"MOMMYY" teriak Zaqiel yang sedang dikejar oleh Arshaka.
Sontak Agatha yang mendengar teriakan dari Zaqiel mengalihkan perhatiannya kearah Zaqiel yang tengah dikejar oleh Arshaka.
"Mommy, lihatlah, dia terus saja mengejar Qiel," ucap Zaqiel pada Agatha.
"Dia terus saja menggangguku," timpal Arshaka.
"Tidak Mommy, aku hanya ingin meminjam pensilnya," tukas Zaqiel.
"Tidak, itu hanya alasannya saja, sedari tadi dia terus saja menggangguku," ucap Arshaka.
"Tid---"
"Hei, sudah jangan bertengkar," potong Agatha.
"Tapi---"
"Mommy bilang jangan bertengkar," ucap Agatha dengan wajah garangnya yang membuat kedua anak lelaki itu diam.
"Untuk Qiel, lain kali jangan mengganggu Abang lagi," ucap Agatha.
"Baik, Mom, tetapi tidak janji," ucapnya dengan lirih diakhir. Yang didengar jelas oleh Arshaka.
"Awas kau," ancam Arshaka.
"Mommy~" Adu Zaqiel pada Agatha.
"Kau ini yaa! Selalu saja mengadu," seru Arshaka.
"Biarkan wleee," balas Zaqiel dengan menjulurkan lidahnya mengejek Arshaka.
"Qiel, tidak boleh seperti itu," ucap Agatha.
"Minta maaf dengan Abangmu," suruh Agatha.
"Baiklah. Abang aku minta maaf," Zaqiel mengulurkan tangannya pada Arshaka.
"Aku memaafkan mu, lain kali jangan kau ulangi," ucap Arshaka dengan membalas uluran tangan Zaqiel.
Setelah itu, kedua anak sambung Agatha pergi melakukan aktivitas masing-masing, sedangkan Agatha menuju sofa, ia akan menonton.
Saat Agatha sedang bersantai di mansion sembari menonton televisi, hingga sebuah suara seorang gadis yang mengagetkannya.
"Kakak iparr!" serunya.
Agatha tau siapa dia. Zeline Jiara Amalaric, adik perempuan satu-satunya dari Xavier.
"Kau apa kabar kak?" tanyanya setelah mendudukkan dirinya disamping Agatha.
"Aku baik," jawab Agatha.
"Bagaimana dengan dirimu Zeline?" tanya Agatha.
"Aku? Tentu saja baik," jawab Zeline.
"Nanti mari kita pergi berbelanja. Rasanya sudah lama kita tidak menghabiskan waktu bersama," Ajak Zeline.
"Baiklah, tetapi selepas makan siang," balas Agatha.
🧸 🧸 🧸
Seperti yang dikatakan oleh Agatha tadi bahwa akan pergi berbelanja setelah makan siang, disinilah sekarang mereka, disebuah mall terbesar di kota.
"Kau akan kemana dulu?" tanya Agatha pada Zeline.
"Aku ingin pergi ke toko sepatu, kata temanku ada sepatu keluaran terbaru," jawab Zeline.
"Baiklah, aku akan menemanimu terlebih dahulu," kata Agatha.
"Memangnya Kakak ipar tidak ingin membeli sepatu juga?" tanya Zeline seraya mengalihkan perhatiannya pada wajah cantik dengan polesan natural Agatha.
"Tidak, sepatuku sudah terlalu banyak," jawab Agatha.
"Oh, baiklah,"
Mereka telah sampai di toko sepatu yang dibicarakan oleh Zeline tadi.
"Sedari tadi Nona selalu saja melihat-lihat sepatu tanpa membelinya. Apakah Nona tidak mempunyai uang?"
"Punya sih Tem. Cuman pada norak,"
"Coba Nona berjalan berpindah tempat siapa tau ada yang Nona sukai,"
Agatha menuruti apa yang dikatakan oleh sistem dan ternyata memang ada. Disana ada beberapa sepatu yang memang disukai oleh Agatha.
Agatha mengambil satu salah satunya, tidak mungkin bukan bila Agatha ingin mengambil semua itu, bisa-bisa ATM Agatha menipis.
"Kau sudah selesai memilih belum?" tanya Agatha pada Zeline yang sedang memilih beberapa sepatu. Soal sepatu keluaran terbaru yang dikatakan tadi, sudah ada.
"Heumm, sepertinya ini saja deh," jawab Zeline.
Keduanya pun segera membayar belajanaannya mereka, lalu pergi menuju toko pakaian. Katanya Zeline ingin membeli pakaian couple dengannya.
"Kakak bagaimana dengan ini?" tanya Zeline dengan memperlihatkan sebuah Sweater berwana putih bergambar panda.
"Bagus, aku akan mengambil warna hitam," jawab Agatha seraya mengambil sweater yang sama namun dengan warna yang beda.
"Kau sudah belum?" tanya Agatha yang sudah lelah mengikuti Zeline sedari tadi. Bahkan pegawai toko yang mengikuti mereka pun ikut lelah.
"Belum kak, masih ada lagi," jawab Zeline.
"Adek ipar jancughhh!" umpat Agatha dalam hati.
"Apakah kau tidak lelah terus berkeliling? Aku saja yang hanya mengikuti mu lelah," ucap Agatha.
"Baiklah, cukup ini saja," kata Zeline.
Setelah membayar semua belanjaan, Agatha dan Zeline mutuskan untuk pulang, karena akan menjelang malam. Bagaimana bisa? tentu saja bisa, mereka memasuki beberapa toko pakaian, sebelum itu juga mereka sempat mampir ke Gramedia, bukan Zeline yang ingin kesana melainkan Agatha, lalu setelah itu mereka memasuki sebuah toko pakaian.
Sungguh melelahkan.
Singkatnya, mereka berdua telah sampai di mansion milik Xavier. Didepan sana sudah terlihat seorang pria tampan dengan tangan disaku, jangan lupakan juga wajahnya yang datar, sedatar tembok. Pria itu sudah pasti Xavier.
"Dari mana saja kalian berdua?" tanya Xavier
"Bukan urusanmu,"
"Kamu dari mall, kakak,"
Agatha dan Zeline menjawab bersama namun dengan jawaban yang berbeda. Setelah menjawab pertanyaan dari Xavier, tanpa berkata apapun lagi Agatha segera masuk melewati Xavier.
"Apakah Kakak mempunyai masalah dengan Kakak ipa?" tanya Zeline yang melihat sikap Agatha tak biasanya.
Sebenarnya Zeline sudah merasakan hal itu sedari tadi, tapi dia diam saja. Dari berbelanja saja Zeline bahwa Agatha terlihat berbeda, mengapa? Karena biasanya bila berbelanja Agatha akan membeli banyak barang tidak seperti tadi, membeli beberapa saja dan juga tak biasanya Kakak iparnya mengajaknya ke Gramedia dan membeli sebuah novel bergenre romantis.
"Tidak," jawab Xavier datar.
"Berbicara dengan Kakak, sama saja berbicara dengan tembok," cetus Zeline dengan mencebikkan bibirnya.
"Apakah tembok bisa berbicara," monolog Xavier pada dirinya sendiri. sedangkan Zeline sudah berjalan duluan meninggalkan Xavier seorang diri.
* * *
Disebuah kamar terlihat seorang gadis cantik yang sedang berbaring terlentang di kasur King size nya. Gadis itu adalah Agatha, dia sangat kelelahan berbelanja.
Dilihatnya jam pada Handphonenya yang menunjukkan pukul 19.10
Sepertinya dia akan melewatkan makan malam karena malas dan juga dirinya belum membersihkan diri. Saat akan memasuki kamar mandi pintu kamarnya diketuk.
Mengurungkan niatnya untuk memasuki kamar mandi dan membuka pintu kamarnya. Saat membuka pintu terlihatlah seorang lelaki.
"Ada apa Shaka?" tanya Agatha.
"Ayo turun, dan makan malam, Mommy," ajaknya.
"Kalian makan lah duluan, Mommy belum mandi," ucap Agatha.
"Aku akan menunggu Mommy," ucap Arshaka.
"Tidak perlu, Shaka. Bila kau menunggu Mommy, nanti kau akan terlambat untuk makan malam," balas Agatha dengan lembut.
"Jadi, pergilah, kasihan mereka menunggumu," ucap Agatha.
"Benar tidak apa?" tanya Arshaka.
"Ya, tidak apa," jawab Agatha meyakinkan Arshaka.
"Baiklah, selepas makan aku akan membawakan makan untuk Mommy," ucapnya sebelum pergi dari sana.
Setalah kepergian Arshaka, Agatha segera membersihkan dirinya. Bila ditunda-tunda bisa-bisa besok dia baru membersihkan diri.
Agatha kali ini sedikit cepat, karena mendengar ketukan kembali pada pintu kamarnya. Saat Agatha membuka pintu terlihat seorang pria yang tingginya melebihi dirinya.
"Ada apa?" tanya Agatha pada pria itu.
"Cepatlah turun, lalu memasak makan malam," bukannya menjawab lelaki itu malah menyuruhnya untuk cepat turun dan memasak.
"Apakah koki tidak ada yang memasak hari ini? hingga kau menyuruhku untuk memasak, Xavier?" tanya Agatha pada Xavier dengan berkacak pinggang.
"Zaqiel tidak ingin memakan masakan mereka," jawab Xavier.
"Tunggu sebentar, aku ingin mengganti sandal," ucap Agatha. Tetapi sebelum itu kerah piyama bagian belakangnya telah ditarik oleh Xavier.
"Huaaaa, eomaaaaa," seru Agatha yang terkejut karena ditarik oleh Xavier.
"Bangsat! Masa gue pak---" Ucapan Agatha terpotong karena bibirnya yang tiba-tiba dikecup oleh Xavier.
Cup
***
1076 kata
***
Haii, makasih buat yang udah baca
semoga nggak bosan sama ceritanya.
Makasih buat yang udah komen juga heheh.
Jangan lupa follow 😅
see you next part
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
Mami El
idih maen nyosor aza
2023-10-10
0
Yunita Widiastuti
biar bar bar mbok diperhalus kata kata .... tp terserah author ding yg nulis author
2023-08-25
2
R@3f@d lov3😘
kenapaa ada kata" nya kasar kak 🙄🙄
2023-07-30
0