Jangan lupa untuk VOTE ya🥰😍...
Happy Reading Guys🥰😘!!!!
*****
Kamar Utama
Pagi hari masih di kamar utama, Vania terbangun dan terkejut melihat dirinya yang tertidur di samping sang suami tanpa mengenakan pakaian, hanya selimut tebal yang menutupi tubuh keduanya. Sesaat ia baru menyadari bahwa malam kemarin ia sudah memberikan mahkota yang selama ini ia jaga untuk sang suami sahnya
Kemarin sebelum tidur Vania sempat berpikir tentang perubahan Varel, bagaimana bisa si Tuan Muda yang selama ini kejam dan jahat terhadapnya bisa memperlakukannya dengan lembut? Pertanyaan yang masih hinggap di pikiran Vania yang belum ia temui jawabannya
Vania menatap wajah Varel yang tertidur dengan sangat pulas dengan memeluk dirinya. Tanpa membangunkan sang suami, akhirnya Vania pun beranjak ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Berjalan dengan sangat pelan karena ia merasakan bagian bawahnya yang terasa sangat nyeri
Tiga puluh menit kemudian
Ia sudah selesai membersihkan diri dan saat ini Vania sedang membuka tirai jendela membuat Varel terbangun karena cahaya matahari yang mengganggu tidurnya
"Sayang kau sudah bangun?" tanya Vania mendekati Varel, namun tiba-tiba Varel menariknya hingga ia terduduk
"Aw" ringis Vania karena bagian bawahnya kembali terasa sangat nyeri
Dengan cepat Varel duduk dan menangkup wajah sang istri
"Kenapa? Apa yang sakit?"
tanyanya dengan raut wajah yang sangat khawatir sedangkan Vania enggan menjawab dan hanya menampilkan senyumnya
"Apa masih sakit?"
tanya Varel dengan hati-hati
"Hanya sedikit"
jawab Vania tersenyum
"Maafkan aku, padahal aku berusaha melakukannya dengan sangat lembut tapi ternyata masih terasa sakit"
ucap Varel mencium kedua tangan Vania dan masih dengan raut wajah khawatir
"Sayang ini wajar kok, aku pernah mendengar ucapan teman-temanku yang sudah menikah, kata mereka memang wajar jika terasa nyeri karena pertama kali melakukan"
jelas Vania tersenyum menatap sang suami
"Jangan pergi bekerja"
perintah Varel yang membuat raut wajah Vania berubah kesal
Aku sudah tidak bekerja kemarin, bagaimana aku bisa membelinya jika aku terus menerus tidak bekerja?-Vania
"Sayang nyeri nya hanya sedikit kok, nanti juga akan membaik. Saat ini aku perlu bekerja karena aku sedang mengumpulkan uang"
ucap Vania jujur dengan maksud agar Varel menyuruhnya pergi bekerja namun ternyata sia-sia saja
"Uang? Kau ingin membeli apa? Katakan padaku"
"Tidak, aku tidak ingin menerima uangmu, aku juga tidak akan membelinya dengan uangmu"
Ucapan yang membuat Varel terdiam
Bagaimana bisa? Istriku selama ini tidak pernah meminta uang terhadapku? Bahkan dia tidak mau menerima uangku? Apa yang akan ia beli?-Varel
Tiba-tiba Varel menekan remote yang terhubung dengan kepala pelayan yang tak lain adalan Pak San
"Antar kan sarapan kami ke kamar" ucapnya lalu kembali menatap Vania
"Kau menabung uang ingin membeli apa?"
Bagaimana ini? Jika aku jujur apa dia akan membelikannya? Tidak, aku tidak ingin membeli rumah itu dengan uang suamiku. Aku ingin membelinya dengan uang kerja kerasku sendiri. Sepertinya aku harus sedikit memohon.-Vania
"Rumah" jawab Vania singkat
"Rumah? Apa kau tidak nyaman tinggal disini? Kau ingin membeli rumah yang sebesar apa? Katakan padaku akan ku suruh sekretaris Dim membelikannya" ucap Varel yang membuat Vania memutar kedua matanya
"Apa alasanmu ingin membeli rumah? Kau ingin mencoba kabur dariku hah?" bentak Varel
Jangan mengira dia sudah berubah karena sampai kapanpun dia adalah Tuan Muda Varel yang sangat kejam. Bahkan berbicara pun ia selalu membentak .-Vania
"Sayang kau salah paham, aku menabung uang karena ingin membeli rumah kedua orangtuaku yang dijual oleh bibi dulu, aku tidak pernah ingin kabur darimu, jangankan kabur untuk memikirkannya saja aku tidak pernah, alasanku tidak ingin menerima uangmu karena aku ingin membelinya dengan hasil jerih payahku sendiri"
Penjelasan yang membuat Varel lagi-lagi terdiam
Mengapa ada wanita seperti dia? Diluar sana banyak wanita yang menginginkan harta dan kekuasaan ku, namun istriku bahkan tidak ingin menerimanya.-Varel
Tok tok tok
"Sayang mandilah, biarkan aku yang membukanya" ucap Vania yang hendak berdiri namun Varel menahannya
"Tidak, jangan bergerak dan cukup diam, biarkan aku yang membuka pintu" ucap Varel lalu memakai celana pendeknya dan membuka pintu.
*****
Meja Makan
"Ada apa Pak San?" tanya Mama Melinda saat melihat Pak San mengangkat telfon yang terhubung dengan kamar utama
"Maaf Nyonya, Tuan Muda dan Nona Muda sepertinya akan sarapan di kamar" ucap Pak San dengan sopan
"Kenapa? Apa ada yang sakit?" tanya Mama Melinda khawatir
"Maaf Nyonya saya tidak tau dan Tuan Muda juga tidak memberitahukannya" ucap Pak San menunduk
"Yasudah lanjutkan pekerjaanmu"
ucap Mama Melinda
"Mama ini tidak peka ya?" ejek Vandi menatap sang Mama
"Tidak peka apanya Van?" tanya Mama Melinda seraya memakan sarapannya
"Mereka kelelahan Ma, kemarin malam kan melanjutkan memproduksi cucu Mama" ucap Vandi yang membuat Mama Melinda tersenyum
"Kakakmu berubah ya nak?" ucap Mama Melinda
"Iya Ma, semoga saja kak Vania bisa membantu kak Varel keluar dari bayangan masa lalunya" ucap Vandi penuh harap
*****
Kembali ke Kamar Utama
"Heh kau mau apa?" tanya Varel saat melihat Vania yang hendak turun dari tempat tidur
"Melakukan kewajiban ku Sayang, aku akan memasang dasi untukmu" ucap Vania lalu berjalan mendekati Varel
"Pergi ke sofa dan tunggu aku sarapan atau jika kau menolak, aku tidak akan pergi ke kantor dan seharian berada di dalam kamar bersamamu"
Ancaman yang membuat Vania dengan refleks berjalan dan duduk manis di sofa
Hahaha...Begitu saja dia sudah takut. Tenanglah aku tidak akan menyakitimu apalagi kau masih merasakan perih. Namun jika kau sudah sembuh, aku tidak menjamin untuk tidak memakan mu.-Varel
**
Seharian dikamar? Kau ingin membunuhku hah? Dasar Tuan Muda tak punya otak.-Vania
*
*
*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 217 Episodes
Comments
Zahwa Putri Bunda
ceritanya sama seperti saga daniah ya.....
2022-10-30
1