Disebuah pusat perbelanjaan, Alistie berjalan dengan santai mengabsen setiap titik toko brand-brand terkenal. sesekali dirinya menyeruput paper cup bericon hijau yang terdapat gambar Queen, didalamnya.
Alistie sejenak terdiam, menghentikan langkahnya. tatapannya tajam mengarah kedepan, gadis itu mengeratkan giginya dengan perasaan yang teramat jengkel.
"Hey, Alistie..." sapa seorang wanita berambut panjang menghampirinya, "Lo pasti gak kenal gue."
Alistie memiringkan senyum, dengan kepala yang menggeleng perlahan. "Kenal!" sahutnya dingin.
"Oh, dimana Farhan?"
Alistie berdecih, dengan satu alis yang terangkat. "Gak usah kebanyakan drama! gue udah tau semuanya."
Halisa tersenyum simpul, ia meraih bahu Alistie kemudian berkata. "Bagus deh, akhirnya lo nyerahin Farhan buat gue."
Aliatie langsung menyingkirkan tangan Halisa dari bahunya dengan kasar. "Gak usah mimpi, lo pikir gue mau nyerah gitu ajah?"
Halisa mengerutkan dahinya, memang awalnya ia hanya ingin berbasa-basi sebelum pada akhirnya Alistie melabraknya. Namun diluar dugaan, ia pikir Alistie hanya akan diam dan bersikap acuh berpura-pura tidak mengenalnya. "Lo itu cuma gadis bodoh, gak usah sok mau bersaing sama gue!"
Alistie tidak tinggal diam, melangkahkan kakinya memangkas jarak dengan telunjuk yang mendorong dada Halisa, "Lo itu cuma janda, gak usah sok mau bersaing sama gue!"
Halisa geram, ia mengepalkan tangannya dengan rahang yang mengeras. "Lo gak usah macem-macem sama gue!" Sejenak Halisa melirik kesekitar, "Farhan udah tidur sama gue," ucapnya memiringkan senyum.
"Ah? Hahaahahhaaa..." Alistie terkekeh, Bruss... gadis itu menyiramkan cup kopi yang berada ditangannya kewajah Halisa. "Gak usah banyak gaya! lo itu janda cuma modal selang*kangan doang. gak usah belagu."
"Ahhhh..." Halisa menjerit dengan raut wajah jengkel, sampai membuat pengunjung mall memperhatikan keduanya.
"Cewe bekasan kaya lo? Farhan itu cuma jadiin lo pelampiasan karna gue gak pernah ngasih jatah ranjang buat dia! jadi gak usah kegeeran. Paham?" tegas Aliatie, kemudian berlalu begitusaja dengan menabrakan bahunya ke Halisa.
Sudah seminggu lamanya Alistie larut dalam penyakit hatinya, ia sampai membuat seluruh tulisannya terbengkalai. berulang kali dirunya ditegur oleh Hana, bahkan oleh beberapa penerbit lainnya. hal itu bisa dikatakan wajar, seseorang yang sedang patah hati memang cenderung tidak bisa berpikir dengan jernih, begitupun dengan Alistie. ia tidak pernah pulang dan hanya menghabiskan uangnya untuk menginap dihotel dan berbelanja saja.
Sebenarnya hati Alistie cukup hancur, begitu mendengar pernyataan Halisa. selama ini ia berpikir keras dan mencerna ucapan Rara, "Masa iya gue kalah sama jendes, yang cuma modal selang*kangan doang!" Alistie mengepalkan tangannya, dalam batinnya ia bersumpah akan membuat Farhan kapok dan merasakan apa yang Alistie rasakan. Alistie ingin tahu, bagaimana jika Farhan mengetahui kenyatannya jika Halisa sebenarnya diceraikan karna berselingkuh, bukan sebaliknya. dan tentu saja jika Farhan mengetahui hal tersebut, ia akan membalas ulah sang kekasih, kemudian mencampakannya begitu saja.
Alistie membuka leptopnya, menyalakan panggilan video dengan Hana.
"Eh... kamu kok nangis." ucap Hana saat melihat Alistie dilayar ponselnya sedang terisak.
"Aku bucin!" sahut Alistie apa adanya.
Hana menertawakan tingkah Alistie, sejujurnya berulang kali Hana sudah menceramahinya, jika menjalin hubungan dengan seseorang jangan terlalu dalam untuk mencintainya. dan terbukti, sangat sering Aliatie mengadu kegalauannya pada Hana yang sudah ia anggap sebagai kakak kandungnya sendiri tersebut.
"Diapanin lagi ama si, Farhan?" tanya Hana kegelian.
"Au, kesel. cowo monyet! bangsu*l." umpat Alistie, bahkan terlihat dari layar ponsel Hana diskeitar gadis itu begitu banyak tisu berserakan.
"Kan udah aku bilang, jangan terlalu bucin! Astaga Al," ucap Hana kembali memberi saran.
Alistie meraih kembali tisu, menghapus dan mengelap cairan kental di hidungnya. "Ya gimana? reflek, bawaan hati." sahut gadis itu dengan keadaan yang masih terisak.
Sejenak Alistie bisa menenangkan dirinya, melalui obrolan-obrolan kecil bersama Hana. memang itulah yang selalu mereka lakukan setiap malamnya. bercerita sampai tidak ingat waktu, hal igu sangay sering mereka lakukan. bahkan setiap detik menit dan jamnya Alistie dan Hana sangat sulit untuk dipisahkan.
"Buruan ah kirimin naskah, jangan bucin mulu. gue yang diteror terus sama pihak publising," ucap Hana menenangkan dengan sedikit gurauan.
"Itu sih derita kamu," Sahut Alistie sejenak, sambil terkekeh.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 134 Episodes
Comments
Yuli Purwa
buktikan Al klo kamu lbh baik dr mbok jendes 😜😜😜
2022-12-13
0
Tyas Rina
duh baru baca udah greget nih thor😅
2021-07-14
0
💕Ervina༄l̶u̶c̶a̶_i̶m̶❦︎🍿
bagus Alistie...
jangan mau kalah sama bekasan...
2021-05-10
0