Lembah Droid terkenal sebagai lembah yang tidak mudah keluar ketika masuk. Pemburu yang tidak mengenali jalan akan tersesat ke dalamnya dan mati akibat terbunuh atau kekurangan pasokan makan.
Lembah Droid tidak mempunyai tanaman hidup atau binatang yang dapat diburu. Makhluk yang tinggal adalah segelintir ras iblis dan bintang roh yang menyerap aura kejahatan sebagai santapannya.
Baramun yang tiba di pintu masuk lembah Droid mengetuk tumpukan batu, segera dua tebing terbelah. Berjalan di antara tebing terbuka, Baramun bersiul, akar-akar berduri tanpa daun bergoyang, mencambuk tiap kulit dari mereka. Tetesan darah gelap milik Baramun dan lainnya adalah makanan bagi akar berduri yang bertugas sebagai penjaga pintu masuk tebing.
Tiba di tengah-tengah lembah, sebuah singgasana besar terbuat dari tumpukan tulang kosong tanpa pemilik. Bertanya pada pelayan, raja iblis belum kembali sejak semalam.
"Raja tidak bilang kemana dia pergi?"
Pelayan kecil berpostur bungkuk tidak berani melihat Baramun, "Raja, raja tidak mengatakan apapun. Raja pergi begitu saja." Jelas pelayan itu terbata-bata.
Baramun muram.
Masalah penting tentang anak manusia yang mengetahui rahasia kelompok mereka tidak bisa ditunda untuk dilaporkan. "Arah mana yang dia tuju?"
Pelayan itu bersujud takut. "Tu-tuan aku tidak tahu."
Kesal, Baramun menendang pelayan hingga terpental dan tubuhnya terpecah akibat serangan internal. Api merah membakar tubuh pelayan dari bagian dalam organ. Gerakan terlalu cepat, sepersekian detik sebelum mengetahui apa yang terjadi, pelayan yang dibunuh oleh Baramun hancur dan menjadi abu.
Baramun menatap sekilas pada empat bawahnya yang berdiri tegak, "kalian kembali ke pos kalian masing-masing."
"Baik bos!!"
Sang jendral kegelapan termenung sepersekian detik. Dua sayapnya terbentang, ada suara patah antara tulang berulang sayapnya, tidak lama suara menyeramkan keluar dari mulutnya. Dari mulut Baramun keluar lidah berduri yang mirip milik ular, mata hitamnya berubah warna menjadi merah pekat. Aroma busuk tercium kuat. Baramun kini dalam bentuk asli sepenuhnya. Pada pantulan cahaya di tanah, sosok Baramun yang tinggi semakin tinggi, menjulang hingga hampir dua meter besarnya.
***
Berganti pakaian baru, Fang yang dibantu disisirkan rambut oleh Gana sedang bermain dengan dua benda aneh yang tidak pernah lihat.
Mirip boneka, tapi ketika salah satu sendinya ditarik, boneka akan terlepas menjadi konsonan yang harus disusun ulang. Bisa diubah menjadi bentuk persegi dan lainnya. Trik ini rumit dan membuat kebosanannya berkurang banyak.
"Fang lapar tidak?"
Menyentuh perut buncit, Fang mengangguk. "Aku ingin makan pancake manis!"
Turun dari pangkuan Aira, Fang mengekor ke arah dapur. Gubuk dapur yang dulu reyot telah direnovasi. Tidak lagi beratap rendah yang menyebabkan orang yang masuk harus berjongkok, kini langit-langit dapur dibuat tinggi dan ditambahkan jendela. Juan, dokter desa yang mampir ke rumah sebelumnya melihat Fang diam di dapur yang penuh asap. Bahaya abu kayu dan asap memasak akan merusak paru-paru. Gana yang awam akan hal ini ketakutan setengah mati, bergegas memanggil tukang dan merobohkan atap dapur dan satu tembok untuk diganti.
Duduk di kursi kayu rendah, Fang memakan buah sebagai cemilan sampai sarapan dibuat. Dia suka makan! Masakan Aira sangat lezat. Bahkan setelah Fang punya kemampuan membangkitkan inti kekuatan ilahi pada tubuhnya, Fang tidak akan menyentuh elixir. Makan makanan sungguhan tidak membuang waktu dan mengganggu latihannya!
"Bu, tambahkan gula karamel. Banyak oke?"
Aira menggeleng tidak setuju, "kamu lupa yang dikatakan dokter desa? Makan gula berlebih dapat merusak gigi."
"Kalau begitu, tambahkan satu pancake lagi?"
***
Baramun yang melintasi seluruh wilayah kegelapan akhirnya bertemu sang raja Iblis. Dalam balutan pakaian hitam dengan pola emas, raja iblis yang berambut panjang adalah seorang pemuda berumur enam belas tahun.
"Yang mulia." Baramun berlutut penuh hormat.
Anting-anting panjang emas yang digunakan raja iblis seperti lonceng yang menakuti binatang-binatang di dalam hutan. Menarik tangan untuk berhenti membidik, ekspresi raja iblis jelas tidak puas karena binatang buruannya telah kabur.
"Ada apa?" Alat panah yang dipegang menghilang seperti udara, raja iblis meloncat ringan dan tiba tepat di depan Baramun yang masih berlutut. "Kamu bangun."
Baramun tidak berani untuk bangkit. "Yang mulia, bawahan ini telah bersalah."
"Salah?"
Tubuh besar jendral Baramun yang berukuran besar bergetar hebat. Menundukkan kepala, Baramun menjelaskan kejadian satu hari yang lalu. "Ketika aku dan empat pengikut mengubur batu perusak arai, anak manusia yang belum genap tiga tahun menonton."
"Anak balita? Kamu tidak memakai sihir kasat mata?" Kuro bertanya dengan nada kesal.
"Maafkan aku yang mulia. Bawahan ini terlalu meremehkan, hingga terjadi sebuah kesalahan yang fatal."
"Ada pergerakan di antara manusia dewasa setelah anak itu melihat?"
Baramun diam. Dia tidak tahu. Setelah tidak dapat menemukan Kuro, dia pergi dari lembah Droid untuk mencari Kuro.
Tendangan yang terlihat ringan pada bahu membuat Baramun terayun jatuh. Sedetik kemudian kilat biru keluar dari ujung jari Kuro, sebuah cambuk api dingin muncul dan melukai pipi kiri Baramun.
"Dua puluh tahun! Rencana yang ku susun agar ras kita mempunyai tempat yang lebih baik akan gagal karena kebodohan mu!!!"
Tidak melawan atau mengelak atas cambukan bertubi-tubi, Baramun yang tubuhnya terluka hingga banyak daging terkelupas tidak bergeming.
Kuro yang melampiaskan amarah berhenti menghukum Baramun. Berpikir sejenak, Kuro berkesimpulan anak balita yang melihat Baramun tidak akan mengerti apapun. "Tahun depan, gerbang pintu masuk ke wilayah bawah akan dibuka. Menyamar dan bunuh dia"
Tidak berani menjelaskan tentang Fang yang menggambar sebuah pola khas tentang identitas Kuro, Baramun memejamkan mata lalu mengganti ekspresi. "Aku mengerti." Setidaknya Baramun harus mempertahankan nyawanya.
***
Anak balita yang membuat Baramun dimarahi sekarang tengah menyantap sarapan. Gembira diberi dua potong pancake, Fang mencuri sisa gula dari piring Gana untuk dia makan.
"Rakus. Awwww!" Gana mencubit pipi Fang tapi dibalas gigitan.
Selesai sarapan, Fang ikut Gana ke sawah milik keluarga. Bertemu beberapa warga yang pergi ke sawah, tubuh pendek Fang berlarian menyapa warga yang dikenal.
"Fang, kamu makan banyak lagi hari ini?"
Paman Luhan yang rumahnya berdekatan mengambil Fang dari tanah dan mengangkatnya tinggi-tinggi. Ck, manusia ini masih kuat mengangkat nya! Sepertinya masih perlu makan yang banyak.
"Perut anak ini seperti lubang hitam. Tidak pernah merasa kenyang sama sekali." Gana menepuk pantat Fang.
Fang memberi tatapan marah tapi malah makin menambah kesan lucu. Luhan yang membawa bakpao untuk makan siang memberikan satu potong untuk Fang. "Mau? Paman beri tapi kamu main ke rumah Paman ya?"
Bakpao buatan istri paman Luhan terkenal enak dan lembut. Fang mengambil bakpao, mengigit dan rasa kacang hijau adalah yang dia benci. Meludah jijik, Fang mengembalikan bakpao dan membuka tangan agar Gana mengambil dirinya dari gendongan Luhan.
"Ayah.."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
Buang Sengketa
kalo bisa jangan besar besar si fang hahahaha....
2023-07-20
2
Candela Antunez
Ga sabar buat kelanjutannya!
2023-07-20
2