Broken Sword
Langkah kaki terseok-seok melewati jalanan berlumpur yang ditutupi kabut. Fang mengeluarkan kata-kata kasar. Darah tidak berhenti menyembur dari mulut dan hidung Fang. Luka dalam telah menggerogoti akar ilahinya, membuat dia tidak dapat menggunakan sihir untuk bersembunyi atau melawan balik musuh.
Siulan menggema, kepakkan sayap terdengar tajam dan makin menambah kesuraman di dalam hutan.
Guntur memecahkan kesunyian langit. Kabut putih tebal dan suhu pegunungan membekukan tiap ujung jemari Fang. Dari kejauhan dibelakang, suara langkah kaki terburu-buru dan suara burung elang mengejar Fang.
"Celakalah aku."
Fang berkeringat dingin. Matanya yang tajam mencari kesana kemari lalu berhasil menemukan sebuah goa kecil yang cukup bagi satu orang bersembunyi. Menarik beberapa semak belukar untuk menutupi pintu goa, Fang yang bibirnya mulai gemetar mempunyai aura mematikan.
Seteguk darah hitam dimuntahkan. Energi di tubuh tidak dapat mengobati luka-luka yang diderita. Bersandar pada dinding goa yang lembab, Fang menajamkan indera pendengaran.
Orang-orang yang dibayar itu semakin dekat.
Bajingan yang telah mencoba mencelakainya, Fang bersumpah akan membalaskan dendam! Namun akar ilahi pada tubuhnya makin melemah sedikit demi sedikit, berpikir keras, Fang mengambil seteguk darah yang dia muntahkan dan menggambar segel pada dinding goa. Pemindahan jiwa. Dirinya harus melakukan pemindahan jiwa sebelum mati atau semua usahanya untuk lepas dari musuh akan sia-sia.
Teknik ini sangat berbahaya. Perlu membayar banyak bagi penggunanya. Fang yang telah menempati posisi puncak di dataran atas negeri Gollum berdecak penuh kebencian.
Membalasnya.
Akan aku balaskan semua keluhan hari ini. Meminum darah mereka saja tidak cukup. Memotong tubuh mereka juga tidak cukup. Akan aku buat mereka mati dengan cara paling keji.
Lantunan mantra keluar dari mulut Fang. Tidak terlalu keras sehingga burung elang yang terbang di atas goa tidak mengetahuinya. Sedikit demi sedikit percikan mirip kembang api muncul dari segel darah yang dibuat oleh Fang.
"Api suci, bakar tubuh ini. Bakar hingga menjadi abu pahit."
Mengangkat tangan. Fang mengoleskan darah di antara alisnya. Matanya terpejam erat. Percikan api barusan menyebar dan mulai membakar pakaian Fang. Hawa panas kini menyentuh kulitnya akan tetapi tubuhnya tetap duduk tegak.
Kembali Fang menengadahkan tangan ke atas, membungkuk sedikit seolah mempersembahkan diri, lalu api barusan sepenuhnya membakar dirinya.
"Pindahkan lah jiwa ini ke tubuh yang lemah dan ringkih"
Semakin lama api panas berubah dari merah menjadi biru, lalu makin lama menjadi ungu. Walau tubuh Fang terbakar, tidak ada asap. Hanya saja dalam kabut tebal, cahaya dari api adalah satu-satunya cahaya.
Burung elang yang terbang di atas akhirnya sadar akan keanehan di dalam goa. Berteriak memanggil tuannya dan tidak lama tiga orang pendekar yang berbaju gelap berdiri di depan pintu goa.
"Dia benar-benar menjual jiwanya?!!"
"Tidak bisa dibiarkan. Ayo hentikan."
Sebelum mereka sempat mendekat, semburan api keluar dari pintu goa. Ketiganya terbang meloncat untuk menghindar. Api pembakar berwarna ungu terang. Setiap kali ketiga pendekar ingin menarik Fang untuk keluar dari area segel, tentakel api akan melibas mereka untuk menghalau.
"Sial. Kita sudah terlambat."
"Habis sudah. Rencana kita telah gagal total untuk membunuh Fang! Orang itu terkenal gila akan dendam. Kita pasti akan kena batunya."
"Jangan terus berdiri disini. Mari kembali dulu untuk membicarakan kelanjutan permasalahan kali ini."
Tiga orang yang gagal membunuh Fang secara langsung pergi dari tempat itu dan membawa serta burung elang yang menjadi mata-mata.
Fang yang belum sepenuhnya melepaskan jiwa mendengar suara-suara diluar. Senyum jahat terpatri pada wajah hangusnya. Kulit tubuh terkelupas dan daging merah menjadi santapan api ungu. "Makan dan lahap raga ini!"
Sedetik setelah mengatakan kalimat itu ruh Fan terlepas dari tubuhnya. Melayang seperti benda tak kasat mata, Fang tidak dapat menyentuh atau mengambil pedang yang tergeletak tidak jauh dari abu tubuhnya.
Ternyata bayaran atas pemindahan jiwa adalah kehilangan semua teknik bertarung dan ilmu sihirnya. Dia tidak bisa menggunakan keduanya! Mata Fang melotot terpana.
Arwah Fang berjongkok di depan pedang yang telah dia bawa sejak naik ke tingkat tujuh aura ilahi. Lalu mondar mandir memikirkan cara. Menghitung waktu, ruhnya akan berteleportasi dalam setengah jam setelah raganya hangus.
Keluar menembus dinding goa, Fang yang tidak kasat menemukan seorang binatang roh. Sedikit berjongkok, Fang memanggil pimpinan kera hutan. "Aku perlu bantuan. Bisakah kamu membantu menimbun batu di depan pintu goa dibelakang?"
Pimpinan kera hutan membuang muka. Mengabaikan Fang dan terus menyuruh kawanan untuk cepat mengambil makanan sebelum hujan turun dan membuat tanah dan dahan ranting licin.
"Sepuluh tahun. Aku akan datang dalam waktu sepuluh tahun dan membantu membuat segel penutupan di area ini sehingga tidak akan ada makhluk lain yang menggangu."
Pimpinan kera menyerukan sebuah isyarat. Sekelompok kera berhenti mengumpulkan makanan dan mengelilingi pimpinan mereka. Segerombolan kera muda tidak melihat keberadaan arwah Fang. Pimpinan kera satu-satunya makhluk sakral memberi perintah pada kawan kera untuk membawa batu besar dan meminta mereka menutup mulut goa.
"Terimakasih. Sesuai kesepakatan, aku akan datang dalam waktu sepuluh tahun."
Ruh Fang mulai terangkat dan mengapur bergabung bersama hembusan angin. Pimpinan kera melirik sekilas pada Fang, kalau manusia ini gagal memenuhi janji, goa itu akan digali kembali dan memotong semua tanaman rimbun agar lebih mudah ditemukan!
***
Fang berdiri diantara ambang batas dunia dan langit. Tekad bulatnya ditunjukkan dengan langkah kaki yang tegas, menyebrangi garis, Fang ditarik kekuatan aneh dan tenggelam dalam pusaran tak berbentuk.
"Bayinya baru saja menendang."
"Pasti sekuat aku nantinya. Dokter tua bilang anak kita laki-laki."
"Perempuan juga tidak masalah. Semua harus kita cintai sama besarnya"
"Ya, ya. Aku akan mendengar apapun yang kamu katakan. Anak kita sendiri, pasti kucintai."
Fang mendengar suara-suara namun terlalu jauh jadi tidak terdengar jelas. Mencoba duduk, Fang yang kesulitan bergerak tidak sadar telah menendang organ lain.
"Aduhh."
Kehilangan kata-kata. Fang yang membuka mata sebentar melihat bahwa dirinya berada disebuah kantung tipis kecil penuh air berwarna merah. Kakinya?! Dua kakinya yang kuat sekarang menjadi kerdil!
Oh.
Sebentar.
Dia bayi yang belum lahir!!!
Semua energi terakhir yang dimiliki Fang hilang seketika. Fang kembali menutup mata, tubuhnya tidak dipaksakan untuk duduk. Jangankan sepuluh tahun, dua puluh tahun juga belum tentu dirinya bisa kembali ke tingkat tujuh aura ilahi.
Selain lemah, tubuh yang dirinya ambil bahkan tidak punya akar ilahi sama sekali!
Fang ingin menangis tanpa air mata.
Lupakan tentang dendam. Dapat kembali kepuncak tinggi saja sudah bagus (个_个)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
mochamad ribut
up
2023-08-04
0
mochamad ribut
lanjut
2023-08-04
0
mochamad ribut
up
2023-08-04
1