1 hari berlalu Alaska tinggal bersama ketiga temannya di kos-kosan, suasana hati Alaska masih saja kurang baik membuat bingung harus bagaimana lagi. Semenjak kejadian waktu itu, salah satu dari mereka tidak ada yang berani mengajak Alaska untuk balap liar lagi karena Alaska pasti akan menolaknya.
Siang ini Vino dan Zen sedang berada di ruang tengah, mereka berdua main PS bersama. Teriakan suara mereka membuat Alaska keluar dari kamarnya dan ikut bergabung di sana.
Alaska merebut stik PS dari tangan Zen. “Gue yang main.”
“Kyaaa lo datang-datang malah merebut stik gue.”
Zen berusaha merebut kembali stik PS dari tangan Alaska, tetapi Alaska malah
menjauhkannya.
“Kalian siang ini mau makan apa?” tanya Carlos yang sedang duduk di sofa.
“Ayam panggang.” Ucap Vino.
“Ayam bakar.” Sahut Zen.
Terlihat di layar televisi Alaska dan Vino berperang hingga Alaska pun di kalahkan Vino, membuat Alaska membuang nafas kasar.
Alaska mengembalikan stik PS kepada Zen.
“Lo yang di makan.” Beranjak lalu duduk di sofa.
“Ka, lo mau makan apa? Biar gue pesan.” Tanya Carlos.
“Gue…. Bagaimana kalau kita yang beli. Gue bosan di sini terus.” Berdiri.
Carlos mengangguk penuh semangat. “Boleh, akhirnya lo keluar juga. Tunggu, kita motor masing-masing atau apa?”
“Gue yang bonceng lu.” Alaska berjalan duluan keluar rumah di susul Carlos.
.
.
.
Breuuummm….
Dengan kecepatan yang tinggi motor Alaska memasuki jalanan kota, nampak tidak ramai karena siang hari orang-orang masih bekerja.
Tiba-tiba ada seorang wanita paruh baya yang ingin menyebrang jalan raya, Alaska yang melihat pun berhenti lalu turun dari motornya.
“Ka, lo mau kemana?”
Sesaat Carlos melihat sekitar tidak ada orang yang berjualan atau pun rumah makan, di buat bingung karena Alaska berhenti secara mendadak.
Alaska tidak menjawab pertanyaan Carlos, ia berlari mendekati wanita paruh baya yang masih berdiri di pinggir jalan.
“Nenek mau kemana?” tanya Alaska tanpa
melepaskan helm nya.
“Oh ini nenek mau menyebrang tapi dari tadi motor dan mobil berlalu lalang sangat laju, nenek jadi takut untuk menyebrang.”
“Biar saya yang bantu nenek.”
Alaska menawarkan diri untuk memberikan bantuan kepada nenek agar bisa menyebrang, begitulah Alaska rasa pedulinya sangat tinggi terhadap manusia apalagi kepada orang yang lanjut usia.
“Memangnya tidak apa-apa? Apa kamu tidak sibuk?”
“Tidak, nenek tenang saja.”
“Terima kasih.” Nenek itu tersenyum.
Alaska mengambil keranjang belanjaan nenek itu yang terbuat dari anyaman lalu berjalan di samping nenek sambil melambaikan tangan untuk memberi isyarat agar para pengendara
memberikan jalan kepada mereka.
“Sekali lagi terima kasih ya nak.”
Tidak ber henti-hetinya nenek itu mengucapkan terima kasih kepada Alaska.
“Sama-sama nek. Saya pergi dulu ya, hati-hati di jalannya.”
Setelah berpamitan Alaska menyebrang jalan lagi lalu berlari mendekati Carlos yang masih duduk di atas motor.
“Wah lo memang kebanggan gue.”
Alaska naik ke atas motornya sambil terkekeh. “Biasa saja, lo terlalu berlebihan.”
.
.
.
Alaska menunggu Carlos yang sedang memesan makanan, tiba-tiba Alaska terfokus pada seorang wanita yang naik ke atas motor
besar.
“Ka, Lo lagi lihat apa?"
“Hah? Tidak ada.”
“Apa lo salfok sama cewek itu.” Menunjuk.
Alaska menurunkan tangan Carlos. “Gak, biasa saja.” Sesaat melihat cewek itu lagi yang wajahnya tertutup helm. “Kenapa lo ke sini? Apa makanan sudah selesai?”
“Belum, tadi Zen menelpon katanya mau ayam bakarnya 2.” Beranjak pergi mendekati ibu warung.
“Kenapa dia sangat rakus.”
.
.
.
Sore ini Alaska sedang main game online yang ada di ponselnya. Terdengar teriakan suara Alaska memenuhi kamarnya. Di tengah keasikannya terdengar suara ketukan pintu dari luar kamar.
“MASUK.”
Alaska berteriak dengan pandangannya yang sangat fokus kepada layar ponselnya.
Klekkk…
“Ka, cepat turun ke bawah.” Zen masuk ke
dalam mendekati Alaska.
“Gue malas turun, memangnya ada apa?”
“Tante Rani dan Om Daren datang ke sini.”
Alaska yang tadinya sangat fokus langsung berhenti main game lalu mematikan ponselnya.
“Apa mereka baru datang?”
Zen mengangguk. “Awalnya mereka ingin mendatangi ke sini tapi di tahan Vino.”
Alaska berjalan keluar kamar sambil memasukkan ponselnya ke dalam saku. Terlihat di bawah sana ada Rani dan Daren sedang duduk di sofa menunggu Alaska.
Sesaat Alaska menghela nafas, Zen menepuk bahunya memberikan anggukan. Alaska dan Zen menuruni anak tangga, Rani yang melihat Alaska langsung menghampirinya lalu memeluk dengan erat.
“Mama sangat merindukan kamu.” Mengelus punggung Alaska. “Bagaimana keadaan kamu? Apa kamu baik-baik saja?”
Alaska melepaskan pelukan Rani. Ketiga temannya memutuskan untuk keluar rumah agar Alaska bisa mengobrol dengan kedua orang tuanya.
“Aku baik-baik saja ma.”
Rani mengelus pipi Alaska. “Apa kamu mau ikut mama pulang, mama tidak tenang kalau kamu berada di luar rumah.”
“Maaf ma, tidak bisa.”
Alaska menolak secara halus, bagaimana pun juga Alaska sudah memutuskan untuk tinggal bareng teman-temannya dan juga bisa menenangkan diri. Walaupun di rumahnya sangat nyaman, tetapi semenjak kepergian
Gevan semuanya perlahan-lahan berubah.
“Pulanglah, mama selalu meminta papa untuk membawa kamu pulang ke rumah.”
“Aku tetap tinggal di sini, mama tenang saja aku baik-baik saja."
Uhukkk…. Uhukkk…. Uhukkkk….
Rani tiba-tiba batuk membuat Alaska panik melihat kondisi Rani yang kurang membaik, satu sisi Alaska tidak bisa menuruti keinginan Rani pulang ke rumah.
“Lihatlah, mama mu sedang sakit. Apa kamu tetap tidak ingin menuruti mama kamu?” tanya Daren mulai meninggikan suaranya.
“Apa papa ingin menyalahkan ku lagi, bukankah sebelumnya mama sehat? Bagaimana bisa mama tiba-tiba sakit?”
“Jangan lancang kamu Alaska, apa kamu ingin menyalahkan papa karena tidak menjaga mama kamu dengan baik?”
“Menurut papa? Kalau kedatangan papa ke sini hanya untuk bertengkar dengan ku, maaf aku tidak bisa.”
“Sudahlah, kenapa kalian harus bertengkar? Apa tidak bisa berbicara secara baik-baik?” pasrah melihat mereka berdua. “Baiklah, kalau memang kamu tidak ingin pulang. Mama tidak akan memaksa kamu lagi, tapi mama minta kamu harus menghubungi mama setiap hari.”
Rani sangat menyayangi Alaska tapi bagaimana pun juga ini adalah keinginan Alaska, Rani tidak bisa berbuat apa-apa lagi untuk menyuruh Alaska pulang ke rumah.
Alaska kasihan melihat kondisi Rani, tapi Alaska juga capek jika harus bertengkar dengan Daren atau mendengar Rani dan Daren bertengkar. Apalagi setiap kali mereka bertengkar, Daren selalu saja berkata kasar kepada Alaska membuat hubungan kedua anak ini semakin kurang baik.
Rani dan Daren pun memutuskan untuk pulang, kini mobil mereka mulai meninggalkan kos-kosan. Vino langsung menghampiri Alaska yang masih berdiri di
dekat pagar.
“Bagaimana? Apa suasana hati lo sudah membaik?”
“Semakin buruk.” Beranjak pergi.
Vino dan Zen melihat kepergian Alaska sambil menggeleng heran, suasana hati Alaska sangat susah menjadi baik lagi. Tetapi mereka memahami kondisinya, makanya mereka bertiga tidak pernah mengganggu
Alaska.
.
.
.
Jam menunjukkan pukul 10 malam, Elang baru saja selesai membeli perlengkapan untuk kuliah nanti. Mereka 1 Universitas hanya saja berbeda jurusan.
Bruemmm…. Brueemm…. Bruemmm….
“Ka, siapa yang duluan sampai kos traktir makan KFC.” Teriak Zen.
“Malas.”
“Ah gak seru.” Keluh Vino.
“Ayolah, sudah lama kita gak balapan gini.” Sahut Carlos.
Sesaat mereka saling menoleh lalu melajukan motor mereka, kini Alaska tertinggal jauh dari teman-temannya.
Malam ini Alaska memutuskan untuk menikmati pemandangan langit yang sangat indah, banyaknya bintang di atas sana.
“Kak, lo pasti sudah bahagia di sana.” Gumamnya. “Gue rindu sama lo, apa lo gak mau kembali lagi?” terkekeh kecil.
Dari tadi Alaska bergumam karena sangat merindukan Gevan, sesaat melamun membuat motornya ke tengah jalan.
Brueeemmmm….
Tiba-tiba ada sebuah motor menyalip di samping Alaska dengan jarak yang sangat dekat bahkan hampir terkena motor Alaska. Di lihatnya ke depan, ternyata yang mengendari motor itu adalah seorang wanita.
Alaska menghela nafas lalu melajukan motornya dengan kecepatan yang sangat tinggi menuju kos-kosan, kini suasana hatinya mulai membaik walaupun belum sepenuhnya setidaknya Alaska merasa lega.
...Bersambung….....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments
Army
semangat kak, aku suka
2023-07-19
3