One Night Stand With Me
“Apa? Seratus juta ? Harus hari ini juga,ya”
Terasa runtuh jantung Anita mendengar ucapan petugas rumah sakit soal biaya operasi ibunya, di depan petugas ruang administrasi kini tubuh Anita berdiri lemas, pikirannya seolah buntu memikirkan penyakit ibunya yang memang harus dioperasi sedang di sisi lain ia bingung harus mencari uang sebanyak itu kemana.
“hmm, mba, bisa tidak, biaya operasinya saya cicil? Ma-maksud saya, ibu saya bisa ditangani dulu, sambil saya cari dananya”
“sesuai prosedur rumah sakit ini, biaya operasi paling lambat setelah tindakan, dan belum termasuk biaya obat”
Anita memejam sejenak untuk mengurai pikirannya yang kusut, ia harus berpikir cepat agara ibunya bisa tertolong. Bergegas dia pergi warteg tempat dia bekerja paruh waktu di siang hari, namun karena gadis itu baru bekerja dua bulan, maka pinjaman uang pun tak didapatnya.
Gadis itu tidak menyerah, ia terus melangkah kini menemui manajer tempat karaoke dimana dia bekerja sebagai cleaning service saat malam hari. Akhirnya dengan segala persyaratan dan perjanjian yang diberikan, Anita mendapat pinjaman sejumlah uang dalam rekeningnya.
Dengan langkah kaki cepat untuk memburu waktu, Anita kembali ke rumah sakit tempat sang ibu dirawat membutuhkan dirinya dengan segera. Namun saat baru turun dari ojek, tiba-tiba ada sesosok pria bertubuh besar dan tegap menghadangnya.
“ehh, pintar juga kamu menyamar!”
Anita jelas mengerutkan wajah tak paham dengan kehadiran pria yang tidak dikenalnya itu.
“Siapa kalian?” Anita memeluk erat tas ransel kecil berisi barang berharganya dengan perasaan cemas.
“Banyak omong! Dasar cewek sialan!” pria itu lantas membuka ujung topi yang dikenakan Anita hingga mengurai helaian rambut panjang gadis itu. “Seret dia!” perintahnya kemudian pada pria lain yang ternyata sudah berada di dekatnya.
“Awhh!” Anita jelas berusaha meronta dan menarik tubuhnya dari cengkraman pria itu, namun karena tubuhnya lebih kecil, jelas dia tidak bisa melawan, “Toloongg!” teriaknya tak sampai ujung kata karena mulutnya keburu disumpal oleh telapak tangan pria berbaju hitam itu.
Dimasukkan kedalam mobil sedan dengan posisi kedua tangan terikat ke belakang, Anita masih berusaha memberontak dengan menggerakkan tubuhnya sebisa dan sekuat mungkin, kakinya menendang bebas meski ruang geraknya terbatas.
“Lepas! Siapa kalian” hardik Anita sebisanya dengan suara menjerit.
“diam! Berisik! Kamu cewek murahan yang sudah menghina bos Andy masih berlagak bego!” pria yang duduk disamping Anita kini semakin mengeratkan ikatan tangannya hingga membuat Anita makin kesakitan.
“Andy apa saya gak tahu!” erang Anita tak berhenti berupaya melepaskan ikatan tangannya. Bahkan kakinya yang dengan pergerakan terbatas itu akhirnya diikat hingga ruang geraknya semakin sempit.
Didalam mobil dengan tiga pria yang menghimpitnya, Anita tidak menyerah. Yang ada di dalam pikirannya saat ini adalah kesembuhan sang ibu yang sangat tergantung pada dirinya.pria yang duduk di kursi depan kemudian mengambil tas milik Anita lalu membukanya.
“Tolong jangan diambil, jangan! Disitu ada—“
Plaakkk!
Pria di samping Anita tak tahan juga menampar wajah gadis itu hingga ia terisak saat melihat tasnya dibuang begitu saja melalui jendela mobil yang dibuka sebentar lalu ditutup kembali.
“kalian jahat! Tolong lepaskan saya!” Anita kembali histeris lalu menendang kursi di depannya dan meronta sebisanya. Hingga kemudian pria disampingnya semakin tidak bisa menahan emosi karena menjadi korban tendangan Anita yang sudah tidak karuan lagi.
“dasar cewek brengsek!”
Sebuah tamparan dari tangan yang kekar kini kembali mendarat di pipi kiri Anita hingga membuat gadis itu terkulai tak sadarkan diri.
Bruukk!
Tubuh Anita yang tak berdaya dilempar dengan posisi meringkuk dengan tangan dan kaki yang terikat, wajahnya tepat terbanting di lantai karpet tebal dengan luka di ujung bibir akibat tamparan yang sudah mengering.
“Silahkan boss Andy, dia menyamar menjadi cewek sok polos di rumah sakit” ucap salah satu pria yang melempar raga Anita hingga kemudian gadis itu tersadar dan membuka matanya berat.
Seorang pria berkemeja rapi dengan lengan tersingsing sampai siku berdiri tegap menghadap jendela kamar di sebuah gudang pribadinya yang luas. Pandangannya yang begitu bengis dengan mata memicing bak elang yang siap menerkam mangsanya.
Pria itu membalikkan tubuh dan menyaksikan seorang perempuan tersungkur dilantai yang tertutup karpet tebal nan empuk.
“Ratih Susanto” ucap pria gagah itu dengan rahang mengeras mengeja nama perempuan yang begitu diincarnya dengan penuh kebencian yang sudah memuncak di ubun-ubun nya “Keluar kalian!” perintahnya kemudian pada semua pria yang telah berhasil membawa gadis itu bertekuk lutut du hadapannya.
Andy mendekati wanita yang mencoba mengumpulkan kesadaran lalu melihat ada sosok pria dengan aura mencekam kini sedang menatapnya.
“ternyata hanya segini kemampuan menghilang mu, cewek sialan!”
Anita yang mulutnya terbungkam mulutnya dengan kain panjang diikat sampai ke belakang kepala itu jelas menatap Andy dengan penuh ketakutan, kedua matanya mengisyaratkan permohonan.
“Awhhh!” Anita berteriak tertahan saat Andy menarik rambutnya ke belakang, Gadis itu menggeleng dengan wajah yang sudah penuh dengan air mata.
Dengan kecepatan tangannya yang kekar, Andy membalikkan paksa tubuh Anita hingga membentuk posisi bersujud di hadapannya, Pria itu kemudian mengambil sebuah cambuk dari serat sintetis yang kemudian dia kibaskan ke lantai.
Splaashh!
Andy mengayunkan benda panjang itu ke tubuh Anita tanpa ampun hingga gadis itu menjerit kesakitan “Ini untuk hinaanmu di depan semua orang yang mengenalku dengan baik!” ucap pria itu menyeringai dingin tanpa belas kasihan.
“Akkhh!”
“dan ini untuk kesombonganmu yang seolah berada di ujung langit dan bisa merendahkan siapapun!”
Andy kembali mencambuk tubuh Anita dan kali ini mengenai sebagian wajahnya.
“Sekarang aku buktikan bagaimana semua tuduhanmu itu hanya omong kosong!”
Pria dengan perawakan atletis dan mata tajam itu kemudian mengambil minuman beralkohol lalu membuka kain penutup mulut Anita dan menengakkan minuman itu secara paksa ke mulut gadis yang sudah tidak bisa melarikan dirinya…
“uhukkk!”
Sampai gadis itu terbatuk dan tak berdaya, Andy tetap memaksakan cairan itu masuk semua ke kerongkongannya, dibukanya tali pengikat tangan dan kedua kaki gadis itu lalu dengan amarah bercampur hasrat yang meninggi, Andy membanting tubuh Anita ke atas tempat tidur.
Anita menggeleng dengan cepat saat Andy sudah membukakan kemejanya hingga mengguratkan perutnya yang menggoda “Tidak, jangan!”
Gadis itu makin terguncang saat lengan kekar Andy membuka paksa bajunya dengan merobek kasar lalu menampakkan tubuh kuning Langsat nya yang harus ternoda dengan luka bekas cambukan. Anita refleks menutupi bagian atas dadanya dan menangis lemah.
Raganya sudah terlampau letih untuk memberontak.
“sebenarnya kamu cantik juga. Tapi sayang kesombonganmu sudah keterlaluan! Sekarang aku akan buktikan bahwa aku tidak selemah yang kamu tuduhkan!”
Bagaimana kelanjutan ceritanya?
Nantikan di bab selanjutnya…
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
Quinnela Estesa
eh? kapan itu Anita mempermalukan pria itu? kok tiba2 main siksa aja?
2023-08-06
0
Neyar
tolong jangan suruh Anita sabar
2023-08-01
0
✨Princess Of Light✨
saya bingung mau komen apa lagi
2023-07-31
0