Menuju Kerumah Abduh

"Lagi ngobrolin apa, Kok kayaknya serius banget. bukannya Kalian mau pulang ke rumah?" Tanya Shakila yang baru masuk ke dalam kamar.

"Ini Kak Abduh tidak mau pulang ke rumahnya, Tapi hari kemarin Jasmine menelepon bahwa adiknya akan pulang ke rumah, sehingga Abduh mau tidak mau harus pulang ke kampung halaman, tapi dia takut karena kampung halamannya kurang kondusif." jawab Nathan menjelaskan.

"Kurang kondusif bagaimana?"

"Yah kalau tidak kondusif berarti tidak aman." Jawab Nathan dengan enteng.

"Tidak aman Bagaimana?" susul Shakila yang semakin penasaran.

"Yah Nggak tahu lah.... nanti akan aku lihat Bagaimana tidak kondusifnya, dan aku berjanji akan menjaga kakak iparku sekuat tenaga dan seluruh jiwa." ujar Nathan yang mengepalkan tangan bak sang Proklamator.

"Halah... paling modus ingin mendapatkan hati adiknya." Ketus Shakila mencibir.

"Biarin.... namanya juga usaha. Ayo kemasi bareng-bareng Kak Abduh, nanti biar Adik yang bawa."

"Emang serius Kamu mau ikut ke kampung saya?" Tanya Abduh yang masih dipenuhi keraguan.

"Tatap wajah adik. apakah dalam wajah yang tampan ini ada raut kebohongan?" jawab Nathan yang mendekatkan wajah.

"Jangan dekat-dekat Nafasmu bau...!" Hardik Abduh sambil mendorong tubuh Natan.

Akhirnya mereka bertiga pun mengobrol sebentar sambil menunggu Abduh mengemasi barang-barangnya. Setelah semuanya dirasa rapih Nathan dan Abduh berpamitan dengan keluarga Shakila. sebelum pergi mereka bertiga berpelukan dan berjanji akan bertemu kembali di Jogja, sesuai dengan rencana yang sudah dibicarakan di hari-hari sebelumnya.

Mereka berdua pergi meninggalkan rumah kontrakan Shakila menuju salah satu terminal bus yang berada di Bandung menggunakan transportasi online. Shakila minta maaf tidak bisa mengantar, mereka karena dia harus bersiap-siap untuk menghadiri acara pernikahan saudara sepupunya.

Sesampainya di terminal, terlihatlah bis-bis dari yang berukuran sedang sampai yang berukuran besar, dari berbagai Po sampai dari yang perorangan, berjejer rapi menunggu antrian Untuk mengantarkan para penumpangnya. suara Deru mesin bercampur dengan suara kondektur yang menawarkan jasa tumpangannya menambah suasana khas tentang terminal.

Abduh dan Nathan tidak banyak membuang waktu mereka berdua menaiki salah satu bus yang menuju ke Kota Sukabumi, Setelah menunggu beberapa saat mobil pun mulai melaju meninggalkan Kota Bandung kota yang sudah lama mereka tinggal.

Mobil bis terus melaju dengan kecepatan sedang menuju ke arah Cianjur, yang nantinya akan sampai ke Sukabumi. Karena jarak antara Kota Sukabumi dan Kota Bandung hanya terhalang satu kabupaten, begitupun dengan jarak ke rumah Nathan yang sama-sama dihalangi oleh Kabupaten Cianjur. yang membedakan kalau ke Sukabumi di pertigaan ke arah puncak belok ke sebelah kanan, sedangkan ke Bogor belok ke sebelah kiri.

Lama di perjalanan tidak diceritakan, akhirnya mobil yang mereka tumpangi berhenti di Terminal jalur Lingkar Selatan Kota Sukabumi, yang menurut pengakuannya bahwa Terminal itu adalah Terminal terbesar se-asia Tenggara, sehingga Terminal itu nampak terlihat sangat sepi entah tidak adanya pengunjung atau terminalnya yang terlalu besar.

"Sekarang kita naik apa?" tanya Nathan setelah berada di luar bis.

"Sekarang kita makan dulu, nanti pikirkan kembali Ke mana kita harus pergi." jawab Abduh dengan wajah datarnya dengan segera dia pun pergi meninggalkan Nathan menuju salah satu warung nasi yang berada di area terminal.

Nathan yang belum pernah berkunjung ke rumah Abduh, meski dalam hatinya banyak pertanyaan tapi melihat sahabatnya sudah pergi dengan segera dia pun mengikuti.

Sesampainya di warung nasi, mereka berdua pun memesan makanan sesuai dengan keinginan masing-masing, sambil menunggu makanan datang Aduh pun mengeluarkan handphone kemudian menghubungi seseorang.

"Saya sudah sampai terminal Kang." ujar Abduh ketika teleponnya tersambung, Namun sayang Nathan tidak mendengar balasannya.

"Yah.... saya menunggu di warung nasi yang biasa."

Telepon pun terputus ketika Nathan mau bertanya keburu datang nasi pesanan mereka, s ehingga Nathan pun menghentikan niatnya dengan menyantap makanan yang berada di hadapannya.

Selesai makan mereka berdua pun terlihat santai terlebih dahulu, sambil menunggu sesuatu entah apa yang ditunggu karena ketika Nathan menanyakan Abduh tidak menjawab.

Beberapa saat berlalu, ke warung nasi ada tiga orang yang masuk, kemudian menghampiri Abduh yang membuat Nathan semakin merasa heran dengan sahabatnya yang sangat misterius itu.

"Sudah lama menunggu?" tanya orang yang baru datang sambil meregangkan tangan untuk memeluk Abduh.

"Baru sampai kita langsung Makan nasi. Oh iya kenalin Kang, ini sahabat saya di kampus yang sering saya ceritakan sama Akang."

"Oh ini Nathan ya! salam kenal dari saya yang bernama Dadang, Kakak tertua Abduh." ujar Dadang sambil mengeluarkan tangan mengajak Nathan bersalaman.

"Nathan..." jawab Nathan sambil mengangguk memberi hormat.

"Ya sudah nanti kita lanjutkan mengobrolnya di rumah, mumpung masih siang kita harus secepatnya sampai di kampung, karena kalau malam itu sangat tidak aman." ujar Dadang kemudian melirik ke arah orang yang mengikutinya untuk membayar makanan mereka.

Nathan semakin merasa heran dengan sahabatnya yang sangat misterius, dia selalu mengaku bahwa dia adalah orang miskin, tapi kenapa kakaknya memiliki anak buah yang bisa disuruh-suruh. namun rasa heran itu Nathan sembunyikan dengan mengikuti Ketiga orang itu keluar dari warung menuju mobil-mobil yang terparkir.

Nathan semakin tercengang, karena ternyata Abduh dijemput dengan dua mobil yang berbeda, menandakan kalau Abduh bukan orang yang biasa-biasa saja seperti pengakuannya.

"Ayo kamu ikut Mamang!" ajak Dadang sambil membukakan pintu untuk Nathan, membuat pemuda itu terlihat meringis menahan malu karena dia bukan orang yang harus diperlakukan dengan luar biasa. tapi untuk menyanggah dia tidak berani sehingga dia pun masuk langsung duduk di samping sahabatnya.

"Sebenarnya kamu ini orang apa, kok banyak orang yang menjemputmu?" tanya Nathan dengan berbisik.

"Orang biasa-biasa saja, cuman mereka sangat bangga karena dari kampung mereka ada yang bisa berkuliah, jadi penyambutannya harus spesial."

"Masa iya sih!" sanggah Nathan tidak percaya namun ketika dia mau bertanya lagi Pamannya sudah masuk duduk di samping kemudi.

Setelah semuanya masuk ke dalam mobil pun mulai dinyalakan, kemudian keluar dari terminal menuju ke arah selatan Kabupaten Sukabumi. mobil yang terdepan adalah mobil yang ditumpangi oleh Abduh dan Nathan, sedangkan mobil pengiringnya berada di belakang.

"Kondisi aman terkendali?" tanya Dadang yang menggunakan walkie talkie.

"Dari arah belakang terpantau aman." jawab orang yang berada di mobil belakang.

Mobil itu terus melaju menyusuri jalanan yang mulai sedikit menyempit dengan belokan belokan yang lumayan tajam, sehingga harus menurunkan kecepatan. jalan yang mereka lalui kadang-kadang melewati rumah-rumah warga namun tak sedikit melewati hutan yang sangat sepi, hanya ada beberapa mobil yang mereka jumpai selama di perjalanan.

"Hati-hati kita akan melewati hutan yang sangat sepi," ujar Dadang mengingatkan para pengawalnya.

Belum saja berhenti memberikan peringatan, dari arah belakang terlihat ada tiga mobil yang melaju kencang mengikuti kedua mobil yang berada di hadapannya. mobil itu terlihat mengebut sambil memainkan klakson membuat Nathan sedikit mengerutkan dahi tidak mengerti apa yang terjadi.

"Musuh datang.... Musuh datang...." ujar orang yang berada di mobil belakang mengingatkan.

Ketiga mobil minibus terus melaju dengan kencang mengejar mobil yang dinaiki oleh Nathan dan Abduh yang berada di depan, sehingga mau tidak mau mobil yang mereka kendarai harus mengebut menghindari masalah.

Brak....!

Terpopuler

Comments

saepul dalari

saepul dalari

semangat

2023-07-18

1

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 libur Semester
3 Menuju Kerumah Abduh
4 Melarikan Diri
5 Keluarga Darman
6 Kampung Sagaranten
7 Asal Mula
8 Jasmine Akan Datang
9 ide Menjemput Jasmine
10 kegelisahan Nathan
11 Mencari Mobil
12 Kebaikan Dadang
13 Siapa Yah?
14 galau
15 Nathan Kurang Fokus
16 keributan
17 Abduh Terpaku
18 Hubungan Abduh Dan Yanti
19 Kisah Abduh Dan Yanti
20 Keputusan Abduh
21 Pengakuan Yanti
22 Persetujuan
23 Keputusan
24 Ketakutan
25 Menemui Dadang
26 Dadang Marah
27 Akhirnya
28 Semuanya Lancar
29 Menemani Jasmine
30 Jasmine Minta Diantar
31 Darman Dipojokan
32 Mencari Masalah
33 Menyerbu Darman
34 terpojok
35 Menyandra Jasmine
36 Dadang Marah
37 Asal mula terjadi Konflik
38 Pertarungan Dadang
39 Bertarunglah secara Kestria
40 Permusuhan terus Berlanjut
41 Jangan sampai Menggangu Acara Lamaran
42 Kembali Seperti Biasa
43 Memikirkan Jasmine
44 Jodoh Untuk Jasmine
45 Berita Bahagi unutuk Jasmine
46 Lamaran Abduh
47 Penyerangan
48 Hancur lebur
49 Menyelamatkan Diri
50 Abduh terluka
51 Bawa Yang Jauh
52 Perih
53 Mencari Informasi
54 Keputusan
55 Harus Ikut
56 Nathan
57 Pelarian
58 Membawa Jasmine ke Bogor
59 Tiba Dirumah
60 Penyambutan
61 Siapa Sebenarnya Jasmine
62 Menghibur
63 Jamine Meringis
64 Malu
65 Sambutan
66 Rencana Dengan Kakek
67 menuju Jasinga
68 Mancing
69 Kakek Dan Cucu
70 Mengalah
71 Mulai Nyaman
72 Linda tidak Setuju
73 Musuh Selalu Mengintai
74 Mencari Informasi
75 Jangan Tinggalkan Jejak
76 Kericuhan Di Kampung Sagaranten
77 Mulai Menjalakan Rencana
78 Mendapat Petunjuk
79 Nur Halimah Disergap Perampok
80 Bukan Harta yang Mereka cari
81 Melaporkan Kejadian
82 Berhasil
83 Berangkat Kebogor
84 Kayanya Akan Sulit
85 Jasmin Dilecehkan
86 Mengejar
87 memberikan Pelajaran
88 Ternyata Orang yang Dicari
89 Ayah Linda
90 Perubahan Jasmine
91 Gara-gara Atma jaya
92 Jangan Gangu Jasmine
93 Diserang Sarman
94 Nathan hilamg kontrol
95 Bantuan Keluarga
96 Jasmine Selamat
97 Tidak Menyukai Linda
98 Apakah tidak Ada Perasaan
99 Siapa Yang Tidak Kagum
100 Tiket Untuk Jasmine
101 Ikhlas
102 Gelisah
103 Dikejar Sutardji
104 Jasmin Selamat
105 kemana Suamimu
106 Nathan Sangat Mencintaimu
107 Kembali lagi
108 Selesai
Episodes

Updated 108 Episodes

1
Prolog
2
libur Semester
3
Menuju Kerumah Abduh
4
Melarikan Diri
5
Keluarga Darman
6
Kampung Sagaranten
7
Asal Mula
8
Jasmine Akan Datang
9
ide Menjemput Jasmine
10
kegelisahan Nathan
11
Mencari Mobil
12
Kebaikan Dadang
13
Siapa Yah?
14
galau
15
Nathan Kurang Fokus
16
keributan
17
Abduh Terpaku
18
Hubungan Abduh Dan Yanti
19
Kisah Abduh Dan Yanti
20
Keputusan Abduh
21
Pengakuan Yanti
22
Persetujuan
23
Keputusan
24
Ketakutan
25
Menemui Dadang
26
Dadang Marah
27
Akhirnya
28
Semuanya Lancar
29
Menemani Jasmine
30
Jasmine Minta Diantar
31
Darman Dipojokan
32
Mencari Masalah
33
Menyerbu Darman
34
terpojok
35
Menyandra Jasmine
36
Dadang Marah
37
Asal mula terjadi Konflik
38
Pertarungan Dadang
39
Bertarunglah secara Kestria
40
Permusuhan terus Berlanjut
41
Jangan sampai Menggangu Acara Lamaran
42
Kembali Seperti Biasa
43
Memikirkan Jasmine
44
Jodoh Untuk Jasmine
45
Berita Bahagi unutuk Jasmine
46
Lamaran Abduh
47
Penyerangan
48
Hancur lebur
49
Menyelamatkan Diri
50
Abduh terluka
51
Bawa Yang Jauh
52
Perih
53
Mencari Informasi
54
Keputusan
55
Harus Ikut
56
Nathan
57
Pelarian
58
Membawa Jasmine ke Bogor
59
Tiba Dirumah
60
Penyambutan
61
Siapa Sebenarnya Jasmine
62
Menghibur
63
Jamine Meringis
64
Malu
65
Sambutan
66
Rencana Dengan Kakek
67
menuju Jasinga
68
Mancing
69
Kakek Dan Cucu
70
Mengalah
71
Mulai Nyaman
72
Linda tidak Setuju
73
Musuh Selalu Mengintai
74
Mencari Informasi
75
Jangan Tinggalkan Jejak
76
Kericuhan Di Kampung Sagaranten
77
Mulai Menjalakan Rencana
78
Mendapat Petunjuk
79
Nur Halimah Disergap Perampok
80
Bukan Harta yang Mereka cari
81
Melaporkan Kejadian
82
Berhasil
83
Berangkat Kebogor
84
Kayanya Akan Sulit
85
Jasmin Dilecehkan
86
Mengejar
87
memberikan Pelajaran
88
Ternyata Orang yang Dicari
89
Ayah Linda
90
Perubahan Jasmine
91
Gara-gara Atma jaya
92
Jangan Gangu Jasmine
93
Diserang Sarman
94
Nathan hilamg kontrol
95
Bantuan Keluarga
96
Jasmine Selamat
97
Tidak Menyukai Linda
98
Apakah tidak Ada Perasaan
99
Siapa Yang Tidak Kagum
100
Tiket Untuk Jasmine
101
Ikhlas
102
Gelisah
103
Dikejar Sutardji
104
Jasmin Selamat
105
kemana Suamimu
106
Nathan Sangat Mencintaimu
107
Kembali lagi
108
Selesai

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!