Bab 2

"Terima kasih sayang. Ini enak sekali." Ucap Bryan, kekasih Karina tersenyum menatap Karina.

"Kau suka?" Tanya Karina.

"Sangat." Jawab Bryan tersenyum sambil menghabiskan suapan terakhirnya.

"Aku khusus masak ini untukmu." Ucap Karina.

"Terima kasih sayang. Kau membuatku tersanjung. Kurasa..." Belum selesai Bryan menyelesaikan ucapannya ponselnya tiba-tiba berbunyi. Bryan hanya melirik yang diikuti tatapan Karina seolah bertanya siapa.

"Mami." Jawab Bryan enteng tanpa mengangkatnya.

"Kenapa tidak kau angkat?"

"Malas."

"Yak!" Bryan malah tertawa melihat pelototan kekasihnya.

"Aku ingin menghabiskan waktu kita berdua." Ucap Bryan mendekatkan kursinya mendekati kursi Karina.

"Bagaimana dengan kuliahmu?" Tanya Karina menatap Bryan yang meraih jemari tangannya.

"Baik. Dan selesai dengan baik. Kenapa kau bahas kuliahku? Bagaimana denganmu? Apa kau punya kekasih baru?" Canda Bryan menggoda.

"Yak. Kau kira aku serendah itu? Kau sendiri, bukankah disana negara bebas apalagi mengenai se*?" Tanya balik Karina dengan candaannya balik.

"Huh..."

"A-ada apa?" Tanya Karina menahan nafasnya melihat wajah muram kekasihnya. Terus terang dia belum sanggup mendengar kenyataan yang bersifat curang.

"Kau benar, disana se* bebas sering terjadi. Dan aku..." Bryan menoleh menatap wajah muram kekasihnya ingin mengeluarkan tawanya karena berhasil menggoda kekasihnya tersebut namun dia menahannya sebentar.

"Si-siapa wanita itu? Ah tidak, berapa banyak wanita..." Karina mengalihkan pandangannya ke arah lain tak sanggup untuk mendengar lanjutan cerita Bryan. Dia berusaha melepaskan tautan jemari tangannya dari jemari tangan besar Bryan. Namun Bryan menahannya semakin erat.

"Hanya satu wanita saja. Dan itu..." Karina mendongak merasakan matanya mulai berkaca-kaca.

"Sayang." Bryan beranjak dari tempat duduknya dan segera meraih Karina yang juga beranjak meninggalkan tempat duduknya.

"A-aku akan membersihkan meja dulu." Hati Karina terasa sesak, sesaat dia menyesali ciuman panas mereka tadi karena mendengar cerita kekasihnya yang bahkan tidak sanggup dia dengar padahal cerita belum usai.

"Hei... Kau kenapa? Dengarkan aku dulu!" Bryan menarik tautan jemari tangannya dan meraih tubuh Karina ke dalam pelukannya.

"Hanya satu wanita itu yaitu kau. Bukan orang lain."

Loading.. otak Karina tiba-tiba lambat untuk berpikir. Dia masih terdiam membeku di dalam dekapan erat Bryan. Hingga akhirnya Bryan melepas dekapannya dan menatap Karina intens yang terlihat melamun dengan pandangan mata masih mencerna.

Tiba-tiba saja Bryan berjongkok di depan Karina sambil menyodorkan sebuah kotak cincin dan membukanya.

"Aku tak mampu berkata-kata apa-apa. Hanya satu yang kuinginkan sejak dulu yaitu kau. Maukah kau menikah denganku sayangku, Karina Melasari?" Sontak Karina menutup mulutnya tak percaya menerima lamaran dari kekasihnya. Ini sungguh sangat diluar ekspektasinya. Bahkan tadi dia mulai goyah saat kekasihnya mengatakan iya tentang se* bebas yang terjadi di negeri tempatnya kuliah dan dia sempat terlibat.

Namun semuanya langsung menguap bagai angin membuat sesak di dadanya mulai menghilang berganti dengan bunga-bunga yang terasa bermekaran di dalam dadanya dan kupu-kupu terbang di perutnya. Bahagia... Itulah yang dirasakannya saat ini. Bahkan tanpa sadar air matanya menetes membasahi pipi.

"Ya... Aku mau." Jawab Karina membuat Bryan tersenyum bahagia sambil memasangkan cincin kecil bertahta berlian yang besar dan sangat indah di jemari manis sang kekasih.

"Aku mencintaimu sayang. Hanya kamu." Ucap Bryan sambil memeluk erat tubuh Karina setelah menyematkan cincin tersebut yang sangat pas karena memang Bryan sudah menyiapkan sejak wisudanya di negeri paman Sam tersebut.

"Aku juga mencintaimu sayang. Sangat." Keduanya berpelukan bahagia.

.

.

Sementara itu.

"Tuan muda yakin akan pulang?" Tanya sang asisten pribadi pria tersebut sambil menarik kopernya menuju gate penerbangan.

"Hmm."

"Bukankah anda berjanji tidak akan kembali lagi?" Tanya pria itu lagi.

"Entahlah."

"Apa biar saya saja yang kembali tuan?" Tawar Asisten tersebut.

"Kenapa kau cerewet sekali sih?" Kesal pemuda itu menatap tajam pria yang sejak tadi mengikutinya itu.

"Saya hanya mencemaskan tuan muda." Bantah pria itu.

"Bisa kau diam saja dan ikuti aku!" Kesal pemuda itu menatap tajam menghentikan langkahnya.

"Anda yakin tidak akan bertemu dengannya nanti?" Pemuda itu menghembuskan nafas kasar menatap tajam pria yang sudah mendampinginya tiga tahun belakangan ini. Tapi pria itu sangat cerewet dan ingin sekali dia melemparnya jauh namun pekerjaannya yang selalu sempurna membuat pemuda itu urung melengserkan sang asisten.

"Apa aku sebodoh itu tidak bisa move on?" Ucap pemuda itu garang.

"Jangan mencari saya jika anda nanti bersedih!"

"Yak!" Serunya membuat semua orang yang ada di gate penerbangan menatap aneh padanya. Apalagi sang asisten hanya menunjukkan wajah datar tanpa rasa bersalah setelah membuat emosi tuan mudanya.

Keduanya sudah masuk di dalam pesawat, segera mencari tempat duduknya yang bersebelahan di kelas bisnis. Pemuda itu membuka laptopnya sebentar sebelum pesawat lepas landas. Sekaligus mengecek beberapa pekerjaannya sebelum meninggalkan negara penghasil keju tersebar di dunia itu.

"Perhatian-perhatian, pesawat akan segera lepas landas. Segera matikan semua barang elektronik anda. Terima kasih."

Pemuda itu menutup laptopnya setelah mematikannya. Dan dia pun memilih untuk memejamkan matanya untuk mengistirahatkan diri sejenak. Setelah semalaman mengerjakan pekerjaannya yang mendesak dan akhirnya dia pun memutuskan untuk pulang ke tanah air karena permintaan ayahnya yang kini sudah memiliki keluarga sendiri setelah kematian ibunya karena sakit lima tahun lalu.

Kalau saja bukan karena sekaligus mengurus pekerjaannya, dia tak akan pernah mau untuk pulang ke tanah air. Dia sudah memberikan kepercayaan kepada orangnya untuk mengurus perusahaan peninggalan ibunya. Bahkan ayahnya dengan baik hatinya tidak mau ikut campur, karena dia memiliki perusahaan sendiri yang dibangun setelah ibunya meninggal.

Reynaldi Erza Setyawan, pemuda berusia dua puluh tujuh tahun. Putra pasangan Arwana Gio Atmajaya dan Brenda Christin Setyawan. Nama Reynaldi membawa marga ibunya karena dia dirawat neneknya sejak kecil karena kesibukan kedua orang tuanya bekerja. Bahkan keduanya pergi ke Beland* untuk bekerja. Brenda yang warga keturunan dengan ayah Beland* dan ibu Indonesia terpaksa pulang ke tanah air ikut ibunya karena ayahnya meninggal karena sakit. Yaitu kakek Reynaldi. Sehingga Brenda ikut orang tuanya di tanah air hingga menikah dengan Arwana dan dikaruniai seorang putra yaitu Reynaldi.

Karena suatu masalah setelah melahirkan, dokter memvonis kandungan Brenda bermasalah dan terpaksa diangkat rahimnya. Hingga entah sejak kapan, ayahnya menyatakan menikah lagi setelah ibunya meninggal dan tiba-tiba datang memperkenalkan seorang wanita dengan anak laki-laki usia dibawahnya.

"Mereka akan menjadi ibu dan adikmu." Tentu saja Rey marah dan memilih pergi meninggalkan ayahnya untuk tinggal bersama neneknya yang pulang ke Beland* karena warisan kakeknya yang tidak bisa ditinggal begitu saja karena kakeknya adalah anak tunggal. Dan sampai saat ini Rey lah yang mengelola perusahaannya dan semakin berkembang hingga dia mampu membuka cabang di tanah air.

.

.

TBC

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!