"Kamu kenapa sih nay?mukamu kenapa kaya kepiting rebus begitu?"tanya jihan yang ternyata sedari tadi memperhatikan wajah dan tingkah ku yang terlihat salah tingkah setelah bertemu dengan arga.Jihan sebenarnya adalah temanku dari kecil,kami berdua memang sangat dekat sampai sekolah dari SD sampai SMA pun kami selalu bersama.Jihan juga merupakan sahabat baiku,aku dan jihan tak segan menceritakan apapun,entah itu tentang sekolah ataupun tentang kisah asmara kami berdua.Tapi rasanya untuk kali ini aku belum siap bercerita tentang arga kepada jihan,aku benar benar ingin memastikan dulu kalau perasaanku pada arga bukan hanya sebatas rasa kagum saja.
Mendengar pernyataan jihan yang baru saja mengataiku seperti kepiting rebus seketika akupun langsung saja memegang wajahku serta meraba rabanya.Ah iya aku baru sadar apa iya dengan aku memegang wajahku aku bisa melihat warna wajahku?seharusnya aku membutuhkan cermin ya cermin.Tapi kan di dalam tasku tidak ada cermin?kubuka tasku kembali mencari sebuah benda yang bisa aku jadikan cermin untuk melihat wajahku.Ponsel aku baru mengingatnya,aku langsung saja mencari benda pipih tersebut setelah dapat barulah mengarahkan kamera depan tepat di hadapan wajahku,agar aku bisa melihat seberapa merahnya wajahku ini.
Ah iya kenapa wajahku bisa semerah ini?sudah seperti disembur blush on saja.gumamku dalam hati.
"ah tidak ini mungkin karena efek dari sinar matahari aja jadi wajahku memerah."aku sengaja mencari alasan yang masuk akal agar jihan percaya.
"benar juga kamu nay,hari ini emang terik banget yah?yaudah kita pulang aja yu aku udah pengen cepet sampai rumah nih."pinta jihan sambil menarik pergelangan tanganku.
*******
Keesokan harinya seperti biasa naya tengah bersiap siap untuk berangkat ke sekolah.Sambil menunggu sarapan siap,naya memasukan buku buku pelajaran yang akan dibawanya hari ini,sebenarnya naya akan merapikan buku bukunya pada malam hari setelah dia belajar tapi karena tadi malam rasa kantuk menyerangnya maka naya memutuskan untuk pergi beristirahat dan langsung terlelap begitu saja saking lelahnya.
Sementara di dapur bu siti yang tak lain adalah ibunya naya tampak tengah sibuk menyiapkan sarapan untuk keluarga kecilnya.Ya di rumah yang tampak sederhana itu hanya dihuni oleh naya serta ayah dan ibunya karena memang naya yang notabennya adalah anak tunggal.Tak berselang lama meja makan yang tadinya kosong melompong kini telah dipenuhi oleh hidangan hidangan yang tampak sederhana namun terasa nikmat bila dinikmati dengan orang orang tersayang.Tampak sekali asap masih mengepul dari atas nasi goreng yang baru saja diangkat dari atas wajan,tak lupa juga ada telur ceplok serta kerupuk yang tak pernah absen sebagai menu pendamping wajib di keluarga satu ini.
"Ayah….naya….sarapannya sudah siap,ayo kita makan"teriak bu siti dari arah meja makan yang memanggil anak dan suaminya.
"Iya bu sebentar"sahut naya dan ayahnya yang begitu kompak.Di kamar naya nampaknya masih sibuk dengan mengotak ngatik gaya rambutnya mau diapakan hari ini.Sementara di ruang makan sang ibu sedang sibuk menuangkan menu sarapan pada piring naya dan suami nya.Pa rahmat tampak sudah rapi dengan setelan kemeja dan celana bahan,seperti biasa setiap pagi pak rahmat akan berangkat ke pasar dimana toko nya tempat mencari nafkah itu berada.Beliau menghampiri sang istri yang dilihatnya tengah sibuk dan tak lupa mendaratkan kecupan di kening sang istri.Ayah naya termasuk suami yang romantis walaupun usia pernikahan mereka sudah belasan tahun tapi tak membuat keromantisannya pada sang istri pudar begitu saja termakan usia.Maka tak heran naya selalu berangan angan jika dia menikah nanti naya ingin mendapatkan sosok suami yang sama seperti cinta pertamanya yang tak lain adalah ayahnya sendiri.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments