“sebenarnya kamu cantik juga. Tapi sayang kesombonganmu sudah keterlaluan! Sekarang aku akan buktikan bahwa aku tidak selemah yang kamu tuduhkan!”
Melihat tubuh Anita yang molek, pria mana yang tidak terbakar hasratnya untuk segera mencumbui permukaan kulitnya, Anita hanya bisa menangis dan merasakan kepalanya yang berputar dengan efek alkohol yang sudah merasuki tubuhnya.
Andy terus melancarkan aksinya ditengah amarah dan gairah yang bercampur demi membuktikan bahwa dirinya bisa jantan di ranjang. Harga dirinya yang sempat runtuh dihadapan banyak orang kini harus ia buktikan.
“jangan….” Mohon Anita dengan suara lemah dan tangan masih menutup bagian sensitifnya “Ibuu…” lirihnya kemudian mengingat bayangan sang ibu yang terbaring sakit menari di pelupuk matanya.
Namun permohonannya hanya dianggap angin lalu oleh Andy yang kemudian melucuti pakaian bawahnya hingga memperlihatkan bagian intinya.
Tanpa ampun, Andy kini yang tengah diselimuti emosi malah memasukkan senjatanya ke lubang inti milik Anita hingga gadis itu mengernyit dan menjerit kesakitan.
“Kamu…kamu masih perawan?” gumam Andy dengan pandangan curiga.
Anita terisak meski kini ia berada di alam antara sadar dan melayang ke neraka, tak peduli gadis dibawahnya itu menangis, Andy terus mendorongkan senjatanya dengan kenikmatan yang ia rasakan sendiri.
Hingga di waktu tubuh Andy tersengat aliran listrik yang memuncak, pria itu dengan amarahnya menghentakkan dorongan terakhirnya hingga merasakan kelegaan yang luar biasa. Dengan nafas terengah dan senyum kepuasan , pria itu pun merasa di puncak kemenangan.
Dilihatnya gadis itu sudah terkapar tak berdaya dan kembali tak sadarkan diri. Dibukanya lipatan tangan yang masih menutupi bagian depan dadanya hingga mengundang pandangan heran.
“Dada kamu bersih? Tidak ada tato?”
Andy meraba permukaan diatas kulit gadis itu dan tidak mendapati bekas tato di sana.
Deghh!
Andy mendekatkan dirinya ke wajah gadis itu lalu memandangnya lekat “Siapa kamu?”
“Hey bangun!” Andy menepuk pipi Anita yang sudah terlanjur teller, sekali dua kali gadis itu masih belum sadar.
Sampai kemudian Andy menurunkan dirinya dari tempat tidur lalu tersentak kaget melihat ada bercak darah dipermukaan sprai yang berasal dari inti gadis yang baru saja dia renggut mahkotanya.
Kedua mata Andy membelalak gugup. Terlebih lagi ia baru menyadari bahwa gadis itu bukan Ratih Susanto yang menjadi target penyiksaannya.
Buru-buru dia mengenakan kembali pakaiannya lalu memanggil asisten rumah tangga.
Kamera yang sengaja dia pasang sebagai tanda bukti itu kemudian dia matikan.
“maaf. Tuan muda, sepertinya nona ini mengalami pendarahan”
“A-Apa!” Andy yang baru mencuci wajahnya bergegas menghampiri raga Anitayang masih tergeletak tak sadarkan diri,
Wajah Anita yang nampak memucat hingga kini membuat Andy kini panik “brengsek!” umpatnya kesal. Karena rencana awalnya setelah berhasil menyetubuhu Ratih, ia akan menggilir tubuhnya ke pria bayaran yang menculiknya lalu membuang tubuhnya ke jalanan.
“Bagaimana, tuan Muda?” Tanya asisten rumah tangga itu cemas lalu menepuk pipi Anita yang masih belum mengenakan sehelai benangpun.
“bawa dia ke rumah sakit!”
Andy segera melebarkan langkahnya keluar kamar dan menuju dimana beberapa pria bayaran itu berada.
“Bodohh!” murka Andy dengan mata memerah kepada beberapa pria suruhannya “Kalian bisa kerja apa tidak, hah!”
Empat pria bertubuh besar itu jelas saling pandang lantaran tidak mengerti dimana letak kesalahan mereka, sampai kemudian tim layanan medis pun datang dan membawa raga Anita keluar dengan brankar dorong menuju ambulance.
“lihat! Lihat baik-baik! Apa mata kalian buta!”
Pandangan keempat pria bayaran itu lalu menatap mengikuti brankar di bawa lalu kembali saling pandangan dan mengangguk yakin “Maaf, bos, dia benar Ratih Susanti. Kami sudah membuntutinya beberapa hari yang lalu. Dia sedang berada di rumah sakit. Dia sedang menyamar, Boss”
“menyamar gundulmu! Pergi sana kalian!”
Merasa tidak enak hati, para lelaki itu kemudian ada yang mengikuti kemana tubuh Anita yang hanya diselimuti bagian atasnya itu dibawa. Sebuah foto Ratih Susanto pun di cocokkan dengan wajah Anita.
“kita tak salah orang, kan? Ini sudah paling mirip. Bertahun-tahun kita kerja seperti ini tidak pernah salah”
Sementara yang lainnya kemudian berbalik ke arah dimana mereka menculik gadis itu untuk mencari keberadaan tas yang mereka buang begitu saja di jalan, kemudian pergi ke rumah sakit dimana terakhir kali mereka melihat sosok gadis yang diyakini sebagai Ratih Susanto itu.
“Anita Celine?” Andy mengeja deretan nama yang tertera dalam ID Card tempat karaoke yang dipegangnya saat ini. didalam dompet milik gadis itu juga tidak ada sesuatu yang menarik selain hanya beberapa kartu identitas dan ATM.
Dari foto yang tertera, hampir bisa dipastikan itu adalah wajah Ratih Susanto, gadis tengil dengan kesombongan luar biasa yang telah membuat malu Andy di hadapan banyak orang.
“Apa-apaan ini?” gumam Andy seakan tidak paham kenapa dirinya bisa juga salah mengenali orang lain kalau saja tidak melihat bagian dada gadis itu.
“kenapa bisa semirip ini?”
Masih lekat dalam ingatan Andy bagaimana Ratih mengenakan pakaian terbuka sengaja memperlihatkan tato bergambar mawar di bagian atas dadanya yang begitu mencolok.
Tak puas dengan kinerja orang-orang bayaran , kini Andy berangkat sendiri bersama asisten pribadinya menuju ke rumah sakit tempat terakhir kali Ratih berada dan berdasar lokasi ponsel yang dilacak pria itu.
“Atas nama pasien Ratih Susanto memang sempat mendaftar sebagai pasien instalasi Gawat darurat karena kecelakaan mobil, setelah itu pasien di bawa pulang paksa oleh keluarga pasien dengan menandatangai surat pernyataan. Kemungkinan akan di pindah ke rumah sakit lain”
Andy pun mengeratkan cengkramannya sendiri hingga gurat ototnya menyembul tajam. Pikirannya begitu bercampu aduk saat ini. meski bukan pertama kali melakukan hubungan seperti itu, namun entah mengapa ada rasa bersalah hinggap dalam diri Andy yang malah kepikiran nasib gadis yang telah salah menjadi korban.
“Bagaimana Tuan Muda?”
“kita pulang saja. Tetap cari wanita sialan itu sampai dapat, aku masih harus membuat perhitungan dengan dia !”
Andy melangkah besar menyusuri lorong rumah sakit menuju kearah pintu keluar yang diikuti oleh Jimmy, asistennya. Sesampainya di dalam lift yang akan membawa mereka turun, indra pendengaran pria itu terusik oleh percakapan petugas rumah sakit yang berada satu lift dengannya.
“Pasien atas nama Dewi Susanti kritis. Harus segera dilakukan tindakan operasi tapi dari tadi siang anaknya menghilang. Info bagian administrasi dia hanya meninggalkan KTP dan nomor telepon lalu pergi untuk mencari pinjaman dana, namun susah sekali dihubungi dari tadi”
Seorang petugas satunya kemudian meminta KTP itu dan menghubungi nomor yang tertempel di bagian belakang kartu kecil itu “Sini, coba aku hubungi lagi. Anita Celine, nama yang bagus”
Bagaimana kelanjutan ceritanya?
Nantikan di bab selanjutnya…
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
azkia
kasihan Anita..
2023-07-22
0