Cibiran

Jansen berbaring di atas lantai penjara yang dingin dengan tatapan menerawang ke langit-langit ruangan. Berada di dalam penjara tidaklah buruk karena dia mulai betah. Entah Elena serius atau tidak untuk membantunya, dia tidak peduli dan mengharapkannya. Lagi pula dia yakin, Elena tidak mungkin mencari bukti apalagi tidak akan ada buktinya karena yang membenci dirinya lebih banyak dari pada yang peduli bahkan dia yakin tidak ada yang peduli dengannya.

Dia masih bisa menghitung harinya selama di dalam penjara itu, semoga saja dia bisa berada di sana semakin lama. Mungkin saja dia bisa mengenal orang hebat lalu belajar banyak darinya dan setelah keluar dia akan menjadi seorang gangster yang hebat. Terus terang saja, dia tidak memiliki cita-cita dan tujuan hidup. Mau seperti apa, dia merasa tidak ada gunanya dia hidup dan semua itu terjadi setelah ibunya meninggal.

Suara ketukan sepatu di atas lantai terdengar, disusul degan suara ketukan tongkat di atas jeruji besi. Suara-Suara para napi yang ramai pun membuat penjara itu sedikit berisik dan karena hal itu, seorang sipir penjara berteriak keras sehingga suasana kembali sunyi.

Jansen tidak peduli sama sekali, dia masih berbaring di atas lantai untuk menikmati waktunya. Suara langkah kaki semakin mendekati penjara yang dia huni sendiri, meski tidak ada teman untuk bicara tapi itu lebih baik. Suara langkah kaki semakin dekat sampai akhirnya langkah kaki itu terhenti.

"Well... Well, coba lihat siapa yang begitu menyedihkan!" seseorang mencibirnya dan sudah bisa dipastikan suara itu adalah Anne Howard.

Jansen berpaling, ekspresi tidak senang dia tunjukkan ketika melihat Anne dan Richard berdiri di depan sel tahannya dan mereka menatap Jansen dengan tatapan menghina.

"Cobalah lihat, akhirnya pecundang ini berada di penjara akhirnya!" cibir ibu tirinya.

"Untuk apa kalian datang? Jangan membuang waktu kalian yang berharga. Sebaiknya senangkan saja tua bangka itu agar kalian mendapatkan semua miliknya!" ucap Jansen dengan sinis.

"Tontonan menarik ini tidak akan kami lewatkan, Jansen. Coba lihat dirimu, sungguh menyedihkan!" cibir Richard.

"Simpan rasa simpatimu, Richard. Aku tidak butuh!"

"Jangan salah paham, kami tidak simpati tapi kami datang untuk menertawakan dirimu!" kali ini cibiran itu dia dapatkan dari ibu tirinya.

"Terserah kalian!" Jansen tidak mempedulikan mereka berdua karena dia tidak ingin berdebat dengan mereka yang bisa merusak hari dan suasana hatinya dengan mudah.

"Jangan sok tidak peduli, Jansen. Ayahmu sangat kecewa padamu, kau dan ibumu benar-benar tidak ada bedanya!" ucap ibu tirinya.

"Jangan bawa-bawa ibuku dan mengucapkan sesuatu tentangnya dengan mulut kotormu itu!" Jansen yang tadinya berbaring mulai tersulut emosi. Jansen bahkan sudah duduk di lantai dan menatap ibu tirinya dan Richard dengan tatapan tidak senang.

"Kenapa, apa aku salah bicara?" Anne Howard bersedekap dada dan memperlihatkan keangkuhannya.

"Salah! kau boleh menghina aku tapi kau tidak boleh menghina ibuku!" teriak Jansen lantang.

"Diam, jangan berteriak!" seorang sipir yang berjaga berteriak dan memukul jeruji besi menggunakan tongkatnya.

Jansen menatap sipir itu dengan tajam lalu kembali menatap ibu tirinya dan Richard. Sesungguhnya tidak ada yang boleh masuk seperti itu untuk menjenguk tahanan dan dia yakin, mereka menggunakan uang untuk menyuap sipir itu agar bisa masuk dan menghina dirinya karena mereka tahu, dia pasti tidak akan mau menemui mereka berdua.

"Sudahlah, Jansen. Ibumu pasti menangis di dalam neraka melihat putra yang dia perjuangkan sampai mati pada akhirnya menjadi orang yang tidak berguna dan berakhir di penjara!" Anne kembali mencibir bahkan dia tidak akan berhenti.

"Tutup mulutmu, nenek tua!" Jansen sudah melangkah mendekat dengan kedua tangan mengepal.

"Lihatlah dirimu, Jansen. Penjara ini sangat sial diisi olehmu begitu juga neraka yang sangat sial diisi oleh ibumu!" Richard mengatakan perkataan itu dengan kejamnya sehingga membuat Jansen semakin emosi.

"Tutup mulut busukmu, anak haram!" teriaknya seraya berusaha meraih Richard karena dia hendak memukulnya namun sayangnya terhalang oleh jeruji besi.

"Tutup mulutmu jika tidak aku akan merobeknya!" ucap Richard yang tersulut emosi akibat perkataan Jansen.

"Kau hanya anak seorang pala*cur! Lihat ibumu\, dia adalah pekerja malam yang dinikahi oleh tua bangka bodoh itu. Siapa ayahmu? Coba tanyakan pada ibumu yang seorang pela*cur itu dan aku yakin dia tidak tahu siapa ayahmu!" teriak Jansen.

"Diam kau baj*ngan tengik!" kali ini Anne Howard yang berteriak. Howard sudah pasti nama ayah Jansen dan dia menggunakannya setelah dinikahi oleh Bob Howard. Seperti yang Jansen katakan, dia hanyalah wanita penghibur yang berhasil menggoda Bob Howard.

"Oh, apa yang aku katakan salah? Aku rasa tidak!"

"Kurang ajar, pukul dia!" perintah Anne pada sipir penjara. Uang dikeluarkan dari dalam tas lalu diberikan pada kedua sipir yang sedang berjaga.

"Pukul dia sampai babak belur!" perintahnya.

"Sekarang sudah bisa menggunakan uang untuk tujuan, hah? Kenapa tidak menggunakan tubuhmu saja seperti saat kau menjebak ayahku? Kenapa kau tidak membuka kedua kakimu dengan lebar dan berbaring di sana agar mereka bisa menggagahi dirimu sebagai bayaran untuk mereka yang mau melakukan apa pun perintahmu!" cibir Jansen dan cibiran itu justru membuat Anne dan Richard semakin murka.

"Buka sekarang juga! Aku ingin memukulnya dengan kedua tanganku ini!" teriak Richard yang sudah di bakar api amarah.

Pintu penjara dibuka, Jansen dipegangi oleh dua sipir penjara setelah mendapatkan beberapa pukulan dari mereka. Akibat luka-luka yang belum sembuh, membuatnya tidak begitu bertenaga sehingga dia kalah melawan mereka. Richard pun masuk ke dalam penjara lalu memukul Jansen yang sudah babak belur dengan membabi buta.

Richard melampiaskan amarahnya dan memukuli Jansen sampai pemuda itu tumbang saat sipir penjara yang memeganginya melepaskannya. Richard sangat puas, Anne pun menatapnya dengan ekspresi puas. Memang harus seperti itu, siapa pun yang menghalangi putranya akan dia singkirkan seperti dia menyingkirkan ibu Jansen dulu.

"Pecundang tidak berguna!" Richard menendang Jansen yang sudah tergolek di atas lantai lalu keluar dari penjara itu. Pintu kembali di tutup dengan cepat, Anne dan putranya tidak langsung pergi. Mereka masih berada di sana seperti sedang menunggu kematian Jansen.

Tawa Jansen terdengar, meski dia sudah babak belur. Anne dan putranya saling padang apalagi Jansen tertawa semakin keras. Jansen berbaring telentang sambil menahan rasa sakit dan setelah itu, Jansen berpaling dan memperlihatkan tatapan mencibir serta menghina yang sudah pasti dia tunjukkan untuk Anne dan Richard.

"Beraninya melakukan hal seperti ini di belakang ayahku dan dalam keadaanku yang tidak berdaya? Kau benar-benar pecundang, Richard!"

"Sebaiknya tutup mulut, anak tidak berguna seperti dirimu sekali pun aku memukulmu di depan mata ayahmu, aku yakin dia tidak akan melarang!"

"Ye, karena kalian pel*cur dan anak haram yang licik. Ingat satu hal perkataanku ini, setelah aku keluar dari jeruji besi ini, aku akan membuat perhitungan dengan kalian!"

"Jangan menguji kesabaranku, Jansen!" Richard kembali terpancing emosi.

"Cukup, Richard. Dia hanya sampah saja. Ibunya mati bunuh diri dan tindakan yang dia lakukan sangat benar jika tidak, dia akan kecewa melihat putranya yang tidak berguna. Jika aku jadi kau, lebih baik aku mati dari pada mengecewakan ibumu dan asal kau tahu, tidak ada satu orang pun yang peduli denganmu dan ayahmu, sekali pun kau mati dia tidak akan peduli denganmu!" perkataan itu terucap tentu karena untuk menjatuhkan mental Jansen sehingga dia merasa kesepian, tidak memiliki siapa pun dan pada akhirnya jalan satu-satu yang bisa ditempuh oleh orang yang putus asa itu sudah pasti bunuh diri.

Jansen justru tidak menjawab, dia diam saja. Mendadak dia sangat berharap Elena menemukan buktinya dan membebaskan dirinya dari penjara sehingga dia bisa membalas rubah jahat dan putranya itu. Tidak saja membalas mereka, dia juga ingin membalas ayahnya yang sudah mengabaikan dirinya.

Anne dan Richard saling pandang untuk sesaat lalu mereka memutuskan untuk pergi meninggalkan pemuda yang menjadi penghalang itu. Semoga saja besok mereka mendapatkan kabar jika Jansen sudah tergantung di jeruji besinya sehingga dengan kabar itu, tidak ada lagi penghalang bagi mereka..

Terpopuler

Comments

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

JANSEN YG GOBLOK, KMARIN2 SAAT SEHAT, GK MAU HAJAR SI RICHARD, SKRG SAAT LO LGI TRLUKA, LO YG DIHAJAR

2024-06-13

1

Astuti tutik2022

Astuti tutik2022

Itu karyamu untuk sekarang Jansen.... karena kebahagiaan masih menunggu di perempatan Ciamis.... 😂😂😂

2023-11-25

2

Leng Loy

Leng Loy

Ya elah demi uang melakukan segala cara, memalukan.... tunggu Elena mendapatkan bukti biar tau rasa kalian berdua, penjahat tidak akan lama tertawanya

2023-10-19

3

lihat semua
Episodes
1 Bad Boy
2 Sambutan Tak Terduga
3 Balasan
4 Jebakan Lain
5 Bad Boy Yang Penuh Dendam
6 Broken Family
7 Target Geng Motor
8 Elena Jackson Vs Para Berandalan
9 Peringatan Terakhir
10 Mendapat Misi Sulit
11 Taruhan
12 Balapan
13 Sang Pemenang
14 Bukan Dosen Biasa
15 Kembali Berulah
16 Perkelahian Sengit
17 Ditangkap
18 Percayalah Padaku
19 Cibiran
20 Diluar Dugaan
21 Bukti Yang Sudah Disingkirkan
22 Rasa Percaya Yang Sudah Tidak Ada
23 Sedikit Bukti Yang Didapat
24 Berusaha Bersabar
25 Hasutan
26 Hampir Ketahuan
27 Undangan Makan Malam
28 Anne Yang Menyebalkan
29 Hari Persidangan
30 Sidang Yang Sedikit Kacau
31 Awal Yang Baru
32 Lagi-Lagi Hasutan
33 Diusir
34 Pemuda Pembawa Masalah
35 Gara-Gara Mie Instan
36 Peraturan
37 Para Pemuda Yang Membuat Kekacauan
38 Para Pemuda Yang Tersesat
39 Menutup Jalan
40 Tidak Dibiayai Lagi
41 Jangan Menyerah
42 Hinaan Yang Menyakitkan
43 Memanfaatkan Situasi
44 Elena, Queen OF Mafia
45 Aksi Di Jalanan
46 Bukan Dosen Biasa
47 Para Pemuda Yang Penasaran
48 Lagi-Lagi Memberi Tumpangan
49 Rencana Jahat Lainnya
50 Pengganggu Yang Bertambah
51 Hanya Pecundang
52 Diikuti
53 Pekerjaan Pertama Yang Berat
54 Sebuah Janji
55 Tunjukkan Dan Buktikan
56 Tidak Boleh Kalah
57 Perkelahian Antara Anggota Geng
58 Tidak Jadi Balapan
59 Blood's Rose, Musuh Yang Tak Disadari
60 Leo, Si Korban Bullying
61 Tertutup Oleh Dendam
62 Tantangan Berduel
63 Leo, Sang Pengkhianat
64 Duel
65 Akhir Dari Leo
66 Belum Layak
67 Ciuman Penyemangat
68 Tidak Sepadan
69 Tidak Bercanda
70 Mengelabui Musuh
71 Masih Ada Yang Belum Selesai
72 Jangan Berhenti
73 Rencana Yang Berisiko
74 Terpukul Kalah
75 Ancaman Untuk Mariana
76 Hari Damai Sebelum Masalah Terjadi
77 Isu Tak Sedap
78 Ayo Kita Hadapi Bersama
79 Permintaan Gila Anne
80 Jangan Menyesal
81 Pasti Hanya Kebetulan
82 Saling Menyalahkan
83 Tidak Peduli
84 Hanya Mengikuti Tantangan
85 Jangan Sampai Lepas
86 Lagi-Lagi Gagal
87 Promo
88 Diambang Kehancuran
89 Hari Yang Buruk
90 Bukan Ancaman
91 Tak Berdaya
92 Cepatlah Lari
93 Penolakan Richard
94 Dia Bukan Ayahku
95 Dia Sudah Pergi
96 Kemarahan Seorang Ibu
97 Merasa Kehilangan
98 Apa Kau Mau Menunggu?
99 Tidak Akan Kembali
100 Masih Peduli
101 Satu Pukulan
102 Pemuda Tak Berguna Yang Beruntung
103 Perasaan Seorang Ayah
104 ucapan terima kasih
105 Extra Part
106 Extra Part End
Episodes

Updated 106 Episodes

1
Bad Boy
2
Sambutan Tak Terduga
3
Balasan
4
Jebakan Lain
5
Bad Boy Yang Penuh Dendam
6
Broken Family
7
Target Geng Motor
8
Elena Jackson Vs Para Berandalan
9
Peringatan Terakhir
10
Mendapat Misi Sulit
11
Taruhan
12
Balapan
13
Sang Pemenang
14
Bukan Dosen Biasa
15
Kembali Berulah
16
Perkelahian Sengit
17
Ditangkap
18
Percayalah Padaku
19
Cibiran
20
Diluar Dugaan
21
Bukti Yang Sudah Disingkirkan
22
Rasa Percaya Yang Sudah Tidak Ada
23
Sedikit Bukti Yang Didapat
24
Berusaha Bersabar
25
Hasutan
26
Hampir Ketahuan
27
Undangan Makan Malam
28
Anne Yang Menyebalkan
29
Hari Persidangan
30
Sidang Yang Sedikit Kacau
31
Awal Yang Baru
32
Lagi-Lagi Hasutan
33
Diusir
34
Pemuda Pembawa Masalah
35
Gara-Gara Mie Instan
36
Peraturan
37
Para Pemuda Yang Membuat Kekacauan
38
Para Pemuda Yang Tersesat
39
Menutup Jalan
40
Tidak Dibiayai Lagi
41
Jangan Menyerah
42
Hinaan Yang Menyakitkan
43
Memanfaatkan Situasi
44
Elena, Queen OF Mafia
45
Aksi Di Jalanan
46
Bukan Dosen Biasa
47
Para Pemuda Yang Penasaran
48
Lagi-Lagi Memberi Tumpangan
49
Rencana Jahat Lainnya
50
Pengganggu Yang Bertambah
51
Hanya Pecundang
52
Diikuti
53
Pekerjaan Pertama Yang Berat
54
Sebuah Janji
55
Tunjukkan Dan Buktikan
56
Tidak Boleh Kalah
57
Perkelahian Antara Anggota Geng
58
Tidak Jadi Balapan
59
Blood's Rose, Musuh Yang Tak Disadari
60
Leo, Si Korban Bullying
61
Tertutup Oleh Dendam
62
Tantangan Berduel
63
Leo, Sang Pengkhianat
64
Duel
65
Akhir Dari Leo
66
Belum Layak
67
Ciuman Penyemangat
68
Tidak Sepadan
69
Tidak Bercanda
70
Mengelabui Musuh
71
Masih Ada Yang Belum Selesai
72
Jangan Berhenti
73
Rencana Yang Berisiko
74
Terpukul Kalah
75
Ancaman Untuk Mariana
76
Hari Damai Sebelum Masalah Terjadi
77
Isu Tak Sedap
78
Ayo Kita Hadapi Bersama
79
Permintaan Gila Anne
80
Jangan Menyesal
81
Pasti Hanya Kebetulan
82
Saling Menyalahkan
83
Tidak Peduli
84
Hanya Mengikuti Tantangan
85
Jangan Sampai Lepas
86
Lagi-Lagi Gagal
87
Promo
88
Diambang Kehancuran
89
Hari Yang Buruk
90
Bukan Ancaman
91
Tak Berdaya
92
Cepatlah Lari
93
Penolakan Richard
94
Dia Bukan Ayahku
95
Dia Sudah Pergi
96
Kemarahan Seorang Ibu
97
Merasa Kehilangan
98
Apa Kau Mau Menunggu?
99
Tidak Akan Kembali
100
Masih Peduli
101
Satu Pukulan
102
Pemuda Tak Berguna Yang Beruntung
103
Perasaan Seorang Ayah
104
ucapan terima kasih
105
Extra Part
106
Extra Part End

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!