"Baiklah. Mari kita mulai dengan pertanyaan pertama saya. Oh… tunggu, berapa umur kamu?”
"24 tahun."
“Usia internasional atau Korea?”
“Usia Korea.”
“Berarti kamu masih 23 tahun. Jauh lebih muda dari saya. Bisa dibilang, karir kamu adalah sebuah lompatan yang sangat drastis, untuk ukuran pegawai Gaia Wear. Tapi tunggu, sudah berapa tahun kamu bekerja di sana?”
“Saya mulai magang di Gaia Wear ketika saya berada di tahun terakhir kuliah dan lagsung bekerja setelah lulus. Jadi, sekitar dua tahun lebih.”
"Dan kapan mulai sebagai PA-nya Gaia?"
“Sudah setahun.”
"Nah, jadi begitu. Itu terlalu cepat. Di usia ini, para lulusan sarjana baru memulai sebagai karwayan kontrak. Mereka mulai dari bawah. Keberatan untuk memberitahu saya, ada hubungan apa kamu dengan Gaia?" Dia bertanya to the point. Namun rasanya sangat sakit menerima pertanyaan seperti itu. Aku sudah cukup digunjingkan dan dikucilkan karena lompatan karir yang begitu cepat. Dan ingin rasanya marah setiap kali diperhadapkan lagi dengan orang-orang berpikiran picik dan usil seperti dia. Dasar bajingan! Ku maki dia dalam hati. Namun air mukaku masih bertahan kelihatan manis. Aku menarik napas pelan dan berusaha tenang. Aku sudah akan menamparnya jika dia bukan Earnest Lee.
“Saya tidak mengerti maksud pertanyaan itu mr.Lee...” Aku mencoba mengelak.
"Tidak usah pura-pura nona Moon. Saya hanya ingin memastikan bahwa dia mempekerjakan kamu murni berdasarkan kualifikasi kamu di tempat kerja. Atau jangan jangan karena alasan yang lainnya?" Dasar kurang ajar! Aku memaki dalam hati.
“Sejauh yang saya ketahui, itu pasti karena saya bekerja keras seperti kuda. Untuk alasan lain mungkin anda bisa berbicara langsung dengan atasan saya, karena beliau adalah sahabat anda. Menurut saya tidak masalah untuk bertanya hal-hal yang pribadi.” Aku berkata dengan lugas dan tajam. Harusnya dia tau bahwa aku sedang sangat tidak suka dengan percakapan itu.
“Tenang, tidak perlu marah. Kamu harus ingat, tugas utama kamu adalah membuat saya merasa nyaman, ingat?”
“Tentu, dengan senang hati.” Ingat Jade, proposal itu!
"Baiklah. Mari kita mulai dengan yang itu. Apakah kamu tidak mengenal saya? Jujur saja, saya tersinggung dengan kejadian di atas pesawat tadi. Dan saya perlu menggunakan sedikit kekuasaan saya di sini untuk mengetahui semua yang ingin saya ketahui. Menjawab semua rasa penasaran saya. Sekarang jawab dengan jujur." Benar kan? Dia hanya lelaki biasa. Tidak ada yang istimewa. Berpikiran picik, menyimpan dendam bahkan membalaskannya. Semua berita tentang dia di internet itu salah. Dia hanya seorang bajingan. Iya, aku perlu memaki dia sampai puas dalam hati agar aku bisa bertahan terlihat manis. Nanti, aku akan sempatkan untuk menulis review yang jujur, bagaimana rasanya bekerja dengan Earnest Lee. Akan ku sebarkan di jagat maya. Biar semua orang tau.
"Benar, saya mengenal anda."
"Sebagai siapa?"
“Secara keseluruhan, segala sesuatu tentang anda.”
“Jadi ada apa dengan sikap itu, bertingkah seperti kamu tidak kenal? Apakah kamu juga tahu bahwa kamu akan bertemu dengan saya di sini?”
“Saya benar-benar minta maaf untuk itu mr.Lee..." Akhirnya, permintaan maaf itu keluar secara refleks dari mulutku. Sebagai salah satu mekanisme penyelamatan diri. Harusnya dari tadi kan Jade? Iya. Harusnya dari tadi.
"Pertama, saya memiliki kebiasaan untuk hanya fokus pada hal yang penting. Saya sering bertemu dengan selebriti karena pekerjaan. Agar bisa bertindak profesional saya akan bersikap tidak mengenal mereka. Maksud saya, saya bukan tipikal penggemar yang akan menyapa, atau meminta tanda tangan atau meminta berfoto atau jenis interaksi lain dengan mereka…”
“Apakah itu berarti kamu adalah penggemar saya…?” Oke. Aku terjebak.
“Benar. Siapa yang tidak akan menyukai anda? Maksud saya, Anda adalah pria idaman bagi banyak wanita di dunia. Saya menikmati lagu-lagu dan penampilan Anda dalam bidang entertain dan mengagumi bakat Anda mengelola bisnis. Tapi saya tau batasan. Saya tidak akan pernah berinteraksi pribadi di dunia nyata dengan siapa pun yang ada dalam mimpi semua orang.” Sekalian saja nyemplung. Biar dia tau bahwa aku sangat nge-fans. Siapatau dengan begitu, dia jadi melupakan kekurang-ajaranku.
Aku bisa melihat perubahan yang cepat dalam ekspresinya. Dia senang mendengar penuturanku. Namun dia senyum tertahan. Aku mengutuknya dalam hati, dasar aneh! Aku tidak terima bahwa aku harus berada di posisi itu untuk memenuhi kebutuhan narsisisnya. Dia masih bertingkah sok berkuasa, manggut-manggut, berpura-pura seperti orang bijak.
"Apakah kamu mengutuk saya di dalam hati sekarang? Seperti menyebut saya seorang narsisis?" Aku spontan terbelalak, sial! Dia bisa membaca pikiran! Dia menyipitkan matanya melihat ekspresiku.
'"Kena kau!" Aku pun tidak bisa menahan tawa. Dia pun ikut tertawa. Dan itu cukup mencairkan dingin di antara kami. Dari tatapannya aku tau bahwa dia senang melihatku tertawa. Secepat mungkin aku sadar dan kembali ke ekspresi serius dan tetap tenang. Jujur saja, aku sedikit malu.
"Bagaimana dengan pertanyaan kedua, kamu tau akan bertemu dengan saya di sini?”
"Oh iya. Saya tahu bahwa saya akan mengunjungi perusahaan Anda. Tapi berdasarkan pengalaman, kunjungan seperti ini tidak akan pernah bertemu dengan pemilik perusahaan. Jadi saya sangat yakin tidak akan bertemu dengan anda di sini. Saya ingin meminta maaf jika sikap saya menyinggung perasaan anda mr.Lee.” Aku berkata dengan tulus. Berharap insiden itu bisa cepat-cepat dia biarkan berlalu.
"Alasan kamu masuk akal. Tapi tidak semudah itu. Pernahkah kamu mendengar dari orang-orang bahwa kamu sangat dingin, sedingin es?" Aku tertegun. Aku hampir percaya bahwa dia adalah seorang paranormal. Dengan melihat ekspresiku, dia sudah mendapat jawaban atas pertanyaannya. Dia tersenyum simpul.
"Kapan kamu mendapatkan nama itu?"
"Sejak SMP. Di mana pun saya berada. Tunggu, apakah anda seorang paranormal?" Aku menatapnya dengan bingung. Dan dia tertawa lepas.
"Apakah kamu tahu bahwa kamu itu lucu? Dengan cara yang aneh?"
"Sepertinya begitu. Kadang-kadang, orang menertawakan saya, tidak tahu kenapa" Dia tampak geli. Menahan senyum dengan menarik bibirnya ke samping. Tuhan, dia sangat tampan! Tapi tidak! Jade, kamu harus mempertahankan ekspresi datar. Tidak boleh terpesona! Iya, aku harus.
"Kapan penerbanganmu kembali ke Seoul?"
"Malam ini, penerbangan pukul 7."
"Berarti, kamu harus berangkat ke bandara pukul 5 sore. Jadi, saya punya waktu sampai jam 5 sore kan?" Dia bicara sendiri, aku tidak mengerti apa maksudnya. Tapi aku tidak bisa kembali ke Seoul dengan tangan kosong. Artinya aku harus bertahan di sana sampai mendapatkan apa yang aku mau sampai pukul 5 sore. Itu kah maksudnya?
"Kamu harus mengerjakan tugasmu sampai jam 5 sore, membuat saya merasa nyaman, baru kamu akan mendapatkan apa yang kamu mau. Bawa dokumennya?"
"Saya bawa."
"Akan kita bicarakan soal dokumen pada pukul 4 sore. Berdiskusi sedikit kemudian selesai, cukuplah satu jam. Lalu kamu bisa berangkat. Setuju?"
"Saya ikut instruksi mr.Lee. Apakah artinya tugas saya untuk menjabarkan proyek ini selesai?"
"Selesai. Kamu punya tugas yang lebih penting, membuat saya merasa baik."
"Apa artinya membuat anda merasa baik?"
"Tenang. Kita punya banyak waktu. Ikuti saja petunjuknya. Jangan coba-coba menjadi seseorang di pesawat itu lagi. Patuh lah, dan santai saja."
"Maaf mr.Lee, apakah anda dalam pengaruh obat-obatan?" Aku tidak habis pikir. Dia menatap mataku, sedikit tajam.
"Kenapa kamu berkata begitu?"
"Karena ini agak aneh. Ini pertama kalinya saya mengalami hal seperti ini. Sebagai informasi, saya agak takut sekarang. Apa sebenarnya yang anda ingin saya lakukan?" Dia tersenyum sinis.
"Di mana gadis pemberani yang saya temui beberapa jam lalu? Takut? Sekarang? Kenapa?" Dia kelihatan sangat menikmati momen balas dendam itu. Tapi yang pasti, aku takut. Dia memainkan sebuah permainan watak denganku. Dan dia sutradaranya. Aku tidak bisa menebak apa yang akan terjadi. Aku benci situasi itu. Aku lebih suka menghadapi serangan fisik, jadi aku punya alasan untuk melawan. Tinggal tinju atau tendang. Daripada bermain logika seperti ini. Aku tidak punya ide tentang apa yang harus ku lakukan.
"Baiklah, apa tugasku?" Tapi aku tidak boleh menyerah kan? Aku mencoba menghitung waktu menuju pukul 5 sore, tidak begitu lama.
"Saya sudah bilang. Kamu harus membuat saya merasa baik. Ikuti saja perintah. Dengan tenang dan patuh."
"Tapi saya sudah meminta maaf mr.Lee..."
"Untuk apa?"
"Karena telah menyinggung perasaan anda..."
"Oh, jadi kamu sadar sudah bersalah. Tentu saja, permintaan maaf diterima. Tapi tahukah kamu? Selalu ada sesuatu yang disebut efek samping setelah suatu kejadian yang tidak mengenakkan. Itulah yang saya sedang coba atasi sekarang..." Aku termangu. Jadi aku telah menciptakan suatu insiden yang menyebabkan dia menderita efek samping dan aku harus bertanggung jawab untuk menebusnya. Aku menyesal telah terlalu polos beranggapan bahwa dia adalah pria baik-baik.
"Untuk saat ini, kita mulai dengan ngobrol santai. Sambil nge-teh atau ngopi. Saya ingin tau lebih banyak tentang kamu... Mau kopi atau teh lagi?"
"Air mineral." Ku jawab singkat.
Dia bangkit dari tempat duduknya, berjalan ke arah pantry mengambil beberapa botol air mineral dari kulkas dan meletakkannya di atas meja.
"Jika kamu membutuhkan lebih banyak. Ambil saja. Jika butuh kopi, teh atau wine, bir, dan sejenisnya, ada di sana. Jangan ragu." Dia berkata dengan santai. Seolah-olah aku pun senang berada dalam keadaan yang dia ciptakan. Ku tatap dia dengan memelas, memohon belas kasihan. Tapi dia sepertinya tidak bergeming. Ku ambil satu botol air dan menenggak seluruh isinya. Namun rasa takut di dalam diriku tidak hilang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments