"Nona Eliza? Ini polisi. Kami telah menemukan Nona Arabella," kata suara polisi dengan tenang.
Eliza merasa lega dan segera bertanya tentang keadaan Arabella. Polisi menjelaskan bahwa Arabella ditemukan di rumah sakit dalam keadaan kondisi lemah dan sekarang sedang dirawat intensif.
Eliza menghela nafas lega, namun juga merasa sedih melihat sahabatnya dalam keadaan seperti itu. Tapi apa yang terjadi padanya sampai bisa selemah itu? Dia segera memutuskan untuk mengunjungi Arabella di rumah sakit dan memberikan dukungan sebanyak mungkin.
Saat Eliza tiba di ruang perawatan, dia melihat Ara terbaring lemah dengan alat infus ditangannya. Mata Ara terbuka pelan saat Eliza masuk. Walaupun terlihat lelah, sorot mata Ara terpancar kegembiraan saat melihat Eliza.
Kondisinya drop akibat terkurung selama 3 hari itu, makannya pun sedikit karena Arabella hanya memikirkan bagaimana bisa melarikan diri. Setelah kedua anak buah Darren mengembalikannya ke tempat di mana mereka menculik, Arabella diturunkan begitu saja sampai staf karyawan sekitar menemukannya pingsan dan dibawa ke rumah sakit.
"Eliza... aku minta maaf sudah membuatmu khawatir," Lirih Ara dengan lemah.
Eliza menahan tangisnya saat melihat keadaan Ara. Dia mengambil kursi di samping tempat tidur dan menggenggam erat tangan sahabatnya.
"Tidak apa-apa, Ara. Yang penting kau selamat," Eliza berkata dengan suara lembut.
Ara tersenyum tipis. "Aku sangat beruntung kau ada di sini. Rasanya seperti mimpi buruk yang tak kunjung berakhir."
Eliza mengusap lembut punggung tangan Ara. "Kami semua khawatir dan sangat merindukanmu. Tapi yang terpenting sekarang adalah kesembuhanmu. Aku akan selalu mendukungmu."
Ara mengangguk pelan. "Terima kasih, Eliza. Kau benar-benar sahabat yang luar biasa."
.
.
Selama beberapa minggu berikutnya, Eliza mengunjungi Ara setiap hari di rumah sakit. Mereka mengobrol, tertawa, dan mengenang kenangan-kenangan indah yang mereka bagi bersama. Ara mengungkapkan rasa terima kasihnya atas dukungan Eliza dan teman-teman mereka, yang telah memberinya kekuatan dan semangat untuk pulih.
Sudah 1 Minggu tidak ada kabar mengenai bagaimana kelanjutannya dengan pria aneh itu. Bahkan kabarnya pingsan pun sepertinya tidak diketahui, bagaimana jika keadaannya dia sekarat? Ara pikir pria yang sudah membuat perjanjian gila dengannya itu mendadak amnesia dan mungkin Ara kembali hidup normal tanpa bayang-bayang pernikahan paksa.
Pemulihan Ara berjalan perlahan, tetapi Eliza dan teman-teman mereka selalu ada di sisinya, memberikan dukungan dan keceriaan. Mereka mengirim pesan-pesan semangat, membawa buku dan film kesukaan Ara, serta melakukan segala hal untuk menghiburnya tanpa ingin bertanya terlebih dahulu apa yang terjadi pada sahabatnya.
Suatu hari, ketika Ara sedang duduk di kursi roda di taman rumah sakit, Eliza mengajaknya melihat-lihat bunga-bunga yang berwarna-warni. Sinar matahari yang hangat menyinari wajah mereka. Eliza melihat Ara menghela nafas dalam-dalam.
"Aku bersyukur masih bisa melihat keindahan dunia ini," kata Ara dengan suara penuh harapan.
Eliza tersenyum. "Kau benar, Ara. Aku tidak pernah tahu apa yang akan terjadi padamu bisa seperti ini. Tapi yang pasti, kita selalu ada satu sama lain."
Waktu terus berlalu, dan perlahan tapi pasti, Ara semakin pulih. Dia melewati sesi rehabilitasi dan menjalani terapi fisik untuk memulihkan kekuatan dan mobilitasnya. Eliza dan teman-teman mereka selalu ada di samping Ara, mendukungnya sepanjang perjalanan pemulihannya.
Pada suatu hari, ketika Ara sudah siap untuk meninggalkan rumah sakit, Eliza bersama teman-teman mereka mengatur kejutan untuknya. Mereka menghiasi apartemen Ara bersama Eliza dengan balon, bunga, dan menyusun hadiah-hadiah kecil di meja tamu.
Ketika Ara melangkah masuk ke apartemennya, dia terkejut dan tersenyum lebar melihat kejutan tersebut. Eliza dan teman-teman mereka menyambutnya dengan riang.
"Selamat datang pulang, Ara!" seru Eliza sambil memeluk sahabatnya erat-erat.
Ara menatap sekeliling dengan rasa terharu.
"Terima kasih, kalian semua. Aku benar-benar tidak tahu bagaimana mengungkapkan rasa terima kasihku. Tapi seharusnya tidak perlu berlebihan seperti ini. Aku hanya lemah dan butuh perawatan."
Eliza tersenyum. "Kita adalah keluarga, Ara. Kita selalu ada untukmu."
Mereka menghabiskan malam itu dengan kegembiraan dan tawa. Mereka mengobrol, berbagi cerita, dan merayakan kembalinya Ara yang luar biasa. Di tengah kebersamaan mereka, Eliza merasa penuh rasa syukur bahwa Ara selamat dan mereka dapat bersama lagi setelah mengalami kejadian buruk yang takut Ara tidak akan pernah kembali. Tapi hingga saat ini, Eliza tidak berani bertanya apa yang membuat sahabatnya bisa hilang?
Kehidupan kembali normal bagi Ara dan Eliza. Mereka melanjutkan rutinitas sehari-hari mereka, tetapi dengan rasa syukur dan kesadaran yang lebih dalam akan pentingnya persahabatan.
Saat Eliza melihat Ara kembali pulih dan bersemangat menjalani hidup, hatinya dipenuhi dengan kebahagiaan. Mereka berdua mengerti betapa berartinya setiap momen bersama, dan mereka berjanji untuk selalu saling mendukung dan menciptakan kenangan berharga bersama.
Saat malam, Ara termenung sendirian di kamar. Ia memikirkan kemana perginya pria itu yang tidak lagi memberi kabar seakan mimpi buruk terjadi dan ia tidak mengenal siapapun di dunia ini. Bukan Ara ingin menikah dengannya, ia pikir bagus juga jika pria itu tidak akan datang lagi mengganggunya. Ara pikir hidupnya bebas dan besok akan kembali mencari pekerjaan.
"Aku tidak tahu bagaimana kelanjutan kisahku. Pria itu datang memaksa ku dan menghilang tanpa kabar."
"Aku harap dia benar-benar tidak kembali dan mengungkit janji ku. Aku hanya ingin pergi dari tempat itu, Aku tidak akan pernah menyetujui pernikahan ini. Baguslah jika dengan sendirinya dia melupakan kejadian ini. Mungkin dia menyesal dan tidak ingin berurusan denganku."
"Tapi, sebelum dia datang tiba-tiba. Aku ingin pergi sementara dari kota ini. Aku akan katakan pada Eliza bahwa aku pergi ke kota lain hanya untuk mencari pekerjaan saja."
"Aku tidak ingin menikah dengan pria itu!!"
Ara menghela nafas dalam-dalam, mencoba menenangkan dirinya sendiri. Meskipun keinginannya untuk pergi dari kota ini sangat besar, dia juga tidak ingin meninggalkan Eliza dan teman-temannya sendirian di tengah situasi yang rumit seperti ini. Dia tahu dia harus memutuskan dengan hati-hati.
Setelah berjam-jam berpikir, Ara memutuskan untuk berbicara dengan Eliza tentang rencananya. Dia tahu bahwa Eliza akan memahaminya dan memberinya dukungan tanpa syarat. Mereka telah melewati begitu banyak bersama-sama, dan dia yakin Eliza akan mendukung keputusannya.
Keesokan harinya, Ara memanggil Eliza ke apartemennya. Dengan berat hati, dia menjelaskan situasinya dan keinginannya untuk pergi dari kota untuk sementara waktu. Dia menjelaskan bahwa dia perlu waktu untuk menyembuhkan diri sepenuhnya dan menenangkan pikirannya.
Eliza mendengarkan dengan penuh perhatian, dan setelah Ara selesai berbicara, dia mengambil tangan sahabatnya dengan penuh pengertian. "Aku mengerti, Ara. Kamu harus melakukan apa yang terbaik untukmu. Aku akan merindukanmu, tapi aku akan selalu mendukungmu, apa pun keputusanmu."
Dengan perasaan lega dan terbantu dengan dukungan Eliza, Ara mulai merencanakan perjalanannya. Dia tahu bahwa dia harus mengambil langkah-langkah berani untuk menjaga dirinya sendiri dan memulihkan kembali kebahagiaannya.
Beberapa hari kemudian, Ara meninggalkan kota untuk sementara waktu. Meskipun berpisah dengan Eliza dan teman-temannya terasa menyedihkan, dia juga merasa lega bahwa dia bisa melangkah maju dan memulai babak baru dalam hidupnya.
Di kota baru, Ara fokus pada pemulihannya dan mencari pekerjaan yang sesuai dengan minat dan bakatnya. Dia bertekad untuk membangun kehidupan yang lebih baik dan lebih mandiri, tanpa terpengaruh oleh bayangan masa lalunya.
Meskipun ada ketidakpastian tentang apa yang akan terjadi selanjutnya, Ara merasa lebih kuat dan lebih percaya diri dengan setiap langkah yang dia ambil. Dia tahu bahwa, dengan dukungan dari Eliza dan teman-temannya, dia bisa mengatasi segala rintangan yang ada di depannya dan mencapai kebahagiaan yang sejati.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments