Mengejar Cinta, Suami Amnesia

Mengejar Cinta, Suami Amnesia

Kembalilah, Sayang

"Aku pikir siapa, ternyata kau, Yasmin."

Dari pintu penghubung antar ruangan, seorang pria berseragam abu-abu tua melangkah perlahan mendekati Yasmin. Hendra baru saja mendapat laporan dari rekan kerjanya jika ada seorang wanita menunggunya di ruang kantor. Hendra yang kebetulan sedang melepas kepenatan setelah seharian suntuk menjalani tugas, bergegas pergi keluar.

Yasmin membalas dengan tersenyum kecut.

"Ada apa?" Hendra menarik bangku lalu duduk di hadapan Yasmin. Hawa panas di luar membuat kulit putihnya sedikit memerah. Dia menoleh ke kanan dan ke kiri, melihat ruangan masih nampak sepi. Mungkin karena jam istirahat rekan kerjanya masih di luar, masih mengisi kampung tengah.

Yasmin menghela napas berat sejenak. "Jadi, bagaimana perkembangan pencarian Cakra, Hen? Apa ada kemajuan?" Dengan tatapan penuh harap, Yasmin langsung bertanya.

Hendra tak serta-merta memberi jawaban pada teman semasa kuliahnya itu. Tarikan napas berat, yang malah terdengar. Sebelum bibir Hendra bergerak. Dia berdecak kesal sesaat karena Yasmin tak bosan-bosannya bertandang ke tempat kerjanya dan berulang kali menanyakan hal yang sama.

"Bukankah sudah aku katakan padamu. Cakra sudah tidak ada, dia sudah di tempat seharusnya, ikhlaskanlah dia, Yas."

"Aku tidak bisa mengikhlaskan dia, Hen. Selama jasad Cakra belum ditemukan, dia masih hidup. Kau harus tahu itu!" Yasmin menyungging senyum sinis setelahnya.

Sejak tiga tahun yang lalu, jawaban yang sama selalu Yasmin dapatkan. Kala itu Cakrawala atau biasa di sapa Cakra, hilang dalam misi terakhirnya. Cakra adalah salah satu anggota kepolisian yang memiliki pangkat, brigadir polisi dua (Bripda). Dari informasi yang didapatkan Yasmin, Cakra terpisah dari kawan-kawannya saat mengejar para buronan dan tak menampakkan dirinya hingga tengah hari buta.

Rekan kerjanya berasumsi bahwa Cakrawala terjatuh ke jurang, ke laut atau pula dimakan binatang buas. Namun, Yasmin tak percaya kalau suaminya sudah meninggal. Sebab dia tahu Cakrawala bukanlah orang yang bertindak gegabah. Meskipun dia tahu kecelakaan tapi setidaknya jasad harus ditemukan bukan, untuk memastikan apa Cakrawala sudah tak ada di dunia ini atau tidak. Tapi, sampai saat ini, tak ada keterangan jelas yang dilontarkan dari pihak atasan suaminya. Cakra menghilang tanpa jejak dan tanpa meninggalkan sebuah pesan pula. Yasmin yakin sekali Cakra masih hidup, mungkin saja dia hilang ingatan atau berada di suatu tempat.

Selama tiga tahun lamanya, Yasmin berusaha mencari Cakra, dari memasang pencarian orang hilang di televisi menggunakan foto yang tersisa, sebab kala itu juga setelah kepergian Cakra bertugas, rumah yang mereka tempati terbakar habis tak tersisa. Yasmin tak sempat mengamankan foto-foto pernikahan mereka karena pada saat itu ia sedang berbelanja di pasar. Selang beberapa hari, Yasmin pun mendapat kabar jika Cakra menghilang. Sudahlah jatuh tertimpa tangga pula, Yasmin begitu terpukul atas kejadian beruntun yang ia alami waktu itu.

"Aku mengerti, Yas. Tapi ini sudah tiga tahun, kalau Cakra masih hidup mengapa dia tidak ke sini? Apa kau tidak lelah?" Hendra menggapai tangan Yasmin yang berada di atas meja seketika.

"Jaga batasanmu, Hen!" Sorot mata Yasmin berubah tajam. Dia langsung menarik tangannya.

"Maaf, aku tak bermaksud, Yasmin. Sungguh aku pun juga berharap jasad Cakra dapat ditemukan."

"Jadi kau mengharapkan dia mati, Hen?" Yasmin mulai tersulut emosi. Secepat kilat dia bangkit berdiri.

"Bukan begitu Yas, aku–" Hendra mengangkat bokongnya seketika.

Yasmin menyela,"Sudahlah Hen, selama ini aku berharap kau dapat membantuku, tapi apa, hampir setiap bulan aku pergi ke sini, jawaban yang sama selalu kau lontarkan, aku menantikan suamiku, Hen. Aku sangat yakin Cakra masih hidup, jasadnya belum ditemukan, siapa tahu saja dia hilang ingatan. Kau tahu sendiri aku sangat mencintai dia, Hen...." Tanpa terasa cairan bening mengalir dari mata Yasmin seketika. Bayangan-bayangan bersama Cakrawala berputar bagai sebuah kaset dibenaknya saat ini.

"Yas, aku minta maaf, aku tak bermaksud...." Hendra tampak serba salah saat melihat Yasmin terisak pelan di hadapannya.

"Kau tak akan bisa memahami apa yang aku rasakan saat ini. Sudahlah, aku juga salah, menaruh harapan pada manusia, tenanglah, aku tidak akan datang kemari lagi, aku pergi." Yasmin menghapus cepat air matanya lalu membalikkan badannya dan melangkah pergi dari ruangan tersebut. Meninggalkan Hendra yang mengacak-acak rambutnya frustasi.

Sesampainya di luar bangunan, Yasmin menegadahkan kepalanya ke atas, melihat awan bergerak lambat. Sebelum keluar dari daerah tersebut, Yasmin menoleh ke kanan dan ke kiri, melihat pekarangan kantor polisi masih sama seperti tempo lalu.

Dulu, Yasmin hampir saja menjadi polisi sama seperti Cakrawala dan Hendra. Namun, demi berbakti pada suami, Yasmin melepas cita-citanya. Ia, Cakra dan juga Hendra adalah teman semasa kuliah. Ketiganya sama-sama memiliki cita-cita menjadi abdi negara. Meskipun begitu, tak banyak yang tahu jika Cakra adalah anak seorang konglomerat di negeri ini. Akan tetapi, Cakra memilih jalan hidupnya sendiri, yang sangat berbeda dari kebanyakan anak orang kaya lainnya. Sangat berbanding terbalik dengan latar belakang Yasmin dan Hendra, menengah ke bawah.

Setelah puas memandang, Yasmin melangkah maju menuju gerbang pos polisi. Yasmin memegang perutnya seketika tatkala rasa lapar mulai menerpanya. Baru teringat jika sejak tadi pagi ia belum makan, karena uangnya dia pakai untuk membayar taksi pergi kemari.

Semenjak kepergian Cakrawala dan kehilangan rumah, Yasmin luntang-lantung. Dia mencari kostan dari hasil kerja serabutannya. Uang yang dia dapatkan pun akhirnya di tabung, tapi karena kondisi kesehatan Ambunya di kampung melemah. Yasmin memberi sebagian uang pada Ambunya untuk berobat. Ingin meminta bantuan pada mertuanya, Yasmin tak berani. Dia tak sedekat itu pada sang mertua. Terlebih lagi semenjak Cakrawala memilih jalan hidupnya sendiri, mereka menutup akses Cakra untuk bertemu.

Krucuk!

Sekali lagi perut Yasmin berbunyi. Yasmin menelan air liurnya sendiri demi membasahi kerongkongannya yang mulai kering.

Yasmin merogoh dompetnya di dalam celana jeansnya. Dia membuka perlahan dompet yang sudah mulai nampak lusuh itu. Beberapa uang berwarna biru tersimpan dengan rapi di dalamnya. Tak mungkin juga ia menggunakannya, membeli makanan, karena Yasmin harus berhemat. Yasmin tampak berpikir keras. Dia berjalan di sisi trotoar sambil menahan rasa lapar. Tampak orang lalu lalang di sebelah kanan dan kirinya.

"Lapar sekali, bersabarlah Yas, di kost masih ada mie." Yasmin berusaha menguatkan dirinya meski sudah berulang kali ia meneguk air ludahnya sendiri.

Langkah kaki Yasmin terhenti saat melihat di depan sana, seorang pria membelakanginya, memiliki postur tubuh yang sangat mirip dengan Cakrawala. Yasmin memicingkan matanya saat melihat sebuah tanda lahir yang terukir di leher terlihat amat mirip seperti milik Cakra.

"Cakra! Mas!" Yasmin menggerakkan kembali kakinya.

Saat mendengar suara teriakan, pria itu membalikkan badan.

Yasmin tergelak, ternyata benar, pria itu adalah Cakrawala, suaminya yang telah lama menghilang kini kembali lagi padanya. Yasmin tak dapat lagi mengungkapkan perasaannya saat ini. Rasa laparnya pun menguap tiba-tiba ketika melihat Cakrawala sekarang, berdiri mematung dengan raut keheranan. Yasmin mempercepat langkah kakinya sambil berteriak memanggil nama suaminya. Kerumunan orang yang lalu-lalang di sekitarnya, menyulitkan Yasmin untuk bergerak.

Yasmin tersenyum lebar karena sebentar lagi bisa merasakan tubuh hangat sang suami.

"Cakra, ini aku–"

"Ayah!"

Yasmin tersentak saat melihat seorang bocah laki-laki berlarian ke arah Cakrawala sambil memanggil dengan sebutan Ayah!

"Ay-ah...." Yasmin mengulangi perkataan bocah tersebut sambil menghentikan gerakan kakinya.

Terpopuler

Comments

ria

ria

hadir thor😙semangat 😘

2023-08-03

0

EBI

EBI

agak mencurigakan

2023-07-22

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!