Kelakuan buruknya di jalanan sudah biasa didengar dan kini, Jansen akan kembali berulah di kampus. Dia tidak peduli dengan perkataan orang-orang tentang dirinya karena yang malu sudah pasti ayahnya. Sebagian dari mahasiswa dan mahasiswi membicarakan dirinya apalagi sifat play boy Jansen yang membuat sebagian dari mereka tidak tahan.
Entah sudah berapa kali Jansen merebut kekasih orang lain, entah sudah berapa kali pula dia berkelahi dengan para mahasiswa yang marah akan kelakuannya tapi Jansen tidak juga berhenti. Dia bahkan tidak ragu menggoda guru Uks dan bermesraan dengan beberapa gadis tempat itu. Kelakuan buruknya membuat semua orang geleng kepala bahkan para dosen sudah menyerah dan tidak peduli lagi.
Jansen sedang memeluk dua gadis yang berjalan di sisi kanan dan kirinya saat hendak masuk ke dalam kelas. Tidak saja dua wanita itu, dua wanita lain pun berjalan di belakangnya. Tentu saja mereka seperti itu karena ada yang mereka inginkan dan Jansen pasti akan memberikannya pada mereka. Jansen yang memiliki banyak uang menjadi incaran para gadis yang membutuhkan. Tinggal merayu Jansen maka mereka akan mendapatkannya.
Dari arah yang berlawanan, seorang wanita cantik memakai seragam putih dan rok hitam ketat sedang melangkah menuju ke arahnya sambil melihat-lihat ruangan yang dia lewati. Wanita itu adalah Elena Jackson. Dia datang ke kampus itu karena ini hari pertamanya menjadi dosen di sana.
Elena baru berusia 22 tahun, dia lulus lebih cepat dengan gelar yang memuaskan. Elena adalah anak kedua dari Edward Jackson dan Amanda Jackson. Mereka adalah penguasa di Colorado, Amerika. Mereka adalah mafia yang disegani di sana namun Elena memilih keluar dari zona nyamannya serta dari nama besar keluarganya dengan menjadi dosen di universitas itu. Dia sengaja menjadi dosen di kota London agar dia bisa hidup mandiri.
Elena melihat sesuatu yang tertempel di papan pengumuman yang berada di tidak jauh dari sebuah ruangan. Dia tidak berniat menghalangi siapa pun atau apa pun apalagi dia tidak sedang berdiri di tengah jalan namun keberadaan dirinya justru menghalangi langkah Jansen.
"Minggir!'' perkataan Jansen membuat Elena berpaling melihat ke arah pemuda yang suka mencari masalah itu. Bukannya menyingkir, Elena justru melihat sekitarnya karena dia tidak merasa menghalangi pemuda itu
"Apa kau tuli? Menyingkir dari jalanku!" ucap Jansen lagi dengan sinis.
"Aku?" tanya Elena sambil menunjuk dirinya sendiri.
"Ya, kau! Apa kau murid baru sehingga tidak tahu siapa aku? Apa kau ingin aku gantung dengan posisi terbalik baru kau bisa paham dengan siapa kau sedang berbicara?"
"Oh, maaf sudah menghalangi langkah Tuan Muda," Elena tersenyum lalu menyingkir. Sungguh mahasiswa yang sangat angkuh.
"Cih, jangan sampai aku bertemu denganmu lagi!" ucap Jansen seraya melangkah pergi. Para wanita yang mengikuti juga terlihat angkuh tapi salah satu dari mereka menyadari siapa Elena.
"Hei, aku dengar akan ada dosen baru yang akan mengambil alih peran tua bangka itu!" ucap salah satu wanita itu. Pria tua yang dia maksud sudah pasti dosen yang membimbing mereka dalam jurusan bisnis.
"Oh, tidak. Bukankah setelah ini kita harus bertemu dengan pria tua itu?" seorang wanita berkata demikian.
"Jadi wanita tadi yang akan menggantikan pria tua itu?" tanya Jansen pula.
"Sepertinya, aku mendengar akan ada dosen baru jadi aku rasa wanita tadi adalah dosennya!"
"Bagus, saatnya memberikan sambutan untuk dosen baru yang sudah menghalangi jalanku! Dia harus tahu siapa penguasa di kampus ini!" Jansen tersenyum dengan ekspresi licik, dia akan mengganggu sang dosen sampai wanita itu menangis dan lari pulang.
Elena yang tidak tahu apa pun masuk ke dalam ruangan seorang rektor karena ada yang hendak dia bahas sebelum dia memulai hari pertamanya memberikan materi pada para mahasiswa dan mahasiswi yang ada di kelasnya nanti. Rasanya sudah tidak sabar, dia bahkan sudah membayangkan akan berteman baik dengan para mahasiswi yang ada di sana.
"Selamat siang, aku Elena Jackson," Alena membungkuk di hadapan seorang pria tua yang adalah rektor dari kampus itu.
"Tidak perlu terlalu sopan, silakan duduk. Ada beberapa poin penting yang harus aku sampaikan padamu sebelum kau memulai!"
"Terima kasih, Sir," Elena duduk dengan sopan.
"Aku hanya ingin memberitahu jika dikelas yang akan kau bimbing nanti memiliki anak-anak yang bermasalah terutama Jansen Howard. Aku ingin kau menghindarinya dan jangan cari perkara dengannya. Dia yang paling harus dihindari karena dia bisa menggerakkan anak-anak nakal lainnya untuk melakukan apa pun!" ini adalah peringatan untuk Elena karena sudah banyak dosen wanita yang berhenti karena sudah tidak tahan dengan kelakuan Jansen.
"Terima kasih sudah mengingatkan aku, Sir. Selain dirinya, apa ada yang lainnya yang harus aku waspadai?" ini informasi yang sangat bagus karena dia bisa menghindari mahasiswa nakal itu karena dia tidak mau mencari masalah dengan siapa pun. Dia harus menunjukkan pada keluarganya jika dia mampu dan dia harus membuat mereka bangga. Ini jalan yang dia pilih jadi harus dia tempuh tanpa melibatkan keluarganya.
"Tidak, kau bisa melihat data milik pemuda itu!" sang rektor memberikan data milik Jansen. Elena mengambilnya dan mempelajarinya. Lima tahun tidak lulus, wow! Rasanya tidak ingin percaya namun perkataan Wow harus kembali dia ucapkan karena pemuda itu putra dari pemilik universitas. Sungguh bagus, pantas saja pemuda itu tidak bisa diberhentikan meski sudah membuat begitu banyak kesalahan. Dia bisa menebak betapa repotnya menangani anak bermasalah seperti Jansen dan sialnya anak bermasalah seperti itu harus berada di kelasnya tapi tidak apa-apa, anggap dia sedang berada di arena adu banteng. Yang harus dia lakukan hanya menghindarinya saja.
"Terima kasih, Sir. Aku akan mempelajarinya dan menjauhi Jansen Howard untuk menghindari masalah," ucap Elena. Jangan sampai hanya karena satu pemuda bermasalah dia jadi menyerah apalagi tidak ada kata menyerah dalam hidupnya.
"Bagus, aku tidak mau citra kampus ini semakin buruk karena lagi-lagi ada dosen yang berhenti dengan alasan dianiaya atau apa pun!"
"Aku akan berusaha, terima kasih!" Elena membungkuk sebelum keluar dari ruangan sang rektor. Napas ditarik sejenak sebelum dia melangkah menuju kelas di mana dia akan memulai harinya. Elena tersenyum setiap kali dia berpapasan dengan beberapa murid yang kebetulan lewat.
Baiklah, dia sudah tiba di medan perang. Ruangan yang super berisik dengan tawa para mahasiswa. Elena kembali menarik napas sebelum membuka pintu dan setelah itu, pintu di dorong dengan perlahan namun tanpa dia duga, tiba-tiba saja air super bau menyiram dari atas dan membasahi dirinya. Elena terkejut, langkahnya bahkan terhenti.
"Ha.. Ha... Ha... Ha..!" tawa para mahasiswa yang menertawakan dirinya terdengar memenuhi ruangan.
Elena memejamkan kedua mata, sambutan yang kekanak-kanakan. Pandangannya tertuju pada pemuda yang melihatnya dengan tatapan mengejek, satu jari tengahnya pun terangkat yang ditujukan untuk Elena. Jansen terlihat sangat puas, itu adalah awal karena dosen baru itu akan dia buat mengundurkan diri seperti yang sudah-sudah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
Hanin Qonitah
edward ini anaknya samantha jackson bukan ya?
2024-02-17
3
gia nasgia
Jansen nggak tahu aja sdh berhadapan dengan siapa 😜
2024-02-12
0
Bunda Tyo'Aura-Dara
benar2 bad boy 😅
2024-01-20
0