Saat cangkang kerang tertutup, Yin Xiang langsung memejamkan matanya. Gadis kecil itu fokus pada sistem pernafasannya. Pikirannya berpusat untuk meningkatkan kekuatan di dalam dirinya.
"Penguasa Kegelapan yang baru, bangunlah", sebuah suara terdengar di ruang hampa.
Yin Xiang tersentak mendengar suara itu. Dengan perlahan, Yin Xiang membuka dua kelopak matanya. Dirinya berada di sebuah ruang tanpa batas. Sebuah ruang hampa yang kosong dan tidak ada apapun di sana.
Seorang kakek tua berambut putih dengan pakaian yang juga serba putih menghampirinya. Walaupun sudah tua, kakek itu masih terlihat berwibawa dan gagah. Senyum hangat terpatri di wajah si kakek.
"Salam saya, Penguasa Kegelapan", ucap sopan si kakek.
"Salam saya, kakek. Kakek, panggil saja saya Yin Xiang. Jangan memanggil saya dengan penguasa kegelapan, saya masih belum terbiasa, selain itu saya juga belum benar-benar resmi menyandang posisi itu", kata Yin Xiang tak kalah sopan.
"Baiklah kalau begitu saya panggil nona saja. Perkenalkan saya adalah Bai Hu, si penjaga. Di sini saya hanya bertugas menjelaskan ujian yang harus anda lewati sebelum benar-benar resmi menjadi penguasa kegelapan, nona", Yin Xiang mengangguk paham.
"Ujian di sini dibuat khusus untuk para penerus penguasa kegelapan. Leluhur anda, para penguasa pendahulu yang menciptakan ujian ini, nona. Dengan tujuan, para generasi penerus mereka akan senantiasa berjalan di dalam kebenaran. Walaupun dunia memandang kegelapan sebagai sesuatu yang negatif, tapi sebenarnya tidak demikian. Hati manusia yang kotorlah yang membuat setiap orang membelot dari kebenaran. Para pendahulu anda juga demikian. Ada yang tidak kuasa menahan godaan duniawi dan akhirnya gagal. Kini, saatnya anda diuji, apakah anda benar-benar memiliki hati yang bersih dan mampu untuk tetap mempertahankan kebenaran di dalam hati anda. Apakah anda siap, nona?" tanya Bai Hu.
"Tentu, kakek! Saya siap! Akan saya buktikan bahwa saya memiliki hati yang tetap bersih. Walaupun dendam dan benci membara di hati saya", Bai Hu mengangguk pelan. Dengan kibasan tangan, sebuah pintu berhiaskan pola rumit muncul tiba-tiba.
"Nona, ujian anda akan dimulai di balik pintu itu. Anda hanya perlu membuktikan bahwa anda pantas untuk menyandang posisi Penguasa Kegelapan. Setelah itu, anda bisa memulai latihan tertutup anda", jelas Bai Hu lagi.
Yin Xiang mengangguk pelan. Kakinya mulai melangkah mendekati pintu itu. Semakin mendekat, pintu itu mulai terbuka perlahan. Seolah menyambut kedatangan Yin Xiang.
Bai Hu dari belakang tersenyum tipis. Bibirnya bergumam, "Semoga anda berhasil, Penguasa Kegelapan".
***
WUSHH!!
Hembusan angin menerpa kulit Yin Xiang. Gadis itu tersentak untuk sesaat. Dia melihat sekitarnya. Banyak sekali cermin di sana.
"Halo, Yin Xiang! Apakah kau mengenaliku?"
"Apa kau juga mengenaliku?"
"Yin Xiang, aku adalah perwujudan emosimu"
"A-aku, juga! Aku juga perwujudan emosi yang ada di dalam hatimu!"
Yin Xiang dapat melihat dengan jelas berbagai bayangan dirinya sendiri di setiap cermin. Yin Xiang meneliti satu per satu bayangannya. Ada yang mewakili perasaan bahagia, perasaan sedih, perasaan marah, rasa dendam dan sebagainya. Setiap perwujudan emosi itu digambarkan dengan penampilan mereka di cermin.
Pada awalnya Yin Xiang tidak mengerti dengan semua bayangan yang tiba-tiba ada di depan matanya. Dia tetap diam tanpa mengatakan apapun, sampai dia menyadari, bahwa ujiannya yang pertama adalah mengenali diri sendiri. Siapakah diri Yin Xiang yang sebenarnya. Perwujudan seperti apakah dirinya saat ini.
"Yin Xiang, aku adalah dirimu. Kau tidak boleh salah mengenali dirimu sendiri. Hatimu penuh akan dendam, dan aku adalah perwujudan dari dendam yang ada di hatimu", ucap emosi dendam Yin Xiang.
"Tidak. Yin Xiang, bukankah kau selalu berharap untuk bahagia? Lihatlah! Aku adalah emosi tersembunyi milikmu! Si bahagia! Pilihlah aku, maka kau akan tahu bahwa dirimu hanya butuh kebahagiaan", ucap emosi bahagia.
"A-Xiang, b-bu-k-kan-kah, a-aku, yang p-pa-ling mirip denganmu? T-ta-kut dan pu-tus a-sa", ucap emosi ketakutan.
Yin Xiang diam dan menatap mereka dengan pandangan datar. Emosinya bercampur aduk. Memikirkan jawaban yang benar. Dulu, dirinya memang sangat penakut dan mudah putus asa. Kemudian, rasa dendam muncul saat mengingat kisah pahit kehidupannya. Belum lagi, dia juga sangat ingin merasakan kebahagiaan, sesuatu yang sangat ingin dia rasakan sejak dilahirkan.
Yin Xiang menghela napasnya. Setelah berpikir beberapa lama, dia menemukan jawabannya. Dengan mantap dia pun berkata, "Kalian semua adalah perwujudan diriku. Aku tidak bisa memilih, karena memang aku memiliki kalian semua di dalam diriku. Sedih, takut, bahagia, marah, dendam, semuanya ada di dalam hatiku. Karena itulah, kalian semua adalah satu, dan kalian ada di dalam diriku".
Para bayangan Yin Xiang terdiam. Lambat laun mereka tersenyum. Semuanya bersorak.
"Benar! Kita ini perwujudan dari Yin Xiang!"
"Jawaban yang benar!"
Yin Xiang tersenyum tipis. Dia lega bahwa ujiannya yang pertama berhasil dilewati dengan baik.
CKLEK!
Suara pintu terbuka mengalihkan pandangan Yin Xiang. Rasanya seperti pintu di belakangnya terbuka. Yin Xiang berbalik dan melangkah. Meninggalkan semua perwujudan emosinya yang tengah menatapnya lembut.
Yin Xiang kini memasuki ujian yang kedua. Saat masuk ke ruangan ujian, cahaya yang sangat menyilaukan menusuk retinanya. Yin Xiang memejamkan matanya. Mencegah agar cahaya itu tidak merusak jaringan matanya.
DUAR!!!
TRING!! TRANG!!
BRUK!!
Yin Xiang membuka matanya mendengar suara pertempuran itu. Yin Xiang terkejut saat ruangan di depannya sudah berganti rupa menjadi medan pertempuran. Banyak mayat bergeletakan. Suara sahutan pedang terdengar di telinganya.
Kaum manusia bertempur dengan kaum iblis. Yin Xiang semakin terlonjak kaget. Dia ingat bahwa Dewa Kegelapan pernah mengatakan kalau kaum iblis akan menjadi pengikutnya kelak.
"Apa yang akan kau lakukan, Sang Penguasa Kegelapan? Kaum yang kau pimpin bertempur dengan kaum manusia. Apa kau akan membantu mereka?" tanya sebuah suara misterius.
"Tergantung dengan alasan pecahnya pertempuran ini. Apakah kaum manusia yang menyinggung kaum iblis? Ataukah sebaliknya? Atas dasar apa pertempuran ini berlangsung? Kebenaran? Keadilan? Atau hanya karena kekuasaan? Keserakahan yang membawa kehancuran?" Yin Xiang balik bertanya.
"Sebagai seorang penguasa dan pemimpin dunia bawah, tempat para iblis tinggal, bukankah kau seharusnya membantu kaum iblis? Kaum mu sendiri. Kenapa kau malah bertanya hal itu?"
Yin Xiang menghela napas pelan, "Untuk apa aku membela sesuatu yang salah? Sebaliknya, aku akan mencoba semampuku untuk menghentikan pertempuran ini. Jika pertempuran ini meletus hanya karena keserakahan semata, akan lebih baik aku mencegahnya terjadi. Apalagi jika itu disebabkan oleh kaum yang akan aku pimpin kelak. Namun, jika kaum manusia yang menimbulkan kekacauan lebih dahulu, mengguncang ketenangan kaum iblis atau bahkan mengguncang kedamaian dunia, aku akan menghentikan dalang dibalik semuanya. Sekalipun jika aku harus bertempur dengan nirwana. Kebenaran dan keadilan akan aku tegakkan lebih dahulu. Akan aku prioritaskan dua hal itu dibandingkan yang lainnya", jelas Yin Xiang.
Pola pikir Yin Xiang membuat pemilik suara itu tercengang. Yin Xiang tersenyum tipis memikirkan kedamaian dunia kelak. Gadis itu memiliki pemikiran unik yang sudah seharusnya dimiliki seorang penguasa.
CKLEK!
Suara pintu terbuka kembali terdengar. Yin Xiang menyelesaikan ujiannya dengan baik tanpa membuang waktu banyak. Gadis kecil itu sungguh luar biasa.
Dua ujian sudah terlewati. Seharusnya ini adalah ujian terakhirnya sebelum melakukan latihan tertutup. Sejujurnya, Yin Xiang merasa aneh. Dirinya yang memang memiliki pengetahuan dan pemikiran terbuka ataukah memang ujian ini sangat mudah?
Kali ini Yin Xiang dibuat tercengang. Amat sangat tercengang. Yin Xiang melihat ayah dan ibunya berada di hadapannya. Kondisi keduanya sangat baik. Bahkan, mereka tersenyum bahagia. Tawa merdu dan sorot mata yang hidup, bagai oasis di tengah gurun pasir. Yin Xiang bahkan menitikkan air mata melihat keduanya.
"Yin Rong! Kemarilah!"
"Putri ibu!"
Senyum di wajah Yin Xiang luntur begitu saja. Ayah dan ibunya memanggil nama yang bahkan Yin Xiang tidak kenal sama sekali. Lalu, muncul sosok gadis mungil yang sangat imut dan cantik. Dia Yin Rong, berlari sambil merentangkan tangannya. Gadis cilik itu dipangku oleh sang ayah sambil diciumi pipinya. Ibunya di samping sang ayah, mengelus lembut surai anak itu.
"Ayah? Ibu? Dia siapa? Bukankah aku anak kalian?" gumam Yin Xiang sambil menahan rasa sedihnya. Dia merasa tidak dianggap. Kehadirannya seolah bagai angin yang berlalu.
Adegan itu berhenti. Ayah dan ibunya membeku. Tapi, tidak dengan anak di gendongan sang ayah. Anak itu, Yin Rong menatap tajam Yin Xiang.
"Yin Xiang, jika saja dirimu tidak lahir ke dunia, ayah dan ibumu akan selamat dan memiliki umur yang panjang. Tuhan mengirimku ke sini untuk memberitahumu. Jika waktu terputar kembali, orang tuamu bisa hidup bahagia sampai melihat cucu mereka lahir, tapi sebagai bayaran kau tidak bisa lahir ke dunia. Dan kau tidak bisa menjadi penguasa kegelapan. Mana yang akan kau pilih?" tanya Yin Rong.
Yin Xiang terdiam membeku. Matanya berair, tubuhnya sedikit bergetar. Dalam hati, dia sangat ingin merasakan kehangatan bersama keluarganya lagi. Bersama orang tua yang sangat dicintainya. Namun, jika memang kehadirannya hanya mendatangkan malapetaka, Yin Xiang rela untuk tidak dilahirkan.
"Aku memilih untuk tidak terlahir. Satu nyawa tidak berarti. Tetapi, dua nyawa sangat berarti. Bahkan, jika memungkinkan mereka bisa melahirkan nyawa lain yang jauh lebih baik daripada nyawaku. Selain itu, pertempuran tidak perlu pecah. Hanya untuk menangkap orang tuaku, banyak nyawa tidak bersalah ikut melayang. Jika dengan nyawaku, nyawa orang-orang itu bisa kembali dan dunia menjadi damai sedari awal, aku rela menyerahkan jiwa dan ragaku", balas Yin Xiang dengan mantap.
Yin Rong tersenyum lebar. Gadis cilik itu mengangguk, "Hatimu memang mulia Yin Xiang. kau tidak ragu menyerahkan nyawamu untuk ketentraman dunia".
Yin Rong menepuk tangannya tiga kali. Tepat setelah tepukan yang ketiga, tempat itu berubah menjadi sebuah taman yang indah. Kedua orang tuanya menghilang dari pandangan begitu saja.
Yin Rong berubah menjadi sosok pria tua yang tidak lain adalah Bai Hu. Kakek tua itu tersenyum lembut ke arah Yin Xiang.
"Baiklah, nona. Anda sudah berhasil menjalani semua ujian dari kerang penjaga dengan baik. Kini, saatnya anda melakukan pelatihan tertutup untuk menyempurnakan kekuatan kegelapan yang anda miliki", Bai Hu berjalan memimpin.
Yin Xiang sebenarnya masih sedikit terkejut dengan apa yang dilaluinya. Tapi, gadis kecil itu tidak mengatakan apapun. Dirinya mengikuti langkah Bai Hu dari belakang tanpa berkata apa pun.
Bai Hu menuntun Yin Xiang ke sebuah mata air yang sangat jernih. Di tengah-tengah mata air itu ada sebuah batu besar. Yin Xiang merasakan energi yang besar ada di sana.
"Nona, anda bisa memulai latihan tertutup anda di atas batu itu. Saya akan menjaga anda dari sini", Yin Xiang meloncat dengan sigap ke atas batu itu.
"Terima kasih, kakek", Yin Xiang duduk sila. Dia pun mulai memejamkan matanya dan merasakan energi qi yang ada di sekitarnya. Akhirnya, Yin Xiang memulai latihan tertutupnya.
"Selamat berlatih, nona".
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments
🟣≛⃝⃕🔐|ntanArmy°|P$: 🆕🐨
semangat thor
2024-02-05
0
Nilaaa🍒
Mantap jawabannya
2023-08-24
0
Nilaaa🍒
Setuju, hitam belum tentu hitam dan putih belum tentu sebersih warnanya
2023-08-24
0