Seringai Licik

Kedua kelopak mata seorang gadis mulai terbuka secara perlahan. Penglihatan nya samar-samar mulai menelisik ruangan kamar luas yang ia tempati saat ini.

"Kamu siapa? " Suara pelan nan lirih itu mulia bertanya, ketika ia melihat wajah seorang wanita paruh baya. Yang saat ini tengah meletakkan bunga segar di dalam vas bunga mewah, yang ada di atas nakas sana. Tepat di samping ranjang ia berbaring.

"Anda sudah sadar, nona? " Tanya wanita itu sembari tersenyum tipis. Lalu, ia pun mulai memeriksa infus dan juga keadaan gadis tersebut.

"Sebentar, saya periksa dulu! " Ujarnya dengan suara lembut, wanita itu pun mengukir senyum dibibirnya.

"Anda sudah melewati masa kritis, jarang sekali ada pasien trauma yang siuman dengan secepat ini" Ujar wanita itu lagi sembari menyodorkan segelas air minum untuk sang gadis.

Gadis itu hanya diam, dengan pemikiran yang penuh dengan pertanyaan. Ia belum tahu, sebenarnya ia ada dimana saat ini. Yang jelas itu tak mungkin rumah sakit. Sebab, ruangan kamar tersebut sangat luas dan mewah. Ingin sekali bertanya, tapi kondisinya masih sangat lemah. Dan belum lagi, seluruh tubuhnya terasa kram dan lemas.

"Saya ada dimana?." Tanyanya dengan lirih setelah menghabiskan segelas air minum dari wanita paruh baya itu tadi.

"Jangan khawatir! , anda ada di tempat yang aman, nona" Jawab sang wanita paruh baya itu, seolah ia tak mau menjelaskan tentang bangunan yang saat ini mereka tempati.

"Mommy, dimana keluarga saya? " Gadis itu kembali bertanya. Ketika ia mulai sadar, jika ia masih memiliki keluarga.

Wanita paruh baya itu hanya diam. Sambil membereskan sisa bunga dari dalam keranjang tadi. Yang telah ia ganti dengan bunga yang baru. Sementara, sang gadis pun hanya menatap bingung. Akan sikap wanita paruh baya itu, yang ia yakini adalah seorang dokter. Sebab, ia memiliki alat medis lengkap dan bisa memeriksa pasien dengan benar.

"Nyonya, saya ada dimana? " Ulang sang gadis untuk bertanya.

"Kau ada di mension ku" Jawab suara seorang pria, dari arah luar sana. Hingga, kedua wanita beda usia itu langsung menatap kearah pintu kamar yang memang sudah terbuka sejak tadi.

Gadis itu pun melirik wanita paruh baya tersebut. Ketika ia membungkuk hormat, pada sosok pria yang baru datang ke kamar itu.

"Jika tugasmu sudah selesai, kau boleh keluar! " Pria itu menatap wanita paruh baya dengan tatapan datar.

"Baik, tuan" Wanita paruh baya itu pun langsung pamit keluar kamar. Dengan membawa sisa bunga yang telah sedikit layu. Ia juga membungkuk hormat pada pria yang ia panggil tuan tersebut.

Lalu, tatapan pria itu kemudian tertuju pada sosok gadis di atas ranjang sana. Menatapnya dengan tatapan yang sulit di tebak. Sosok pria berambut gondrong, yang ia kucir sehingga membuat penampilan nya malah terlihat maco. Tubuhnya yang kekar dan juga wangi aroma parfume khas. Membuat suasan hati menjadi berdebar tak karuan.

"Baguslah, jika kau sudah sadar. Aku sudah tak perlu repot-repot lagi untuk membiayai pengobatan orang yang tidak aku kenal" Ketus pria itu dengan nada dingin.

"Saya tidak meminta anda untuk mengeluarkan biaya pengobatan saya, tuan" Jawab sang gadis yang mulai beranjak dari atas ranjang empuk tersebut.

Sontak saja, membuat tatapan pria itu langsung tajam. Mendengar jawaban yang seharusnya tak ia dengar, dan bahkan pantang baginya untuk menerima penolakan.

"Ck,,, seharusnya kau sudah habis dimakan binatang buas. Kalau aku tidak menolongmu" Pria itu semakin ketus saja.

Gadis itu pun hanya diam, dengan kondisi yang sebenarnya masih lemas dan belum stabil. Ia berusaha untuk turun dari ranjangnya. Namun, di luar dugaan pria itu malah langsung menghampiri dia. Lalu mencegahnya untuk menurunkan kedua kakinya ke atas lantai sana.

"Jangan sok kuat, kalau tubuhmu masih lemah! " Ujarnya dengan tegas. Sikapnya memang ketus dan dingin, namun pria itu malah memberikan perhatian yang begitu baik pada sosok gadis tak ia kenal tersebut.

"Jangan salah sangka!. Aku hanya tidak mau ada orang asing mati mendadak di mension ku ini! " Ketusnya lagi sembari ingin membantu gadis itu, kembali berbaring di atas ranjang tersebut.

"Aku hanya ingin pergi ke toilet" Ujar sang gadis itu menatap pria tampan dan rupawan. Dan entah kenapa degupan jantung mereka seolah kompak untuk berdegup kencang.

"Oh my god, dia tampan sekali" Puji sang gadis dalam hatinya. Sambil menatap mata Hazel milik sang pria yang kini jaraknya sangat dekat dengannya. Hingga, aroma parfume tersebut semakin menyeruak ke indera penciuman sang gadis.

"Huuu...! " Pria itu langsung meniup mata gadis tersebut, ketika ia sadar jika gadis itu sedang menatap nya tanpa berkedip.

Lalu, pria tampan dengan jambang tipis tersebut. Mulai beranjak dari hadapan sang gadis. Menunjuk kearah kamar mandi sana.

"Apa perlu aku bantu, juga? " Tawar sang pria dengan nada datarnya.

"Haisss... Aku masih waras, untuk tidak memperlihatkan bagian tubuhku, kepada laki-laki yang baru aku kenal" Gadis itu menjawab dengan tak kalah ketusnya dari sang pria tadi.

Jawaban sang gadis tentu saja, semakin membuat pria tersebut kesal. Sebab, baru kali ini ada orang yang berani bersikap seperti itu padanya. Selain keluarga nya sendiri, dan apalagi ia adalah seorang wanita. Di lain sisi, pria itu sempat membenci bentuk tubuh gadis tersebut. Yang mana malah mengingatkannya pada sosok wanita dimasa lalu dirinya dulu.

Dia akui gadis di hadapan nya ini, sangat cantik dan memiliki tubuh ideal dambaan para pria manapun. Body goals, tinggi semampai bak seorang model profesional. Tapi, ia justru membenci perawakan wanita seperti ini. Baginya cukup masa lalu ia saja yang buruk, karena telah di butakan oleh cinta. Sehingga, sesuatu hal yang tak semestinya terjadi karena karirnya semakin memuncak. Membuat ia harus merelakan segalanya begitu saja. Bahkan, nyawanya pun hampir melayang sia-sia. Hanya karena sebuah perasaan tersebut.

"Jika kondisi mu sudah membaik, maka kau boleh pergi dari tempat ini! " Tegas pria itu tiba-tiba, ketika sang gadis baru saja ingin melangkah menuju arah kamar mandi sana.

Gadis itu kembali menoleh, dan hanya memberikan respon diam. Ia pun tak tahu apa yang harus ia lakukan setelah ini. Apakah ia akan kembali ke keluarga nya lagi, atau malah sebaliknya pergi untuk selamanya. Ingatannya masih jelas, saat dimana ia di tinggal begitu saja. Tanpa ada sedikitpun untuk berusaha di selamatkan. Hatinya kembali sedih dan teriris, akan sikap Ibunya sendiri.

"Apa kau dengar?" Tanya pria itu masih saja datar.

"Aku tidak tuli, tuan" Jawab sang gadis dengan helaan nafasnya jengah.

"Aku juga tidak mau berlama-lama tinggal di sini, bersama pria mesum seperti anda! " Sambungnya lagi sembari kembali melangkah menuju arah kamar mandi sana.

"What? "

Pria itu melotot tak percaya, akan jawaban sang gadis tersebut. Ia pun sampai mengepalkan kedua tangannya erat. Dengan amarah serta emosi begitu jelas di mata Hazel tersebut.

"Awas saja kau, aku tidak akan membiarkan kau pergi tanpa memberikan bayaran yang setimpal padaku! " Guman nya dengan seringai licik di bibir nya yang sensual itu.

Terpopuler

Comments

Anik Trisubekti

Anik Trisubekti

masih menebak alurnya🤭

2023-10-31

2

Hany

Hany

apa dia anaknya Keegan/adiknya Thea🤔

2023-09-16

2

@⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔Tika✰͜͡w⃠🦊⃫🥀⃞🦈

@⍣⃝𝑴𝒊𝒔𝒔Tika✰͜͡w⃠🦊⃫🥀⃞🦈

kalau sdh terkena masa lalu wes angel tenan

2023-09-13

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!