"Drama ini amat sangat yang klasik, apakah drama menggelikan ini sudah selesai?, jika belum lanjutkan saja, sepertinya akan memiliki akhir yang seru” Aku hanya menunjukan senyum kecil
“Apa yang kamu tertawakan?, dengar sampai kapan pun saya tidak akan menerima kamu
sebagai menantu saja, tikus jelek bermimpi mejadi Cinderella, bangunlah dari tidur mu anak muda” Ucap sang nyonya Alvaro yang membuat ku tertawa cukup keras
Ia mempertanyakan sebab aku tertawa?, jika bukan karena dia lalu karena siapa lagi?
Ia sudah seperti ibu suri yang memarahi bawahan yang tidak patuh saja
“Ah maaf apakah saya menyinggung anda, saya bahkan tak menyangka jika anda
sensitif ini, saya belum mengatakan apapun dan anda telah merasa jika saya
mengintimidasi ada” Ucap ku menutup mulutku,
Jangan lewatkan wajah sedikit bersalah itu, aku memang mencintai aldino, tapi jika di
bandingkan?, tentu saja aku lebih mencintai diriku sendiri, aku menghabiskan berbagai upaya untuk tetap bertahan hidup namun?, si nyonya kaya ini merendahkan ku, aku jelas tak bisa diam saat harga diri ku sedang di lukai
“Lihatlah Al, lihat lah ia sangat tak tau malu dan sangat tak memiliki sopan santu, dia
berani buat nantang mama, gadis kayak gini ngak bakalan cocok buat kamu, mendingan kamu buang aja, masih begitu banyak gadis yang akan menerima mu” Ia menjadi semakin bersemangat untuk menghina sedangkan aku hanya menujukan senyuman terindahku, sopan santun?, benda seperti apa itu?, aku bahkan tak pernah tau tentang itu selama bertahun tahun
“Sopan santun? Bagai mana bentuknya?, apakah bisa di makan?, apakah bisa menghasilkan uang” Ucap ku menggigit bibir ku pelan,
Aku memandanginya dengan wajah polos, aku sudah hidup dengan semua rasa sakit, aku telah hidup dengan segala ejekan dan bullyan, aku sudah berada di dunia kelam
ini sejak membuka mata untuk melihat dunia ini, aku tak perlu terpancing emosi untuk menghadapi wanita kaya yang sangat suka merendahkan orang lain
“Kamu?” ia menunjuk ku dengan penuh amarah
Lagi lagi aku hanya tersenyum sembari memiringkan kepala ku, untuk beberapa saat
bisakah aku menikmati wajah kesal itu?, ah tentu saja bisa bukan?, aku sudah
menghadapi wajah seperti ini sedari kecil, saat papa dan mama ku kembali
Mereka akan menggunakan wajah lelah, jika gagal dalam satu hal mereka terlihat sedih
dan kesal, aku terbiasa menikmati segala perubahan wajah dan bisa di katakan
aku sudah kebal dengan semuanya
“Cas”
Ucap Aldino lagi,
Ia menatap ku dengan tatapan lekat nan tersirat rasa bersalah, aku hanya menggeleng pelan dan terus mempertahankan senyuman ku, untuk apa?, dia tak akan membela ku dan aku tak butuh pembelaan darinya
Untuk apa ribut dan menagis itu hanya akan membuat mu semakin di permalukan, dan menjadikan diri ku seorang gadis yang lemah, sedari kecil aku sudah bertekad untuk menjadi gadis yang kuat
Siapapun yang menghina ku maka akan ku balas dengan penghinaan yang lebih buruk, aku bisa berbuat baik bahkan menjadi anak yang amat sangat manis,
Saat aku membenci seseorang aku bahkan akan memastikan jika ia akan memiliki kehidupan yang amat sangat menyedihkan, jatuh pada fase kehancuran yang sehancur hancurnya
Kata kata sarkas harus lah di balas dengan sama, hanya perlu menurunkan sedikit saja
intonasinya, agar terdengar menjengkelkan, tidak ada hal yang menyakitkan selain merasa di remehkan, dari itu mari lukai harga diri nyonya kaya ini
Aku perlahan berdiri dari duduk ku melangkah pelan mendekati si nyonya Alvaro dengan gerakan lambat, aku bekerja untuk ku sendiri, seseorang yang menjalani pendidikan di dampingi dengan kerjaan adalah sosok yang di sebut mandiri?, lalu mengapa terlihat sangat di permasalahkan di sini, orang tua ini terlalu meremehkan ku,
Status sosial memang penting tapi apakah cinta bisa di beli dengan itu?, jawabannya ,
bisa ia dan bisa tidak, tergantung pilihan mu, dan tergantung keberanian dalam
menerima resiko di masa depan, jangan
terlalu buta akan cinta,
Jika si cinta menjadi begitu menyakitkan maka melepaskan adalah suatu yang harus di lakukan, aku sudah mengalami hidup yang
sulit di masa lalu dan aku tak berniat memperpanjangnya menjadi masa depan
“Tante, ah salah, nyonya besar alvaro yang terhormat, anda begitu menyepelekan orang
orang kecil, kita semua adalah manusia, lalu hal apa yang membuat anda merasa lebih mulia dari saya?, hanya karena anda lebih tua bisa mengkritik orang lain sesuka hati, atau hanya karena anda lebih kaya anda merasa jika semua hal yang ada di dunia ini bisa anda beli?, di mata anda hanya tentang harga, namun tak semua barang bisa anda miliki dengan mengandalkan uang, nyonya besar Alvaro, ada gadis yang menjual dirinya demi uang, ada juga gadis yang meninggalkan uang demi dirinya, bagai mana menurut anda tentang hal ini” Ucap ku terkekeh pelan
“Semua hal di dunia ini memiliki harga”
“Setumpuk uang sudah bisa membuat anda lupa, sudahlah wanita kaya seperti anda tak akan mengerti percuma untuk di jelaskan”
“Kamu mengatakan banyak hal, mengatakan ini dan itu, gadis muda hargai dirimu sendiri, jangan bermimpi untuk menggapai bulan hanya mengandalkan sayap yang patah, karena sampai kapan pun rembulan hanya angan angan bagi seekor pungguk, gadis yang hidup dengan penuh perjuangan bisa berkuliah hanya mengandalkan beasiswa, tentu saja tidak cocok untuk berdiri di samping anak saya”
“Anda adalah wanita yang mengaku sebagai
wanita hebat dan wanita kelas atas, di hormati dan di segani oleh orang orang sekitar, tapi saat ini?, sepertinya saya
sedikit keliru, di mata saya seorang nyonya besar alvaro lebih dari seorang wanita tua yang kesepian, wanita tua yang bernasib sangat menyedihkan, hingga menjadi frustasi dan dan melampiaskan semua kekesalannya pada sebuah posisi, jabatan dan kekayaan, meskipun mereka hidup dengan mewah ternyata anda memiliki nasib yang sangat miris, dan satu lagi, saat seseorang mendapatkan jaminan atas pendidikannya tampa mengeluarkan biaya itu adalah sebuah prestasi dan kemapuan, mengapa harus malu dengan prestasi yang telah di miliki dan di gapai?, dan nyonya Alvaro, tahta kecil anda ini bukan apa apa bagi saya, hanya karena anda
melakukan berbagai cara untuk memilikinya maka anda berfikir jika semua wanita ingin merebut posisi anda yang bahkan sangat tak berguna ini”
“Kamu?”
“Apakah saya berlebihan?, ah maaf jika begitu, salahkan mulut ini yang begitu licin,
saya adalah gadis yang cerdas dan cepat tanggap, dalam beberapa saat saja saya sudah dapat menguasai segala pengajaran yang nyonya besar Alvaro berikan pada saya, anda guru yamg baik dan saya adalah murid yang cerdas dan cepat tanggap”
“Cas jangan gini” ucap aldino menggenggam tangan ku
“Kenapa Al? ada yang salah sama yang aku bilang?, awalnya aku datang dengan niat baik,
ingin bertemu dengan mama kamu dan menjalin hubungan yang baik dengan keluarga mu, tapi kedatangan ku di sambut semeriah ini, aku juga tak menyangka jika aku
di beri kesempatan untuk melihat semua ini, yang mama kamu bilang bener kok, kita ngak cocok, putus saja”
“Cas jangan gini, aku ngak mau, mama emosi, kamu jangan ikutan terbawa emosi, Cas aku
mohon jangan”
“Aku ngak lagi bernegosiasi al, kamu percaya ngak?, waktu mama kamu maksa kamu mutusin aku aku berfikir yang di bilang mama mu benar, kita ngak bakalan cocok, aku ngak mau jadi menantunya dan ia memang ngak pas buat jadi mertua aku, dan pas mama kamu bilang kalo aku Cuma ngincar harta kamu aku juga sempat kepikiran, kenapa aku ngak minta kamu beli mobil ya buat aku, beli apartemen megah atau minta beli barang barang mahal, kan lumayan tuh kalo di jual bisa buat ngidupin aku dalam beberapa tahun”
“Cas jangan gini, mama memang udah sedikit kelewatan tapi aku ngak suka dengar kamu
bilang mau ninggalin aku, aku ngak mau dan ngak akan pernah mau, cas kita udah janji buat selalu sama sama, jangan gini cas”
Aldino menggenggam tangan ku, namun aku melepaskannya dengan perlahan, aku sedang tak berniat menghentikan ini, lagi pula siapa suruh mengusik ku, aku bukan gadis lemah yang hanya diam saat di ganggu, aku bukan gadis miskin di dalam drama yang di paksa pergi dengan setumpuk uang, aku sudah menjadi orang kaya sejak lahir, lalu apa salahnya menjalani kehidupan sederhana?,
“Al kita ngak cocok, sedari awal seharunya kita menyadari perbedaan kita ini, kamu
dan aku?, hasilnya adalah mustahil, jadi
aku akan tetap pergi dengan ataupun tampa persetujuan kamu”
“Casya, aku…”
“Dasar ngak tau diri, kamu Cuma gadis rendahan, beraninya kamu membuat anak saya memohon” Nyonya Alvaro berucap dengan nada pelan, membuat ku ingin memukul dan menelan otaknya
“Huh memang sih manusia suka lupa, saat memiliki kesuksesan bahkan ia menjadi lupa gimana sulitnya memulai, gimana susahnya mencapai posisi ini, sudah lah Al, kita ngak cocok aku pergi sendiri tak perlu menemani ku, aku tak ingin kau menjadi anak yang durhaka, Al dengerin aku baik baik, secinta apapun kamu pada seorang gadis maka ingatlah Al, kamu harus meletakan ibu mu di tahta teratas, kau beruntung memiliki kasih sayangnya, ada banyak anak yang malang yang bahkan tidak sempat merasakan kehangatan sebuah kasih sayang”
Setelahnya segera meninggalkan restoran, aku marah saat ibunya menghina ku, namun aku bahkan lebih marah saat ia berani melawan ibunya hanya karena aku, aku adlah
gadis yang tak pernah tau bagai mana rasanya sebuah kasih sayang,
Banyak orang yang begitu beruntung karena bisa memilikinya, aku tak akan membiarkan Aldino meninggalkan ibunya demi aku, aldino bisa meninggalkan apapun yang ada di dunia
ini tapi tidak dengan orang tuanya
Air mata yang ku tahan seketika mengalir, aku tak sekuat itu, bagai manapun Aldino adalah
orang yang sangat berharga dalam hidupku, tapi?, aku tak akan pernah memulai sebuah hubungan dengan sebuah kebencian,
Saat mama Aldino tak menginginkan ku maka aku hanya perlu mundur aku hanya perlu
melepaskan dan mengakhirinya, anggap saja aku gadis yang pengecut yang bahkan
tak bisa memperjuangkan cintaku, tak bisa egois utuk mempertahankan pria yang
begitu berti di dalam kehidupan ku
Jujur saja aku tak pernah perduli mengenai pandangan orang lain terhadap ku, aku tak
merasa keberatan jika di kritik dan di hina, aku sudah lelah hidup dalam drama, aku sudah lelah, aku tak ingin mengambil resiko jika suatu saat aku di tinggalkan karena hasutan dan kesalah fahaman,
Cinta pada seorang kekasih bisa saja luntur seiring perjalanan waktu, layaknya tinta di atas kertas bila terlalu sering tersiram maka hanya akan berakhir dengankehancuran dan menyakiti kedua belah pihak, dari pada menyesal di masa depan aku memilih untuk tak memulainya sama sekali.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
Faradita
pemikiran yg bagus casyandra walaupun perih
2023-07-16
1