Mobil sudah memasuki area parker membuat ku menjadi semakin cemas dan begitu kahwatir dengan pertemuan ini, sebelumnya aku begitu percaya diri, hanya saja untuk saat
ini semua kepercayaan diri itu menghilang entah kemana, demi apapun aku sedang
gugup, oh tidak bahkan sangat gugup
“Kamu tenang aja, aku di sini, lagian kenapa harus gugup, kamu udah cantik kok, bahkan
paling bersinar di antara semua orang” Bisiknya pelan,
Setelahnya menggenggam tangan ku dengan erat berjalan pelan memasuki restoran dengan wajah tenang, aku mengikuti langkahnya dengan senyum yang di buat, para perias sebelumnya merias ku dengan begitu bersemangat dan bahkan memberikan ku sebuah gaun dan sepatu berhak,
Aku bisa menggunakannya, hanya saja aku sudah terbiasa bersama jins kaos dan sepatu,
saat tiba tiba menggunakan gaun maka akan terasa sangat aneh dan asing
“Sayang, akhirnya kamu dateng, mama kaget banget sama kamu” Ucap seorang wanita paruh baya,
Aku menatapnya diam diam, benar benar seorang wanita berkelas, lihatlah wajah
cantik, pakaian kenamaan dan perhiasan mahal itu?, ia terlihat sangat menyayangi tubuhnya, lihatlah?, ia bahkan masih terlihat begitu menawan di usia yang terbilang tak muda
“Al juga kangen banget sama mama, bagai mana kabar mama, mama ke belanda tapi ngak ngasih kabat ke al” ucap Aldino pelan,
“Emang mau liat anak sendiri harus izin dulu?”
“Bukan gitu ma, tapi ya biar enak aja, biar al yang jemput dan bawa mama ke apartemen
buat istirahat"
“Mama ada tim kok yang ngurus semua kebutuhan mama, mama ngak mau bikin kamu repot, ah, ia ayo duduk, dari tadi ngomong terus malah lupa nyuruh anak mama buat duduk”
Sang nyonya alvaro mempersilahkan kami untuk duduk setelahnya memesan makanan, senyuman bahkan tak pernah luntur dari wajah nyonya besar itu
“Ah ia ma ini pacar Al” Ucap Al pelan,
Aku membenahi duduk ku saat si nyonya Alvaro menatap ku lekat, melihat penampilan
ku dari atas sampai bawah, dan entah mengapa aku merasa sangat tidak nyaman
saat di tatap seperti itu
“Selamat malam tante” Ucap ku lembut,
Meski gugup aku tentu saja harus berusaha untuk terlihat baik dan berusaha untuk
bertindak seanggun mungkin aku sudah berlatih meringankan intonasi ku, bagai
manapun mulut ku bahkan sangat tak pantas menjadi anggun aku merasa jika suara
ku seperti orang tercekik
“Kamu cantik sekali, siapa nama kamu?” ucapnya menatap ku dengan senyuman hangat
Senyuman yang begitu membuat ku kagum, wanita ini bahkan menyambut ku dengan baik, untuk beberapa saat aku hanya bisa bernafas lega, namun tentu saja tak akan berakhir sesederhana ini
“Nama saya Casyandra tante” Ucap ku pelan, nyonya alvaro mengguk pelan
“Apa aktivitas kamu sehari hari” Ucapnya lagi
“Saya kuliah tante, dan jika ada waktu senggang saya bekerja paruh waktu” Ucap ku
pelan,
Jika memiliki waktu senggang aku akan pergi untuk bekerja dan mengumpulkan untuk
memenuhi kebutuhan, aku tidak kekurangan uang,
Hanya saja aku tidak ingin menggunakan uang yang di berikan oleh papa mama ku, aku lebih menyukai hasil kerja keras ku sendiri, aku lebih menghargai setiap detik pekerjaan ku
“A, kamu mandiri ya, bagus seorang gadis tentu saja harus mandiri agar tidak di
remehkan oleh para pria, kerja kerja paruh waktunya dalam bidang apa?, di perusahaan orang tua kamu ya?, di bagian apa?” Ucapnya masih terlihat ramah meskipun aku dapat melihat sedikit keterkejutan di wajah cantik itu
“Saya kerja di salah satu restoran cepat saji tante, dan saya hanya bertugas untuk
mencatat dan mengantarkan makanan” ucap ku lagi namun perubahan wajah itu
membuat ku sedikit tak nyaman,
Perubahan yang sangat drastis dan tiba tiba bagai mana tidak sedari tadi mahluk tua ini
menujukan wah yang ramah dan begitu berbelas kasih, namun saat ini?, wajah
ramah tamah itu berubah gelap, di gantikan dengan sosok yang angkuh seakan
gila akan hormat
“Oh orang miskin toh, pegawai di rumah makan cepat saji, al, kamu yakin bawa gadis
seperti ini untuk bertemu dengan mama?” ucapnya dengan nada sinis, ia bahkan
sudah menujukan sikap aslinya
“Ma, Casya pacar al, mama ngak boleh kasar gitu” Sela Aldino cepat,
Aldino menatap ku lekat, sedangkan aku tak menunjukan expresi apapun, apa salahnya
bekerja?, apa salahnya mengisi waktu luang dengan hal yang lebih berguna,
Lagi pula aku bekerja bukan karena aku benar benar kekurangan uang, orang tua ku masih mengirimi ku uang, namun?, aku memilih untuk tak memakai mereka, aku hanya butuh biaya pendidikan, selebihnya?, aku akan berusaha untuk mempertahankan hidupku sendiri
“Sayang sepertinya mata kamu perlu di bawa kerumah sakit deh, sayang kamu sudah di sini selama beberapa tahun, dan baru sekarang kamu mau ngenalin pacar kamu ke mama, tapi kenapa kamu malah macarin gadis seperti ini, negara ini luas kota ini juga sangat besar, ada puluh bahkan jutaan manusia dan dari sekian banyak gadis di sini apa kamu ngak bisa nyari yang lebih berkelas?, banyak bule cantik di sini kenapa kamu malah mau menjalin hubungan dengan gadis miskin?, kamu itu putra tungga keluarga alvaro sayang, kau tidak bisa menjalani hubungan ini, sekarang mama akan bawa kamu ke rumah sakit untuk periksa mata, ada begitu banyak gadis cantik di sini mama tak terima jika kau malah jatuh dalam pesona seorang gadis miskin seperti ini” Ucapnya dengan penuh ejekan,
Aku masih duduk di tempat ku, tak memiliki niat untuk melakukan pembelaan, biarkan
ia mengatakan apa yang ia inginkan, setelah ia selesai barulah aku akan mengambil giliran untuk berbicara, aku masih memiliki sopan santun dan etika saat berhadapan dengan orang tua,
Salah satunya jangan menyela saat mereka sedang berbicara, karena hati nan lembut itu bisa saja marah besar jika mendapatkan perlawanan dari lawan bicara, karena ia sangat ingin berbicara maka ia tak akan menghentikannya untuk beberapa saat, setelah selesai tentu saja aku akan mengambil kendali,
Aku terlalu naïf ternyata, kenyataanya cinta bukan segalanya bagi manusia awalnya aku begitu percaya disi dan menyangka jika keluarga aldino akan menghargai ku dan menerima ku sebagai gadis yang di cintai oleh putranya tapi ya sudah lah,
Cinta memang tak akan memandang status dan sosial, namun akan selalu ada orang lain yang dengan mudah memberikan kritik hanya kerena menganggap jika orang lain beda di bawahnya
“Ma”
“Al mama ngak mau tau pokonya kamu harus putus sekarang, kamu harus mutusin dia,
mama ngak sudi punya menantu miskin, apa kata teman teman mama nanti kalo kamu
pacaran sama gadis yang masih harus kerja paruh waktu buat nyambung hidup”
“Cukup ma, al ngak bakalan mutusin casya, ini ngak mungkin ma, al cinta banget sama
casya”
“Mama bilang putus ya berarti putus, jangan bikin mama malu ya, setelah kamu selesai
kamu bakalan balik ke rumah dan menikah dengan gadis yang udah mama pilih, dia
lulusan Canada dan pastinya dari keluarga yang setara dengan kita”
“Ma, Al udah bilang, al ngak mau sama gadis pilihan mama, al ngak mau di jodohin, al
udah punya casya dan al cinta banget sama cinta, ngak bakalan mutusin Casya lagi
pula apakah omongan teman mama lebih penting dari kebahagiaan Al?, apakah
kesetaraan harta lebih berharga dari cinta yang al miliki?”
“Al buka mata kamu lebar lebar, dia ngak beneran cinta sama kamu, dia Cuma mau
harta kamu buka mata kamu aldino, dia hanya orang miskin, dia ngak benar benar
suka sama kamu, yang ia cintai adalah uang dan status kamu, mama udah nyiapin
orang yang bakalan cocok banget sama kamu”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments