Akibat perkelahian itu, Jansen dilarikan ke rumah sakit karena dia mengalami luka yang cukup parah. Selain luka tusukan, dia juga mengalami luka akibat pukulan benda tumpul serta luka-luka di sekujur tubuhnya. Perkelahian yang dilakukan oleh Jansen dengan dua pemuda yang sakit hati terhenti saat seorang mahasiswa pergi mengambil sesuatu dan melewati taman.
Jansen hampir terbunuh ketika mahasiswa itu datang. Para dosen dan Rektor yang sedang tidak mengajar menjadi heboh. Mereka bergegas ke taman untuk melihat perkelahian berdarah yang terjadi antara Jansen dan pemuda-pemuda yang sudah bergelimpangan dan bersimbah darah.
Kejadian itu sampai melibatkan pihak berwajib dan beberapa ambulance memenuhi kampus untuk mengevakuasi para korban apalagi dua pemuda sudah kritis dan hampir merenggang nyawa akibat perkelahian itu.
Para mahasiswa yang sedang belajar sangat ingin melihat apa yang terjadi tapi tidak ada yang boleh keluar apalagi waktu belajar belum usai. Elena yang sempat mendengar itu pun sangat penasaran tapi sayangnya dia harus mengajar di kelas lain sehingga dia melewatkan kejadian heboh itu yang langsung ditutupi oleh sang rektor dan para dosen yang mengetahuinya.
Asisten Bob Howard yang mendapatkan kabar itu, bergegas mencari bosnya untuk mengatakan apa yang terjadi. Bob sedang berada di dalam ruangannya ketika sang asisten masuk ke dalam ruangannya dengan tergesa-gesa. Bob bahkan terkejut dan terlihat tidak senang karena asistennya sangat tidak sopan.
"Apa yang membuatmu tergesa-gesa seperti itu?" tanya Bob seraya menatap sang asisten dengan tajam.
"Sir, ada polisi datang mencarimu!" ucap sang asisten.
"Apa?" Bob terkejut dan beranjak dari atas tempat duduknya.
"Untuk apa polisi datang mencariku?" tanyanya. Selama ini dia tidak pernah melakukan korupsi. Dia selalu memiliki reputasi bagus tapi untuk apa polisi datang mencarinya. Jangan katakan ada pesaing yang memfitnah dirinya ataukah? Entah kenapa dia curiga jika semua yang terjadi akibat perbuatan putranya.
"Bagaimana, Sir? Apa kau ingin menemui mereka?" tanya sang asisten.
"Segera bawa polisi itu ke dalam ruanganku. Ingat, jangan sampai ada yang tahu terutama awak media!" perintahnya.
"Baik, Sir!" sang asisten bergegas keluar dari ruangan untuk membawa polisi yang ada di luar untuk masuk ke dalam.
Bob kembali duduk dengan kedua tangan mengepal. Dia sangat yakin jika polisi itu datang karena kelakuan Jansen. Entah apa lagi yang putranya lakukan, dia rasa dia sudah tidak mau peduli lagi. Lebih baik dia kehilangan satu putra dari pada dia berada di dalam masalah. Lagi pula dia sudah memiliki putra yang membuatnya bangga meski bukan darah dagingnya.
Dua orang polisi dibawa masuk oleh sang asisten. Bob segera menyambut mereka. Dia pun sudah siap mendengar berita buruk yang akan disampaikan oleh kedua polisi itu meski dia sudah menebak apa yang terjadi sehingga membuat kedua polisi itu datang.
"Maaf telah mengganggu waktu Tuan Howard," ucap salah seorang polisi yang sedang berdiri di hadapan Bob.
"Katakan padaku, apa yang membuat kalian berdua datang ke mari?" tanya Bob.
"Putra anda, Jansen Howard terlibat perkelahian dengan dua puluh pemuda di kampus," Bob benar-benar tidak terkejut sama sekali mendengarnya.
"Dia sudah mati atau masih hidup?" pertanyaan itu terlontar begitu saja akibat sudah tidak ada rasa simpati lagi darinya.
"Sedang dirawat di rumah sakit. menurut saksi, putra anda yang menyerang kedua puluh pemuda yang sedang bersantai. Para pemuda itu pun membenarkan. Jansen menantang mereka untuk berkelahi bahkan dia hampir membunuh dua orang murid. Kesalahan yang telah dia lakukan sudah sangat fatal dan kali ini, kami harus menangkapnya!"
"Lakukan! Aku tidak akan mencegah kalian. Jika bisa, lakukan saat ini juga, mau dia sedang kritis atau apa pun, aku ingin kalian menangkapnya sekarang juga!" kelakuan putranya sudah kelewat batas. Mungkin jeruji besi bisa mengubah dirinya, tidak belajar dengan benar tapi putranya justru mencari perkara dan hampir membunuh orang. Apalagi yang bisa dia lakukan? Dia bahkan sudah kehabisan kata-kata untuk kelakuan putranya yang sudah di luar batas. Sekarang dia tidak mau tahu lagi, mau mati atau apa, dia tidak peduli lagi.
"Kami akan mengumpulkan bukti terlebih dahulu barulah kami menangkapnya, Sir," ucap salah satu dari polisi itu.
"Tidak, aku ingin kalian menangkapnya sekarang. Sebagai pemilik kampus, aku ingin kalian menangkapnya dan memprosesnya secara hukum sekarang juga!" ucap Bob yang sudah terlanjur kecewa dengan apa yang telah Jansen lakukan dan kali ini dia benar-benar akan lepas tangan.
"Baiklah jika begitu, kami datang hanya untuk menyampaikan hal ini tapi karena Tuan Bob ingin kami memprosesnya hari ini, maka kami akan membuat laporan pada atasan!"
"Bagus, lakukan sekarang dan jika ada yang bertanya dan mencegah, katakan aku yang memberi ijin. Jika mau aku akan meminta atasanmu mengeluarkan perintah penangkapannya jadi lakukan!" perintah Bob. Putranya mau membusuk di dalam penjara sekali pun, dia tidak peduli lagi.
"Baik!" dua polisi itu berpamitan pergi untuk menjalankan perintah.
"Sir, aku rasa Tuan Muda butuh dirimu. Di saat seperti ini, seharusnya kau menjenguknya dan mengajaknya untuk berbicara, Sir. Aku yakin Tuan muda akan menuruti perkataanmu jika kau mau berbicara dengannya secara baik-baik tanpa membawa nama Richard dan ibunya!" ucap asistennya.
"Cukup, tidak perlu diajari. Aku sudah lelah berbicara dengannya dan aku rasa., kali ini dia memang pantas mendapatkannya. Ingat pesanku ini, jangan pernah pergi menemui dirinya dan mengatakan apa pun. Aku akan memecatmu jika kau berani!" ancam Bob pada sang asisten.
"Tapi, Sir. Mengenai dua puluh anak muda yang berkelahi dengan Tuan Muda?" pertanyaan sang asisten membuat Bob Howard pusing.
"Berikan saja sedikit kompensasi karena mereka juga salah. Lakukan tugasmu dengan baik jangan sampai hal ini tersebar keluar sehingga ada yang mendengar dan tahu hingga nama baikku tercoreng!"
"Baik, Sir!" jawab asistennya. Padahal Jansen hanya butuh ayahnya dan dia yakin apa yang terjadi bukan kesalahan Jansen tapi mata hati Bob Howard sudah tertutup akibat kelakuan-kelakuan Jansen selama ini. Dia yakin senakal-nakalnya Jansen, dia tidak mungkin akan membunuh seseorang selain untuk melindungi dirinya.
Jansen sudah mendapatkan perawatan, luka tusuk di bagian belakang pun sudah mendapatkan perawatan. Meski keadaannya babak belur tapi dia memiliki stamina yang sangat bagus. Tidak seperti kedua puluh anak muda yang melawannya dan babak belur, pemuda itu bertingkah seperti tidak mengalami apa pun. Jansen pun tidak tahu jika kedua puluh anak muda itu memutar balikkan fakta. Semua orang percaya jika dialah yang telah mencari perkara terlebih dahulu dan menantang mereka untuk berkelahi karena kelakuan buruknya.
Jansen yang sedang diperiksa tentu saja terkejut saat dua orang petugas mendatanginya lalu memberikan surat penangkapan dirinya. Perawat yang sedang menangani Jansen pun terkejut dan berusaha mencegah karena keadaan pasien namun perintah tetaplah perintah yang harus dijalankan.
"Atas dasar apa kau menangkap aku?" tanya Jansen tidak terima.
"Tolong jangan melawan. Kami ditugaskan untuk menangkapmu dan persidangan akan apa yang telah kau lakukan akan diadakan beberapa hari mendatang!"
"Enak saja, ayahku seorang pejabat jadi jangan main-main denganku!" ucap Jansen yang masih tidak mau ditangkap.
"Kami hanya menjalankan tugas, mohon kerja samanya."
"Aku ingin menghubungi ayahku!" pinta Jansen. Dia merasa tidak bersalah, tidak seperti yang sudah-sudah jadi dia tidak terima dibawa begitu saja.
"Kau bisa melakukannya nanti!" dalam keadaan tidak berdaya, Jansen dibawa pergi dan dimasukkan ke dalam penjara padahal dia masih memerlukan perawatan. Jansen pikir akan seperti yang sudah-sudah di mana asisten ayahnya akan datang lalu mengeluarkan dirinya tapi ternyata, sekian lama dia menunggu sang asisten tidak datang begitu juga dengan ayahnya bahkan tanpa dia tahu, yang memerintahkan dirinya untuk ditangkap justru ayahnya sendiri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
rathika amai
harta udh dikuras abis sm istri+anak tiri baru sadar deh daddy Bob... tp semua udh terlambat, Jansen udh terlanjur kecewa ditambah sm benci nih krn masalah ini...
2024-07-14
0
gia nasgia
Kasihan Jansen 🥹 dasar Ayah minim ahlak 😡aku tunggu penyesalan mu😡
2024-02-15
2
Fatty
sera lebih bagus
ingat penyesalan datang di ahir😌
2023-12-08
0