Jangan lupa untuk VOTE ya🥰😍...
Happy Reading Guys🥰😘!!!!
*****
Masih di Ruangan Presdir
"Apa jadwal setelah ini?" tanya Varel menatap sang sekretaris
"Sore ini Tuan Muda ada janji bersama klien membahas tentang kerjasama di Hongkong" jawab sekretaris Dim menatap iPad yang ada di genggamannya
"Tunda pertemuannya menjadi minggu depan. Dim ayo kita pergi" ucap Varel lalu berjalan mendahului sekretaris Dim
Tadi katanya ditunda, lalu mengapa Tuan Muda mengajakku pergi?-Sekretaris Dim
"Pergi? Kemana, Tuan?" tanya sekretaris Dim bingung
"Toko roti istriku" jawab Varel singkat.
Tuan Muda menunda pertemuan penting hanya untuk mendatangi Nona Muda? Sadarlah Tuan Muda, anda telah jatuh cinta terhadap Nona Muda.-Sekretaris Dim
*****
Bakery E&A
"Benar disini tempatnya?" tanya Varel saat mobilnya terparkir di depan toko roti milik sang istri
"Benar, Tuan" jawab sekretaris Dim singkat
"Mengapa E&A?" tanya Varel saat ia membaca nama toko roti tersebut
"Itu singkatan dari nama Nona Muda, Tuan. Evivania Amanda" jawab sekretaris Dim seraya menatap nama toko tersebut
"Heh mengapa kau tau semuanya tentang istriku?" ketus Varel menendang kursi pengemudi yang di duduki sekretarisnya
"Tuan, saya sudah mencari latar belakang Nona Muda saat sebelum anda menikahinya" ucap sekretaris Dim lalu keluar dan membuka pintu untuk Tuan nya
"Mari, Tuan"
*****
"Selamat datang Tu-Tuan Mu-Muda Varel" ucap Tika gugup saat melihat orang penting masuk ke dalam toko roti milik bosnya
"Vania dimana?" tanya Varel dingin
"Mbak Vania sedang ada di dapur, Tuan Muda" jawab Tika menunduk
"Hei mengapa kau takut? Aku hanya mendatangi istriku, tunjukkan dimana dapurnya" ucap Varel lalu berjalan diikuti oleh Tika dan sekretaris Dim
Istri? Jadi mbak Vania menikah dengan Tuan Muda Varel? Mengapa dia tidak pernah menceritakannya?-Tika
**
Tuan Muda sudah membicarakan tentang pernikahannya di depan umum. Sepertinya semua berjalan baik.-Sekretaris Dim
*****
Dapur
"Mengapa kau menyentuh istriku?!" teriak Varel lalu menarik kasar kerah baju Iwan, salah satu karyawan Vania yang sedang bersama istrinya di dapur
"Sa-sayang" ucap Vania terkejut melihat kedatangan sang suami yang tiba-tiba
"Jawab pertanyaan ku" bentak Varel menatap tajam Iwan
"Sayang, kau salah paham" ucap Vania lalu berjalan mendekati Varel
"Bahkan kalian hanya berduaan di dapur?" bentak Varel tanpa merespon ucapan sang istri
"Sayang" ucap Vania memasang wajah memelasnya dan merangkul lengan Varel
Seketika Varel luluh dan melepas kasar cengkeramannya dari baju Iwan
"Sayang, kau salah paham, dia hanya membantu ku mengikat tali celemek" ucap Vania berusaha menjelaskannya
"Cih mengapa harus dia? Kau mempunyai kasir wanita kan?" ketus Varel lalu menatap tajam Iwan, sedangkan yang ditatap hanya menunduk takut
"Sayang, jika aku bolak balik kasir-dapur, orderan tidak akan jadi" jawab Vania
"Lalu mengapa hanya kalian berdua disini? Apa kau ingin berdekatan dengan pria lain?" bentak Varel
"Tidak, dua orang karyawan perempuan yang biasanya di dapur sedang belanja ke supermarket" jawab Vania dengan cepat. Diam.
"Sayang, ada apa kau kemari?" tanya Vania
"Menjemputmu" ucap Varel lalu berjalan dan duduk di salah satu kursi
"Sayang, aku tadi sudah meminta ijin padamu dan sekarang orderan banyak aku akan pulang terlambat" jawab Vania lalu berjalan mendekati Varel
"Huh mengapa kau repot sedangkan kau bosnya? Pecat saja jika mereka tidak becus bekerja" ketus Varel
"Sayang, bukan seperti itu, orderan sangat banyak dan aku hanya memiliki enam karyawan" ucap Vania
"Huh aku sudah lelah menunggumu mengoceh, ayo kita pulang" ketus Varel
Apa? Lelah? Padahal tidak sampai sepuluh menit dia menunggu.-Vania
"Mbak Vania pulang aja, nanti kami yang akan menyelesaikannya" tiba-tiba Iwan membuka suara
Diam lah Iwan, mengapa kau berbicara?-Vania
"Aku tidak menyuruhmu berbicara" bentak Varel menatap tajam Iwan
"Ma-maaf Tuan Muda" jawab Iwan menunduk takut
Tidak ada cara lain selain membawanya keluar. Bisa-bisa Iwan pipis di celana karena ketakutan.-Vania
"Sayang, ayo kita pulang" ajak Vania lalu menarik pelan tangan Varel dan membawanya keluar.
*****
"Tik, maaf ya mbak pulang dulu, jangan terlalu dipaksakan" ucap Vania berpamitan kepada Tika
"Sayang apa kau tidak ingin mengenalkan ku kepada semua karyawan mu?" tanya Varel lalu mencium pucuk kepala Vania
Mulailah bersandiwara, Tuan Muda.-Vania
"Maaf sayang aku lupa, oh iya Tika kenalkan ini suami mbak" ucap Vania memperkenalkan Varel kepada karyawannya
"Wah mbak Vania nikah sama Tuan Muda?"
"Mbak Vania kapan nikahnya?"
"Kok kami tidak diundang?"
dan banyak lagi pertanyaan yang dilontarkan dari mulut para karyawannya yang tiba-tiba berkumpul di samping Tika mendekati Vania
"Sepertinya istri saya tidak bisa menjawab pertanyaan kalian hari ini karena saya sudah menjemputnya, kami pergi dulu" ucap Varel lalu merangkul pinggang Vania dan keluar dari toko tersebut.
*****
"Loh kak Varel menjemput kak Vania?" tanya Vandi saat berpapasan dengan kakak dan kakak iparnya
"Iya, sekarang pulanglah karena aku sudah menjemput istriku" ucap Varel dingin.
*****
Kamar Utama
"Mendekat lah" ucap Varel lalu Vania pun mendekat dan berbaring di lengan sang suami
"Apa kau lelah?" tanya Varel mengelus pucuk kepala sang istri
"Sepertinya iya Sayang" jawab Vania cengengesan
"Lelah tapi masih bisa tertawa" ketus Varel yang membuat Vania tertawa
"Sayang, apa aku boleh menanyakan sesuatu?" tanya Vania menatap wajah tampan milik suaminya
"Hem"
"Apa kau tidak menyesal menghabiskan malam bersamaku? Orang yang tidak kau cinta" tanya Vania menunduk
"Tidak, karena kau istriku" jawab Varel lalu mencium leher Vania dan meninggalkan stempel kepemilikannya.
"Ceritakan tentang teman barumu"
"Apa yang harus aku ceritakan?" tanya Vania menatap sang suami dengan wajah polosnya
"Semuanya" ucap Varel lalu menggigit dagu Vania
"Aw" ringis nya
"Aku bahkan selalu ingin memakan mu" bisik Varel tepat di telinga Vania
"Eh-- aku ceritakan temanku ya, dia wanita asing yang aku tolong beberapa hari yang lalu, dimana dia menyeberang jalan tanpa melihat situasi ada sepeda motor yang melaju kearahnya lalu aku berlari dan mendorong wanita itu, begitulah awal pertemuan kami" ucap Vania menjelaskan
Cih dia bahkan langsung mengalihkan pembicaraan.-Varel
"Aku tidak tertarik mendengarnya" ketus Varel lalu memeluk Vania erat
"Oh iya sayang, dia mengundangku ke pesta ulang tahunnya, apa aku boleh pergi ke sana?" tanya Vania penuh harap
"Kapan?"
"Minggu depan"
Tidak, Dinda harus mengenalmu.-Varel
"Tidak" jawab Varel singkat
"Memangnya kenapa?" tanya Vania sedikit kesal
"Minggu depan kita pergi ke pesta temanku" jawab Varel dingin
"Ki-kita?" ulang Vania
"Aku akan memperkenalkan mu kepada teman-temanku" jawab Varel menjelaskan
"Sa-sayang sepertinya tidak perlu" gumam Vania
"Kenapa?" tanya Varel mengerutkan kening
Percuma, karena kau akan membuang ku akhirnya.-Vania
"Aku takut akan mempermalukan mu" lirih Vania terdengar jelas di pendengaran sang suami
Aku harus melakukannya, jika tidak kau akan mencari cara untuk kabur dariku.-Varel
"Kita harus pergi"
"Tapi aku takut" lirih Vania
"Aku ada bersamamu, semua orang tidak akan berani menghina Nona Fernandez" ucap Varel mencium pucuk kepala sang istri
Vania pun menenggelamkan wajahnya di dada bidang sang suami hingga tertidur tanpa memakai sehelai benang pun, hanya selimut tebal yang menutupi tubuh keduanya.
Aku tidak akan membiarkan orang lain menghina dan menyakitimu karena kau istriku, istri Tuan Muda Varel, Nona Fernandez, dan calon ibu dari penerus keluarga Fernandez.-Varel
*
*
*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 217 Episodes
Comments
Monika Monik
lanjut thor
2022-05-17
1
Nurainnuranilabolo
visual tokoh
2021-03-15
1
janah2018
lanjut thor
2020-07-12
3