Tetaplah bersyukur

Mattew menatap Lesta yang sudah berada di dalam kamarnya. Pria tampan tersebut menyimpan kedua tangan ke dalam kantong celananya, berdiri dengan gaya yang sangat cool. Mungkin wanita lain akan terpesona dengan ketampanan Mattew, tapi tidak dengan Lesta.

“Mulai hari ini detik ini, kamu tidur di kamar ini, paham!” Mattew menatap tajam pada Lesta yang seolah tidak mendengarkannya. Istri kecilnya itu malah asyik memperhatikan setiap sudut kamarnya.

“Paham atau tidak!” Mattew berkata sekali lagi dengan nada jengkel.

“Iya, aku nggak budek, jadi ngomongnya nggak usah pakai teriak!” balas Lesta tidak kalah jengkel, lalu pandangannya tertuju pada sofa panjang yang ada di dalam kamar tersebut, ia langsung berjalan menuju ke sana dan mendudukkan diri di atas sofa mahal dan empuk itu.

“Ini sofanya baru ya?” tanya Lesta, lalu merebahkan diri di sana. “Empuk, enak dan nyaman, mulai hari ini aku tidur di sofa ini.”

“Apa kamu bilang! Tidur di sofa?”

“Iya, memang ada yang salah? Atau kamu sangat berharap kalau aku tidur di atas ranjangmu itu.” Lesta menatap ranjang mewah dan besar lalu menunjuk dengan ujung dagunya.

“Hah? Ha ha ha ...” Mattew tertawa sarkastik saat mendengarnya. “Jangan GR! Aku menyuruhmu pindah ke sini karena aku tidak ingin menjadi suami yang durhaka karena membiarkan istriku tidur di kamar pembantu!” balas Mattew dengan perasaan kesal luar biasa. Padahal tujuan utamanya adalah menginginkan Lesta tidur satu ranjang dengannya, akan tetapi saat melihat respon Lesta, ia malu dan gengsi untuk mengakuinya.

“Bagus deh kalau begitu! Lagi pula aku juga tidak mau seranjang dengan suami yang tukang selingkuh!” balas Lesta dengan santainya, kemudian ia melepaskan tas dan sepatunya, lalu merebahkan diri di sofa tersebut.

Mattew bertambah kesal saat mendengar ucapan Lesta baru saja, dia tidak terima di katai selingkuh oleh istri kecilnya. Ia berjalan menghampiri Lesta lalu menarik salah satu tangan gadis tersebut sampai terduduk kembali di sofa.

“Sakit!” sentak Lesta ketika tangannya tangannya di tarik oleh suaminya. Ia mengusap pergelangan tangannya yang terlihat memerah dan sakit.

“Salahmu sendiri sudah memancing emosiku! Kamu mengatakan kalau aku selingkuh? Hei! Aku lebih dulu menjalin hubungan dengan Becca, sedangkan kamu adalah perusaknya! Karena pernikahan sialan ini, aku menjadi terjerat dengan gadis ingusan seperti kamu!!” Lagi-Lagi Mattew tidak bisa mengontrol diri, dan berakhir melontarkan kalimat yang sangat menyakitkan untuk Lesta.

Lesta berdiri sembari melipat kedua tangannya di depan dada, lalu menatap tajam Mattew tanpa rasa takut sedikitpun.

“Lalu kenapa kamu tidak menceraikan aku?! Sudah aku katakan sebelumnya, aku juga tidak menginginkan pernikahan ini! Dan kejadian di UKS membuatku tersadar kalau kamu adalah pria bajingan dan sangat bejat!” umpat Lesta seraya menunjuk wajah Mattew dengan emosi dan sakit hati.

“Lepaskan aku jika kamu memilih kekasihmu! Mudah ‘kan!” Lesta berkata dengan nada pelan namun penuh dengan penekanan, kemudian ia menyambar tas dan sepatunya, lalu keluar dari kamar tersebut dengan perasaan emosi yang luar biasa.

Mattew membisu, tubuhnya mematung, tenggorokannya terasa tercekat dan lidahnya terasa kelu saat mendengar umpatan Lesta yang ditunjukkan untuknya. Sebejat dan bangsat itukah dirinya? Karena sebuah rasa gengsi, semuanya menjadi hancur dan berantakan seperti ini.

*

*

Paris.

Becca baru selesai melakukan untuk brand ambasador untuk merk ternama dan sudah mendunia. Wanita yang mempunyai kecantikan yang sangat sempurna, dan tubuh yang tinggi proposional itu mampu membius siapa saja yang melihatnya.

“Becca, ada yang ingin bertemu denganmu,” ucap Manager-nya. “Dia adalah aktor sekaligus pengusaha ternama di Negara Eropa, dia ingin kencan satu malam denganmu.”

“Aku sedang tidak mood, Billy, tubuhku butuh istirahat dan aku butuh liburan,” keluh Becca sembari duduk di kursi istirahatnya sambil menunggu MUA selesai membersihkan make-upnya.

“Becca, ini adalah kesempatan emas untukmu. Dia bisa menunjang karier-mu sampai ke angkasa, karena dia akan mempromosikan dirimu sebagai Global Ambasador di salah satu merk fashion ternama di dunia ini! Namamu akan mendunia dan kamu akan mengharumkan bangsa Indonesia!” heboh wanita tersebut yang menjadi manager Becca.

“Really?” Becca tampak tertarik.

“Iya! Kamu tidak boleh melewatkan kesempatan ini!”

“Oke, atur waktunya!” jawab Becca sambil tersenyum tipis.

“Siap!” balas Billy lalu segera menghubungi asisten pribadi aktor yang ingin berkencan dengan Becca.

“Eh, Btw, bagaimana kabar kekasihmu?” tanyanya setelah selesai mengatur jadwal pertemuan Becca.

“Aku tidak peduli, dia adalah pria yang bodoh tapi sangat bisa diandalkan karena dia terlahir dari keluarga berpengaruh di Indonesia. Kamu tahu sendiri tentang diriku yang tidak suka berkomitmen, aku lebih suka hidup bebas dan lepas,” jawab Becca sambil tersenyum miring, dan sebenarnya dia sudah muak dengan ajakan nikah dari Mattew. Akan tetapi karena kasihan kepada pria tersebut, ia jadi tidak tega untuk memutuskan hubungan mereka yang sudah terjalin dari masa kuliah semester pertama. Apalagi dia bisa sesukses ini karena bantuan Mattew juga. Jadi anggap saja saat ini dia sedang membalas kebaikan Mattew dengan cara tidak memutuskan hubungan mereka.

“Huh, Dasar wanita jahat, tapi aku suka dengan caramu bermain.” Puji Billy, mendukung sikap Becca.

*

*

“Ada apalagi? Kalian bertengkar?” tanya Bi Darmi pada Lesta yang saat ini merebahkan kepala di pangkuannya.

“Kenapa ya , Bi, kalau orang kaya itu suka menindas orang miskin seperti aku. Sudah yatim piatu dan nasibku selalu sial.” Bukannya menjawab, Lesta malah curhat pada Bi Darmi yang mulai saat ini ia anggap sebagai ibunya sendiri.

“Yang sabar. Ya, seperti inilah kehidupan, banyak cobaannya. Kamu ‘kan gadis yang kuat, jadi jangan putus asa dan teruslah semangat.” Bi Darmi memberikan semangat pada Lesta yang mulai menangis di pangkuannya.

“Aku jadi rindu ayah dan ibu,” lirih Lesta, menumpahkan tangisnya di atas pangkuan Bi Darmi. Dadanya terasa begitu sesak bagai dihimpit batu besar, dia terkadang ingin menyerah dan tidak sanggup kesehariannya yang begitu berat dan rumit.

“Bi, katanya Tuhan tidak pernah tidur, jadi apakah Tuhan saat ini melihat dan tahu tentang keluh kesahku?” tanya Lesta sambil terisak.

“Kamu percaya dengan pepatah yang mengatakan kalau takdir itu bagai roda yang berputar?” Bi Darmi balik bertanya dan di jawab dengan anggukan kepala oleh Lesta.

“Kurang lebih seperti itu takdir manusia. Terkadang di bawah dan terkadang berada di atas. Dan Tuhan tidak akan menguji hamba-nya melebihi batas kemampuan-nya. Tuhan juga menguji hamba-nya dengan berbagai hal dalam kehidupan hingga kematian, jadi bersyukurlah karena hingga saat ini kamu masih diberi kesehatan baik jiwa dan raga.” Bi Darmi memberikan nasehat kepada Lesta, agar gadis kecil itu semakin kuat dan selalu bersyukur kepada Tuhan.

***

Jangan lupa like, komentar dan kasih hadiah, makasih bestie semuanya ...

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***