Jangan lupa untuk VOTE ya🥰😍...
Happy Reading Guys🥰😘!!!!
*****
"Berharap lah, berharap lah banyak hingga kau lelah. Tapi satu yang kau ingat, aku tidak akan pernah meninggalkan istriku" ucap Varel penuh penekanan menatap Dinda
"Varel, apa yang kau lihat dari Vania? Ia hanya gadis bodoh dan miskin, ia hanya pemilik toko roti kecil" bentak Dinda lalu mendorong keras bahu Vania membuat Varel terpancing emosi
"Kau berani menyentuh istriku" bentak Varel lalu mencengkeram kuat dagu Dinda
"Sayang, berhentilah" ucap Vania berusaha menenangkan Varel yang sedang emosi
"Mengapa kau berani membuat masalah denganku hah?"
"Sayang sudah, ayo kita pulang" ucap Vania lalu memegang lengan Varel
Namun tiba-tiba Varel menepisnya kasar hingga Vania mundur dan sekretaris Dim dengan refleks mendekatinya
"Varel" bentak Vania yang membuat semuanya terkejut
"Kau menyakitinya" ucap Vania lalu melepas kasar tangan Varel yang masih mencengkeram kuat dagu Dinda
"Nona, anda tidak apa-apa?" tanya Vania menatap Dinda sedangkan Dinda hanya menggeleng pelan tak berani bersuara
"Nona Muda jangan percaya dengannya, Nona Dinda adalah wanita yang licik" ucap sekretaris Dim datar
"Tapi dia seorang perempuan Dim, perempuan tidak bisa diperlakukan dengan kasar" bentak Vania lalu menatap tajam suaminya yang hanya diam membisu
Plak
Ucapan Vania menampar keras hati Varel dimana dari awal sejak pernikahan mereka ia selalu membentak dan menyakiti istrinya, namun Vania tidak pernah protes ataupun membantah, ia selalu berusaha menjadi istri yang baik walaupun sering mendapat perlakuan kasar dari suaminya sendiri
"Nona, maaf atas kekacauan ini, sepertinya saya tidak bisa berlama-lama disini, selamat ulang tahun semoga anda selalu diberi kebahagiaan" ucap Vania tulus lalu pergi tanpa menghiraukan sang suami dan sekretaris Dim
"Tuan Muda" panggil sekretaris Dim untuk yang ketiga kalinya
"Dimana Vania?" tanya Varel terkejut karena tidak melihat sang istri
"Nona Muda sudah pergi lima menit yang lalu saat Tuan sedang melamun" ucap sekretaris Dim
"Bodoh, mengapa kau membiarkannya pergi hah? Kerahkan semua pengawal untuk mencarinya, jika terjadi apa-apa dengan istriku kalian semua akan ku pecat" bentak Varel lalu berlari keluar diikuti sekretaris Dim.
*****
Sepanjang jalan Vania hanya bisa berjalan cepat dan menangis terisak, entah apa yang membuat air matanya keluar dengan begitu deras. Ucapan Dinda yang menghinanya masih terngiang-ngiang di telinga Vania
Apa benar ia tidak pantas menjadi istri Varel?
Apa seorang wanita miskin tidak bisa bersanding dengan pria kaya dan sempurna?
Padahal selama ini Vania selalu berusaha menjadi istri yang baik untuk suaminya
"Untunglah aku sudah berjaga-jaga" lirih Vania disela-sela isak tangisnya
Tiba-tiba turun hujan deras yang membasahi tubuh mungil Vania yang hanya dibalut dress panjang tanpa lengan, seakan langit juga ikut merasakan kesedihannya.
*****
"Tuan Muda masuklah, kita cari Nona Muda sekarang, saya yakin ia masih berada disekitar jalan ini" ucap sekretaris Dim yang keluar dari mobil dan membuka pintu untuk tuannya.
Tanpa berkata apapun, Varel masuk kedalam mobilnya.
*****
Setelah kurang lebih lima menit, tiba-tiba Varel bersuara dan menyuruh sekretaris Dim berhenti
"Berhenti Dim"
Lalu sekretaris Dim pun menghentikan mobilnya.
Belum sempat ia memberikan payung kepada tuannya, Varel sudah lebih dulu keluar dan berlari mendatangi sang istri
"Ayo pulang" ucap Varel lalu menatap lembut sang istri, sedangkan Vania hanya menunduk dan menggeleng pelan
"Kubilang pulang" bentak Varel lalu menarik kasar tangan Vania dan membawanya ke mobil
Didepan mobil, tiba-tiba Varel mendorong kasar tubuh Vania sehingga kepalanya terbentur pintu mobil dan mengeluarkan suara yang cukup keras, namun Varel tidak memperdulikannya
"Nona Muda, anda tidak apa-apa?" tanya sekretaris Dim dengan raut wajah khawatir
"Aku tidak menyuruhmu bicara, Dim" tegas Varel menatap tajam sekretarisnya
"Tapi kepala Nona Muda terbentur pintu cukup keras, Tuan" jawab sekretaris Dim
"Diam atau kau akan ku pecat" bentak Varel yang membuat sekretaris Dim diam tak berkutik
"Mengapa kau berani membentak ku hah?" bentak Varel menatap tajam sang istri, sedangkan Vania hanya menunduk
"Aku tidak suka mengulang pertanyaan ku" teriak Varel mencengkeram kuat dagu Vania
"Ka-karena aku ti-tidak ingin kau menyakitinya, di-dia seorang perempuan" lirih Vania disela-sela isak tangisnya
"Kau selalu saja membuatku marah" ketus Varel lalu memalingkan wajahnya menatap ke luar jendela
Lalu mengapa kau tidak menceraikan ku saja?-Vania
*****
Lima menit sudah berlalu namun tidak ada yang mengeluarkan suara, semua orang yang didalam mobil tenggelam dengan pikirannya masing-masing
Nona maafkan saya tidak bisa menjaga anda. Nona Muda, saya sangat memohon Nona bisa menerima Tuan Muda apa adanya, bantulah ia keluar dari jerat masa lalunya yang buruk.-Sekretaris Dim
**
Jadi yang dikatakannya didepan Nona Dinda hanya kebohongan? Dia mengatakan bahwa aku sudah membuatnya jatuh cinta namun ia masih saja kasar kepadaku. Ya Tuhan kepalaku sakit sekali, bahkan untuk mengelusnya aku tak berani. -Vania
**
Maaf aku sudah membuatmu terluka. Aku sedang tenggelam dalam emosi dan aku tidak ingin kau pergi meninggalkanku. -Varel
*****
"Pakai ini" ucap Varel memberikan jasnya kepada sang istri dan diterima oleh Vania tanpa satu patah kata pun
"Aku ingin tidur" ucap Varel lalu berbaring dan meletakkan kepalanya di pangkuan sang istri yang membuat Vania bahkan sekretaris Dim terkejut namun untuk bersuara pun mereka tidak berani
Lima menit sudah berlalu namun Varel tidak bergerak sama sekali membuat Vania mempunyai sedikit keberanian untuk mengelus rambutnya, tiba-tiba Varel mengubah posisi tidurnya memeluk pinggang Vania erat dan menenggelamkan wajahnya diperut sang istri
Aku selalu berusaha menjadi istri yang baik untukmu. Jika nanti kau membuang ku, aku tidak akan bisa membencimu karena sepertinya aku sudah menaruh hati.-Vania
**
Mengapa kau sangat baik kepadaku? Hei buka matamu, aku suami yang sudah kasar dan selalu membentak mu.-Varel
*****
Halaman Rumah Keluarga Fernandez
"Sekretaris Dim, bagaimana ini?" tanya Vania lalu menatap wajah sang suami yang terlihat sangat nyenyak
"Nona Muda bangunkan saja Tuan Muda" ucap sekretaris Dim
"Sayang" ucap Vania pelan. Diam
"Sayang bangun sebentar ya kita pergi ke kamar" ucap Vania mengelus wajah suaminya. Diam
"Sayang"
"Hem"
"Kita sudah sampai, bangunlah sebentar lalu lanjutkan tidur di kamar" ucap Vania mengelus rambut Varel
Lalu Varel pun bangun dan keluar diikuti Vania berjalan menuju kamar utama.
*****
Kamar Utama
"Ambilkan pakaianku" ucap Varel seraya melepas kancing kemejanya
Lalu Vania pun pergi dan kembali membawa piyama untuk sang suami
Dua puluh menit kemudian
"Naik dan berbaringlah" ucap Varel yang sudah duduk di tempat tidur
Vania pun mengikuti ucapan suaminya, ia pun berbaring dan mulai memejamkan matanya karena merasakan pusing
"Maaf" ucap Varel pelan lalu mencium pelipis Vania yang terbentur pintu mobil tadi karena ulahnya
Tolonglah jangan peduli denganku, kau membuatku semakin tidak bisa membuang perasaanku.-Vania
**
Jangan pernah mencoba lari dariku karena sekali aku serius menjalin hubungan hingga sejauh ini, tidak akan dengan mudah aku lepaskan.-Varel
*
*
Jangan lupa like, vote, dan komen ya😘..
*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 217 Episodes
Comments
Fa Rel
vania goblok bgt sih
2022-04-10
1
👑🌠Felisa Amirul👑 🌌👰💋🐰🕊🌻❄🎆
lagi
2020-07-18
2
Ghita Puspita
lanjutt thor...
2020-07-16
1