BAB 5
Papa Dominic duduk di kursi seberang Xavia sambil menyunggingkan bibir. Dia mendengarkan cerita putrinya itu, tapi dari ekspresi sama sekali tak menunjukkan kalau benar-benar percaya dengan apa yang diceritakan. Dominic tak sama sekali memberikan tanggapan tentang informasi yang diberikan oleh Xavia.
Duduk santai sambi menyangga dagu dengan kedua tangannya, kepala bersandar ke belakang.
“Jadi langkah apa yang sebaiknya kita ambil, Papa?” tanya Xavia menegaskan. Sedetik kemudian, menatap ekpresi sang papa lebih dekat lagi. “Kau mempercayai semua yang kukatakan, bukan?”
Dominic menatap Xavia lekat, di raut wajahnya menunjukkan keraguan. Meski pun tidak mengatakan, Xavia sudah tahu jawaban sang papa apa. Jelas, dia sama sekali tak mempercayainya. Xavia menggeleng kecewa dengan tanggapan pria yang dia sayangi ini. Padahal dia satu-satunya orang diharap.
“Maaf, Xavia, papa tak bisa percaya ini sepenuhnya, karena mungkin ini Cuma ada dalam pikiranmu saja.”
Xavia kembali mengingat-ingat kejadian hari itu, di mana sang papa dinyatakan telah tewas dalam sebuah penyerangan. Ia mengingat tanggal kejadian cukup lama, hingga kemudian ia mengingatnya. Ya, hari itu tanggal 30-Juni-2011. Yang mana itu berarti sebentar lagi, dalam beberapa hari ke depan akan terjadi.
“Pada tanggal 30 puluh nanti akan seseorang, salah satu dari anggota geng motor blue sky. Dia akan menantang papa untuk adu kekuatan di salah satu tempat. Tapi… mereka sebenarnya sudah menyiapkan berbagai perangkap untuk menjebak papa. Mereka sudah Menyusun scenario dengan sangat matang, berhati-hatilah, papa.” Xavia sama sekali tidak mau menyerah memberitahukan papa tentang kelicikan para musuhnya.
Kali ini Dominic menatap mata Xavia, merasa percaya dengan ucapan anaknya itu. Lagi pula, apa salahnya berhati-hati sebelum bertindak.
“Oke… terima kasih atas segala penjelasan yang kau berikan hari ini. Istirahatlah, kau pasti sangat lelah, bukan?” Setelah mengusap kepala Xavia, Dominic keluar dari ruangan.
Dominic ketua geng black horses, meminta pada Billy dan anggota penting geng Black Horses lainnya, berkumpul di ruang rapat rahasia, yang biasa mereka gunakan untuk membicarakan hal-hal penting. Tak menunggu waktu lama, orang-orang kepercayaan Dominic datang menemuinya.
“Sebenarnya ada apa, kau mendadak mengumpulkan kami, Bos? Apakah ada hal yang penting?” tanya Shane yang sudah siap duduk di kursi dengan lainnya itu.
“Aku mau, kita Menyusun strategi untuk melawan geng Blue sky dan juga eagle eye, jangan sampai kita lengah, dan terpancing dengan umpan yang mereka berikan,” ucap Dominic berjalan mondar mandir di antara orang-orang yang duduk dalam ruangan.
Mereka berevaluasi untuk membahas langkah-langkah yang akan mereka lakukan di kemudian hari. Pertemuan berlangsung lama, bicara dengan hati-hati dan rahasia.
“Jika mereka menantang, kita terima saja dengan senang hati, kita tunjukkan pada mereka, kita ini siapa? Bukan hanya mendengar desas desus di luar sana saja,” ucap Dominic sambil melirik Xavia yang berdiri di depan pintu.
Xavia menggeleng tak setuju dengan keputusan yang diambil sang papa, ia ingin keluar meninggalkan ruangan, sebab terlalu lama menunggu sang papa mempertimbangkan. Xavia tidak ingin diam saja, melihat kejadian yang pernah dia alami terulang untuk kedua kalinya.
“Kau mau ke mana, Xavia?”
“Maaf, Pa, aku hanya ingin ke-“
Xavia terkejut saat tiba-tiba sang papa memanggilnya, dia kira keberadaannya tidak diketahui.
“Masuklah, lalu kunci pintunya rapat-rapat, duduk dan mari kita bicarakan sama-sama rencana kita,” ucap Dominic.
Xavia duduk di antara mereka, terdiam menunggu mereka bicara. Akan tetapi, siapa sangka keberadaannya dianggap sangat berarti bagi papannya.
Xavia mengira Dominic sama sekali tidak mempercayainya, tapi ternyata dugaannya salah. Keberadaannya sangat berarti bagi sang papa, ia diminta menceritakan setiap perinci di kejadian itu.
Dominic dan para anggotanya mengangguk angguk paham, setelah mendengar cerita Xavia.
“Cerita Xavia bisa kita jadikan pembelajaran untuk melangkah nantinya, setidaknya kita tahu strategi yang mereka susun, untuk menjebakku dan merebut kekuasaan black horses. Mereka, blue sky dan Eagle eye telah berkerja sama, jadi yang harus kita lakukan pada saat bertemu dengan mereka, kau berjaga di sebelah kanan, Billy, sedangkan kau Shane, menyiapkan anak buah kita di luar gerbang.” Dominic memberikan gambaran berupa coretan di atas kertas lebar untuk Menyusun rencana.
“Baik, apa kalian semua paham?” tanya Dominic menatap para anak buahnya yang mengangguk paham.
“Paham, Bos,” ucap mereka sambil mengangguk.
“Bagus, kalian boleh pergi, tinggalkan aku dan putriku berdua di sini!” perintah Dominic.
“Baik, bos. Silahkan panggil kami dengan segera, kalau ada perubahan rencana,” ucap Shane.
Para orang kepercayaan pria berusia lima puluh tahun itu keluar dari ruangan satu persatu tanpa banyak bicara. Mereka sudah cukup paham dengan rencana yang akan mereka lakukan nanti.
Dalam ruangan luas empat kali empat meter itu, kini tersisa seorang papa berikut anaknya. Xavia masih diam duduk di kursi paling ujung. Sedangkan Dominic yang duduk berhadapan dengannya di ujung menatap Xavia lurus.
“Jadi, papa mempercayaiku?” tanya Xavia.
Dominic tersenyum masih menatapnya dalam. “Iya benar, aku percaya padamu, Xavia. Semua kejadian yang kau ceritakan benar, dan aku percaya kau sudah mengalaminya,” ucapnya.
Xavia bergeming, tak bisa berucap lagi mendengar Dominic yang telah percaya. Kedua sudut bibirnya tertarik membentuk senyuman yang begitu indah.
“Oleh sebab itu, papa memutuskan untuk melatih dirimu dengan baik untuk belajar bela diri, dan memegang sanjata, sebab dalam kehidupan sangat keras. Aku tidak akan membiarkanmu jatuh ke dalam situasi yang sama seperti di kehidupan sebelumnya,” ucap papa Dominic.
Seketika Xavia tersenyum sumringah, berjalan mendekati sang ayah duduk di sampingnya sambil memegang pergelangan tangan pria itu kegirangan. “Papa, kau memang pria terbaik dalam hidupku, aku tidak menyangka kau percaya, dan membantuku untuk mempersiapkan diri menghadapi bahaya yang mengintai. Aku sangat menyanyangimu, papa, terima kasih… I love you!”
“Makannya kau tidak boleh bermalas-malasan seperti dulu, saat aku memintamu belajar menembak,” kelakar sang papa.
“Iya, maaf aku salah. Dan janji tidak akan melakukan kesalahan yang sama,” ucap gadis itu.
Xavia memeluk Dominic kesenangan, karena papa selalu percaya dengan yang dia katakan. Xavia kembali mengeluarkan air mata dari sudut matannya. Ia benar-benar terharu sampai tidak bisa berkata-kata lagi.
Wajah Dominic sangat mengayomi, melihat putrinya yang menangis, dengan segera ia menggunkan tangan untuk mengusapnya. “Air mata ini sangat berharga, bagi papa, maka jangan sampai kau mengeluarkannya, apa lagi hanya demi orang-orang licik seperti mereka.” Papa Dominic menatap kasihan putrinya, sambil memegang rambut membelainya dengan lembut.
Di belakang kepala Xavia, mimik wajah Dominic seketika berubah menjadi merah, rahangnya mengeras. Ia bersumpah tidak akan memberikan kesempatan para musuhnya untuk menghirup napas ketenangan.
Dominic akan membuat mereka membayar mahal, terutama Richard ketua geng eagle eye. Ia akan membalas dendam pada mereka. Tunggu saja nanti!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments