Pembalasan Mantan Istri
“Argh!”
Aku terbangun dari tidurku dengan napas terengah-engah. Aku baru saja mengalami mimpi buruk tapi itu terasa sangat nyata, akan tetapi aku tidak atau bahkan mengingatnya sedikit pun. Rasanya kepalaku pusing dan keringatku terus mengucur sehingga membuat badanku basah. Aku pun meraih minuman yang ada di samping tempat tidurku, meminumnya hingga tandas tidak tersisa.
Setelah itu aku turun dari ranjang dan bergegas untuk membersihkan diri. Ternyata hari sudah malam dan tadi aku tertidur karena badanku sangat lelah, pekerjaan di kantor tadi begitu banyak sehingga membuat diriku harus bekerja dengan ekstra cepat agar atasanku tidak marah-marah.
Ada satu lagi kesialanku, kenapa aku harus satu kerjaan dengan mantan suamiku. Jika aku mengingat kembali kenangan itu rasanya begitu sakit. Namun anehnya mantan suamiku itu tidak mengenaliku bahkan dia juga sempat berkata jika diriku sangat mirip dengan mantan istrinya. Jujur sampai saat ini aku juga tidak tahu kenapa bisa seperti ini.
Aku juga baru masuk perusahaan tempat aku kerja dua hari ini, akan tetapi begitu banyak pertanyaan di dalam kepalaku. Sebenarnya aku ini siapa? Kenapa mantan suamiku yang awalnya begitu kaget melihatku namun saat aku memperkenalkan diriku raut wajahnya langsung berbeda.
Tunggu, Lucy Malvia. Umur 26 tahun, itu adalah namaku. Kenapa rasanya begitu aneh, apa benar itu namaku?
“Arghh!” teriakku.
Baru satu bulan aku keluar dari rumah sakit karena kata dokter aku mengalami koma selama satu tahun. Dokter juga mengatakan bahwa diriku adalah wanita korban pembunuhan oleh orang tidak dikenal, benarkah? Akan tetapi aku merasa jika di dalam mimpiku mengalami kecelakaan yang begitu hebat dan setelahnya aku tidak tahu karena aku langsung terbangun.
Selesai mandi dan mengenakan pakaian, aku keluar kamar. Aku ingin memakan sesuatu karena memang aku juga belum makan malam, akan tetapi sayangnya di dalam kulkas hanya tersisa telur dan mie ramen saja. Aku pun terpaksa memasaknya karena memang aku sangat lapar dan aku juga malas turun ke bawah untuk belanja.
Ya, aku tinggal di sebuah apartemen yang menurutku sangat mewah. Bisa dibilang apartemen ini tempatnya orang-orang kelas atas. Aku sendiri juga tidak tahu kenapa aku bisa datang ke sini dan saat aku masuk ke dalam apartemen ini banyak foto diriku. Tapi, rasanya ada ingatan yang aku lupakan, entahlah aku juga tidak tahu.
Aku memakan mie buatanku dengan sangat lahap karena memang aku sangat lapar. Aku memakannya tanpa tersisa sama sekali, setelahnya aku mencuci piring dan menatanya kembali ke tempatnya.
Lucy Malvia, pewaris tunggal dari salah satu keluarga kolongmerat di London. Namun karena kejadiaan naas waktu itu sehingga membuat ingatannya terganggu atau bisa dibilang hilang ingatan. Hingga keluarganya membiarkan Lucy melakukan apa saja dengan bebas dan tentu saja orang tuanya mengirimkan seseorang untuk mengawasinya.
Semenjak kejadian itu Lucy juga sangat banyak berubah, mulai dari hidupnya yang suka foya-foya dan pergi ke club setiap malamnya. Namun kali ini yang dilihatnya bukanlah Lucy Malvia yang dulu, yang sekarang lebih menjadi wanita lembut dan mandiri karena dia mencari pekerjaan di perusahaan lain tanpa ada bantuan dari orang tuanya. Itu sangat membuat kedua orang tuanya bangga walau diawal sangat kaget dengan perubahan drastis putri tunggal mereka.
Lucy terus memikirkan tentang mimpinya yang tadi, bahkan dia tidak bisa tidur malam ini. Lucy yang sedari tadi berguling-guling di ranjangnya dan berusaha memejamkan matanya dan sialnya hanya sia-sia saja.
“Lucy, apa yang sedang kamu pikirkan?” tanyanya pada dirinya sendiri sambil menjambak rambutnya sendiri.
Padahal besok dia harus berangkat pagi ke kantor karena bos sialannya yang sesuka hatinya menyuruh ini itu. Selain itu juga dirinya disuruh mengerjakan laporan tahun lalu yang jelas tidak ada artinya akan tetapi dia terus menyuruhku untuk menyalinnya atau aku akan dipecat.
Lagi-lagi Lucy hanya bisa menghela napas panjangnya, entah dosa apa yang telah dia perbuat sebelumnya hingga dia menjadi seperti saat ini dan sangat mudah di tindas oleh atasannya. Akan tetapi berbeda saat dia bertemu dengan manta suaminya, Lucy sangat merasa benci dan dia juga berjanji akan membalas semuanya apa yang telah diperbuat mantan suaminya.
“Arsan Malvino,” ucapnya tersenyum kecut.
Ya, nama mantan suaminya. Suami yang dulu dia cintai namun berkhianat dan berselingkuh di belakangnya dengan teman kerjanya.
“Entah, aku atau dia yang bodoh. Atau bahkan pura-pura tidak mengenalku, tetap saja aku akan membalas semuanya Arsan. Lihat saja, aku akan membalas semua rasa sakit hatiku dan juga rasa sakit yang tidak bisa aku lupakan begitu saja,” ucapku.
Malam ini Lucy menangis, air mata itu jatuh dengan tiba-tiba tanpa di suruh. Dan rasa sesak di dadanya semakin menghimpit hingga membuatnya susah bernapas dan seketika membuat Lucy pingsan.
Tanpa sadar hari sudah pagi dan Lucy pun masih di atas ranjangnya dengan keadaan yang sama seperti semalam. Bahkan dia belum sadarkan diri, sinar matahari yang masuk melalui celah jendela mengenai wajahnya. Beberapa saat dia membuka matanya dan mengedarkan pandangannya, dia sangat merasa lega karena masih berada di dalam kamarnya.
Kenapa semalam dia merasakan sesak yang begitu teramat sakit, apa mungkin karena efek dia mengalami koma selama satu tahun? Mungkin hari ini aku harus periksa ke dokter untuk mengecek kondisiku. Apa memang kondisiku sudah benar-benar pulih atau sebaliknya, sebenarnya sampai detik ini aku juga masih mengkomsumsi obat-obatan dari resep dokter dan satu minggu sekali aku harus menebus ke apotik.
Aku mengedarkan pandanganku ke arah jam yang ada di meja dan ternyata aku bangun kesiangan dan aku pastikan aku akan kena marah dari atasanku lagi. Baru beberapa hari masuk kerja saja sekarang sudah telat, lagi-lagi aku menghela napasku dan dengan berat hati aku segera pergi ke kamar mandi.
Saat aku sudah rapi dan ingin berangkat tiba-tiba saja handphone milikku berbunyi. Aku pun membaca pesan masuk dari atasanku yang berisi umpatan dan itu membuatku tidak suka membacanya sampai akhirnya dia mengirimkan pesan kembali padaku jika hari ini aku tidak diperbolehkan masuk satu hari namun besok sebagai gantinya aku harus kerja lembur.
“Dasar, Bos kejam,” umpatku sambil meletakkan handphone milikku ke dalam tas.
Jika hari ini aku dapat libur satu hari maka lebih baik aku menemui dokter untuk mengetahui perkembangan kesehatanku. Aku juga akan bertanya kenapa dada merasakan sesak tiba-tiba dan rasanya juga sangat sakit. Bahkan aku juga akan mengatakan tentang mimpi buruk yang aku alami. Mungkin nanti dia bisa memberikan aku resep obat untuk menghilangkan semua itu agar aku bisa tidur nyenyak.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
mama wahyu
👍
2024-02-18
0