Jangan lupa untuk VOTE ya🥰😍...
Happy Reading Guys🥰😘!!!!
*****
Cafe
Vania dan Dinda sedang berada di sebuah cafe untuk makan siang karena Dinda memaksa ingin bertemu dan mentraktir Vania, dan akhirnya disetujui langsung oleh Vania
"Aku boleh berbagi cerita?" pinta Dinda menatap Vania
"Cerita lah aku siap menjadi pendengar mu" ucap Vania tersenyum tulus
"Dulu aku punya seorang kekasih yang sangat mencintaiku, dia selalu melakukan apapun yang aku mau, dia mencintaiku dengan sangat tulus, namun karena kebodohan ku dulu aku tidak pernah menerima cinta tulusnya lagi" lirih Dinda menunduk
"Kebodohan?" ulang Vania
"Disaat detik-detik kejenuhan ku di hubungan kami, sahabatnya menawarkan kebebasan kepadaku, tanpa pikir panjang aku menerima sahabatnya dan pergi meninggalkan kekasihku tanpa mengucapkan salam perpisahan dan pelukan terakhir" jelas Dinda yang masih menunduk
"Lalu bagaimana dengan sahabatnya?" tanya Vania yang merasa iba dengan cerita Dinda
"Aku pergi meninggalkan kekasihku dan menetap di Jepang bersama sahabatnya, aku menjadi model dan merasakan kebebasan di hidupku, namun dua tahun terakhir sahabatnya juga pergi meninggalkanku sendiri, sampai akhirnya aku menyadari betapa sakitnya perasaan kekasihku dulu saat aku meninggalkannya"
"Ya ampun, Nona maaf aku tidak tau harus mengatakan apa, jadikanlah semuanya sebagai pelajaran mu" ucap Vania tulus
"Sekarang dia sudah menikah sedangkan aku sudah kembali untuknya, aku harus berjuang mendapatkan cintanya kembali" ucap Dinda penuh keyakinan
Apa? Dia ingin merebut suami orang?-Vania
"Oh iya kamu sudah menikah?" tanya Dinda saat melihat cincin di jari manis Vania
"Iya aku sudah menikah" jawab Vania tersenyum
"Suami mu beruntung ya memiliki istri sebaik dirimu" puji Dinda tersenyum tulus
Tiba-tiba ponsel Vania berdering, ternyata sebuah nomor asing menelfon membuat keningnya berkerut
"Halo" ucap Vania saat panggilan tersambung
"Dari mana saja kau?" bentak orang diseberang sana
"I-ini siapa?" tanya Vania terkejut
"Suara suami mu sendiri bahkan kau tak tau?" ketus Varel
"Maafkan aku, Sayang" ucap Vania tersenyum masam karena Dinda sedang tersenyum dan mendengar jelas obrolannya dengan sang suami
"Kau dimana hah?" bentak Varel yang membuat Vania menjauhkan ponsel dari telinganya
"Aku sedang makan siang bersama teman" jawab Vania jujur
"Siapa? Casandra? Alea? Angeline?" tanya Varel beruntun
Bahkan dia tau nama sahabatku.-Vania
"Tidak Sayang, ini teman baru ku" jawab Vania
"Kau harus menceritakannya malam nanti, kau pulang jam berapa?"
"Maaf Sayang sepertinya aku pulang sedikit terlambat karena banyak orderan"
"Terserah" jawab Varel lalu memutuskan panggilan.
"Suamimu sangat mencintaimu ya?" tanya Dinda tersenyum
Cinta? Cih.-Vania
"Entahlah dia tidak pernah mengatakannya" gumam Vania yang terdengar jelas di pendengaran Dinda
"Oh ya ampun kau masih menuntut cinta dengan kata-kata? Sudah jelas dari caranya bicara ia mencintaimu walaupun ku dengar bicaranya sedikit kasar. Suami mu mirip sekali dengan kekasihku dulu, dia juga tidak pernah mengatakan cinta namun dari perlakuannya membuat aku sadar bahwa dia mencintaiku dengan tulus" ucap Dinda sedangkan Vania hanya tersenyum kecut
"Van, aku ingin memesan kue ulang tahun karena minggu depan aku berulang tahun, kau harus datang ya ajak suamimu"
"Dengan senang hati jika suami ku memberi ijin" jawab Vania tersenyum
"Sepertinya aku harus pergi dulu karena aku ada urusan, boleh minta nomor mu?" ucap Dinda mengeluarkan ponselnya
Lalu Vania pun memberikan nomor telefon nya dan Dinda pun pamit pergi setelah membayar makan siang mereka.
*****
Gedung Fernandez Group
Saat ini Tuan Muda Varel dan sekretaris Dim baru saja kembali dari pertemuan bersama klien di sebuah restoran, tiba-tiba
"Tuan Muda" panggil sekretaris wanita yang berjalan kearahnya bersama dengan seorang security
"Ada apa?" tanya sekretaris Dim sedangkan Varel hanya mengerutkan keningnya
"Tuan, mohon maafkan saya, ada seorang wanita yang sedang menunggu Tuan Muda di ruangan Tuan, kami sudah memaksanya untuk menunggu di ruang tunggu, namun wanita itu tetap bersikeras menerobos dan masuk ke dalam ruangan Tuan, dia juga mengancam akan memecat kami jika kami melarangnya, Tuan Muda mohon maafkan kami" ucap sekretaris wanita menundukkan kepala merasa bersalah bersama security tersebut
"Sepertinya itu Nona Dinda, Tuan" bisik sekretaris Dim di telinga Varel
"Kembalilah bekerja" ucap Varel dingin lalu berjalan menuju lift khusus ke ruangan presdir di ikuti sekretaris Dim di belakangnya.
*****
Ruangan Presdir
"Oh kau masih ingat jalan pulang?" tanya Varel dingin saat masuk ke ruangannya
"Baby i miss you" teriak Dinda mencium kedua pipi Varel dan memeluknya erat
Tanpa ia sadari Varel merasa risih dengan perlakuannya dan sekretaris Dim menatapnya dengan tatapan ingin menerkam hidup-hidup
"Ada apa jauh-jauh kembali ke Indonesia?" tanya Varel dingin lalu duduk di kursi kebanggaannya
"I really miss you" ucap Dinda lalu berjalan dan duduk di pangkuan Varel
"Jashon sudah meninggalkanmu?" tanya Varel tanpa merespon segala ucapan rindu dari Dinda
"Rel aku kembali untukmu, mari kita mulai dari awal dan sekarang aku sudah siap untuk menikah denganmu" ucap Dinda dengan manjanya
"Menikah? Sepertinya kau sudah melihat berita terbaru tentang diriku sebelum kau berani ke kantorku dan mengancam para karyawan" ucap Varel penuh penekanan
"Aku tau kau menikahi istrimu hanya main-main Rel, kau hanya ingin membuatku cemburu dan sekarang aku sedang cemburu. Ceraikan dia dan nikahi aku" ucap Dinda mengelus wajah Varel
"Cerai? Kau kenal aku kan? Jika aku sudah berani menjalin hubungan hingga ke jenjang pernikahan berarti aku sudah sangat serius bersama istriku" ucap Varel tanpa menatap ke arah Dinda dan hanya fokus melihat laptop yang menyala di depannya
"Rel aku minta maaf untuk kejadian beberapa waktu yang lalu, aku benar-benar menyesal meninggalkanmu. Alasanku karena kau terlalu sibuk dengan urusanmu sendiri" ucap Dinda lalu turun dan berdiri di hadapan Varel
"Jadi kau kembali hanya untuk menyalahkan ku? Jika saja kau meminta ijin padaku dulu, kemungkinan besar aku akan mengijinkan mu karena aku sangat mencintaimu. Aku punya jet pribadi, Jepang-Indo tidak masalah untukku, aku bisa menemui mu jika aku merindukanmu" ucap Varel menatap wajah Dinda
"Rel aku benar-benar minta maaf, aku tau aku salah dan aku menyesal" ucap Dinda menunduk
"Meminta maaflah dengan benar" jawab Varel dingin
"Aku jauh-jauh ke kantormu untuk mengundangmu ke acara ulang tahunku minggu depan, datanglah dan ajak istrimu" ucap Dinda lalu merangkul lengan Varel
"Nona, tolong jaga sikap anda"
Tiba-tiba sekretaris Dim yang sejak tadi diam pun mengeluarkan suara
"Heh Dimas, aku sangat membencimu karena kau selalu ikut campur, lihat saja jika nanti aku menjadi Nyonya Fernandez kau akan ku pecat" ketus Dinda
"Dengan senang hati saya menunggu hari itu" jawab sekretaris Dim tersenyum mengejek
"Dim" panggil Varel
Varel akan membela ku sekretaris sialan. Lihatlah kemarahan Tuan mu.-Dinda
"Ambilkan aku sapu tangan" ucapnya dingin
Lalu sekretaris Dim pun memberikan sapu tangan kepada Varel. Dengan kasar Varel menghapus bekas sentuhan Dinda di tubuhnya
"Pergilah jika tidak ada yang ingin kau bicarakan lagi" ucap Varel dingin
"Rel" lirih Dinda yang sudah mengeluarkan air mata
Apa aku sudah merelakannya? Bahkan melihatnya menangis pun aku tidak kasihan.-Varel
**
Dia bahkan tidak menatapku. Lihatlah Varel, aku akan merebut mu.-Dinda
**
Apa Tuan Muda sudah benar-benar melupakannya?-Dimas
"Pergilah, aku dan istriku akan menghadiri acara mu" ucap Varel dingin
Tanpa mengucapkan kata-kata apapun, Dinda pergi dari ruangan sang presdir.
*
*
*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 217 Episodes
Comments