Selesai makan Ayah Raya belum kunjung pulang. Karena penasaran Raya pergi kerumah teman ayahnya itu sesuai alamat yang diberikan Bi Ita. Rumah mereka memang sangat dekat, hanya melewati dua rumah saja.
Setelah sampai dirumah teman ayahnya, Raya melihat sebuah mobil yang mirip dengan mobil yang membunyikan klakson didepan rumah Jia tadi.
Raya mengucapkan salam dari luar rumah teman papahnya itu tetapi tidak ada satu orangpun yang menjawab. Kemudian ada seorang wanita yang membuka pintu rumah.
“Cari siapa non?” tanyanya.
“Saya Raya anaknya Pak Aditya” jawab Raya.
“Oh anaknya Pak Aditya. Ayo silahkan masuk, Pak Aditya sedang ngobrol dengan Pak Firhan didalam,” ucapnya dan membuka pintu untuk Raya masuk.
“Namanya Om Firhan” gumam Raya.
Raya masuk menemui ayahnya yang sedang asik mengobrol dengan Om Firhan. Ayah Raya terkejud dengan kedatangan anaknya itu. Dia kemudian memperkenalkan Raya kepada sahabatnya itu. Mereka bercerita tentang berbagai hal.
“Devan juga Om masukan di SMA Jayapura. Berarti kalian satu sekolah” ucap Om Firhan.
“Anak Om namanya Devan?” tanya Raya.
“Iya namanya Devan. Dia itu ganteng, tinggi, pintar, pokoknya paket complite” balas Om Firhan.
Karena merasa haus Raya pergi menuju dapur yang telah di tunjukan oleh Om Firhan untuk meminum segelas air. Raya berjalan menuju dapur sambil melihat-lihat rumah Om Firhan.
“Om Firhan kaya juga. Kayaknya Perusahaan Om Firhan sebanding sama perusahaan Papah” ujar Raya.
Ketika sampai di dapur dia menuang segelas air putih dan meminumnya.
“Kamu Siapa?” seseorang berteriak dari belakang Raya.
Raya kaget hingga tersedak, dia kemudian membalikan badannya. Tak disangka yang berteriak adalah Devan. Seorang cowok yang ia cuekin disekolah saat dilapangan. Cowok yang di hina saat pertemuan pertama. Sungguh kesan yang sangat tidak baik untuk dilakukan oleh seorang wanita.
“Permisi, aku buru-buru” ucap Raya dan kemudian pergi.
“Itu cewek kenapa bisa ada di sini” ujar Devan yang tampak kebingungan. Karena penasaran tentang Raya, Devan mengikuti Raya dari belakang.
Tanpa Devan duga Raya adalah tamu ayahnya. Raya bahkan datang bersama Om Aditya yang berarti Raya itu anaknya Om Aditya.
“Kenalin ini Raya, dia ini anaknya Om Aditya. Raya juga ternyata satu sekolah sama Kamu” ucap Om Firhan kepada Devan yang sudah menampakan dirinya.
“Kita udah kenalan kok Om. Di sekolah dan tadi di dapur” balas Raya sambil melihat fokus ke arah wajah Devan. Entah apa yang dipikirkan Devan saat itu mengenai sikap Raya yang terlalu memancing emosi.
Raya dan Ayahnya berpamitan untuk pulang.
“Rumah dekat gini, tidak usah diantar keluarlah” ujar ayah Raya kepada Om Firhan.
Raya berjalan bersama Ayahnya untuk pulang kerumah mereka. Raya bertanya kepada ayahnya tentang Om Firhan. Karena Raya tidak pernah melihatnya sebelum ini, dimana Om Firhan dan keluarganya tinggal selama ini. Raya akhirnya mendapatkan jawaban yang dia inginkan. Sebelumnya Om Firhan, tante Putri, dan Devan tinggal di Amerika untuk mengurus Perusahaan kakek Devan. Mereka pergi ke Amerika jauh sebelum mamah Raya meninggal dunia, tepatnya 12 tahun yang lalu mereka pergi karena Kakek Devan meninggal dunia. Jadi Om Firhan yang harus meneruskan perusahaan Papahnya, Om Firhan juga adalah ahli waris pertama di keluarganya sebagai anak tertua. Keluarga Raya dan Keluarga Devan sudah dekat sebelum orang tua mereka masing-masing menikah, tepatnya Ayah Raya dan Ayah Devan adalah teman sejak SMA seperti halnya Raya dan Devan. Bisa dibilang pertemanan mereka sudah sangat lama, itu yang membuat ayah Raya begitu dekat dan sangat akrab dengan ayah Devan.
“Masa sih aku juga harus temanan sama cowok itu. Tapikan bukan karena orang tua kita berteman akrab kita juga harus jadi teman akrab” gumam Raya di balkon kamarnya.
Raya tidak ingin memikirkan hal yang tidak penting. Dia kemudian memutuskan untuk pergi ke ruang biokop untuk menonton film Disney. Raya adalah penggemar berat film Disney, dia sudah menonton hampir semua film Disney.
Raya begitu serius saat menonton, dia tidak ingin tertinggal satu adeganpun di film itu. Sebagi pecinta film movie Raya sangat sering pergi ke Bioskop untuk menonton film setiap rilis dihari pertama. Raya biasanya melakukan sebuah penyamaran sebelum pergi ke Bioskop sendirian agar tidak ada yang mengenalinya. Dia tidak mengajak Jia untuk pergi bersama karena Raya terlalu sering pergi ke bioskop sehingga lebih baik dia pergi sendiri sambil menikmati kesendiriannya. Raya juga biasanya pergi berjalan kaki sambil menikmati suasa jalan raya, bisa mencoba makanan pinggir jalan dan melihat hal-hal baru adalah kegiatan yang sangat menyenangkan.
“Semoga minggu ini ada film baru yang rilis” ucap rasa dengan perasaan gembira.
Menonton memang bisa merubah mood wanita ini dengan sangat cepat. Menikmati malam yang panjang dengan menonton berbagai film adalah kegiatan yang sering dia lakukan saat malam akhir pekan atau malam minggu. Menikmati film dengan makanan ringat yang dia buat dengan Bi Ita tadi dan minuman dingin membuatnya sangat gembira. Melepaskan semua hal yang ada, melupakan tentang bagaimana beratnya hidup, dan menghilangkan kesedihan untuk sementara waktu adalah hal yang bagus.
Akhirnya akhir pekan tiba, rutinitas yang dilakukan Raya dihari libur adalah menonton film baru di bioskop, membaca komik, lari pagi, berjalan-jalan di taman, dan berkeliling dengan menggunakan sepeda. Pagi yang cerah dan hari yang menyenangkan membuat Raya bangun terlalu pagi. Karena dia bangun sangat pagi dia harus membuat sarapan sendiri. Tentunya karena ini terlalu pagi dan ini adalah hari libur Bi Ita pasti belum bangun. Raya membuat Roti bakar dan segelas susu sebagai menu sarapannya. Setelah selesai sarapan waktu menunjukan pukul 06:15 pagi Raya kemudian pergi mengganti pakaiannya dan bersiap untuk pergi joging.
“Okey, saatnya berangkat” ucap Raya, Raya keluar rumah dan memulai jogingnya dengan semangat.
Berlari menuju taman terdekat dari rumahnya. Setelah satu setengah jam berlari dia akhirnya istirahat dan duduk di bangku taman. Mengistirahatkan badannya yang sangat lelah sambil meminum seotol air mineral yang barusan dia beli.
“Hua, hiks...hiks, aku mau mama” terdengar suara dari balik pohon di dekat Raya duduk.
Karena penasaran Raya pergi mengecek apa yang terjadi di balik pohon itu. Terlihat seorang anak laki-laki yang memeluk sebuah bola bersama dengan pria muda. Anak itu menangis dengan keras dan pria itu mencoba untuk menenangkannya.
“Devan” teriak Raya.
Raya kemudian mendekati mereka berdua, dan membujuk anak yang sedang menangis itu. Anak laki-laki itu ternyata kehilangan ibu dan kakaknya saat sedang bermain bola, Devan melihatnya menangis dan mencoba untuk membujuknya.
“Adik manis. Jangan nangis, kita cari Ibu dan Kakak kamu bersama ya” bujuk Raya menenangkan anak itu.
Raya pergi bersama anak itu untuk pergi mencari keluarganya, Devan secara inisiatif mengikuti mereka dari belakang. Mereka berkeliling mengelilingi taman sambil membujuk dan mengajak anak itu untuk bicara agar dia tidak merasa sedih.
“Ibu itu Putra” teriak seorang anak perempuan dari samping mereka.
Ternyata mereka ibu dan kakak anak itu. Anak itu berlari menuju ibunya dan menceritakan kalau kakak-kakak ini menolongnya. Ibu Putra berterimakasih kepada Raya dan Devan karena telah membantu anaknya.
“Dah Putra” ucap Raya sembari tersenyum kepada Putra anak yang dia tolong.
“Kamu suka anak kecil?” tanya Devan kepada Raya.
“Biasa aja. kamu ngapain ikutin aku, aku mau pulang” bentak Raya.
“Rumah aku juga jalannya lewat sini” balas Devan dengan suara santai tanpa emosi, tidak seperti yang dilakukan Raya kepadanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments