Ah itu yaa, yaa emang gitu sih, sebener nya kamar kamar itu tidak ada nomor nya, yaa mereka saja yang kasih nomor ke kamar mereka sesuka hati mereka," sahut nek Aida.
"Memang bisa nek?" kata Clara.
"Lah tuh kan bisa," Nenek menunjuk ke arah kamar kost.
"Gitu ya nek, ah kalau begitu aku juga mau, aku mau nomor kamar aku 99." sahut Clara.
"Hah kamu juga!" Nenek menepok jidat nya, "nenek kira mereka ber empat itu saja yang sableng heleh ternyata kamu juga sableng toh, haah nasib punya anak kost kok pada tidak masuk akal," kata nenek mengeleng kan kepala nya.
"Hah! nenek masa cantik gini di bilang sableng," kata Clara.
"Ya iya dong, aduh nenek bisa gila di bikin kalian ber lima." sahut nenek juga.
Clara bingung dengan ucapan nenek.
"Maksud nenek apa sih!" bingung Clara.
"Maksud nenek karakter kalian itu unik, sesuai sama nomor kamar kalian, haha," sahut nenek mengingat tingkah para penyewa kost nya.
"Makin tidak mengerti, nenek Aida yang imut dan keriput," Clara mencubit pipi nenek.
"Kamu kira nenek anak kecil apa, maksud nenek! ah nanti saja kalau kalian udah ketemu satu ruangan baru kamu ngerti, oh yaa kamu masih mau ngobrol sama nenek atau mau berangkat kerja... hah?" tanya nek Aida.
"Eh iya, "Clara menopok jidatnya. "ya sudah aku pamit yaa nek, salam alaikum nek," pamit Clara ke nenek Aida.
"Wa'alaikum salam, jangan lupa pulang cepet kita makan bareng," kata nenek mengingatkan Clara.
"Iya nek." sahut Clara.
⏭⏭
Clara pun melajukan motor nya menuju ke kantor tempat nya bekerja, diapun langsung mengerjakan tugas nya membersihkan ruangan Presdir yang berada di lantai paling atas gedung tersebut, dan kembali ke ruang Office setelah kerjaan nya selesai.
"Bagus juga kerja kamu!" kata ibu Lili kepala OB di situ.
"Ah ibu kepala," sahut Clara.
"Panggil saja saya ibu Lili, tidak usah pake kepala nya," kata ibu Lili.
"Hehe iya bu Lili, oh ya bu' Presdir orang nya yang mana supaya saya tau kalau dia sudah datang dan menyeduh kopi untuk nya?" tanya Clara.
"Oh itu, nanti kalau sudah datang akan saya kasih tau sama kamu, kamu stay saja di sini okey," kata buk Lili lagi.
"Oh iya, kalau gitu saya tunggu di sini saja." jawab Clara.
⏭⏭
Tak lama setelah itu akhir nya sang Presdir pun datang, beberapa karyawan memberi salam kepada pemimpin nya.
Dan segera buk Lili menghampiri Clara untuk memberi tahu bahwa Presdir nya sudah ada di ruangan nya.
"Clara, Presdir sudah datang sana pergi ke pantri, jangan lupa kopi nya tidak pake gula kopi nya 2 sendok saja mengerti kan!" kata buk Lili.
"Siap buk," jawab Clara.
Clara pun pergi menuju pantri dan segera membuat kopi pahit yang di maksud.
"*H*edee pagi-pagi minum kopi pahit apa tidak sayang lambung ya tuh orang!!aneh ,"batin Clara.
Setelah kopi hitam pahit itu jadi Clara melangkah kan kaki nya menuju ruangan Presdir.
T**ok tok tok**...
"Masuk," sahutan dari dalam ruangan, yang tidak lain adalah Angga Hans Dirga, Presdir kantor tersebut.
C**eklek**...
Clara pun memasuki ruangan dan membawa nampan yang berisi kopi pahit ala Clara.
Angga mengerenyitkan kening nya melihat Clara "kamu Ofiice baru?" tanya nya ke Clara.
"Iya pak saya baru mulai kerja kemarin," jawab Clara sambil menunduk kan wajah nya.
"Kalau bicara dengan saya tatap wajah saya memang nya kamu ngomong sama lantai apa liat nya ke bawah!" sahut Angga lagi.
"*P*antes saja minum nya kopi pahit mulut nya pahit sih dasar, dia tidak mengerti kalau saya kan cuma office ngapain juga menatap wajah dia, "batin Clara.
"Lah kok diam apa kamu bisu?" tanya Angga lagi.
"Ah tidak pak, apa bapak masih punya keperluan lain mungkin?" tanya Clara.
"Tidak ada." jawab Angga.
"Kalau begitu saya permisi dulu,"kata Clara.
Tapi baru dua langkah.
"Tunggu!!! nama kamu siapa?" tanya Angga.
"*H*ee, maksud bapak?" tanya Clara bingung.
''Nama kamu? saya nanya nama kamu siapa? jadi gampang kan manggil nya nanti kalau saya ada perlu," kata Angga.
"Oh kira'in apa," sahut Clara.
"Lah memang kamu kira apa?" tanya Angga.
"Tidak pak, nama saya Clara, kalau begitu saya permisi pak," kata Clara.
"Heemm," singkat Angga.
Clara pun kembali ke pantri.
"Apa yang harus aku kerjakan sekarang ya, aah bosan banget," gumam Clara.
⏭⏭
Sementara di ruangan Angga.
Angga terpesona sejak pertama kali melihat Clara, dia jadi senyum senyum sendiri, pasal nya ini baru pertama kali dia mengagumi seorang gadis.
"*T*ernyata masih ada juga gadis cantik yang mau bekerja jadi ofiice, hem unik," batin Angga.
Angga mengambil telpon yang ada di meja kerja nya dan menghubungi asisten pribadi nya Dodi.
"Ke ruangan saya sekarang!" perintah Angga kepada asisten Nya.
Tak lama Dodi pun memasuki ruangan Angga.
"Apa ada yang harus saya kerjakan pak?" tanya Dodi.
"Saya mau kamu cari data pribadi Office baru yang bernama Clara," perintah Nya ke Dodi.
"Sekarang pak?'' tanya Dodi.
"Tahun depan, yaa sekarang lah Dodi... Dodi." geram Angga.
"I_iya pak, jangan tensi dong pak masih pagi, saya belum sarapan pak makanya lola," sahut Dodi.
"Hah lola? apa'an tuh!" bingung Angga.
"Loading lama,hehe," sahut Dodi.
"Dasar kamu, lagian kenapa belum sarapan?" tanya Angga.
"Lah bos kan panggil saya ke sini!! baru juga satu suapan," kata Dodi protes.
"Jadi maksud kamu saya yang salah," kata Angga.
"Tidak bos, saya kan selalu ingat 2 protokol dari pak bos,
1.semua perintah dan perkataan bos harus di benarkan
2.kalau bos salah maka harus kembali ke protol Pertama." sahut Dodi.
"Bagus kalau kamu ingat sekarang kerjakan perintah saya, sana pergi!" perintah Angga.
"Siap bos." kata Dodi.
Dodi pun keluar dari ruangan Angga.
"*D*asar bos mau nya selalu saja benar hedeh nasib nasib,"batin Dodi'.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments
☠ᵏᵋᶜᶟ🍾⃝ͩ⏤͟͟͞Rᴇᷞᴛͧɴᷠᴏͣ🔵W⃠🦈
mulai....mulai....mulai deh tuh Clara...
2021-04-03
0
SandraLexa
lanjutkan
2020-12-11
0
W⃠⃟ ⃟Julian_Dany
nitip sendal yaa thor
2020-12-02
1