Chapter 9

Hanna: may

Hanna menghubungi salah satu informannya yang paling dipercaya. Gadis itu yang pernah mengunjunginya saat di rumah sakit. Juga yang memberikan nomor Ronin padanya. Sejauh ini, gadis itu bisa memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaannya. Tapi informasinya sepertinya aman. Sejauh ini itu yang Hanna rasakan. 

Mereka tidak dekat, bahkan tidak pernah mengobrol hal-hal pribadi. Di sekolah benar-benar terlihat hanya seperti wakil ketua OSIS dan sekretarisnya. Tapi siapa sangka gadis ini sangat loyal pada Hanna. Hanna bahkan tak tahu apa motifnya. Baik kah? Atau buruk? 

Mayleen: yap? 

Gadis itu menjawab. Dia sekelas dengan Ken. Sejauh ini, hanya Ken yang mengetahui hubungan personal Hanna dengan gadis ini. Anak lain hanya akan berpikir bahwa mereka tidak dekat bahkan tidak begitu peduli satu sama lain. Tapi memang tidak dekat sih. 

Hanna: gue mau minta tolong dong, lo bisa cari tau nggak apa yang terjadi di sekolah selama gue di RS? 

Mayleen: lo nggak tau? 

Gadis ini bertanya balik. Hanna mengerutkan keningnya menyadari bahwa sepertinya memang benar-benar ada sesuatu. Tapi apa? 

Hanna: emang apa? 

Lama tak ada jawaban. Tapi itu tak masalah. Mungkin gadis itu tengah mengumpulkan informasi. Hanna menunggu dengan sabar hingga handphonenya kembali berbunyi. 

Mayleen: Hanna, sebelum gue kasih tau lo, gue mau pesen, apapun itu lo berhak menentukan kehidupan lo sendiri. Lo gak usah peduli apa kata orang. Mereka gak tau apa apa. Omongan mereka semuanya sampah. 

Hanna merenungkannya. Tapi well, kapan Hanna peduli apa kata orang? 

Mayleen mengirimkan beberapa foto. Gadis itu memang setara dengan FBI. Jiwa keponya bisa menyedot semua informasi. Makanya dia selalu menjadi tujuan pertama Hanna saat gadis itu membutuhkan informasi. 

Foto pertama, tampak Hanna yang dipeluk Ronin, sedang difoto dari belakang. Hanna ingat ini adalah saat dirinya mendadak menangis di pelukan pemuda itu. Kok bisa ada fotonya? Benar-benar semua tempat serasa ada kamera sekarang.

Hanna membaca keterangan yang Mayleen tuliskan. 

Kemungkinan ini yang sudah dilihat Ken yang bikin dia marah banget. 

Tapi, kenapa Ken harus marah? 

Foto kedua berupa screenshot panjang chat group dari kelas IPS 3, kelas Ronin. Intinya setelah kejadian yang menyebabkan Hanna masuk rumah sakit, Ronin kembali pada pemuda yang menghantam Hanna dengan kursi, menghajarnya habis-habisan. Yang menjadi poin adalah kata-kata Ronin sebelum pemuda itu pingsan. 

Jangan coba-coba ganggu Hanna, atau lo akan selamanya menderita. 

Kata-kata itu akhirnya menjadi tren yang membuat teman-teman sekelasnya percaya kalau Ronin menyukai Hanna. Tapi ada satu pertanyaan temannya yang benar-benar mengganggu. 'Sudah dikasih apa lo sama Hanna sampe lo hampir gila gini? Bibirnya yang minta banget dicium, dadanya yang montok itu, atau sudah turun ke bawah lagi?'

Benar-benar pertanyaan sampah. Hanna meradang membacanya. Ronin tak menjawab, tapi Hanna rasa, pemuda itu sudah menjawab dengan cara yang lain. Dengan cara kekerasan tentu saja, mengingat bagaimana tabiatnya selama ini. 

Foto ketiga screenshot panjang juga kali ini chat dari kelas IPA 2, kelas Ken juga Mayleen, gadis yang membagi informasi ini. Inti dari pembahasan mereka adalah mereka yang mengompori Ken, menganggap Hanna sekarang sudah berubah dan mulai berulah, lebih parahnya lagi beberapa tampak bilang dengan santainya kalau kabarnya Hanna sudah diapa-apain oleh Ronin sehingga rela melakukan apa saja dan sudah tidak peduli dengan Ken lagi. 

Ken harusnya tidak percaya omongan sampah ini kan? 

Ken harusnya percaya Hanna kan? 

Kalau Ken saja sudah tak percaya Hanna lagi, lalu siapa yang akan percaya? 

Hanna memejamkan matanya. Sesak sekali rasanya membaca ini. Kenapa tak ada yang memberitahunya semua ini? Pantas Ronin menjaga jarak dengannya, pasti dia tak mau gosipnya semakin melebar. 

Dari semua yang dia baca ini Hanna baru menyadari satu hal, hampir semua anak di sekolahnya membencinya. Tidak peduli apa yang dia lakukan, baik atau buruk, semua akan digunakan untuk menyerangnya. 

Tapi lagi, bagaimana bisa mereka membuat gosip murahan seperti itu? 

Mayleen: lo ok? 

Gadis itu mengirim pesan lagi. Mungkin khawatir dengan kondisi Hanna yang tiba-tiba mendengar gosip tentang dirinya. 

Hanna: i'm ok. Makasih ya

Tak ada balasan. Sepertinya gadis itu telah off. Toh tugasnya juga sudah selesai. 

Hanna menaruh handphonenya kembali. Memejamkan mata sejenak. 

Kalau sudah begini, Hanna harus bagaimana? 

Hanna mengerjap mendengar dering handphonenya yang begitu nyaring. Gadis itu sepertinya baru saja tertidur setelah membalas pesan dari Mayleen. 

Hanna melirik handphonenya. Merutuki nama yang tertera di sana. 

Ini tadi yang katanya mau ngobrol sepulang sekolah. Kenapa baru menghubungi sekarang? 

Hanna mencebikkan bibirnya kesal. Tapi tetap mengangkat teleponnya seraya masih memanyunkan bibirnya, seakan si penelepon bisa melihatnya. 

"Hanna…" panggil pemuda itu di seberang sana. Begitu lembut dan tenang. Tapi malah menimbulkan efek yang berbeda bagi Hanna. Serasa ada sesak di dadanya yang tak sanggup ia keluarkan. 

Hanna menggigit bibir bawahnya. Menahan untuk tidak menangis. Kenapa juga ia semakin rapuh jika ada pemuda ini? 

"Han, lo nggak papa?" tanya Ronin di seberang sana. 

Hanna berdehem sekilas. Berusaha untuk tetap tenang agar tak semakin membuat khawatir pemuda ini. 

Tahan Hanna tahan. 

"Hmm…" Tapi suaranya justru bergetar. Hanna tak mampu mengucapkan kalimatnya. 

"Han, lo nangis?" Pemuda itu mulai panik saat Hanna mulai terisak. 

Hanna berusaha bertahan, tapi dirinya juga tak sekuat itu. Untuk pertama kalinya dia merasa sangat rapuh dan tak punya kekuatan. 

"Han gue ke rumah lo sekarang ya." Pemuda itu berbicara lagi karena tak ada jawaban dari Hanna. 

"Nggak usah, Ronin." Hanna mengucapkannya dengan nada bergetar. 

"Sudah, gue otw sekarang. Lo tunggu disana ya, jangan kemana-mana," pungkas Ronin lalu segera menutup telepon sebelum Hanna sempat menyela. 

Hanna menghela napas. Sebenarnya ini masalah sepele. Toh itu cuma gosip. Harusnya Hanna bisa dengan mudah melibas orang-orang yang berani mengganggunya. 

Tapi diserang tiba-tiba seperti ini membuatnya kehilangan tenaga. Hanna bukan tipe yang suka mengganggu kehidupan orang. Mungkin sikapnya seringkali menyebalkan, judes, dan angkuh. Tapi Hanna tak pernah menimbulkan masalah. Tapi kenapa ada begitu banyak orang yang tak menyukainya? Apa yang salah dalam diri Hanna. Itulah yang membuatnya jadi benar-benar bersedih. 

Belum lagi masalah Ken. Pemuda itu sepertinya kini marah pada Hanna. Hanna memang salah berkata seperti itu tapi apa harus Ken semarah itu di situasi seperti ini? Atau ada hal lain yang membuat Ken marah? Apa Ken segitunya tak percaya pada Hanna? 

Tapi bukankah terserah Hanna mau berhubungan dengan siapa dan seperti apa? Kenapa Ken harus peduli di saat dirinya sendiri pun menyakiti perasaan Hanna? Memikirkan pertanyaan-pertanyaan ini membuat Hanna kian frustasi.

Gadis itu beranjak dari tempat tidurnya. Berjalan menuju meja riasnya untuk memeriksa penampilannya yang sudah terlihat tak karuan. Gadis itu merapikan rambutnya sedikit, lalu kembali menguncirnya tinggi seperti biasa saat tiba-tiba ada yang mengetuk pintu. 

"Mbak Hanna ada tamu." lapor salah satu asisten rumah tangga dari balik pintu.

Hanna segera menjawab seraya merapikan bajunya sebentar, lalu segera beranjak untuk membuka pintu. Gadis itu berlari kecil ke ruang tamu yang ada di lantai bawah. 

Pemuda itu berdiri. Memperhatikan Hanna yang berlari kecil menuruni tangga. Mengernyit melihat gadis itu yang seperti punya masalah keseimbangan tubuh, tapi malah menuruni tangga dengan cara seperti itu. Membuat pemuda itu tak sabar menunggunya, jadi maju sampai ke bawah tangga. Siap menangkap gadis itu jika benar-benar kehilangan keseimbangan. 

Dan sepertinya tebakan Ronin benar. Gadis itu tampak oleng karena hampir terpeleset. Atau memang benar terpeleset? 

Malah jadi Ftv. 

Tangan kiri Ronin melingkari pinggul Hanna untuk membantu gadis itu menyesuaikan keseimbangan. Dengan tangan kanannya menahan tubuh Hanna agar gadis itu tak terjatuh ke lantai. 

Mereka terdiam beberapa saat, persis seperti adegan ftv pada umumnya. Tapi tanpa perlu melepaskan diri dengan salah tingkah karena keduanya sepertinya menyukai ini dan sama-sama menikmatinya. 

"Ronin.."

"Hmm?" Ronin masih dengan posisi semula. Memeluk pinggang gadis itu dengan menatapnya begitu lekat, seperti enggan melepaskannya. 

Hanna gamang. Ingin sekali dia menghambur ke pelukan pemuda ini. Menenggelamkan kepalanya dalam dada bidang Ronin. Membiarkan dirinya meluapkan segala perasaan di dada. Tapi tak mungkin dilakukannya disini. Tidak saat mamanya atau art mungkin bisa melihat. Belum lagi kalau papanya tiba-tiba muncul meski kemungkinannya kecil. Sungguh mimpi buruk. 

Tapi sepertinya Ronin tidak menangkap maksud Hanna. Atau mungkin justru menangkap maksud hati kecil Hanna? Karena pemuda itu justru mengeratkan pelukannya. Membawa Hanna ke dada bidangnya. Menepuk-nepuk punggung gadis itu dengan lembut. Membuat gadis rapuh itu menjadi nyaman dan tenang. 

“Gue disini,” bisik Ronin menenangkan.

Terpopuler

Comments

Inasitinurhasanah

Inasitinurhasanah

kasian si hana

2023-09-13

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!