Jangan lupa untuk VOTE ya🥰😍...
Happy Reading Guys🥰😘!!!!
*****
Setelah pembicaraan yang cukup serius, Mama Melinda dan Vania diam dan tenggelam dalam pikiran mereka masing-masing hingga tiba-tiba mobil berhenti di sebuah toko bunga
"Sudah sampai Nyonya" ucapan sang supir membuyarkan lamunan Mama Melinda dan Vania
"Sayang, kita beli bunga dulu ya" ajak Mama Melinda lalu turun dari mobil diikuti Vania yang mengerutkan kening
Tak berapa lama setelah membeli bunga, mobil kembali melaju dan berhenti disebuah gerbang yang ternyata didalamnya adalah pemakaman. Mama Melinda keluar dari mobil diikuti Vania dan sang supir dan lagi-lagi Vania hanya mengerutkan kening namun tidak berani bertanya hingga langkah mereka terhenti di sebuah makam yang bertuliskan nama Hendrik Fernandez, nama yang Vania ketahui sebagai suami Mama Melinda, ayah Varel dan Vandi, dan Papa mertuanya
"Pa Mama kesini tidak sendiri lagi, Mama kesini membawa menantu Papa yang sangat cantik siapa lagi kalau bukan istri dari Varel, anak Papa yang dingin dan cuek itu"
Mama Melinda mulai membuka suara dan memperkenalkan Vania kepada suaminya
"Shalom selamat pagi Tuan, nama saya Vania" ucap Vania sopan memperkenalkan diri
"Jangan memanggilnya Tuan, dia Papa mertuamu" tegur Mama Melinda yang membuat Vania tersenyum malu
"Eh iya Ma, selamat pagi Pa, maaf Vania baru mengunjungi rumah Papa disini" ucap Vania menunduk
"Lihatlah Pa menantu mu sangat baik dan sopan, anak kita tidak salah memilih seorang istri. Andai saja Papa masih ada, Mama yakin dia akan sangat senang denganmu sama halnya seperti Mama" ucap Mama Melinda mengelus pucuk kepala Vania
"Pa, Vania memang tidak pernah bertemu langsung dengan Papa, tapi Vania yakin Papa adalah seorang suami dan ayah yang hebat dan luar biasa, Papa dan Mama mendidik Varel dan Vandi menjadi seorang anak yang bertanggung jawab dan murah hati, Papa menjadi cerminan yang patut dicontoh. Vania janji ya Pa, Vania akan sering-sering main kesini" ucap Vania tersenyum menatap sebuah foto Papa mertuanya
"Pa, Mama tidak pernah kesepian lagi karena Mama sudah punya teman ke salon dan belanja, Mama sudah punya menantu cantik yang sangat baik terhadap Mama"
Lalu Mama Melinda dan Vania pun mulai bercerita di atas makam Papa Hendrik, mereka menceritakan tentang keseharian mereka, dan tidak lupa mereka bergosip ria tentang Varel, bahkan Mama Melinda juga menceritakan tentang awal pernikahannya dengan sang Papa hingga Papa Hendrik telah pergi meninggalkan mereka semua karena kecelakaan pesawat yang ia tumpangi saat hendak pergi ke luar negeri untuk urusan bisnis, meninggalkan Varel yang berumur 17 tahun dan Vandi berumur 13 tahun.
*****
"Pa, sepertinya Mama dan menantu mu ini akan pergi sekarang karena Mama mengajaknya untuk menghabiskan uang Varel" ucap Mama Melinda terkekeh sedangkan Vania hanya tersenyum
Setelah pamit kepada penjaga makam keluarga Fernandez, Mama Melinda dan Vania pun masuk ke dalam mobil yang akan membawa mereka ke salon
*****
Gedung Fernandez Group
"Dim, dimana Mama sekarang?" tanya Varel kepada sang sekretaris
"Nyonya Besar baru saja pergi meninggalkan pemakaman keluarga Tuan, sepertinya Nyonya Besar mengajak Nona Muda untuk mengunjungi rumah Tuan Besar" ucap sekretaris Dim menatap iPad yang dipegangnya karena ia sudah menyimpan pelacak lokasi di dalam mobil Mama Melinda dan juga di dalam mobil Vandi
"Sekarang mereka kemana?" tanya Varel lagi
"Mobil Nyonya Besar sedang menuju ke salon biasa, Tuan" jawab sekretaris Dim yang membuat Varel tersenyum
Awas saja jika dia tidak ada perubahan saat kembali nanti.-Varel
*****
Setelah berjam-jam di salon, akhirnya Mama Melinda dan Vania pun telah menyelesaikan perawatan mereka. Dimana Mama Melinda meminta perawatan seluruh tubuh terlebih ia meminta mengecat rambut dan kuku Vania, walaupun sudah di tolak dengan berbagai cara, namun Mama Melinda sama seperti Varel yang keras kepala dan tidak ingin ditolak. Saat ini rambut Vania sudah berubah warna menjadi agak kecokelatan dan kukunya sudah di cat menjadi warna peach
"Kita ke mall, Pak" ucap Mama Melinda kepada sang supir saat mereka sudah masuk kedalam mobil
Lalu mobil pun melaju dari salon menuju ke sebuah mall besar milik Varel. Bagaimana Vania bisa tau mall besar itu milik suaminya, bahkan di pintu masuk utama pun poster pemilik mall terpajang rapi. Siapa lagi kalau bukan Varel Andreas Fernandez, seorang pengusaha muda pemilik Fernandez Group
"Sayang, kau ingin membeli yang mana?" tanya Mama Melinda saat mereka mulai berjalan masuk ke dalam toko perhiasan
"Vania tidak ingin membelikan apa-apa Ma, Vania tidak membutuhkan ini semua" tolak Vania halus membuat pegawai yang mendengarnya mendengus kesal
Bagaimana bisa seorang wanita menolak dibelikan perhiasan? Terlebih perhiasan yang ditawarkan harganya sangat mahal
"Kau membutuhkan apa?" tanya Mama Melinda kepada Vania
"Tidak Ma, Vania tidak membutuhkan apa-apa, Vania menemani Mama belanja saja" ucap Vania tersenyum
Lalu mereka pun mulai berjalan dan Mama Melinda mulai mencari perhiasan yang cocok untuk sang menantu hingga matanya tertuju di satu set perhiasan dengan berlian kecil bermata satu, Mama Melinda pun langsung membelinya lalu memberikannya kepada Vania
"Jangan ditolak anggap saja ini hadiah pernikahan kalian dari Mama" ucap Mama Melinda yang membuat Vania tidak bisa menolaknya lagi
Setelah keluar dari toko perhiasan, mereka pun masuk ke sebuah cafe untuk makan siang
"Kau pesan apa sayang?" tanya Mama Melinda kepada sang istri
"Sepertinya Vania ingin steak and shrimp saja Ma" ucap Vania sopan
"Steak and shrimp nya dua, jus cranberry nya dua"
"Mohon ditunggu pesanannya, Nyonya Besar" ucap pelayan menunduk sopan
Setelah pelayan tersebut pergi, Vania pun meminta ijin kepada sang Mama karena ia ingin pergi ke toilet
Beberapa menit kemudian, saat Vania sedang berjalan keluar dari toilet, tak sengaja ia menabrak seorang lelaki tinggi yang juga tidak melihatnya
"Maafkan saya" ucap Vania menunduk sopan
"Vania?" panggil lelaki tersebut yang membuat Vania mengangkat kepalanya
"Kak El?" teriak Vania lalu memeluk lelaki tersebut dengan erat
"Kak El kemana saja? Vania merindukan Kakak" lirih Vania disela-sela tangisnya
"Maaf Kak El kehilangan kontak mu sayang, Kakak masih di Amerika bersama Mama dan Papa" jelas lelaki tersebut
"Van, sepertinya Kakak tidak bisa berlama-lama karena Kakak harus mendatangi klien penting, ini kartu nama Kakak nanti kau telfon Kakak ya, kapan-kapan kita bertemu lagi" ucap lelaki tersebut berpamitan
"Iya Kak, Kak El hati-hati ya" ucap Vania melambaikan tangan kepada lelaki tersebut
Kak El, apa kau tau hidupku sangat sulit setelah kau pergi mengikuti Mama dan Papa ke Amerika.-Vania
*
*
*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 217 Episodes
Comments
juju
Fighting❤
Salam My Chosen Man
2020-07-19
1