Lily sampai di kamarnya, ia membersihkan diri berniat untuk segera beristirahat. Lily berbaring menghadap langit sembari memikirkan kejadian tadi.
"Apa kau selalu seperti ini. Baik pada sembarang pria."
Di dalam hatinya apa dia gadis seperti itu. Lily semakin curiga saat ini Alion sepertinya belum menyukainya. Sepertinya tindakannya saat ia hendak ke kelas kakaknya itu hanya iseng belaka.
Memikirkan hal ini Lily menjadi kesal, Lio saat ini sangat menyebalkan.
Lily memutuskan untuk tidak terburu buru lagi. Ia terlalu senang bisa dekat dengan Lio yang mungkin terkesan genit.
Tok tok tok
Bunyi ketukan pintu terdengar. Lily bangkit dan membukanya, terlihat kakaknya yang baru saja pulang dari sekolah. Ia pun kembali menutup pintu, tapi berhasil di tahan kakaknya.
"Ish, minggir,’’ ucap Lily kesal.
"Hei adik, ini kakak bawakan martabak manis kesukaanmu. Sudah kakak pesankan paling spesial untuk adik kakak paling cantik ini," ujar kak Zay.
"Huh, apa ini sogokan. Aku tidak akan memaafkan kakak dengan mudah yaa," sungut Lily tambah kesal.
"Maaf sayang, kau kan tau kakak akan segera lepas jabatan. Tidak mungkin langsung kakak lepas bukan. Kakak mesti mengawasi semuanya agar tidak terjadi kesalahan. Begini saja bagaimana jika weekend nanti kita ke pasar malam. Di kota sebelah baru saja dibuka pasar malam besar-besaran. Jangan marah okey, kakak gak bisa kamu cuekin bagini," mohon kak Zay pada Lily.
Melihat kakaknya yang memohon dengan tulus, hatinya melunak. Lily sebenarnya tidak benar-benar marah, ia tahu tanggung jawab kakaknya di organisasi. Dia hanya kesal kenapa kakaknya tidak menghubunginya dulu. Sehingga dia jauh-jauh ke kelasnya hanya untuk menemukan kakaknya tidak ada. Untung bus sekolah belum pergi, jadi ia tak perlu jauh-jauh jalan kaki. Karena memang tidak ada ojek di sana.
"Hmm, baiklah aku maafkan. Tapi jangan seperti ini lagi, kakak harus mengabari ku sebelumnya," kata Lily dengan lembut.
"Siapp nona, tidak akan ada lain kali kakak janji. Jadi, kita pergi weekend ini, okey," kata kak Zay semangat.
"Hum, iya," balas Lily singkat.
Zayyan pun menyerahkan martabak pada Lily untuk ia makan. Dia beranjak ke kamarnya untuk beberes dan istirahat karena memang ia baru saja pulang. Tapi, karena ia khawatir adiknya marah maka dia langsung membujuknya. Kakak yang sangat perhatian bukan.
****
Pagi hari yang cerah, sedikit berawan, dan udara sejuk yang menyegarkan.
Lily baru saja selesai sarapan dan beranjak untuk berangkat ke sekolah. Ketika sampai di kelas ternyata masih belum banyak orang. Sepertinya ia berangkat terlalu pagi. Ia pun duduk dan mengeluarkan buku pelajaran.
Ia berniat untuk mengerjakan soal latihan sebelum pelajaran dimulai.
Lily telah lama lupa pelajaran SMA, meski ia pintar, sudah 10 tahun ia tidak melihatnya lagi. Ia harus belajar sehingga nilainya tidak akan jatuh jauh. Untuk itu ia harus mulai belajar dengan keras dari sekarang.
Setelah bel berbunyi guru pun masuk. Terlihat pak Jason memasuki kelas diikuti dengan seseorang di belakangnya.
"Perhatian semuanya!! Ini Alion dia dipindahkan karena beberapa hal. Alion perkenalkan dirimu," ujar pak jason.
"Alion," kata Alion singkat.
Tahu sekali tabiat murid nya ini, pak Jason hanya bisa mengelas nafas pasrah.
"Ahhh sudahlah, kalian pasti sudah mengenalnya. Kau bisa duduk di tempatmu. Kita akan langsung mulai pelajaran," ujar pak Jason dengan sabar.
Alion berjalan dengan santai ke arah bangkunya. Netranya tak pindah sedari ia masuk. Ia melihat pada seseorang yang menjadi alasan dia pindah, gadisnya Lily. Mata Lily membulat terkejut saat ia pertama kali masuk, itu terlihat sangat imut. Jika bisa Alion memasukkannya ke sakunya karna sangking gemasnya ia pada gadisnya.
"Baiklah anak-anak. Bapak ingin kalian membaca tugas rumah kalian masing masing. Bapak akan memanggil nama kalian satu persatu. Untuk Alion tidak perlu maju, karena kamu baru, pasti tugas dari bu Inggit berbeda. Kamu bisa menyerahkan tugas nanti saja," perintah pak Jason tegas.
Setiap anak dipanggil maju ke depan untuk membacakan tugas mereka. Sekarang pun sampai pada giliran Lily. Ia membacaka nya dengan sangat fasih. Jika tidak melihat wajahnya yang oriental, dengan mendengar suaranya saja terdengar seperti orang asing.
Di kehidupan sebelumnya Lily memang sempat mengambil S2 di luar negeri. Sehingga dia dengan mudah berbicara bahasa inggris.
Prokk prokk prokk
Suara tepukan mengakhiri bacaan Lily. Semuanya terpana dengan aksen Lily yang seperti orang asing.
Pak Jason pun ikut bertepuk tangan. "Luar biasa Lily, sepertinya kamu sangat memahaminya. Untuk yang lain contohlah Lily, kalian harus rajin-rajin belajar."
"Kamu bisa kembali ke tempatmu Lily," sambung pak Jason.
Urutan pun dilanjutkan, satu persatu siswa maju membacakan tugasnya.
Terlihat alion memandangi lily dengan tatapan bangga. Seolah dia sudah mengharapkan gadisnya memang akan bersinar.
****
Siapa tidak kenal Alion Zeykar Admaja. Pemimpin geng Zero yang baru saja dilantik. Dan sekarang digadang gadang akan menggantikan jabatan Zayyan Putra Sanjaya sebagai ketua OSIS.
Bagaimana ketua geng bisa menjadi OSIS. Itu karena geng Zero bukan geng ecek-ecek yang hanya tau bertarung dan membuat keributan. Kegiatan mereka lebih dari itu. Sering kali mereka bekerja pada kepolisian setempat untuk menangkap penjahat. Karna mereka yang memang masih remaja sehingga memudahkan mereka menyusup ke sarang penjahat. Setiap minggunya mereka bahkan berbuat kebaikan dengan mengunjungi panti asuhan untuk memberi bantuan. Itulah sebabnya Zero bukan geng biasa.
Masing-masing anggota juga bukan sembarang orang. Juara di bidang karate, olahraga dan sains pun ada di sana. Jadi, tidak heran jika Zero terisi orang-orang jenius.
Lalu kenapa bisa orang-orang ini berkumpul di sini. Kenapa mereka malah bersatu dan bukannya saling bersaing. Itu karna di Zero masa depan mereka akan terjamin. Di bidang mana mereka ingin berkembang Zero akan mendukung hingga mereka sukses. Banyak pentolan Zero di berbagai bidang sehingga mereka memiliki relasi yang mempertahankan Zero sampai saat ini. Jadi, tidak heran jika setiap orang ingin menjadi anggota Zero.
Saat ini di salah satu markas Zero. Sang pemimpin yang kita bicarakan sedang diliputi aura suram. Dia kesal Lily sepertinya sedang menghindarinya. Gadisnya itu sepertinya masih marah akan kejadian semalam. Ia bingung harus bagaimana.
"Aura suram apa ini? Boss bukankah kau harusnya senang bisa sekelas dengan kekasihmu," ucap Agas penasaran.
"Kekasih apa, memang mereka sudah jadian?" tanya Alvaro kebingungan.
"Owh iya, belum ternyata," kata Agas disertai tawa terpingkal pingkal. Yang lain pun dibuat tertawa akan tingkahnya
"Kenapa?" Zidan yang biasa diam pun penasaran. Diikuti mata penasaran yang lain membuat Alion risih dibuatnya.
"Lily marah," jelas Alion singkat.
"Bukankah kah kalian semalam baik-baik saja saat kita tinggal. Kenapa sekarang marah," kata Alvano.
"Wanita itu memang begitu. Suka marah gajelas, kita harus pandai membujuknya," kata Agas sok bijak.
"Kau itu sok tau sekali," kata Alvaro sinis.
"Kalian yang jomblo ini mana ngerti sih," ejek Agas sok.
"Dasar buaya aja belagu," sebal Alvaro melihat tingkah Agas.
Memang tidak dipungkiri diantara mereka Agas memang playboy. Gonta-ganti pacar setiap minggunya mudah baginya.
"Lalu, bagaimana?" tanya Alion tiba tiba.
"Hah, maksudnya?!" bingung Agas tidak mengerti maksud bosnya.
"Ck, bagaimana membujuknya," ucap Alion lagi.
"Ohh jadi begini...." kata Agas menjelas kan rencananya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
Ni Ketut Patmiari
kirain alion kk kelas
2024-08-14
0