Bab 15
Mencari Tempat Tinggal Baru
Beberapa tempat telah aku kantongi sebagai pilihan untuk tempat tinggalku sementara kelak. Setelah menghabiskan dessert ku, aku menuju lokasi pertama yang terdekat dari keberadaan ku sekarang yaitu kosan dua lantai dengan banyak tanaman hias.
Motorku parkir rapi di antara motor lain yang terparkir di kosan itu. Perlahan aku mencari pemilik kos yang sebelumnya sudah janjian bertemu disana.
"Bu Rahma?" Tanya ku kepada wanita paruh baya yang tampak sedang membuang tanaman pengganggu dalam pot bunga.
"Oh, bukan Neng. Saya cuma bagian bersih-bersih disini. Bu Rahmanya ada di ruang tamu. Silahkan masuk aja Neng kalau mau tanya kosan."
Ternyata aku salah orang. Tapi untungnya ibu itu memberitahukan kalau Bu Rahma ada di ruang tamu kosan itu.
"Oh, terima kasih Bu. Kalau begitu Saya langsung saja menemui Bu Rahma."
"Iya Neng, monggo..."
Aku pun melangkahkan kaki menuju pintu masuk kosan itu.
"Permisi..." Kataku.
"Ya silahkan..." Jawab seorang wanita paruh baya yang bergegas berdiri menyambut kedatanganku.
Melihat Ibu itu mengenakan hijab aku tahu dia seorang muslim.
"Assalamualaikum Bu Rahma..."
"Waalaikumsalam, masuk Nak..."
Dengan ramah Bu Rahma mempersilahkan aku masuk dan mengajak duduk di kursi kayu dalam ruangan itu.
"Ini Nak Indah yang menelpon tadi?" Tanya Bu Rahma.
"Benar Bu, Saya Indah."
"Mau langsung lihat kamarnya atau mau negosiasi harga dulu Nak?"
"Mungkin sebaiknya lihat kamarnya terlebih dahulu Bu. Boleh?"
"Tentu saja boleh Nak, mari Ibu antarkan. Kebetulan kamar yang kosong ada dua di lantai bawah ini. Jadi kita bisa langsung melihat." Ujar Bu Rahma sambil berjalan mendekati pintu kamar yang sedang terbuka.
"Ini dia kamarnya. Sudah ada tempat tidur busa, satu rak pakaian, dah kipas angin." Kata Bu Rahma menjelaskan lagi.
Cukup bersih dan rapi. Sesuai dengan harga yang di tawarkan.
"Kamar mandinya di mana Bu?" Tanya ku yang tidak menemukan kamar mandi dalam kamar itu.
"Untuk kamar mandinya itu umum Nak. Jadi bergiliran pakainya dan ada di pojok situ."
Aku mengangguk. Dalam hal ini aku sedikit kecewa karena ternyata kamar mandinya berada di luar kamar penghuni. Otomatis pasti nanti tidak akan leluasa jadinya, apalagi kalau ada tamu anak kos lain main terutama laki-laki atau keluarga mereka.
"Bagaimana Nak Indah? Apa Nak Indah berminat untuk kos di rumah kosan ini?" Tanya Ibu Rahma antusias.
"Rumahnya ramah lingkungan dan cukup tenang. Tapi Saya tidak bisa memutuskan sekarang. Apa boleh Saya memberikan jawaban Saya besok Bu? Itu pun kalau kamar disini belum di isi orang lain." Aku tidak ingin langsung menolak saat ini.
Karena aku masih belum melihat lagi kosan yang lain, jadi sebaiknya aku tampung dulu untuk perbandingan kelak.
"Tentu Saja boleh Nak. Kabari saja jika Kamu ingin menyewa disini, dan itu pun jika masih kosong. Hehehe..."
Ibu Rahma membalas ucapanku sambil bercanda. Aku pun ikut tertawa karenanya.
"Ibu bisa saja, hehehe. Kalau begitu Saya mau langsung permisi Bu. Besok akan Saya kabari secepatnya jadi atau tidaknya."
"Baik Nak Indah. Ibu tunggu kabarnya."
"Assalamualaikum..."
"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh."
Setelah berpamitan, aku melanjutkan lagi di kosan pilihan ke dua yang aku cari melalui aplikasi biru berlogo huruf.
Hanya butuh 10 menit perjalanan, aku sudah sampai di rumah kosan ke dua. Rumah ini cukup besar dan asri di bagian depan. Terdapat pula halaman yang cukup luas untuk parkir kendaraan. Ada teras dengan beberapa kursi dan meja untuk bersantai di luar.
"Permisi..." Sapaku di depan pintu rumah kosan itu.
"Ya Mbak, cari siapa?" Tanya salah seorang gadis yang sepertinya anak kuliahan.
"Saya mau ketemu pemilik kosan ini ada?"
"Oh, Pak Harun. Ada Mbak, tapi tidak di sini. Rumahnya persis di sebelah kosan ini. Yang itu Mbak!" Ujar si gadis menunjuk sebuah rumah dengan antusias.
"Oh, yang itu ya?" Kataku melihat rumah yang di tunjuk si gadis.
"Iya Mbak. Kesana aja, jam segini biasanya Pak Harun dan Bu Harun ada di rumah."
"Oh, kebetulan kalau begitu. Baiklah Saya kesana saja. Terima kasih ya Dek." Kataku sambil tersenyum.
"Sama-sama Mbak." Balas si gadis ikut tersenyum juga.
Aku pun melangkah menuju rumah sebelah yang di tunjuk si gadis. Begitu sampai di depan pintu, dengan perlahan aku memencet bel yang terlihat di dekat Jendela.
"Assalamualaikum..." Bunyi suara bel.
Tidak butuh waktu lama, pintu itu pun terbuka dan menampakkan sosok wanita paruh baya dengan kerudung panjang yang menutup separuh badannya.
"Assalamualaikum Bu..." Sapaku.
Rasanya tidak etis hanya bel pintu yang mengucapkan salam kepada wanita muslimah ini.
"Waalaikumsalam Nak, cari siapa ya?"
"Saya Indah Bu, Saya mau tanya-tanya kosan yang dipromosikan di aplikasi Fb." Tuturku.
"Oh, iya kosan disebelah. Iya.. Iya.. boleh, mari masuk Nak. Kita bicara di dalam saja. Ayo, silahkan duduk... "
"Baik Bu, permisi..." Kataku lagi meminta ijin untuk duduk di sofa yang dipersilahkan oleh Ibu kosan.
Setelah duduk dengan posisi berhadapan, kami pun memulai lagi obrolan yang sempat tertunda.
"Maaf mengganggu waktu istirahatnya Bu. Kedatangan Saya kesini mau lihat kosan yang di promosikan di Fb. Kalau cocok saya berencana ingin menyewa untuk beberapa waktu."
"Oh, boleh Nak. Sudah lihat kamarnya?" Tanya Ibu kosan.
"Belum Bu, Saya kemari dulu untuk meminta ijin mau lihat kosannya."
"Bisa. Kalau begitu mari kita ke rumah sebelah. Saya akan tujukan kamar kosong. Tapi hanya ada satu kamar, semoga Nak Indah cocok dengan kamar tersebut."
"Iya, Bu mari..."
Kami pun beranjak dari duduk dan berjalan menuju rumah kosan di sebelah rumah pemilik ini.
Bangun kosan itu hanya terdiri dari satu lantai tetapi memiliki 6 kamar dan satu ruang dapur yang sepertinya di gunakan bersama.
"Ini kamarnya, hanya ada tempat tidur dan lemari saja serta kamar mandi di dalamnya." Ujar Ibu kos menjelaskan.
Aku cukup puas melihat kamar itu meski fasilitasnya tidak seberapa tetapi kamar mandinya ada di dalam ruangan.
"Lalu dapurnya di sana. Anak-anak sini jarang masak. Biasanya mereka hanya masak nasi pakai magicom dan membeli lauk jadi saja."
Yah, untuk sekarang rata-rata anak kosan memang memilih hal yang praktis. Lagi pula jika berbagi dapur pasti ribet untuk bergiliran masak. Belum lagi akan ada yang merasa tidak adil dalam jumlah pemakaian gas bersama.
" Oh ya Bu, bagaimana dengan harga sewa kamar ini?" Tanya ku.
"Untuk harga sesuai dengan yang di promosikan Nak."
"Tidak kurang lagi itu Bu?" Aku mencoba menawar harga.
"Saya rasa harga segitu sudah murah karena di lingkungan ini juga aman, ada keamanan yang berkeliling jaga saat siang dan malam."
Aku langsung merasa cocok dengan kosan ini. Harganya pun masih standar dengan fasilitas yang ada.
"Baiklah Bu, Saya setuju menyewa kamar ini. Lalu mengenai pembayarannya apa bisa saya menggunakan via transfer?"
"Alhamdulillah, bisa Nak. Mari kita kembali ke rumah Saya agar lebih leluasa."
"Baik Bu, mari..."
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments
Ummi Rizki
indah kok bego banget sih... gimana thor mosok kalah sama pelakor...
2023-08-28
4
🍌 ᷢ ͩBening🍆
semangat indah... jalani hari2mu lbh baik lg..
2023-07-29
1
CR⃟7Naikenz *🎯Hs
Alhamdulillah sd dapet kosan indah
Gak usah mewah kosan yg penting yaman dan hati merasa tenang,tidak melihat ulah suami yg menyakitikan hati
2023-07-20
1