Chapter 9

Beberapa hari berselang. Iring-iringan Tentara ekspedisi kembali memasuki kota yang diikuti oleh barisan para Elf yang menyerah membuat banyak orang terkejut, bahagia, dan bahkan tak percaya dengan apa yang mereka liat saat itu.

Apakah masyarakat nantinya akan menyukai Elf atau tidak, itu adalah pikiran yang tidak relevan. Yang kita butuhkan adalah negara yang kuat dengan wilayah yang luas. Bahkan memanfaatkan para Elf sebagai pekerja paksa bukanlah sebuah kejahatan.

Namun karena hal itulah, dalam sekejap banyak orang memiliki ambisinya masing-masing. Sebagian dari mereka berpikir bahwa ini adalah kesempatan emas untuk menjadi sosok yang paling hebat di dunia dan tanah baru. Sehingga tak sedikit yang mulai membangkan dan membuat kekacauan sekaligus kerusuhan.

Akibatnya, aku memberlakukan peraturan baru untuk memperketat kontrol terhadap individu dan memaksa warga sipil yang sebelumnya di mobilisasi untuk sesegera mungkin menyerahkan senjata mereka.

Setelah peraturan itu diberlakukan, banyak orang mulai menyerahkan senjata mereka dengan harapan agar kehidupan normal kembali seperti semula. Walaupun begitu, karena kekhawatiranku yang semakin mendalam memaksaku untuk terus melakukan razia secara menyeluruh ke setiap sudut kota. Setidaknya, untuk mencari para penyelundup senjata atau para penghasut anti pemerintahan.

Para kriminal. Karena tidak adanya penjara, pada akhirnya di tembak tanpa melalui proses hukum. Aku paham jika aku sedikit terlalu otoriter sekaligus sadis, namun aku hidup di zaman modern ketika perang dunia pecah, sehingga tindakan yang seperti ini dapat dimaklumi dan bahkan di anggap normal.

Lalu ada 3 organisasi besar yang meminta izin pembentukan. Ketiganya di pelopori langsung oleh beberapa orang mantan anggota Mafia yang dulunya saling berselisih.

Awalnya aku ragu untuk menyetujuinya, namun pikiranku berubah setelah aku memikirkannya secara hati-hati. Karena akan sulit bagiku untuk ngecarry tim sendirian.

Organisasi Ikan, dengan tanda X. Dipimpin oleh seorang Om-om berbadan gemuk yang memiliki tato di sekujur tubuhnya.

Organisasi Elang, dengan tanda V. Dipimpin oleh seorang pria berumur 45 tahun, berkumis tipis, dan bermuka garang layaknya seorang petarung.

Organisasi Ular, dengan tanda Z. Dipimpin oleh seorang pria paruh baya, memakai topi koboi, dan membawa tongkat saat berjalan.

"Oh mereka masih hidup? Aku tak menyangka antagonis seperti mereka memiliki umur yang relatif lebih panjang. Hmm ... kenapa kau malah senyum-senyum begitu, oh kau sedang meledekku ya?" tanyaku ke arah Victor.

"T-tidak. Aku tak bermaksud untuk menyinggungmu," ucapnya panik menahan tawa. "Ketiga organisasi itu berjanji tidak akan pernah masuk ke dalam dunia kriminal lagi dan berencana untuk bersinergi bersama Pemerintah. Mereka akan mengatur masyarakat sebagai seorang pelopor paling bawah," ucap Victor mengalihkan pembicaraan.

"Walaupun begitu Mafia tetaplah Mafia," gumamku.

Aku khawatir akan posisiku sebagai seorang Pemimpin. Bahkan karena terlalu khawatir, aku malah berencana untuk melakukan pembersihan politik untuk menghilangkan sisa pengaruh orang-orang yang menentangku.

Namun ... apakah hal itu cukup mendasar? Mengingat bahwa semua orang sudah mau bekerjasama untuk mempertahankan Ibukota dari gempuran tentara asing dan aku masih saja mempertanyakan kesetiaan mereka. Omongan kosong macam apa itu?

"Apakah kau memiliki saran? Orang-orang menjadi sulit di atur sesaat setelah mereka tahu bahwa ada banyak sekali kesempatan untuk menjadi apapun di dunia baru ini," tanyaku ke arah Victor.

Bahkan orang-orang mulai belajar sihir dan tak sedikit yang malah menderita karena masalah aliran Energi Mana yang terjadi. Oleh sebab itu ,Penyihir tua dan pihak rumah sakit menjadi sibuk karenanya.

"Mungkin beberapa pihak Keagamaan akan menentang hal ini. Namun kita harus menerapkan sistem Pemerintahan Timur yang dimana Kaisar adalah pemegang mandat surga dan memiliki klaim atas apa dan siapa saja," jawab Victor.

"Hmm menarik..."

"Setelah di umumkan, kemungkinan besar masyarakat akan percaya dengan omongan pemerintah walaupun begitu pasti ada sedikit yang menganggapnya sebagai omong kosong belaka," lanjut Victor yang membuatku sedikit tertarik dengan ucapannya barusan.

Apalagi aku berencana untuk menciptakan kehidupan yang baik dan produktif bagi masyarakat kita di dunia baru ini. Oleh sebab itu aku mulai menerapkan sistem mata uang baru dan mencetak kembali Rupiah, untungnya mesin pencetak uang masih berfungsi dengan baik walaupun Bank Negara sudah runtuh akibat ledakan.

Rencana awalnya adalah membangun beberapa layanan publik yang diprioritaskan. Seperti rumah sakit, sekolah, kepolisian, pemadam kebakaran, pengolahan air dan limbah, pembangkit listrik, jalan raya, dan tempat pembuangan sampah.

Aku mempekerjakan orang-orang dengan gaji yang berasal dari uang yang dicetak. Walaupun aku sendiri memiliki kekhawatiran akan tingkat inflansi yang mungkin akan terjadi di masa depan, namun menurut para Ekonom yang sebelumnya telah aku panggil malah memperkirakan sebaliknya. Semuanya akan aman selagi mesin produksi terus berputar.

Totalnya ada 17 suku Elf dan setiap suku tinggal di posisi yang saling berjauhan. Setelah berhasil menaklukkan mereka, setiap wilayah suku akan diubah menjadi distrik baru dalam rangka penyebaran masyarakat agar tak terpusat di Ibukota saja.

Walaupun begitu, pertempuran belum segera berakhir. Ada masalah di lapangan, tak sedikit Kepala Suka yang malah tewas dalam pertempuran dan sisanya memutuskan untuk mengakhiri dirinya sendiri. Itulah yang menyebabkan perlawanan para Elf semakin banyak di sejumlah titik walaupun dengan jumlah kelompok yang relatif sedikit.

Benar kata Evan. Semakin kita memojokkan sekelompok tikus, mereka yang merasa tak memiliki jalan keluar malah tak akan takut lagi akan kematian.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***