Kemilau Cinta Di Langit Jingga
Tetesan hujan berjatuhan dari langit, malam yang dingin mengantarkan sosok gadis berbaju hitam menyusuri hutan yang gelap, dengan air yang terus berjatuhan membasahi tubuhnya, malam ini ada hal penting yang harus ia lakukan dan tentu saja harus di selesaikan.
Juan Jun Ling atau Juan Ling terus berusaha mengindari para tokoh yang mengincar kekuatan dari pedang pusaka yang ada ditangannya, di dalam gemerlapnya hutan juan terus melangkah sambil mencari tempat untuk berteduh.
Ia menatap lekat pedang bawaannya, pedang yang kekuatannya sangat di inginkan oleh semua orang, bahkan tak akan merasa segan mempertaruhkan nyawa mereka hanya karena benda ini, pusaka berharga jika jatuh pada orang yang salah maka hanya akan memberikan kehancuran pada dunia
Ia menghela nafas pelan sambil menatap tetesan air yang terus berjatuhan Juan Ling membasahkan ujung pedangnya yang masih terdapat darah
Dasar yang berada di pedang ini adalah darah manusia, darah orang orang serakah yang mengimpikan hal yang yang bukan miliknya, memaksakan diri sendiri untuk merebut barang pernah lain
Juan Ling, bukan orang yang bisa di gertak, saat ia bertindak maka bersiaplah untuk kehilangan nyawa yang berharga, di masa ini semua orang akan menganggap jika wanita adalah mahluk lemah, namun Juan Ling bukan wanita biasa
Ia adalah Gadis yang telah di bekali ilmu beladiri sedari muda, ia sudah di takdirkan menjadi seorang gadis yang sangat kuat dan bisa mengendalikan kehidupanya sendiri.
Tak lama termenung tiba-tiba saja Ia di kagetkan dengan suara kuda yang berlari tak jauh darinya, dalam pendengarannya kuda ini bergerak cukup kencang, apa yang sedang terjadi?
Juan diam diam melangkah mengikutinya melewati kegelapan malam, lajunya lari kuda tak dapat di hindarinya hingga akhirnya ia kehilangan jejak.
“Siapa yang melewati hutan ini, siapapun tidak boleh melihatku disini, kemana lagi aku harus bersembunyi” Ucap Juan Ling sambil berteduh di bawah pohon yang rindang.
Juan menarik napas dalam dalam sejenak memejamkan matanya, sebuah pedang di sandarkan di bahu juan, aura dingin bahkan membuat Juan Ling sedikit tak nyaman, namun ia tak bisa menjadi takut, karena ketakutan hanya akan membuat Juan Ling yang hebat menjadi lemah
“Siapa kau, mengapa mengikuti ku” Terdengar suara besar di belakangnya, dari suaranya ia sudah tau jika yang datang adalah seorang pria
Karena tak memiliki pergerakan bebas Juan Ling hanya bisa bergerak pelan untuk melihat pelaku pengancaman pada dirinya ini
“Seharusnya aku yang bertanya siapa kau, dan mengapa kau mengikuti ku” Balas Juan Ling dengan nada tenang, Ia hanya ingin berteduh dan melarikan diri dari kejaran orang orang, tapi malah di selidiki oleh seorang pria bersuara rendah
“Ini wilayahku, apa yang kau lakukan disini” Balas nya lagi, ia adalah penguasa di sini, kemanapun ia pergi adalah haknya, setiap jengkal tanah di kekaisaran ini adalah miliknya
“Aku, aku hanya seorang pengelana, yang kebetulan berhenti di hutan ini, hanya berteduh dari hujan yang deras” balas Juan Ling sambil menggeser ujung pedang agar menjauh dari bahunya.
“Pengelana,” Ucapnya dengan nada datar.
Namun meskipun begitu ia menarik pedangnya seketika, memasukan kembali benda tajam itu kedalam satunya
Juan Linh seketika tersenyum kecil, kilat di langit memberikan kesempatan untuknya melihat siapa mahluk yang sedang berbicara padanya, meskipun cahaya kilat itu sekejap, tapi cukup untuk mengenali pakaian yang di gunakan, pakaian ini bukan pakaian biasa, dia jelas juga bukan orang biasa, hal itu di tunjukan dengan jelas melalui pakaian kebangsaan yang di pakai orang di depannya ini.
“Kau hampir saja membunuhku, aku tak akan bertanya kau siapa apa yang kau inginkan dan tujuan mu, jika kau juga kebetulan disini, maka kau bisa mendekat dan mari berteduh lah bersamaku tak jauh dari sini aku telah menemukan tempat berteduh yang bagus untuk kita malam ini.” Ucap Juan Ling dengan nada ringan
Namun bukan menjawab si pria malah langsung mengalihkan pandangannya dan memandang hutan beberapa saat, setelahnya menarik kuda dan meninggalkan Juan Ling begitu saja
Juan Ling yang di tinggal pun hanya bisa menghela nafas malas Ia hanya ingin melakukan sedikit kebaikan, dan malah di tolak, dasar
“Di tawarkan baik-bak malah tidak mau, sudah itu juga bukan salah ku, biarkan saja dia pergi toh bukan urusan ku juga, biarkan saja dia kedinginan karena menerobos hujan” Ucap juan sambil mengusap air di wajahnya.
Juan kembali melangkah menuju tempat berteduhnya semula dan mulai memejamkan matanya,
Tiba-tiba saja juan kembali dikejutkan oleh sura langkah kuda yang begitu cepat tak jauh darinya,
Juan Linh kembali terbangun dan segera memperhatikannya, tidak ada seorangpun di sini, kuda berjalan sendiri tampa ada orang yang menungganginya
Juan menghela napas lega, ia selalu khawatir pada setiap orang yang melintasinya tempat ini, sebagai seorang kesatria tentu saja harus memiliki kewaspadaan, jika tidak kematian akan datang di mana dan kapan saja
"Hanya seekor kuda yang tersesat saja" Juan Ling menghela nafas pelan dan setelahnya kembali duduk di tempat semula, dengan santai kembali memejamkan mata sambil menyandarkan tubuhnya ke pohon.
Seketika Juan Ling malah teringat akan pria yang hampir membunuhnya pria itu adalah pemilik kuda yang baru saja melintasinya,
“Bagaiman bisa dia tidak kembali” Ucap Juan Ling sambil menggenggam pedangnya, dengan cepat juan berjalan menyusuri hutan untuk mengetahuinya.
“Apa ada orang disini, Hallo, apakah ada orang, apa ada yang sedang membutuhkan pertolongan” Teriak Juan Ling sambil terus memperhatikan sekelilingnya,
Ada yang tidak beres dengan kuda yang menghampirinya tadi, ia masih melihat lihat ke sekitar, mencari pria yang sebelumnya nekat untuk menerobos ke dalam hutan
Tak berselang lama berteriak Juan Ling akhirnya melihat sosok pria yang terbaring di tanah dengan pakaiannya di penuhi oleh lumpur, juan segera mendekatinya
"Ternyata memang dia, aku sudah mengatakan agar beristirahat, kau malah bersikeras menerobos, dasar ceroboh" Juan Ling berucap pelan sembari memeriksa keadaan pria malang ini.
“Untunglah, dia masih hidup, meskipun sekarat setidaknya masih memiliki sedikit harapan, jangan salahkan aku jika kau tak bisa di selamatkan, salahkan dirimu yang tak mau mendengarkan orang lain, aku hanya mencoba yang terbaik untuk menyelamatkan mu, perihal hasil aku masih belum tau dan tak bisa memastikan” Ucap Juan Ling setelah memeriksa pria yang ditemukannya.
Juan mencoba mengangkat tubuh si pria, butuh tenaga besar untuk membawa pria ini ke tempat semula, mengingat perbedaan yang cukup jauh pada tubuh mereka tentu saja ia harus sedikit lebih berusaha
Juan Ling menyandarkan tubuh yang lemah itu di sampingnya lalu membuka jubah milik pria mengoleskan beberapa obat luar, setelahnya memasukan sebuah pil bulat ke dalam mulut si pria
Paria ini sudah cukup sekarat, ia hanya berharap pria ini bisa membuka matanya besok yang baru saja ditemukannya, setelah menyelesaikan pekerjaannya ia kembali menyandarkan tubuhnya dan setelahnya terlelap di dalam keheningan dan kedinginan malam.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments