Peringatan Terakhir

Akibat perkelahian itu, Jansen dilarikan ke rumah sakit karena luka yang ada di kepalanya cukup parah. Karena dia adalah anak dari politikus jadi tidak ada yang berani jika sampai terjadi sesuatu padanya. Keadaan Jansen tentu saja sudah didengar oleh asisten ayahnya oleh sebab itu sang asisten segera melaporkan pada Bob Howard akan keadaan putranya.

Bob yang mendapatkan kabar tidak menyenangkan itu sangat murka karena lagi-lagi putranya membuat masalah. Kemarahan Bob semakin menjadi saat sang asisten mengatakan jika perkelahian itu dilakukan dengan seorang dosen yang diculik oleh Jansen dan geng motornya.

"Anak itu sudah keterlaluan, Bob. Kau harus memberikan pelajaran untuknya!" ucap Anne yang mulai memprovokasi.

"Semua gara-gara kelalaianku. Sepertinya aku harus pergi dan berbicara dengannya!" entah apa yang diinginkan oleh putranya tapi semua berubah semenjak istrinya meninggal.

"Jangan hanya berbicara saja. Kenapa tidak kau asingkan saja Jansen ke negara miskin agar dia tidak berbuat sesuka hatinya lagi. Jika dia berulah pun, tidak akan ada yang mengenali dirinya dan kau tidak perlu menahan malu akibat perbuatannya!" jika Jansen disingkirkan maka putranya yang akan memiliki semua yang Bob Howard miliki oleh sebab itu dia harus menyingkirkan anak nakal itu agar posisinya dan putranya aman di keluarga itu.

"Jangan sembarangan bicara!" bentak Bob yang tidak menyukai ide dari istrinya.

"Kenapa? Bukankah dengan demikian kau tidak perlu mempermalukan dirimu lagi atas kekacauan yang dia lakukan?" sudah sedemikian rupa, tapi masih saja membela putranya. Sungguh dia tidak mengerti apa yang sedang dipikirkan oleh suaminya.

"Diam, aku memiliki cara sendiri untuk menanganinya!" Bob mengajak asistennya pergi setelah berkata demikian, dia akan pergi menemui Jansen dan berbicara dengan putranya yang tidak berguna itu tapi sebelum itu, Bob memerintahkan asistennya untuk mencari tahu siapa yang telah membuat Jansen babak belur karena dia sangat ingin tahu siapa pelakunya.

Jansen yang baru sadar mengumpat karena dia tidak terima dengan apa yang dia alami. Dia berada di dalam ruangan khusus untuk dirinya sendiri sedangkan anak buahnya yang juga mengalami luka-luka diobati seadanya lalu pulang.

Dia sungguh tidak menduga dosen baru itu tidak bisa dia remehkan. Siapa sebenarnya Elena Jackson? Dia yakin wanita itu bukan wanita sembarangan. Pintu yang dibuka oleh seseorang mengalihkan perhatian Jansen apalagi ayahnya masuk ke dalam dengan sang asisten.

Bob yang melihat putranya sudah tidak bisa menahan diri lagi oleh sebab itu, sebuah pukulan Jansen dapatkan di wajahnya dan ini pertama kali ayahnya memukulnya setelah semua kekacauan yang dia lakukan.

"Kau benar-benar membuat aku kecewa, Jansen. Apa kau ingin membuat aku mati dengan cepat?" ucap Bob dengan emosi tertahan.

"Untuk apa kau datang, kenapa kau tidak duduk diam saja dengan putra kebanggaanmu itu?" Jansen memegangi pipinya dan menatap ayahnya dengan tajam.

"Diam!" bentak ayahnya.

"Apa? Mau mencoret aku dari kartu keluargamu agar aku tidak mengganggu kebahagiaanmu dengan keluarga barumu dan anak kesayanganmu itu?" cibir Jansen.

"Cukup, Jansen. Kau tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan Richard. Meski dia bukan anak kandungku tapi dia jauh lebih baik dari pada dirimu. Sesungguhnya apa yang kau inginkan? Kenapa kau selalu membuat masalah? Apa kau tidak bisa bersikap baik seperti Richard?"

"Richard... Richard saja yang kau banggakan!" teriak Jensen penuh emosi. Setiap kali mereka bertengkar, hanya Richard yang ayahnya banggakan. Apa pernah ayahnya bangga dengan prestasi yang dia dapatkan? Semua piala yang dia dapatkan dia buang ke tong sampah karena ayahnya tidak pernah mempedulikan dirinya jadi buat apa lagi dia membuat prestasi sedangkan ayahnya hanya peduli dengan Richard dan semua pujian ayahnya hanya untuk anak orang lain itu.

"Aku membanggakan dirinya bukan tanpa sebab. Dia memang selalu membuat aku bangga sedangkan kau? Kau selalu membuat aku kecewa sejak dulu bahkan ibumu pun membuat aku kecewa. kalian berdua sama saja!"

Jansen tertawa mendengar perkataan ayahnya. Jadi dia sudah mengecewakan ayahnya sejak dulu? Sekarang terjawab sudah kenapa ayahnya tidak pernah peduli meski dia sudah berusaha menyenangkan ayahnya. Ternyata dia masih tidak bisa mengalahkan anak seorang ja*ang meski dia sudah berusaha membuat prestasi. Sungguh luar biasa. Tidak sia-sia piala yang dia dapatkan berada di tong sampah karena memang di sanalah tempat yang tepat untuk piala yang dia dapatkan.

"Kau benar-benar luar biasa, Dad. Pantas saja kau tidak pernah peduli padaku lagi semenjak kau membawa ja*ang itu masuk ke dalam rumah bersama dengan putranya. Seluruh perhatianmu sudah kau berikan pada mereka sehingga kau tidak mempedulikan aku dan kau menganggap aku mengecewakan. Apa kau tahu, Dad?" Jansen meletakkan satu tangannya di satu matanya hingga tertutup, "Kau adalah orang yang melihat dengan satu mata padahal kau memiliki dua mata yang terbuka!" cibirnya.

"Cukup!" Bob kembali memberikan pukulan ke wajah Jansen karena dia tidak terima dengan cibiran yang putranya. Jansen justru tertawa dengan apa yang ayahnya lakukan. Sungguh dia kecewa dengan ayahnya. Dia tidak berharap mendengar ayahnya membanggakan orang lain tapi kedatangan ayahnya hanya untuk membanggakan Richard di hadapannya. Meski dia tahu ayahnya lebih mempedulikan Richard tapi setiap ayahnya membanggakan pria itu, dia benar-benar sakit hati.

"Apa yang sebenarnya kau inginkan? Katakan!" tanya Bob sambil membentak karena dia sudah tidak tahan dengan kelakuan putranya.

"Seharusnya Daddy sudah tahu, aku ingin kau menendang rubah dan anak itu keluar dari rumah. Hanya itu yang aku inginkan!"

"Tidak bisa, sebaiknya perbaiki sikap burukmu itu!" ucap ayahnya.

"Aku tidak akan berhenti, Dad. Mereka yang telah membunuh Mommy tapi kau tidak mempedulikan kematian Mommy dan tidak berusaha mencari tahu!" teriak Jansen.

"Jangan menyalahkan mereka. Ibumu saja yang bodoh melakukan bunuh diri jadi jangan menyalahkan siapa pun atas kematiannya!"

"Mommy bunuh diri setelah kau membawa mereka masuk ke dalam rumah!" Jansen kembali berteriak.

"Cukup, Jansen. Ini terakhir kalinya aku mengampunimu jadi jangan pernah membuat ulah lagi. Jika kau berani membuat ulah lebih dari pada ini maka aku tidak akan lagi berbelas kasihan karena aku akan membiarkan kau membusuk di dalam penjara!" ancam ayahnya.

"Kau tidak perlu mempedulikan aku lagi. Urus saja istri dan anak yang sangat kau banggakan itu. Sekalipun aku mati, sebaiknya kau tidak mempedulikan aku!"

"Aku bangga pada Richard karena dia memang membuat aku bangga!"

"Dan kau tidak pernah mempedulikan aku setelah kau membawanya oleh sebab itu kau hanya melihat dengan sebelah matamu karena yang ada di matamu hanya ada Richard dan aku tidak. Apa yang aku lakukan tidak berarti sedangkan anak orang lain itu, sekecil apa pun perbuatan yang dia lakukan dan membuatmu bangga, kau junjung sampai ke atas langit sedangkan kau melihat aku dengan matamu yang tertutup oleh sebab itu kau tidak pernah melihat apa yang aku lakukan karena kau memandangi aku dengan matamu yang tertutup!"

Bob diam mendengar perkataan putarnya. Apakah yang Jansen katakan benar? Selama ini dia tidak pernah membandingkan Jansen dan Richard namun sikap Jansen yang berubah dan selalu membuat ulah benar-benar membuatnya kecewa sehingga dia mulai membandingkan agar Jansen sadar.

"Ini peringatan terakhir jadi ingat itu. Aku tidak akan peduli lagi jika kau masih berani membuat ulah!" ucap Bob seraya melangkah keluar dari ruangan itu. Dia harap Jansen tidak melakukan perbuatan yang memalukan lagi. Bob memanggil sang asisten yang sudah menunggu, dia ingin tahu apakah asistennya sudah mendapatkan apa yang dia perintahkan atau belum.

"Bagaimana? Kau sudah mendapatkannya?"

"Tentu saja, Sir. Dia dosen baru di universitas dan dia adalah seorang wanita."

"Apa?" Bob terkejut mendengarnya. Dia mengira yang menghajar putranya adalah seorang dosen laki-laki tapi siapa yang menduga?

"Kosongkan jadwalku besok karena aku ingin bertemu dengan dosen itu!" perintahnya.

"Baik, Sir."

Bob mengajak asistennya pergi, semoga ini bisa menjadi awal yang bagus karena selama ini belum ada yang bisa membuat putranya babak belur. Dosen baru itu mungkin bisa mengubah sifat Jansen oleh sebab itu dia harus bertemu dan berbicara dengannya.

Terpopuler

Comments

Bungkusdong Dotcom

Bungkusdong Dotcom

dia bawa perempuan ke rumah, terus tanya kenapa anak istrinya berubah? ini yg bodoh siapa dah

2025-02-18

0

gia nasgia

gia nasgia

Lanjut

2024-02-12

2

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Ternyata Jansen salah langkah utk menyingkir kan ini tiri dan anak nya, dgn bersikap buruk kek gitu malah memambah point buruk nya di depan ayahnya, Harusnya dia mengumpulkan bukti dgn kejahatan mereka baru lah bapaknya percaya…

2023-11-08

0

lihat semua
Episodes
1 Bad Boy
2 Sambutan Tak Terduga
3 Balasan
4 Jebakan Lain
5 Bad Boy Yang Penuh Dendam
6 Broken Family
7 Target Geng Motor
8 Elena Jackson Vs Para Berandalan
9 Peringatan Terakhir
10 Mendapat Misi Sulit
11 Taruhan
12 Balapan
13 Sang Pemenang
14 Bukan Dosen Biasa
15 Kembali Berulah
16 Perkelahian Sengit
17 Ditangkap
18 Percayalah Padaku
19 Cibiran
20 Diluar Dugaan
21 Bukti Yang Sudah Disingkirkan
22 Rasa Percaya Yang Sudah Tidak Ada
23 Sedikit Bukti Yang Didapat
24 Berusaha Bersabar
25 Hasutan
26 Hampir Ketahuan
27 Undangan Makan Malam
28 Anne Yang Menyebalkan
29 Hari Persidangan
30 Sidang Yang Sedikit Kacau
31 Awal Yang Baru
32 Lagi-Lagi Hasutan
33 Diusir
34 Pemuda Pembawa Masalah
35 Gara-Gara Mie Instan
36 Peraturan
37 Para Pemuda Yang Membuat Kekacauan
38 Para Pemuda Yang Tersesat
39 Menutup Jalan
40 Tidak Dibiayai Lagi
41 Jangan Menyerah
42 Hinaan Yang Menyakitkan
43 Memanfaatkan Situasi
44 Elena, Queen OF Mafia
45 Aksi Di Jalanan
46 Bukan Dosen Biasa
47 Para Pemuda Yang Penasaran
48 Lagi-Lagi Memberi Tumpangan
49 Rencana Jahat Lainnya
50 Pengganggu Yang Bertambah
51 Hanya Pecundang
52 Diikuti
53 Pekerjaan Pertama Yang Berat
54 Sebuah Janji
55 Tunjukkan Dan Buktikan
56 Tidak Boleh Kalah
57 Perkelahian Antara Anggota Geng
58 Tidak Jadi Balapan
59 Blood's Rose, Musuh Yang Tak Disadari
60 Leo, Si Korban Bullying
61 Tertutup Oleh Dendam
62 Tantangan Berduel
63 Leo, Sang Pengkhianat
64 Duel
65 Akhir Dari Leo
66 Belum Layak
67 Ciuman Penyemangat
68 Tidak Sepadan
69 Tidak Bercanda
70 Mengelabui Musuh
71 Masih Ada Yang Belum Selesai
72 Jangan Berhenti
73 Rencana Yang Berisiko
74 Terpukul Kalah
75 Ancaman Untuk Mariana
76 Hari Damai Sebelum Masalah Terjadi
77 Isu Tak Sedap
78 Ayo Kita Hadapi Bersama
79 Permintaan Gila Anne
80 Jangan Menyesal
81 Pasti Hanya Kebetulan
82 Saling Menyalahkan
83 Tidak Peduli
84 Hanya Mengikuti Tantangan
85 Jangan Sampai Lepas
86 Lagi-Lagi Gagal
87 Promo
88 Diambang Kehancuran
89 Hari Yang Buruk
90 Bukan Ancaman
91 Tak Berdaya
92 Cepatlah Lari
93 Penolakan Richard
94 Dia Bukan Ayahku
95 Dia Sudah Pergi
96 Kemarahan Seorang Ibu
97 Merasa Kehilangan
98 Apa Kau Mau Menunggu?
99 Tidak Akan Kembali
100 Masih Peduli
101 Satu Pukulan
102 Pemuda Tak Berguna Yang Beruntung
103 Perasaan Seorang Ayah
104 ucapan terima kasih
105 Extra Part
106 Extra Part End
Episodes

Updated 106 Episodes

1
Bad Boy
2
Sambutan Tak Terduga
3
Balasan
4
Jebakan Lain
5
Bad Boy Yang Penuh Dendam
6
Broken Family
7
Target Geng Motor
8
Elena Jackson Vs Para Berandalan
9
Peringatan Terakhir
10
Mendapat Misi Sulit
11
Taruhan
12
Balapan
13
Sang Pemenang
14
Bukan Dosen Biasa
15
Kembali Berulah
16
Perkelahian Sengit
17
Ditangkap
18
Percayalah Padaku
19
Cibiran
20
Diluar Dugaan
21
Bukti Yang Sudah Disingkirkan
22
Rasa Percaya Yang Sudah Tidak Ada
23
Sedikit Bukti Yang Didapat
24
Berusaha Bersabar
25
Hasutan
26
Hampir Ketahuan
27
Undangan Makan Malam
28
Anne Yang Menyebalkan
29
Hari Persidangan
30
Sidang Yang Sedikit Kacau
31
Awal Yang Baru
32
Lagi-Lagi Hasutan
33
Diusir
34
Pemuda Pembawa Masalah
35
Gara-Gara Mie Instan
36
Peraturan
37
Para Pemuda Yang Membuat Kekacauan
38
Para Pemuda Yang Tersesat
39
Menutup Jalan
40
Tidak Dibiayai Lagi
41
Jangan Menyerah
42
Hinaan Yang Menyakitkan
43
Memanfaatkan Situasi
44
Elena, Queen OF Mafia
45
Aksi Di Jalanan
46
Bukan Dosen Biasa
47
Para Pemuda Yang Penasaran
48
Lagi-Lagi Memberi Tumpangan
49
Rencana Jahat Lainnya
50
Pengganggu Yang Bertambah
51
Hanya Pecundang
52
Diikuti
53
Pekerjaan Pertama Yang Berat
54
Sebuah Janji
55
Tunjukkan Dan Buktikan
56
Tidak Boleh Kalah
57
Perkelahian Antara Anggota Geng
58
Tidak Jadi Balapan
59
Blood's Rose, Musuh Yang Tak Disadari
60
Leo, Si Korban Bullying
61
Tertutup Oleh Dendam
62
Tantangan Berduel
63
Leo, Sang Pengkhianat
64
Duel
65
Akhir Dari Leo
66
Belum Layak
67
Ciuman Penyemangat
68
Tidak Sepadan
69
Tidak Bercanda
70
Mengelabui Musuh
71
Masih Ada Yang Belum Selesai
72
Jangan Berhenti
73
Rencana Yang Berisiko
74
Terpukul Kalah
75
Ancaman Untuk Mariana
76
Hari Damai Sebelum Masalah Terjadi
77
Isu Tak Sedap
78
Ayo Kita Hadapi Bersama
79
Permintaan Gila Anne
80
Jangan Menyesal
81
Pasti Hanya Kebetulan
82
Saling Menyalahkan
83
Tidak Peduli
84
Hanya Mengikuti Tantangan
85
Jangan Sampai Lepas
86
Lagi-Lagi Gagal
87
Promo
88
Diambang Kehancuran
89
Hari Yang Buruk
90
Bukan Ancaman
91
Tak Berdaya
92
Cepatlah Lari
93
Penolakan Richard
94
Dia Bukan Ayahku
95
Dia Sudah Pergi
96
Kemarahan Seorang Ibu
97
Merasa Kehilangan
98
Apa Kau Mau Menunggu?
99
Tidak Akan Kembali
100
Masih Peduli
101
Satu Pukulan
102
Pemuda Tak Berguna Yang Beruntung
103
Perasaan Seorang Ayah
104
ucapan terima kasih
105
Extra Part
106
Extra Part End

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!