Kesal tapi pasrah

Dengan perasaan yang was-was, dan juga sedikit ragu. Akhirnya Selena tak punya pilihan lain lagi. Ia telah membubuhkan tanda tangan di atas materai, yang telah di siapkan oleh Zein. Pria yang penuh kelicikan akan sesuatu hal, lebih tepatnya hal yang akan membuatnya untung banyak. Tanpa sadar, jika tak selamanya keberuntungan akan selalu datang padanya.

"Tuan, mobil anda sudah siap! " seorang pria dengan mata sipit, dan bersikap selalu tenang nan tegas. Datang menghampiri Zein. Ia juga sempat melirik kearah Selena sekilas. Seolah sedang menatap iba pada gadis tersebut.

"Yosef, simpan berkas ini!, dan jangan sampai hilang!, " Ujar Zein memberikan surat perjanjian, yang sudah di tanda tangani oleh Selena beberapa detik yang lalu.

Namun, tatapan Selena tampak pasrah tapi tak rela. Ia juga sampai lupa membaca terlebih dahulu, apa sebenarnya isi surat perjanjian itu. Yang mana, akan menyulitkan dirinya sendiri nanti. Sebab, Zein tak akan melakukan hal tak berguna. Jika ia telah menemukan ide, tentu saja itu akan membuat Selena terjerat dalam ikatan menguntungkan sepihak.

"Apa ini, tuan? "

"Tidak perlu kau tahu!, cukup simpan saja dengan rapi! " Jawab Zein sedikit ketus pada asistennya. Lantaran ia malah melihat Selena, yang malah terpesona akan wajah sang asistennya tersebut.

Bukan hanya Selena saja, gadis yang terpesona dan juga terpukau akan ketampanan Yosef. Tapi, setiap wanita yang akan Zein dekati. Mereka malah tertuju pada pria tersebut, seolah Zein memang kalah famour dengan sang asistennya ini.

"Apa yang sedang kau lihat? " Bentak Zein dengan wajah kesal. Ketika Selena sama sekali tak berkedip melihat Yosef.

Pria keturunan korea dan Chinese ini, memang benar-benar memiliki aura berbeda dari kebanyakan pria. Ia juga selalu bersikap tenang dalam keadaan apapun. Walaupun, sebenarnya Yosef jauh lebih mengerikan daripada Zein. Pria ini akan menghabisi siapapun, yang berani mengusik tuannya. Baginya, tak ada hal yang ia takuti. Sekalipun kematian dengan cara apapun.

Pertemuan nya dengan Zein juga bukanlah jalan yang baik. Mereka bertemu ketika satu misi yang sangat berbahaya, dimana Yosef di khianati oleh rekan dan juga atasanya sendiri. Sebab, ia sudah tak dibutuhkan lagi oleh pimpinan mereka. Namun, siapa sangka musuh yang ingin mereka bunuh adalah orang yang saat ini, menjadi atasannya sendiri.

"Tidak ada" Jawab Selena berusaha bersikap setenang mungkin. Karena, tatapan Zein sungguh membuatnya takut.

"Ayo tuan!. Satu jam lagi pertemuan di mulai! " Ujar Yosef mengingat kan atasannya.

"Haiss.. kau ini, tidak sabaran sekali" Zein ngedumel, tapi ia juga sambil beranjak dari sofanya.

Ketika ia sudah akan melangkah pergi. Selena malah tetap stay disana, seolah tak ingin beranjak sedikitpun dari tempat duduknya saat ini. Mungkin, karena terlalu nyaman di atas sofa mahal nan empuk tersebut.

"Hei, ayo ikut! " Seru Zein menatap Selena dengan tatapan serius.

"Siapa?. Saya? " Tunjuk Selena pada dirinya sendiri.

"Siapa lagi, kalau bukan kamu? " Zein kembali meninggikan intonasi suaranya.

"Kenapa harus ikut?. Saya bu... "

"Ini salah satu poin di surat perjanjian, yang sudah kau tandatangani tadi" Potong Zein dengan seringai liciknya.

"Saya tidak ba... "

"Ikut, atau pergi saja dari mensionku ini! " Ancam Zein yang langsung beranjak pergi dari hadapan Selena.

"What?. " Selena pun ikut beranjak dengan cepat. Tentu saja gadis itu tak mau pergi begitu saja. Ia juga tak mau bertemu Mommy ataupun kakaknya untuk saat ini.

"Tunggu, tuan! Saya ikut! " Seru Selena mengejar langkah kaki Zein dengan cepat.

Yosef hanya menoleh sebentar, lalu ia kembali melanjutkan langkah kakinya. Agar bisa menyusul langka lebar Zein. Dimana atasannya itu pasti sedang merencanakan sesuatu. Untuk membuat Selena jatuh dalam buaiannya.

"Maid! " Bariton suara tegas itu menggelegar, memanggil maid di dalam mension.

Hingga, tak berselang lama. Para maid pun langsung datang menghampiri tuannya. Mereka juga tampak berbaris dengan rapi.

"Iya, tuan "

"Kenapa kalian datang semua?. Saya hanya butuh 2 orang saja! " Ucap Zein dengan nada santai.

Walaupun tahu, jika tuannya lah yang salah. Karena memanggil mereka tanpa menyebutkan nama. Jadi, bukan salah maid jika mereka datang semuanya dengan cepat. Daripada, mereka sendiri yang kena batunya. Lantaran tak mendengar suara tegas dan sedikit menyebalkan itu.

"Siapkan gaun dan berikan dia sedikit riasan wajah! " Titah Zein menoleh kearah Selena.

"Tapi, tuan. Kita tidak punya waktu lagi, jika harus menunggu nona Selena di rias" Ujar Yosef yang tidak mau, Zein sampai terlambat keacara penting tersebut.

" Sepuluh menit!. Waktu kalian sepuluh menit!, jika lewat satu detik pun, maka siapkan tangan kalian untuk makan malam Baron! " Tegas Zein pada dua orang maid pilihannya. Yang mana, mereka adalah ahli dalam tata rias dan fashion. Walaupun, keduanya adalah seorang maid disana.

"Baik, tuan! " Walaupun rasanya tidak sanggup, untuk melakukan permintaan tuannya. Mereka pasti akan bilang iya saja. Jika, tidak, jangan harap bisa lolos begitu saja. Dari kemurkaan seorang Zein.

Zein memang telah berubah sekarang. Ia tak lagi seperti dulu, yang tak bisa marah dan juga mudah luluh akan tangisan seorang wanita. Masa lalu yang sungguh menyedihkan, sekaligus menyakitkan untuknya. Dan sekarang hanya jadi sebuah rahasia bagi dia. Bahkan, hanya Yosef yang tahu sebanyak orang di dalam mension. Bagaimana pedihnya kisah kehidupan atasannya itu.

Ternyata benar, istilah yang mengatakan. Jika, partner terbaik itu adalah musuh kita sendiri. Mereka yang dikhianati dan di kecewakan, akan menjadi partner terbaik dan selalu setia dalam keadaan apapun. Kalau kita rangkul dengan ketulusan.

"Lebih baik saya tingg... "

"Jika kau berani membantahku lagi, maka saya tak akan segan" Potong Zein lagi dengan ancamannya kembali.

"Astaga, kenapa aku bisa berhadapan dengan orang gila, seperti dia sih? " Batin Selena dalam hatinya.

Akhirnya, mau tak mau. Suka tak suka, rela tak rela. Pasrah ataupun tidak. Selena hanya bisa mengangguk patuh. Daripada ia diusir begitu saja, dan tak bisa pulang ke rumah orang tuanya sendiri. Sebab, hatinya juga sedang tidak baik-baik saja.

Kekecewaan mendalam yang ia rasakan, tak akan bisa sembuh begitu saja. Karena sebuah kesalahan, yang bernama di abaikan. Mungkin jika ia di abaikan oleh teman ataupun kekasihnya. Selena masih bisa memaklumi itu. Tapi, ini adalah orang tuanya dan saudaranya sendiri. Dimana, ia adalah putri wanita itu juga. Sejak kecil ia tumbuh bersama. Di besarkan dalam satu rumah yang sama. Namun, di saat seperti itu. Ia malah tak di anggap ada keberadaan nya. Tak perduli akan semua luka yang ia derita. Dimana, luka dia jauh lebih parah daripada kakaknya sendiri.

Hal yang lebih menyakitkan dari apapun bagi Selena. Ia pikir Mommy yang melahirkan nya, malah tak sedikitpun khawatir akan semua luka di tubuhnya pada saat itu. Dia malah pergi dengan menyelamatkan satu anaknya saja. Tanpa hirau dengan hal apapun lagi.

Terpopuler

Comments

Iis Cah Solo

Iis Cah Solo

zein sadis bun..masa tangannya mau buat mkn gukguk..😊😊😊...gara2 suketi.nih

2023-10-19

1

Duma Candrakasi Harahap

Duma Candrakasi Harahap

waow,,sadis bener y zein...
aq maklum seh,,krn pernah dikecewakan terlebih ama org ygsalah dicintainya.

2023-10-16

1

Hany

Hany

Zein berkaca dari masa lalu yang pahit ,bahkan hampir merenggut nyawanya gara2 Suketi 🤭

2023-09-17

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!