Jangan lupa untuk VOTE ya🥰😍...
Happy Reading Guys🥰😘!!!!
*****
Satu minggu telah berlalu, sampai lah pada saat dimana hari ini Vania akan mengucapkan janji suci bersama Tuan Muda Varel dihadapan seluruh keluarga besar.
Pernikahan ini dihadiri oleh banyaknya kolega bisnis Varel dan Bram terlebih lagi seluruh keluarga Vania datang dari berbagai kota.
Namun di pagi itu Vania sangat enggan untuk menyapa seluruh keluarga, jangankan keluar kamar untuk bangkit dari tempat tidur pun ia tidak berminat.
Sampai akhirnya sang Bibi menemui nya
"Bersiaplah sekarang karena sepuluh menit lagi perias utusan Tuan Muda datang"
ucap sang Bibi yang membuat Vania menunduk diam dan mau tak mau mengikutinya.
*****
Kamar Vania
Beberapa menit kemudian setelah bersiap-siap, saat ini Vania sedang dirias oleh beberapa perias utusan dari Tuan Muda, ia hanya menurut tanpa berbicara apapun yang membuat salah satu dari mereka menatapnya heran
"Nona, apa anda baik-baik saja?"
sang perias pun memberanikan diri untuk bertanya kepada Vania
"Tidak apa-apa"
jawab Vania tersenyum kecut
Jika boleh jujur aku sangat tidak baik-baik saja, aku menderita jika harus menikahi orang yang tidak aku cinta bahkan tidak aku kenal.-Vania
"Apa Nona tidak bahagia menikahi Tuan Muda Varel?"
lagi-lagi karena saking penasaran si perias pun kembali menanyakannya kepada Vania sedangkan Vania hanya bisa tersenyum kecut mendengarnya
Bagaimana ia bisa bahagia sedangkan ia hanya gadis murahan yang ditukar dengan perusahaan pamannya. Bagaimana ia bisa menjalani pernikahan ini jika Varel sudah memiliki wanita lain diluar sana?
Pikirannya saat ini tertuju pada surat perjanjian yang ia baca minggu lalu bagaimana Varel bisa menikahinya jika ia sudah memiliki wanita lain?
Mengapa rasanya sakit saat mengetahui bahwa calon suami mempunyai wanita simpanan?
Ya, Vania tau bahwa pernikahan mereka tidak didasari dengan cinta, namun janji suci yang ia ucapkan nanti akan membuatnya harus mematuhi semua ucapan sang suami. Tetap saja ia merasa sakit jika sang suami mempunyai kekasih lain.
Wanita mana yang rela jika harus berbagi suami dengan orang lain?
Walaupun mereka menikah terpaksa, ia harus bisa menjaga rumah tangganya dengan baik
"Saya akan merias anda dengan sangat cantik agar Tuan Muda Varel bahkan tidak berkedip melihatnya"
gurau salah satu perias yang sejak tadi mengajak Vania berbicara
Kau keterlaluan, secantik apa aku bahkan yang mulia raja itu menatapku tidak berkedip?-Vania
Setelah beberapa jam terkurung didalam kamar dengan para perias, akhirnya sampailah dimana Vania sudah bisa keluar dari kamar digiring oleh Dewi menuju ke lantai bawah tempat diadakannya pesta pernikahan
Semua orang yang menatap Vania kagum, bagaimana tidak? Vania sangat cantik dibalut gaun navy tersebut, membuatnya bak seperti putri kerajaan
"Astaga mempelai wanitanya sangat cantik"
"Dia benar-benar seperti putri kerajaan"
"Tidak salah Tuan Muda Varel memilihnya"
"Aku yakin mereka pasangan yang serasi"
Seperti itulah gumam-gumam kecil dari beberapa tamu undangan yang terpukau akan kehadiran sang mempelai wanita, siapa lagi kalau bukan Vania?
"Lihat calon istrimu" ucap Mama Melinda yang membuat Varel dengan refleks menoleh kearah Vania, calon istri yang akan ia nikahi beberapa jam ke depan
Bagaimana bisa ia secantik itu?-Varel
*
Anda memang cantik Nona, bahkan Tuan Muda tidak berkedip melihat anda.-Sekretaris Dim
*
Saya tau pernikahan ini tidak didasari cinta, tapi setelah mendengar cerita Dimas, saya semakin berharap penuh kau bisa membantu Varel keluar dari bayang-bayang masa lalunya.-Mama Melinda
"Kak liat deh Tuan Muda sampai melongo gitu" ejek Dewi yang membuat Vania menunduk malu
Setelah turun dari tangga, Vania merangkul sang paman dan berjalan mendekati Varel yang sedang menatapnya sejak ia berjalan dari lantai atas
"Saya serahkan keponakan saya kepada anda Tuan Muda"
ucap paman Bram menunduk lalu meletakkan tangan Vania di lengan Varel
Tak butuh waktu lama, mereka berdua pun berjalan keatas mimbar mendekati sang pendeta yang akan memberkati pernikahan mereka nantinya
"Varel Andreas Fernandez, apa anda bersedia menerima Evivania Amanda sebagai istri anda baik dalam keadaan suka dan duka selalu bersama sampai maut memisahkan? Jika bersedia, jawablah ya saya bersedia"
tanya sang pendeta menatap mempelai pria
"Ya, saya bersedia" ucap Varel mantap
"Evivania Amanda, apa anda bersedia menerima Varel Andreas Fernandez sebagai suami anda baik dalam keadaan suka dan duka selalu bersama sampai maut memisahkan? Jika bersedia, jawablah ya saya bersedia"
tanya sang pendeta seraya menatap mempelai wanita
"Ya, saya bersedia" ucap Vania pelan
"Sekarang saatnya pemasangan cincin pengantin, sang suami akan memasangkan cincin kepada sang istri begitupun sebaliknya sang istri akan memasangkan cincin kepada sang suami" ucap sang pendeta memberi arahan
Lalu mereka pun memasangkan cincin pengantin secara bergantian, cincin itu terlihat sangat manis dijari Vania
"Sekarang kedua mempelai akan meminta restu kepada orang tua atau wali"
Lagi-lagi sang pendeta memberi arahan kepada kedua mempelai pengantin
Lalu Vania dan Varel pun berjalan beriringan dengan Vania yang mau tidak mau harus merangkul lengan Varel suaminya
"Paman, Bibi maafkan Vania selama ini jika Vania punya salah, tolong doakan Vania semoga Vania bisa menjadi istri dan menantu yang baik" ucap Vania yang menangis dan berlutut dihadapan Bram dan Tya
"Kau anak yang baik, turuti lah semua ucapan suami mu karena ia sekarang berhak atas mu, Paman selalu berdoa semoga kau diberikan kebahagiaan" ucap Bram yang tak dapat menahan tangisnya sedangkan Tya hanya diam tak bersuara
Sampailah saat dimana Varel yang berlutut dan memohon restu dihadapan Bram
"Tolong restui pernikahan kami"
ucap Varel pelan
"Tuan Muda semoga anda selalu bahagia bersama Vania, saya titip keponakan saya kepada anda" jawab Bram lalu membantu Varel untuk berdiri
Sekarang kedua mempelai berjalan menuju Mama Melinda yang tak lain adalah ibu dari Varel
"Mama, Varel minta restunya untuk rumah tangga Varel sekarang, Varel akan berusaha menjadi suami yang baik seperti halnya Papa" ucap Varel yang sudah menangis dihadapan sang Mama
"Jadilah suami yang baik nak, jangan pernah menyakiti istrimu" ucap Mama Melinda tersenyum tanpa sadar air mata sudah membasahi wajahnya
"Nyonya, saya mohon restunya tolong terima saya di keluarga ini, saya akan berusaha menjadi istri dan menantu yang baik" ucap Vania yang juga menangis karena sentuhan lembut Mama Melinda di punggungnya
"Mulai sekarang panggil saya Mama, nak Mama doakan rumah tangga kalian bahagia selalu dan selamat datang di keluarga Fernandez" ucap Mama Melinda pelan lalu memeluk tubuh Vania dengan erat.
*
*
*
Hehe maaf ya jika kata-katanya masih kurang berkenan..
Tolong di maklum kan karena ini novel pertama author😄😘..
Jangan lupa tinggalkan jejak ya😘😍..
*
*
*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 217 Episodes
Comments
Anonymous
semangat trus thor.
2021-07-12
1
Yeyen Dhevan
syukur dehh mma ny baikkk
2021-07-06
1
Aulia Izzatunnisa Borreg
paling suka klo dapat mertua yg baik😊
2021-04-07
1